Anda di halaman 1dari 52

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Laboratorium adalah sebuah tempat di mana aktivitas penelitian,
eksperimen, dan pengujian dilakukan dalam lingkungan terkontrol. Ini dapat
mencakup berbagai bidang seperti ilmu pengetahuan, kedokteran, kimia, fisika,
biologi, dan lainnya, di mana para ilmuwan, peneliti, atau siswa dapat melakukan
percobaan, mengamati fenomena, dan mengumpulkan data untuk
mengembangkan pemahaman lebih lanjut tentang suatu topik.

Di dalam laboratorium terdapat alat alat yang digunakan. Alat


laboratorium adalah benda yang digunakan dalam penelitian, pengujian, atau
analisis di lingkungan laboratorium oleh karena itu , kita sebagai praktikan harus
mengetahui alat-alat laboratorium dan semua fungsi peralatan dasar yang biasa
digunakan dalam laboratorium kimia. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak
atau bahkan berbahaya jika tidak sesuai dengan prosedur pemakaian. Oleh karena
itu, pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan harus mutlak dikuasai oleh
praktikan sebelum melakukan praktikum di laboratorium kimia.

Tidak hanya mengenal alat dan bahan kita juga harus mengetahui standar
operasional prosedur dalam laboratorium karena setiap laboratorium memilikii
pedoman untuk mengantisispasi kecelakaan yang terjadi maka dari itu kita
memperhatikan etika yang ada di laboratorium. Tidak kalah penting nya
memahami informasi tentang simbol-simbol bahaya yang terdapat di bahan kimia
dan juga mengetahui pertolongan pertama saat terjadi kecelakaan di laboratorium .
Pemahaman itu dapat bermanfaat untuk mencegah dari yang namanya kecelakaan
kerja.

1
2

I.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi laboratorium?

2. Bagaimana cara kerja yang baik di laboratorium?

3. Apa saja alat dan bahan beserta fungsinya yang di gunakan di laboratorium?

4. Bagaimana etika dan fungsi bekerja di laboratorium?

5. Bagaimana simbol-simbol bahaya bahan kimia di laboratorium?

6. Apa saja dasar-dasar kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di laboratorium?

7. Bagaimana pertolongan pertama saat terjadi kecelakaan di laboratorium?

I.3 Tujuan Praktikum


1. Untuk mengenal definisi laboratorium.

2. Untuk mengetahui cara kerja yang baik di laboratorium.

3. Untuk mengenal berbagai macam bahan, alat beserta fungsinya yang ada di
dalam laboratorium.

4. Untuk mengenal etika-etika yang diterapkan pada saat bekerja di dalam


laboratorium.

5. Untuk mengetahui simbol-simbol bahan kimia yang ada di laboratorium.

6. Untuk mengetahui dasar-dasar kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang


diterapkan di laboratorium.

7. Untuk mengetahui pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan kerja di


laboratorium.
BAB II

TINJUAN PUSTAKA
II.1. Definisi
Laboratorium merupakan suatu lokasi dimana segala kegiatan yang
berhubungan dengan aktivitas percobaan, pengukuran, penelitian hingga riset
ilmiah yang erat kaitannya mengenai ilmu sains (kimia, fisika, biologi) maupun
rumpun ilmu yang berkaitan dengan penelusuran ilmiah yang mengharuskan
adanya peran laboratorium dalam pelaksanaan suatu disiplin ilmu. Laboratorium
dapat berupa ruangan tertutup seperti bilik a taupun ruangan terbuka seperti kebun
dan lainnya. Sehingga, laboratorium dijadikan sebagai lokasi untuk menerapkan
teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian dan sebagainya
dengan menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan
kuantitas dan kualitas yang dirasa sudah memadai (Emda, 2017).

Selain mengetahui laboratorium kita juga harus mengenal alat-alat


laboratorium. Pengenalan alat-alat laboratorium bertujuan untuk membuat
praktikan mengetahui fungsi maupun kegunaan alat-alat laboratorium. Oleh
karena itu, fungsi dari pada tiap-tiap alat akan dijelaskan dengan tujuan agar
praktikan dapat memahami secara jelas kegunaan alat-alat laboratorium yang akan
dipakai. Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan
alat tersebut,prinsıp kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan.
Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat
yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti
thermometer, hygrometer, spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai
dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan graph seperti thermograph,
barograph.

Sebelum melakukan pratikum kita juga harus tahu etika dan cara bekerja
di dalam laboratorium karena etika dapat mempengaruhi perilaku dan membantu
individu membuat keputusan yang tepat. sedangkan etika di laboratorium adalah
sikap dan perilaku tenaga laboratorium yang diperlukan untuk memastikan bahwa

3
4

tenaga laboratorium bekerja sesuai dengan tingkat standar yang diakui. Etika juga
berperan dalam mengatur hidup kita dan bertindak secara bertanggung jawab
maka dari itu kita harus mengetahui etika yang ada di laboratorium. (Moningka,
2008).

