KIMIA ORGANIK I
UNTUK KELAS A DAN B
Disusun oleh:
LABORATORIUM KIMIA
PRODI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PMIPA FKIP
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2021
MODUL PETUNJUK PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
Penyusun :
Dr. Sri Retno Dwi Ariani, M.Si.
Dr. Elfi Susanti VH, M.Si.
Dr. Suryadi Budi Utomo, M.Si.
Widiastuti Agustina ES, M.Si.
Tim Penyusun
Hal
Halaman Judul 1
Kata Pengantar 3
Daftar isi 4
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium 5
Tata Tertib Praktikum 10
Percobaan I : Isolasi Minyak Atsiri dengan Metode Destilasi
11
Air
Percobaan II : Kristalisasi dan Rekristalisasi 17
Percobaan III : Analisis Kualitatif Unsur 21
A. Bahan Kimia
Bekerja dengan bahan kimia di laboratorium bisa berbahaya,
namun tidak perlu merasa takut bekerja dengan bahan kimia apabila
tahu cara yang tepat untuk menanggulanginya. Yang dimaksud
berbahaya ialah beberapa bahan kimia dapat menyebabkan
terjadinya kebakaran, mengganggu kesehatan, menyebabkan sakit
atau luka, beracun, merusak, menyebabkan korosi dsb. Jenis bahan
kimia berbahaya dapat diketahui dari label yang tertera pada
kemasannya. Untuk informasi lebih lanjut terkait bahan kimia yang
akan digunkana selama praktikum bisa mengacu pada data MSDS
(material safety data sheet).
Dari data tersebut, dapat diketahui tingkat bahaya bahan
kimia dan upaya penanggulangan yang harus dilakukan bagi mereka
yang menggunakan bahan-bahan tersebut. Kadang-kadang terdapat
dua atau tiga tanda bahaya pada satu jenis bahan kimia, itu berarti
kewaspadaan orang yang bekerja dengan bahan tersebut harus
lebih ditingkatkan. Contoh:
- bahan kimia yang mudah meledak adalah kelompok bahan
oksidator seperti perklorat, permanganat, nitrat dsb. Bahan-
bahan ini bila bereaksi dengan bahan organik dapat
menghasilkan ledakan.
- logam alkali seperti natrium, mudah bereaksi dengan air
menghasilkan reaksi yang disertai dengan api dan ledakan.
- gas metana, pelarut organik seperti eter, dan padatan anorganik
seperti belerang dan fosfor mudah terbakar, maka ketika
menggunakan bahan-bahan tersebut, hendaknya dijauhkan dari
api.
- bahan kimia seperti senyawa sianida, mercuri dan arsen
merupakan racun kuat, harap bahan-bahan tersebut tidak
terisap atau tertelan ke dalam tubuh.
- asam-asam anorganik bersifat oksidator dan menyebabkan
peristiwa korosi, maka hindarilah jangan sampai asam tersebut
tumpah ke permukaan yang terbuat dari besi atau kayu.
Memang penggunaan bahan-bahan tersebut di laboratorium
Pendidikan Kima tidak berjumlah banyak, namun kewaspadaan
dalam menggunakan bahan tersebut perlu tetap dijaga.
Contoh:
- cara memegang botol reagen, label pada botol tersebut harus
dilindungi dengan tangan, karena label bahan tersebut mudah
rusak terkena cairan yang keluar dari botol ketika memindahkan
isi botol tersebut.
- banyak peralatan laboratorium terbuat dari gelas, bahan gelas
tersebut mudah pecah dan pecahannya dapat melukai tubuh.
Khususnya bila memasukkan pipa gelas kedalam prop-karet,
harus digunakan sarung tangan untuk melindungi tangan dari
pecahan kaca.
- pada proses pemanasan suatu larutan, harus digunakan batu
didih untuk mencegah terjadinya proses lewat didih yang
menyebabkan larutan panas itu muncrat kemana-mana.