II.2. Pengenalan Laboratorium


Laboratorium adalah suatu tempat dimana dilakukan kegiatan percobaan,
pengukuran, penelitian atau riset ilmiah yang berhubungan dengan ilmu sains
(kimia, fisika, biologi) dan ilmu-ilmu lainnya. Laboratorium bisa berupa ruangan
yang tertutup seperti kamar atau ruangan terbuka seperti kebun dan lain-lain.
Laboratorium merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan,
pengujian teoritis, pembuktian ujicoba, penelitian dan sebagainya dengan
menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas
dan kualitas yang memadai (Emda, 2017).

II.3 Etika Bekerja di Laboratorium

Di laboratorium perlu adanya peraturan dan etika yang harus dijalankan


oleh setiap tenaga laboratorium, hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa tenaga
laboratorium bekerja sesuai dengan standar yang diakui. Dibawah ini merupakan
beberapa aturan dan etika yang harus dijalankan oleh tenaga laboratorium
(Vendamawan, 2015).

1. Dilarang membawa makan, minum dan merokok didalam laboratorium

2. Dilarang berlari didalam laboratorium

3. Memakai jas lab, sarung tangan, sepatu tertutup serta gogles saat bekerja

4. Potonglah kuku tangan sewaktu akan bekerja di laboratorium.

5. Perlakukan seluruh alat dan bahan dengan tepat.

6. Buanglah bahan kimia sisa percobaan ke tempat yang telah disediakan


5

7. Bagi perempuan, rambut wajib diikat agar tidak terurai ketika bekerja di
laboratorium

8. Ketika memanaskan cairan dalam tabung reaksi, jauhkan tabung dari diri
sendiri maupun orang lain

9. Jangan mengerjakan percobaan di luar prosedur yang ditetapkan

10. Tidak diperkenankan mengambil alat dan bahan yang tidak ada hubungannya
dengan kegiatan yang dilakukan

11. Harus mendapat persetujuan Ketua Laboratorium sebelum beraktivitas di


laboratorium

12. Tidak diperkenankan untu memasuki atau bekerja tanpa adanya izin dari
petugas laboratorium

13. Tenaga laboratorium harus datang tepat pada waktunya

14. Tenaga laboratorium wajib mengisi agenda penggunaan laboratorium

15. Wajib mengisi daftar penggunaan alat dan bahan yang akan dipakai

16. Harus mengecek kembali kelengkapan alat dan bahan yang telah disediakan
petugas laboratorium di meja praktikum

17. Jika alat dan bahan belum lengkap maka harus melapor ke petugas
laboratorium

18. Gunakan lah alat dan bahan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan

19. Periksa kembali kondisi alat yang dipinjam, karena kerusakan menjadi
tanggungan pemakai

20. Penggunaan alat dan bahan harus dilakukan dengan hati-hati

21. Jika ada alat yang rusak selama praktikum maka harus dilaporkan kepada
petugas laboratorium

22. Gunakan alat, bahan, air, dan listrik seefisien mungkin


6

23. Bersihkan alat dan meja praktikum setelah selesai bekerja (Vendamawan,
2015).

II.4. Simbol-simbol Bahaya Bahan Kimia

Pada laboratorium tentunya banyak menggunakan bahan kimia dari


berbagai tipe dan tingkat bahaya. Kecelakaan karena bahan kimia di laboratorium
dapat terjadi apabila eksperimen dilakukan oleh pengguna laboratorium yang
kurang pemahaman dan pengalaman serta tidak mengetahui bahaya atau risiko
terkait bahan kimia yang digunakan di laboratorium. Bahkan pengguna
laboratorium yang sudah sangat berpengalaman pun juga berisiko terhadap
terjadinya kecelakaan, jika mereka salah dalam mengikuti petunjuk keamanaan
selama bekerja dengan bahan-bahan yang berbahaya.

Untuk mengomunikasikan informasi bahaya kepada para pengguna lab


diperlukan panduan pengenalan sifat dan karakteristik bahan kimia. Informasi
terkait sifat bahan kimia yang sering digunakan di laboratorium yang mencakup
simbol pencegahan bahaya dan penanda lainnya. kita dapat melindungi diri kita
dan orang lain dimulai dari memahami sifat bahan kimia dan potensi bahayanya.
(Sardi, 2018).

Explosive (Mudah Meledak)

Bahan kimia yang diberi simbol seperti gambar disamping adalah bahan
yang mudah meledak (explosive). Ledakan pada bahan tersebut bisa terjadi karena
beberapa penyebab, misalnya karena benturan, pemanasan, pukulan, gesekan,
reaksi dengan bahan kimia lain, atau karena adanya sumber percikan api. Ledakan
7

pada bahan kimia dengan simbol ini kadang kali bahkan dapat terjadi meski dalam
kondisi tanpa oksigen. Beberapa contoh bahan kimia dengan sifat explosive
misalnya TNT, ammonium nitrat, dan nitroselulosa.

Oxidizing (Mudah Teroksidasi)

Bahan kimia yang diberi simbol seperti gambar di samping adalah bahan
kimia yang bersifat mudah menguap dan mudah terbakar melalui oksidasi
(oxidizing). Penyebab terjadinya kebakaran umumnya terjadi akibat reaksi bahan
tersebut dengan udara yang panas, percikan api, atau karena raksi dengan bahan-
bahan yang bersifat reduktor.

Flammable (Mudah Terbakar)

Simbol bahan kimia di samping menunjukan bahwa bahan tersebut besifat


mudah terbakar (flammable). Bahan mudah terbakar dibagi menjadi 2 jenis yaitu
Extremely Flammable (amat sangat mudah terbakar) dan Highly Flammable
(sangat mudah terbakar.
8

Toxic (Beracun)

Simbol bahan kimia disamping mengunjukan bahwa bahan tersebut adalah


bahan beracun. Keracunan yang bisa diakibatkan bahan kimia tersebut bisa
bersifat akut dan kronis, bahkan bisa hingga menyebabkan kematian pada
konsentrasi tinggi.

Harmful Irritant (Bahaya Iritasi)

Simbol bahan kimia disamping sebetulnya terbagi menjadi 2 kode, yaitu


kode Xn dan kode Xi. Kode Xn menunjukan adanya risiko kesehatan jika bahan
masuk melalui pernafasan (inhalasi), melalui mulut (ingestion), dan melalui
kontak kulit, contoh bahan dengan kode Xn misalnya peridin. Sedangkan kode Xi
menunjukan adanya risiko inflamasi jika bahan kontak langsung dengan kulit dan
selaput lendir, contoh bahan dengan kode Xi misalnya ammonia dan benzyl
klorida
9

Corrosive (Korosif)

Simbol bahan kimia di samping menunjukan bahwa suatu bahan tersebut


bersifat korosif dan dapat merusak jaringan hidup. Karakteristik bahan dengan
sifat ini umumnya bisa dilihat dari tingkat keasamaannya. pH dari bahan bersifat
korosif lazimnya berada pada kisaran < 2 atau >11,5. Beberapa contoh bahan
dengan simbol ini misalnya belerang oksida dan klor.

Dangerous for Enviromental (Bahan Berbahaya bagi Lingkungan)

Simbol bahan kimia pada gambar di samping menunjukan bahwa bahan


tersebut berbahaya bagi lingkungan (dangerous for environment). Melepasnya
langsung ke lingkungan, baik itu ke tanah, udara, perairan, atau ke
mikroorganisme dapat menyebabkan kerusakan ekosistem. Beberapa contoh
bahan dengan simbol ini misalnya tetraklorometan, tributil timah klorida, dan
petroleum bensin (Sardi, 2018).

II.5. Dasar-dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Laboratorium


Keselamatan dan keamanan kerja di laboratorium sangat penting dan perlu
perhatian khusus karena sangat terkait dengan kinerja dosen/peneliti maupun
10

mahasiswa. Semakin mencukupi tersedianya fasilitas keselamatan dan keamanan


kerja maka akan semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.
Kecelakaan yang terjadi pada saat kerja di laboratorium kimia itu merupakan
cerminan dari para pengguna, dan itu menjadi catatan untuk selalu meningkatkan
kewaspadaan ketika sedang bekerja di laboratorium. Berdasarkan atas
permasalahan tersebut, maka metode efektif operasional dan keselamatan
laboratorium untuk memberikan pemahaman dasar terhadap praktisi sains
(dosen/peneliti, asisten laboratorium, laboran dan mahasiswa tugas akhir terutama
yang akan melakukan penelitian di laboratorium) tentang pentingnya keselamatan
dan keamanan kerja di laboratorium, mengenalkan bahaya mulai dari penggunaan
instrumen dan bahan kimia yang mungkin terjadi serta upaya penanganannya
supaya kejadian kecelakaan di laboratorium tidak terjadi kembali; sangat
diperlukan. Berikut ini adalah Peralatan pelindung diri standart digunakan di
laboratorium (Rahmantiyoko dkk.,2019).

1. Jas laboratorium
Jas laboratorium (lab coat) berfungsi melindungi badan dari percikan
bahan kimia berbahaya. Jenisnya ada dua yaitu jas lab sekali pakai dan jas lab
berkali-kali pakai. Jas lab sekali pakai umumnya digunakan di laboratorium bilogi
dan hewan, sementara jas lab berkali-kali pakai digunakan di laboratorium kimia.
Jas lab kimia bisa berupa:

a. Flame-resistant lab coat – Jas lab yang bahannya dilapisi material tahan api.
Jas lab jenis ini cocok digunakan untuk mereka yang bekerja dengan peralatan
atau bahan yang mengeluarkan panas, misalnya peleburan sampel tanah,
pembakaran menggunakan tanur bersuhu tinggi, dan reaksi kimia yang
mengeluarkan panas.

b. 100% cotton lab coat – Ini adalah jas lab yang biasanya digunakan di
laboratorium kimia umum (misalnya lab kimia pendidikan). Jas lab ini
diperkirakan memiliki umur pakai sekitar satu sampai dua tahun. Setelah melewati
waktu pakai terebut, jas ini rentan rusak karena pengaruh bahan kimia asam.
11

c. Synthetic/cotton blends – Jas lab ini bisa terbuat dari 100% poliester atau
campuran poliester/cotton. Seperti halnya cotton lab coat, jas lab ini digunakan di
laboratorium kimia umum.