- ketika menggunakan pembakar spiritus atau pembakar bunsen,
hati-hati karena spiritus mudah terbakar, jadi jangan sampai
tumpah ke atas meja dan selang penyambung aliran gas pada
bunsen harus terikat kuat, jangan sampai terlepas.
I. Kebakaran
1. Jangan panik.
2. Ambil tabung gas CO2 apabila api masih mungkin
dipadamkan.
3. Beritahu teman anda.
4. Hindari mengunakan lift.
5. Hindari mengirup asap secara langsung.
6. Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat
(jangan dikunci).
7. Pada gedung tinggi gunakan tangga darurat.
J. Gempa bumi
1. Jangan panik.
2. Sebaiknya berlindung dibagian yang kuat seperti bawah
meja, kolong kasur, lemari.
3. Jauhi bangunan yang tinggi, tempat penyimpanan zat kimia,
kaca.
4. Perhatikan bahaya lain seperti kebakaran akibat kebocoran
gas dan tersengat listrik.
5. Jangan gunakan lift.
6. Hubungi pemadam kebakaran, polisi dll.
K. Peralatan P3K
• Plester
• Pembalut berperekat
• Pembalut steril (besar, sedang dan kecil)
• Perban gulung
• Perban segitiga
• Kain kasa
• Pinset
• Gunting
• Peniti, dll
1. Waktu Praktikum
Lima menit sebelum praktikum mahasiswa harus sudah hadir.
2. Absensi
a. Mahasiswa akan diabsensi satu persatu sebelum praktikum
b. Jika karena sakit atau hal lain mahasiwa tidak dapat
mengikuti praktikum, maka harus melapor kepada asisten
dengan membawa surat.
c. Mahsiswa yang tiga kali tidak melakukan praktikum tanpa
alasan, tidak diperkenankan mengikuti ujian.
Tujuan Percobaan:
Mahasiswa dapat mengisolasi minyak atsiri dari organ-organ
tumbuhan lokal dengan menggunakan metode distilasi air
Teori:
Distilasi adalah pemisahan yang didasarkan pada perbedaan
titik didih komponen cairan yang dipisahkan pada tekanan tertentu.
Penguapan diferensial dari suatu campuran cairan merupakan
bagian terpenting dalam proses pemisahan dengan distilasi, diikuti
dengan penampungan material uap dengan cara pendinginan dan
pengembunan dalam kondensor pendingin-air (Alimin dkk, 2007).
Pada proses distilasi sederhana, suatu campuran dapat dipisahkan
bila zat-zat penyusunnya mempunyai perbedaan titik didih cukup
tinggi. Proses distilasi terdiri dari dua bagian, bagian pertama yaitu
uap yang terembunkan dan disebut destilat, bagian kedua adalah
cairan yang tertinggal dan disebut residu, dimana susunannya lebih
banyak mengandung komponen sukar menguap (Estien, 2005).
Distilasi dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu distilasi air,
distilasi uap, dan distilasi uap-air (Gandjar dan Rohman, 2007), yang
akan dijabarkan sebagai berikut:
Alat Bahan
- Labu leher dua - Na2SO4 anhidrat
- Ketel uap - Sampel berupa
- Labu pendingin organ/bagian tanaman
- Corong pisah yaitu akar, kulit, batang,
- Termometer daun, buah, biji maupun
- Kompor listrik bunga
- Beker gelas
- Erlenmeyer
Cara Kerja:
Sebanyak 250 gram sampel berupa organ/bagian tanaman
yaitu akar, kulit, batang, daun, buah, biji maupun bunga (contoh:
rimpang jahe, kencur atau empon-empon yang lain, bunga mawar,
bunya melati, sereh, sirih, biji kedawung, daun cengkeh, biji cengkeh,
buah mangga, kulit kina) yang telah diperkecil ukurannya,
dimasukkan ke dalam labu distilasi dan ditambahkan dengan air
sampai seluruh bagian sampel terendam sempurna. Labu distilasi
dihubungkan dengan kondensor menggunakan adaptor. Distilasi
ditambung di wadah penampung. Distilasi dilakukan sampai tidak
ada destilat yang menetes (kurang lebih 3-4 jam) sehingga diperoleh
distilat yang terdiri dari dua lapisan. Minyak (essential oil) dan air
yang terbentuk dipisahkan dengan corong pisah. Minyak yang
diperoleh ditambah dengan Na2SO4 anhidrat. Guna mengetahui
komponen penyusun minyak atsiri dapat dilakukan dengan GC-MS
(Kromatografi Gas dan Spektrofotometri Massa).