2. Kaca Mata Keselamatan


Percikan larutan kimia atau panas dapat membahayakan mata orang yang
bekerja di laboratorium. Oleh karena itu, harus digunakan kaca mata khusus yang
tahan terhadap potensi bahaya kimia dan panas. Kaca mata tersebut terbagi
menjadi 2 jenis, yaitu clear safety glasses dan clear safety goggles. Clear safety
glasses merupakan kaca mata keselamatan biasa yang digunakan untuk
melindungi mata dari percikan larutan kimia atau debu. Sementara itu, clear safety
goggles digunakan untuk melindungi mata dari percikan bahan kimia atau reaksi
kimia berbahaya.

3. Sepatu Sandal atau Sepatu


Sandal dilarang digunakan ketika bekerja di laboratorium. Karena
keduanya tidak bisa melindungi kaki ketika larutan atau bahan kimia yang
tumpah. Sepatu biasa umumnya sudah cukup untuk digunakan sebagai pelindung.
Namun, di laboratorium perusahaan besar, sepatu yang digunakan adalah sepatu
keselamatan yang tahan api dan tekanan tertentu. Selain itu, terkadang disediakan
juga plastik alas sepatu untuk menjaga kebersihan laboratorium jika sepatu
tersebut digunakan untuk keluar dari laboratorium.

4. Pelindung Muka
Seperti namanya, pelindung muka (face shield) digunakan untuk
melindungi muka dari panas, api, dan percikan material panas. Alat ini biasa
digunakan saat mengambil 38 IPTEK Journal of Proceedings Series No. (4)
(2019), ISSN (2354-6026) Seminar Nasional Kimia (SENAKI) XV 2019 Juli 24
2019, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia alat
laboratorium yang dipanaskan di tanur suhu tinggi, melebur sampel tanah di alat
peleburan skala laboratorium, dan mengambil peralatan yang dipanaskan dengan
autoclave.
12

5. Masker Gas
Bahan kimia atau reaksi kimia yang dihasilkan bisa mengeluarkan gas
berbahaya. Oleh karena itu, masker gas sangat cocok digunakan sehingga gas
berbahaya tersebut tidak terhirup. Dilihat dari jenisnya, masker gas bisa berupa
masker gas biasa yang terbuat dari kain dan masker gas khusus yang dilengkapi
material penghisap gas. Masker gas biasa umumnya digunakan untuk keperluan
umum, misalnya membuat larutan standar. Sementara itu, masker gas khusus
digunakan saat menggunakan larutan atau bahan kimia yang memiliki gas
berbahaya, misalnya asam klorida, asam sulfat, dan asam sulfida.

6. Kaos Tangan
Kaos tangan (glove) melindungi tangan Anda dari ceceran larutan kimia yang bisa
membuat kulit Anda gatal atau melepuh. Macam-macam kaos tangan yang
digunakan di lab biasanya terbuat dari karet alam, nitril, dan neoprena. Terkait
kaos tangan yang terbuat dari karet alam, ada yang dilengkapi dengan serbuk
khusus dan tanpa serbuk. Serbuk itu umumnya terbuat dari tepung kanji dan
berfungsi untuk melumasi kaos tangan agar mudah digunakan (Rahmantiyoko
dkk.,2019).

II.6. Pertolongan Pertama di Laboratorium


Menurut Subamia, Sriwahyuni dan Widiasih, (2019) berdasarkan cara
penyebarannya resiko bahan kimia berbahaya dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
macam) yaitu:

1. Melalui Pernafasan

Bahan kimia berbahaya dapat menyebabkan kecelakaan melalui


sistemnpernafasan apabila bahan tersebut terhirup oleh korban. Ketika bahan
tersebut masuk ke sistem pernafasan maka akan melumpuhkan organ pernafasan
korban, misalnya paru-paru dan liver. Bahan-bahan yang berisiko terhadap
penafasan adalah HNO3 (asam nitrat), HCN (asam sianida), NH3
13

(ammonia).Analisis resiko bahan-bahan kimia yang menyebabkan kecelakaan


melalui jalur pernafasan adalah sebagai berikut:

A. Asam Nitrat

Nama Bahan Kimia: Asam Nitrat

Rumus Kimia: HNO3

Pengenalan Bahaya:

Panas, goncangan, gesekan dan kontak dengan bahan-bahan lainnya dapat


menyebabkan terjadinya kebakaran atau ledakan. Berbahaya kalau dihirup.

Pertolongan Pertama:

Terhirup:

1. Cari udara segar.

2. Gunakan nafas buatan jika tidak bernafas.

3. Berikan oksigen jika sulit bernafas

Penanggulangan Tumpahan:

Serap tumpahan dengan bahan yang lunak, kemudian letakkan di sebuah


tempat limbah bahan kimia. Netralisir dengan larutan encer natriumbkarbonat atau
basa lemah.

B. Asam Sianida

Nama Bahan Kimia: Asam Sianida

Rumus Kimia: HCN

Pengenalan Bahaya:
14

Fatal bila tertelan, terkena kulit atau bila terhirup. Menyebabkan kerusakan
pada organ (Tiroid) melalui paparan yang lama atau berulang. Sangat toksik pada
kehidupan perairan dengan efek jangka panjang.

Pertolongan Pertama:

Terhirup:

Pindahkan korban ke udara segar dan posisikan yang nyaman untuk


bernapas. Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter/tenaga medis.
Penanggulangan Tumpahan: Serap tumpahan dengan bahan yang lunak, kemudian
letakkan di sebuah tempat limbah bahan kimia. Hindari inhalasi semaksimal
mungkin

C. Amonia

Nama Bahan Kimia : Amonia

Rumus Kimia: NH3

Pengenalan Bahaya :

Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata. Dapat


menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan. Sangat toksik pada kehidupan
perairan dengan efek jangka panjang.

Pertolongan Pertama:

Terhirup:

Pindahkan korban ke udara segar dan posisikan yang nyaman untuk


bernapas. Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter/ tenaga medis.

Penanggulangan Tumpahan:

Tutup saliran. Kumpulkan, ikat dan pompa keluar tumpahan.Amati


kemungkinanpembatasan bahan. Serap dengan bahan penyerap cairan dan
15

penetral (misal Chemizorb®).Teruskan ke pembuangan. Bersihkan area yang


terkena.

2. Melalui Sentuhan Kulit

Bahan kimia juga dapat menimbulkan resiko yang serius apabila terkena
kulit. Biasanya bahan kimia tumpah dan mengenai kulit korban. Akibatnya kulit
korban akan mengalami iritasi baik berat maupun ringan. Beberapa bahan kimia
yang dapat menyebabkan iritasi kulit misalnya HCl (asam klorida) dan H2SO4
(asam sulfat).Analisis resiko bahan-bahan kimia yang menyebabkan kecelakaan
melalui kulit adalah sebagai berikut:

A. Asam Klorida

Nama Bahan Kimia: Asam Klorida

Rumus Kimia: HCl

Pengenalan Bahaya:

Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata. Dapat


menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan. Sangat korosif

Pertolongan Pertama:

Terkena kulit:

Jika HCl kontak dengan kulit, maka segera basuh kulit dengan air dalam
kurun waktu sekitar 15 menit. Bersihkan pakaian, sepatu dan berbagai perangkat
yang terkontaminasi dengan HCl menggunakan air bersih dan keringkan sebelum
Anda gunakan kembali.

Penanggulangan Tumpahan :

Secepat mungkin membereskan dan membersihkan tumpahan. Kemudian


buang lap yang digunakanbmembersihkan zat asam klorida tersebut dan netralkan
dengan basa lemah.
16

B. Asam Sulfat

Nama Bahan Kimia : Asam Sulfat

Rumus Kimia: H2SO4

Pengenalan Bahaya:

Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata. Dapat


menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan. Sangat korosif

Pertolongan Pertama:

Terkena Kulit:

Jika H2SO4 kontak dengan kulit, maka segera basuh kulit dengan air
dalam kurun waktu sekitar 15 menit. Bersihkan pakaian, sepatu dan berbagai
perangkat yang terkontaminasi dengan H2SO4 menggunakan air bersih dan
keringkan sebelum Anda gunakan kembali.

Penanggulangan Tumpahan:

Secepat mungkin membereskan dan membersihkan tumpahan. Kemudian


buang lap yang digunakan membersihkan zat asam tersebut dan netralkan dengan
basa lemah.

3. Melalui Mata

Bahan kimia yang dapat menyebabkan resiko kecelakuaan melaui kontak


mata adalah bahan kimia yang mudah menguap dan yang berbentuk serbuk.
Resiko terpapar bahan kimia mengenai mata dapat berakibat pada cedera mata
serius bahkan dapat menyebabkan kebutaan. Bahan kimia yang beriko terhadap
terhadap mata misalnya, KOH (kalium hidroksida) dan H2O2 (hidrogen
peroksida). Analisis resiko bahan-bahan kimia yang menyebabkan kecelakaan
melalui mata adalah sebagai berikut:

A. Kalium Hidroksida
17

Nama Bahan Kimia: Kalium Hidroksida

Rumus Kimia : KOH

Pengenalan Bahaya:

Korosif terhadap logam, irtasi yang parah jika terkena kulit, dapat
meyebabkan kerusakan mata.

Pertolongan Pertama:

Terkena Mata:

Bilas dengan seksama dengan air untuk beberapa menit, lepas lensa
kontak, jika menggunakan lensa kontak. Lakukan pembilasan selama beberapa
menit.

Penanggulangan Tumpahan:

Secepat mungkin membereskan dan membersihkan tumpahan. Kemudian


buang lap yang digunakan membersihkan zat tersebut dan hindari kontak dengan
bahan.

B. Hidrogen Peroksida

Nama Bahan Kimia: Hidrogen Peroksida

Rumus Kimia: H2O2

Pengenalan Bahaya:

Menyebabkan pemicu kebakaran, berbahaya jika tertelan, dapat


menyebabkan kerusakan mata.