Pertanyaan
Tujuan Percobaan :
Mahasiswa dapat memurnikan senyawa organik dengan
cara mengkristalkan kembali
Teori :
Senyawa organik padat yang diisolasi dari reaksi organik
jarang berbentuk murni. Senyawa tersebut biasanya terkontaminasi
dengan sedikit senyawa lain (impurities) yang dihasilkan selama
reaksi berlangsung. Pemurnian senyawa tak murni biasanya
dikerjakan dengan kristalisasi dengan berbagai pelarut atau
campuran pelarut.
Pemurnian padatan dengan kristalisasi didasarkan pada
perbedaan dalam kelarutannya dalam pelarut tertentu atau campuran
pelarut. Dalam bentuknya yang sederhana, proses kristalisasi terdiri
dari :
1. Melarutkan zat tak murni dalam pelarut tertentu pada atau dekat
titik leleh.
2. Menyaring larutan panas dan partikel bahan tak terlarut
3. Mendinginkan larutan panas sehingga zat terlarut menjadi kristal
4. Memisahkan kristal dari larutan “supernatan”
Pada hasil, sesudah pengeringan, ditentukan kemurniannya
(biasanya dengan penentuan titik leleh, atau metode spektroskopi,
atau dengan metode kromatografi lapisan tipis), dan bila belum
murni, dilakukan rekristalisasi lagi dengan pelarut segar. Proses
diulangi hingga senyawa murni diperoleh (senyawa yang mempunyai
titik leleh yang tidak berubah).
Karakterisasi pelarut untuk rekristalisasi :
1. Daya melarut yang tinggi untuk zat yang dimurnikan pada
temperatur yang dinaikkan dan secara perbandingan daya
melarut yang rendah pada temperatur di bawah.
2. Melarut sedikit impurities.
3. Manghasilkan bentuk kristal yang baik dari senyawa yang
dimurnikan.
Cara Kerja :
A. Pemilihan Pelarut Untuk Rekristalisasi
Siapkan sedikit contoh (kira-kira 0,5 g) senyawa berikut :
a) asetanilida b) naftalen
Gunakan pelarut berikut :
a) akuades b) aseton
c) etanol d) heksana
timbang 0,1 g contoh dalam tabung reaksi dan proseslah dengan
berbagai pelarut. Ringkaslah hasilmu, dan tentukan pelarut untuk
rekristalisasi dari masing-masing senyawa di atas.
Pertanyaan
1. Urutkan kepolaran dari pelarut berikut : aseton, etanol, heksana,
dan air!
2. Manakah pelarut yang paling sesuai untuk asetanilida dan
naftalena? Jelaskan!
3. Apakah tujuan dari rekristalisasi suatu senyawa organik?
Tujuan percobaan :
Mahasiswa dapat menganalisis secara kualitatif suatu unsur dalam
senyawa organik
Teori :
Identifikasi struktur senyawa organik merupakan masalah
yang sering dihadapi dalam laboratorium kimia organik. Senyawa
organik dapat diperoleh dari hasil suatu reaksi atau hasil isolasi
bahan-bahan alam. Dalam sinteis seringkali dijumpai senyawa baru
atau senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam isolasi bahan alam
diperlukan suatu analisis struktur dari bahan yang disolasi untuk
mengetahui senyawa yang diperoleh. Untuk keperluan identifikasi
senyawa organik tersebut diperlukan cara yang sistimatis dan logis.