Pertolongan Pertama:

Terkena Kulit: Jika H2O2 kontak dengan kulit, maka segera basuh kulit
dengan air dalam kurun waktu sekitar 15 menit. Bersihkan pakaian, sepatu dan
berbagai perangkat yang terkontaminasi dengan H2O2 menggunakan air bersih
dan keringkan sebelum Anda gunakan kembali.
18

Penanggulangan Tumpahan:

Secepat mungkin membereskan dan membersihkan tumpahan. Kemudian


buang lap yang digunakan membersihkan zat asam tersebut dan netralkan dengan
basa lemah (Djauhari, 2023).
19
BAB III

METODOLOGI

III.1 Alat dan Bahan


1. Gelas Beker (beaker glass)

Alat ini bukan alat pengukur (walaupun terdapat skala, namun ralatnya
cukup besar). Digunakan untuk tempat larutan dan dapat juga untuk memanaskan
larutan kimia. Untuk menguapkan solven/pelarut atau untuk memekatkan larutan.

2. Erlenmeyer

Alat ini bukan alat pengukur, walaupun terdapat skala pada alat gelas
tersebut (ralat cukup besar). Digunakan untuk tempat zat yang akan dititrasi.
Kadang-kadang boleh juga digunakan untuk memanaskan larutan.

3. Tabung Reaksi

Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia, dalam skala kecil dan
dapat digunakan sebagai wadah untuk perkembangbiakkan mikroba.

4. Rak Tabung Reaksi

Tempat meletakkan tabung reaksi saat digunakan dan untuk menyimpan


atau mengeringkan tabung reaksi setelah dicuci.

5. Corong

Biasanya terbuat dari gelas namun ada juga yang terbuat dari plastik.
Digunakan untuk menolong pada saat memasukkan cairan ke dalam suatu wadah
dengan mulut sempit, seperti: botol, labu ukur, buret dan sebagainya.

6. Pipet Tetes

Berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya
meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan
dalam skala tetesan kecil.

19
20

7. Batang Pengaduk Kaca

Digunakan untuk mengaduk larutan, campuran, atau mendekantasi


(memisahkan larutan dari padatan).

8. Kaca Arloji

Lempeng kaca berbentuk lingkaran dan sedikit cekung. Digunakan untuk


menguapkan cairan dan menutup beaker selama percobaan.

9. Buret

Fungsi buret untuk mengukur volume suatu cairan atau gas.

10. Gelas Ukur

Digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. Alat ini
mempunyai skala, tersedia bermacam-macam ukuran. Tidak boleh digunakan
untuk mengukur larutan/pelarut dalam kondisi panas. Perhatikan meniscus pada
saat pembacaan skala.

11. Statif dan Klem

Statif digunakan untuk menegakkan/penyangga alat-alat lab (misal buret).


Klem digunakan untuk menjepit alat-alat lab yang disangga oleh statif.

12. Ring

Digunakan untuk meletakkan/menyangga corong dan corong pisah ketika


dipasang pada statif (pada proses filtrasi dan ekstraksi).

13. Pembakar Spiritus

Digunakan untuk memanaskan larutan atau membakar zat.

14. Kaki Tiga

Digunakan untuk penyangga pembakar spiritus.

15. Kawat Kasa


21

Digunakan untuk alas penyangga beaker glass saat proses pemanasan (alas
penyebar panas).

16. Pembakar Bunsen

Digunakan untuk pemanasan, sterilisasi, dan pembakaran (uji nyala).

17. Molimud

Digunakan sebagai alat peraga untuk menggambarkan bentuk suatu


molekul.

18. Labu Destilasi

Berfungsi ntuk memisahkan antara 2 zat atau lebih dengan memfokuskan


pada perbedaan titik didih.

19. Botol Reagen

Merupakan alat yang terbuat dari plastik, digunakan sebagai tempat


menyimpan larutan atau zat cair, menyemprot dan menambahkan akuades dalam
jumlah sedikit, membilas dan menetralisir peralatan-peralatan yang akan
digunakan.

20. Corong Pisah

Digunakan dalam proses ekstraksi cair-cair untuk memisahkan komponen-


komponen dalam suatu campuran antara 2 fasa pelarut dengan densitas berbeda
yang tidak saling bercampur.
22

III.2 Cara Kerja

Yang pertama cara bekerja dengan baik di laboratorium, praktikan harus


mengetahui bahaya apa yang mungkin terjadi pada saat berada di dalam
laboratorium dan dapat melakukan pencegahan dengan cara menerapkan usaha-
usaha pengamanan serta menerapkan disiplin kerja.

Kemudian, praktikan harus menyimpan alat dan bahan laboratorium dengan aman
dan mudah dicari sehingga dapat mempermudah pekerjaan saat berada di
laboratorium.

Kemudian harus menjaga laboratorium dalam kondisi baik seperti ruangan


lengkap dan memiliki ventilasi.

Dan juga harus menjaga etika serta menaati tata tertib yang berlaku di
laboratorium.

Tidak kalah pentingnya harus mengetahui informasi tentang simbol simbol


berbahaya yang terdapat pada bahan kimia serta mengetahui penanganan limbah
dengan tepat.
Daftar Pustaka

Emda, Amna. "Laboratorium sebagai sarana pembelajaran kimia dalam


meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kerja ilmiah." Lantanida journal 5.1
(2017): 84.

Moningka. 2008. Kimia Universitas Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Sardi, Arif . "GHS : Keselamatan Berbicara Melalui Simbol." BIOSCIENCE 2.1


(2018)

Djauhari, Azmir. Analisis Jenis-Jenis Kecelakaan Kerja di Laboratorium.