Cara umum untuk mendukung keperluan identifikasi
senyawa yang belum diketahui terdiri dari beberapa langkah yaitu :
1. Penetuan konstanta sifat fisika.
2. Analisis kualitatif unsur, yaitu menentukan unsur-unsur yang ada
dalam suatu senyawa.
3. Penentuan sifat kelarutan dari senyawa tersebut.
4. Analisis gugus fungsi dengan bantuan spektrofotometer
inframerah
5. Uji karakteristik kimia, yaitu untuk menentukan golongan (keton,
alkohol, dll) bahan yang belum diketahui.
6. Penelusuran literatur untuk senyawa yang mempunyai golongan
yang sama dapat dipastkan dengan mudah nama senaywa yang
tidak diketahui.
7. Pembuatan senyawa turunan yaitu untuk memastikan senyawa
yang telah didentifikasi.
Sekalipun telah diketemukan banyak unsur yang terdapat di
alam namun unsur yang ada dalam senyawa organik pada umumnya
meliputi unsur-unsur : nitrogen, klorida, iodida, belerang, hidrogen,
oksigen, dan karbon.unsur nitrogen, belerang, dan klorida dapat
dideteksi sebagai senyawa ionik yang dihasilkan dari reaksi antara
natrium dengan unsur-unsur tersebut pada suhu tinggi. Didalam
Cara Kerja :
A. Tes dengan peleburan logam natrium
Perhatian : Logam natrium bereaksi spontan dengan air dan
kadangkala diikuti dengan ledakan. Oleh karena itu cuplikan
yang akan direaksikan harus dalam keadaan kering. Apabila
masih dalam keadaan basah maka cuplikan harus dikeringkan
terlebih dahulu dengan menambahkan zat pengering.
Tujuan percobaan :
1. Menentukan kelarutan dan unsur-unsur yang ada dalam
senyawa organik
2. Mahasiswa dapat menentukan golongan senyawa organik
(keton, alkohol, dll) dalam senyawa yang belum diketahui
Teori :
Kelarutan adalah kadar jenuh solut dalam sejumlah solven
pada suhu tertentu yang menunjukkan bahwa interaksi spontan satu
atau lebih solut atau solven telah terjadi dan membentuk dispersi
molekuler yang homogen. Kelarutan suatu zat dalam solven tertentu
digambarkan sebagai like disolved like, dimana senyawa polar akan
larut dalam senyawa polar dan sebaliknya. Dengan kata lain,
senyawa organik hanya dapat larut dalam senyawa yang mempunyai
sifat yang sama dengannya.
Kelarutan zat terlarut ke dalam pelarut didasarkan atas
polaritas antara solven dan solut yang dinyatakan dengan tetapan
dielektrikum, atau momen dipol, ikatan hidrogen, ikatan van der
waals atau ikatan elektrostatik yang lain. Suatu molekul akan bersifat
polar jika molekul diatom yang berbeda jenis membentuk kutub
(dipol) karena perbedaan kelektronegatifan antar kedua atom dan
molekul poliatom yang mempunyai bentuk atom yang tidak simetris,
sehingg pusat muatan positif tidak berimpit dengan pusat muatan
yang negatif.
Pertanyaan.
1. Apakah yang dimaksud dengan kelarutan, dan faktor apa saja
yang mempengaruhi kelarutan?
2. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi pada:
a. tes oksidasi alkohol dengan asam kromat
b. tes karakteristik alkil halida dengan AgNO3
c. tes karakteristik alkena (alkena dengan KMnO4)
Tujuan Percobaan :
Mahasiswa dapat memisahkan senyawa organik dari bahan
alam dengan cara sokletasi
Teori :
Teknik ekstraksi merupakan teknik pemisahan yang sangat
sering dilakukan di laboratorium kimia organik. Ekstraksi dapat
didefinisikan sebagai metode pemisahan komponen dari suatu
campuran dengan menggunakan suatu pelarut.
Dalam praktek, ekstraksi digunakan untuk memisahkan
senyawa organik dari larutan air atau suspensi. Langkahnya adalah
mengocok larutan air atau suspensi dengan pelarut organik yang
tidak bercampur dengan air kemudian didiamkan sehingga terbentuk
lapisan dan selanjutnya dipisahkan.
Teknik ekstraksi yang paling sederhana menggunakan
corong pisah. Untuk solut yang berupa emulsi atau yang lebih mudah
larut dalam air, maka metoda ekstraksi dengan corong pisah kurang
memadai. Cara lain yang dapat dipakai adalah metode ekstraksi
kontinyu. Bila sampel berupa cairan dapat digunakan alat ekstraksi,
alat ini ada dua macam, a) digunakan untuk pelarut yang berat
jenisnya lebih rendah dari air, b) untuk pelarut yang berat jenisnya
lebih berat dari air. Pada kedua kasus, pelarut terus menerus
menguap dan ketika mengembun akan membawa solut ke labu
penampung yang sekaligus dipanasi untuk menguapkan pelarut.
Bila sampel berupa padatan, maka ekstraktor yang paling
populer adalah Soxhlet. pelarut yang ada dalam labu didih
dipanaskan kemudian mengembun. Bila volumenya mencukupi,
pelarut yang mebawa solut akan keluar melalui pipa kecil ke dalam
labu. Proses ini akan berlangsung terus menerus (kontinyu).
Cara Kerja :
1. Sebanyak 20 g daging buah kemiri yang telah diiris halus
dibungkus dengan kertas saring, bagian atas dan bawah
disumbat dengan kapas. Masukkan ke dalam tempat sampel.
2. Labu (labu sebaiknya ditimbang lebih dahulu) diisi 150 ml
petroleum benzena dan batu didih. Setelah pendingin air
dialirkan, labu didih dipanaskan dengan penangas minyak atau
heating mantel. Ekstraksi dilakukan selama 3 jam atau sampai
tidak ada destilat yang menetes.
3. Selanjutnya labu didinginkan dan pelarut diuapkan. Minyak
kemiri diperoleh sebagai residu ditimbang dan tentukan
rendemennya.
Pertanyaan
1. Apakah keuntungan dari penggunaan teknik soxhletasi dalam
mengisolasi senyawa organik dari bahan alam?
2. Proses ekstraksi menggunakan soxhlet dihentikan sampai
keadaan bagaimana?
Tujuan percobaan :
Mahasiswa mampu mengidentifikasi senyawa kimia dalam
ekstrak bahan alam dengan metode KLT.
Teori :
Kromatografi adalah suatu proses pemisahan yang digunakan
untuk memisahkan campuran yang pada hakekatnya molekuler.
Metode pemisahan ini didasarkan pada perbedaan kecepatan
migrasi dari zat-zat dalam campuran pada medium tertentu.
Kromatografi lapis tipis merupakan metode kromatografi cair
yang melibatkan dua fase yaitu fase diam dan fase gerak (eluen).
Fase diamnya dapat berupa serbuk halus yang berfungsi sebagai
permukaan penyerap (kromatografi cair-padat) atau sebagai
penyangga untuk lapisan zat cair (kromatografi cair-cair) (Iskandar,
2007). Fase gerak atau eluen biasanya terdiri atas campuran pelarut
yang dapat bercampur yang secara keseluruhan berperan dalam
daya elusi dan resolusi. Daya elusi dan resolusi ini ditentukan oleh
polaritas keseluruhan pelarut, polaritas fase diam, dan sifat
komponen-komponen sampel (Rohman, 2007). Kromatografi lapis
tipis merupakan kromatografi planar, yang fase diamya berupa
lapisan seragam (uniform) pada permukaan bidang datar yang
didukung oleh lempeng kaca, plat, alumunium, atau plat plastik.