Lhokseumawe:Aceh Edukasi , 2023.

Subamia, I.D.P., Sriwahyuni, IGAN., dan Widiasih, N.W. (2019). Analisis Bahan
Kimia Berbahaya di Laboratorium Kimia Organik. Jurnal Matematika, Sains, dan
Pembelajarannya, 13(1), 49-70.

Vendamawan, Rico. “Pengelolaan Laboratorium Kimia.” METANA Vol 11 No.


02 (2015): 42-43.

Rahmantiyoko, Agus dkk. “Keselamatan dan Keamanan Kerja Laboratorium.”


IPTEK Journal of Proceedings Series No. (4) (2019).

23
Lampiran Jurnal

24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
Lampiran Penugasan

Resume Pertemuan ke-1

Etika di Lab & Pengenalan Laboratorium

A. Pengertian Laboratorium
 Laboratorium adalah tempat/ruangan/kamar tertentu yang dilengkapi
dengan peralatan dan bahan-bahan untuk mengadakan percobaan
(penyelidikan dan sebagainya) terhadap suatu bahan atau benda sehingga
kegiatan tersebut terkendali. Sedangkan menurut PERMENPAN,
laboratorium adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan,
berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak,
dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau
produksi dalam skala terbatas, dengan menggunakan peralatan dan bahan
berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan
pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada masyarakat.

B. Fungsi Laboratorium
 Sumber, metode, dan sarana pembelajaran
 Tempat untuk mengembangkan keterampilan intelektual dan
keterampilan motorik
 Memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari
suatu objek
 Memupuk rasa ingin tahu
 Membina rasa percaya diri

C. Etika Bekerja di Laboratorium


 Memakai sepatu tertutup dan jas lab dengan rapi
 Tidak membawa makanan dan minuman dalam lab
 Mengenakan sarung tangan, masker, dan kacamata pengaman

42
43

 Wanita yang memiliki rambut panjang harus diikat


 Tidak membicarakan hal yang tidak penting dan berkelakar.
 Tidak menggunakan perhiasan yang dapat merusak bahan kimia
 Berhati-hati dengan peralatan yang terbuat dari kaca
 Tidak meletakkan tas dan barang pada sembarang tempat
 Hindari menghirup uap, jika akan mencium gas maka kibaskan gas
menggunakan tangan sampai bau tercium
 Berhati-hati bila bekerja dengan asam kuat reagen korosif, dan reagen
yang mudah terbakar
 Berhati-hati terhadap asam dan basa kuat. Jangan menambah air ke
asam atau basa pekat
 Jangan memanaskan, mencampur, dan menuang bahan kimia di dekat
wajah dan tubuh sendiri ataupun orang lain
 Mengambil larutan dengan selalu menggunakan filer pipet
 Bahan yang menghasilkan gas berbahaya harus ditangani di lemari
asam dan menggunakan sarung tangan pelindung dan masker
 Jangan pernah memanaskan cairan organik meskipun sedikit atau
dekat api. Selalu gunakan penangas air atau penangas minyak atau
mantel pemanas listrik
 Jangan memanaskan cairan atau larutan terutama cairan organik
ditempat yang terbuka
 Jangan pernah memanaskan sistem tertutup karena dapat terjadi
ledakan
 Jika ingin mencampur bahan seperti air dan asam maka harus
memasukkan cairan asam kedalam air secara perlahan
 Untuk mengambil bahan kimia yang mudah menguap biasanya
diletakkan di lemari asam
 Jika terjadi tumpahan maka bisa menggunakan pasir atau batu bata
untuk membersihkannya
44

 Jika terjadi kecelakaan seperti gelah pecah maka buanglah pada


tempat khusus alat-alat kaca yang telah rusak
 Menjaga bahan kimia agar tetap murni dan tidak terkontaminasi
dengan bahan lain
 Setiap pengguna laboratorium wajib menjaga kebersihan ruangan dan
menjaga alat yang telah dipinjam agar tidak rusak atau hilang
 Mencuci tangan hingga bersih apabila terkena tumpahan cairan
 Mengguling-gulingkan tubuh atau mandi apabila terbakar
 Langsung menghirup udara bersih bila terhirup bahan yang berbahaya
 Langsung membilas mata dengan air yang mengalir bila cairan
mengenai mata
 Pada setiap pelaksanaan praktikum peralatan yang telah dipakai harus
bersih dan kering

D. Cara Bekerja di Laboratorium


 Cara mencium zat yaitu dengan cara mengibaskan gas zat dengan
tangan sampai bau tercium
 Cara mengambil larutan dengan pipet kaca yaitu dengan cara
memasukkan pipet kaca kedalam larutan kemudian tutup ujungnya
dan angkat keluar
 Jika ingin mereaksikan larutan dengan larutan lain maka harus
dijauhkan dari wajah dan tubuh sendiri maupun orang lain
 Jika ingin mereaksikan suatu larutan dengan larutan lain dengan pipet
tetes maka mulut pipet tetes tidak boleh berkontak langsung dengan
larutan
 Cara memanaskan larutan yaitu dimulai dari tengah tabung reaksi
 Gelas ukur dan alat-alat gelas atau kaca yang tebal tidak boleh
dipanaskan
 Cara menuang larutan bisa dituang langsung dan bisa juga melalui
batang pengaduk
45

 Cara membaca tinggi larutan dalam gelas ukur tidak boleh dari atas
atau bawah namun sejajar dengan mata

E. Tujuan Diberlakukannya Standar Keamanan Laboratorium


 Agar terciptanya suasana laboratorium sebagai sarana belajar sains
yang aman.