(Gandjar dan Rohman, 2007).
Nilai factor retensi (Rf) sangat karakteristikuntuk senyawa
tertentu pada eluen tertentu. Eluen pada KLT dipilih dengan cara trial
and error. Kepolaran eluen sangat berpengaruh terhadap Rf. Faktor
retensi adalah jarak yang ditempuh oleh eluen.
Cara Kerja :
1. Menyiapkan 50 mL eluen dengan cara mencampurkan 45 mL
larutan Kloroform dan 5 mL larutan etanol absolut dengan
Erlenmeyer, lalu Erlenmeyer digoyang pelan.
2. Menjenuhkan eluen dengan cara memasukkannya dalam
chamber melalui batang pengaduk lalu menutup chamber ,
mendiamkan selama 15 jam.
3. Mengaktivasi plat KLT dengan cara memasukkannya dalam
oven dengan suhu 110 C selama 30 menit.
4. Membuat garis titik kira-kira 1 cm dari bawah plat.
5. Menotolkan noda sampel ekstrak temulawak pada plat.
6. Mencelupkan plat dalam chamber berisi eluen lalu menutup
chamber selama beberapa menit hingga noda terurai sampai
batas yang telah ditentukan
7. Mengambil plat KLT lalu mengangin-nganginkan sejenak
8. Mengukur jarak tempuh noda dan jarak eluen pada plat KLT,
mengamati warna noda, dan menentukan nilai Rf
Pertanyaan
Tujuan Percobaan :
Mahasiswa dapat melakukan sintesis senyawa kaliksarena
melalui reaksi substitusi elektrofilik aromatik
Teori :
Reaksi substitusi elektrofilik aromatik merupakan reaksi
dimana satu atau lebih atom hidrogen pada cincin aromatik
digantikan oleh elektrofil. Sebagian besar reaksi substitusi elektrofilik
pada senyawa aromatik terjadi melalui mekanisme ion arenium.
Mekanisme tersebut berlangsung dalam dua tahap, yaitu : 1)
serangan elektrofil pada cincin benzena menghasilkan zat antara
(intermediet) bermuatan positif yang disebut ion benzenonium, 2)
pelepasan gugus pergi dari ion benzenonium menghasilkan produk.
Kaliksarena (Calixarenes) merupakan suatu kelompok
senyawa makromolekul siklik yang tersusun atas satuan-satuan
senyawa aromatik yang saling terhubung melalui jembatan metina
membentuk suatu rongga dengan gugus aktif di dalamnya. Salah
satu jenis kaliksarena adalah turunan resorsinol atau
kaliks[4]resorsinarena yang dapat disintesis dari resorsinol (atau
senyawa turunannya) dan berbagai jenisaldehid, baik alifatik maupun
aromatik. Jenis aldehid yang berbeda akan menghasilkan struktur
jembatan metina yang berbeda yang apada akhirnya akan
menghasilkan struktur kaliksarena yang berbeda pula.
Cara Kerja :
1. Merangkai alat refluks, sebanyak 1,1 gram kristal resorsinol 10
mmol dilarutkan dalam 100 mL etanol absolut, kemudian
Pertanyaan :
1. Bagaimana prinsip reaksi substitusi elektrofilik pada senyawa
aromatik? Jelaskan dengan menggambarkan bentuk umum
reaksinya.
2. Bagaimana struktur resorsinol dan fenilmetoksi benzaldehid
yang merupakan reaktan dalam sintesis C-4-metoksifenilkaliks
[4]resorsinarena?
Tujuan percobaan :
Mahasiswa dapat membuat sikloheksena melalui reaksi eliminasi
Teori :
Reaksi eliminasi biasanya digunakan untuk membuat
senyawa-senyawa alkena. Reaksinya terjadi melalui penghilangan
gugus pergi (X) dan hidrogen yang terikat pada atom C yang
berdekatan () dengan atom C yang mengikat gugus pergi.
Penghilangan gugus HX ini disebut dengan reaksi eliminasi 1,2 atau
eliminasi .
X H
C C + HX
C C
sikloheksanol sikloheksena
Cara kerja :
Tempatkan 20 g (21 ml) sikloheksanol dalam labu alas bulat
200 ml dan tambahkan hati-hati 2 ml asam sulfat pekat dan kocok
dengan baik. Tambahkan 2-3 butir batu didih dan pasang kolom
fraksi dan kondensor refluks (destilasi bertingkat) pada labu.
Panaskan labu dengan api kecil dengan menggunakan pembakar
mikro (sebagai gantinya bisa digunakan penangas minyak yang
dipanaskan pada 130-1400C) sedemikian rupa sehingga suhu
penyulingan tidak melampaui 950C. Lanjutkan destilasi hingga hanya
sedikit saja residu yang tertinggal - residu mulai mengeluarkan asap
putih.
Pindahkan hasil destilasi ke dalam corong pisah, biarkan
kedua lapisan memisah. Buang lapisan sebelah bawah (lapisan
apa?). Cuci lapisan organik yang tertinggal di dalam corong pisah
berturut-turut dengan 10 ml air dan 10 ml larutan NaHCO 3 10%
perlahan-lahan, dan sekali dengan 10 ml air. Tuangkan lapisan
hidrokarbon melalui mulut corong. (mengapa?) ke dalam erlenmeyer
yang kering, tambahkan 3-4 g CaCl2 kering, kocok selama 2-3 menit,
dan biarkan selama 15 menit sambil sekali-kali dikocok. Tuangkan
Pertanyaan
1. Apakah yang dimaksud dengan senyawa azeotrof?
2. Lapisan sebelah bawah pada percobaan setelah hasil distilasi
diekstraksi dengan corong pisah terdiri dari senyawa apa?
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I
I. Tujuan Percobaan
II. Bahan dan Alat
a. Bahan
b. Alat
c. Gambar alat utama percobaan (sketsa tangan)
III. Bagan Kerja ( dalam bentuk tulisan dan sketsa tangan)
IV. Data dan Hasil Pengamatan (dalam bentuk tabel dengan
Data Pengamatan berasal dari Dosen dan Asisten)
V. Hasil Perhitungan, ciri organoleptik, kimia dan fisik yang
spesifik (bila ada)
contoh
a. Berat sampel :……g
b. Berat ekstrak :....…g
c. Rendemen :.......%
d. Bentuk :.......
e. Titik Lebur :.......
f. Warna :........
Surakarta, ……………………….
Praktikan……………
Mengetahui,
Asisten
(……………………)
(JUDUL PRAKTIKUM)
OLEH
KELOMPOK ....
NAMA (NIM)
NAMA (NIM)
NAMA (NIM)
Judul Percobaan
I. Tujuan
(jelaskan maksud percobaan yang saudara lakukan)
V. Hasil Pengamatan
(data-data dan hasil yang diperoleh selama percobaan, ditulis
dalam bentuk tabel)
VI. Pembahasan
(Tulislah pembahasan dari hasil percobaan saudara). Beberapa
hal yang harus dibahas adalah :
- penjelasan tentang jalannya percobaan
- fungsi penambahan zat
- kesesuaian antara teori dengan hasil percobaan
- persamaan reaksi dan mekanismenya
- rendemen
- kemurnian hasil yang ditunjukkan oleh sifat fisika dan
kimia
VII. Kesimpulan
(Tuliskan kesimpulan dari percobaan yang saudara lakukan)
( ) ( ) ( )