F. Pengenalan Alat

Nama Alat Gambar Alat Fungsi

Tabung Reaksi Tempat mereaksikan dua


larutan/bahan kimia

Pipa U Penghubung tabung


reaksi

Kaca Arloji Tempat menimbang


bahan kimia

Gelas Kimia Penyimpanan zat cair

Erlenmeyer Wadah bahan kimia cair


46

Corong Alat bantu memindah


larutan ke wadah

Membantu memindahkan
Pipet Tetes larutan dengan jumlah
sedikit

Pipet Ukur Memindahkan cairan


dengan jumlah yang tepat

Mengukur volume suatu


Buret cairan atau gas

Batang Pengaduk Mengaduk suspense atau


larutan

Spatula Alat untuk mengambil


objek

Gelas Ukur Mengukur volume cairan


47

Kaki Segitiga Penyangga alat dalam


proses pemanasan

Segitiga Porselen Penyangga alat saat


proses pemanasan

Penjepit Penjepit tabung reaksi


ketika pemanasan

Botol Regen Wadah untuk menyimpan


bahan kimia

G. Bahan Kimia Teknis & Pro Analisis


 Bahan kimia pro analis adalah bahan kimia yang memiliki kemurnian
sangat tinggi dan biasanya digunakan untuk keperluan laboratorium.
Bahan kimia pro analis telah dianalisa atau diteliti kadar atau
konsentrasinya secara kuantitatif di laboratorium tempat bahan kimia
itu diproduksi. Untuk penggunaannya biasanya digunakan sebagai
reagen baik itu primer ataupun sekunder di laboratorium
 Bahan kimia teknis adalah bahan kimia yang tidak memiliki kemurnian
setinggi bahan kimia pro analis dan biasa dipergunakan dalam proses
produksi karena harganya yang relatif jauh lebih murah dari bahan
kimia pro analis. Bahan kimia teknis dihitung kadar atau konsentrasinya
hanya dengan hitungan stoikiometri tanpa analisa secara kuantitatif.
Bahan kimia teknis hanya digunakan sebagai larutan penambah dan
larutan pembersih.
48

H. Simbol Bahaya Bahan Kimia

Simbol Arti Simbol

Bahan Kimia Beracun

Bahan Kimia Korosif

Ledakan

Bahan Kimia Mudah Terbakar

Bahan Kimia Iritasi

Bahan Kimia Pengoksidasi

Bahan Kimia Padat Mudah Terbakar


49

I. Kesehatan dan Keselamatan Kerja


 Laboratorium merupakan tempat kerja yang berpotensi timbul
kecelakaan
 Meskipun kecelakaan kecil atau ringan, tetaplah kecelakaan yang dapat
menimbulkan efek yang lebih besar
 Bahan kimia merupakan sumber bahaya yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan

J. Pertolongan Pertama di Laboratorium


 Terkena Larutan Asam
1) Kulit segera di lap dengan kapas atau lap halus
2) Dicuci dengan air mengalir
3) Kemudian dicuci dengan 1% Na2CO3
4) Lalu dicuci kembali dengan air
5) Dikeringkan dan olesi dengan salep levertran
 Terkena Larutan Logam
1) Segera ambil logam yang menempel
2) Cuci kulit dengan air mengalir kira-kira 15-20 menit
3) Netralkan dengan larutan 1% asam asetat
4) Keringkan dan olesi dengan salep levertran atau luka ditutup
dengan kapas steril atau kapas yang telah dibasahi asam pikrat
 Terkena Bromin
1) Cuci segera dengan larutan amonia encer
2) Tutup luka dengan pasta Na2CO3
 Terkena Phospor
1) Kulit yang terkena segera dicuci dengan air sebanyak-banyaknya
2) Kemudian cuci dengan larutan 3% CuSO4
50

 Luka Bakar Akibat Benda Panas


1) Diolesi dengan salep minyak ikan atau levertran
2) Dicelupkan kedalam air es secepat mungkin atau dikmpres sampai
nyeri berkurang
 Luka Pada Mata
1) Jika terkena percikan asam encer maka mata dapat dicuci dengan
air bersih kira-kira 15 menit
2) Dicuci dengan larutan 1% Na2CO3
3) Jika terkena percikan larutan basa maka dicuci dengan air bersih
kira-kira 15 menit
4) Dicuci dengan larutan 1% asam borat dengan gelas pencuci mata
 Tergores Benda Tajam
1) Membersihkan luka dengan alkohol, memberikan obat merah pada
luka secara perlahan dan balut dengan kain kasa
 Keracunan
1) Menghindarkan korban dari lingkungan zat yang beracun terssebut,
kemudian pindahkan korban ke tempat yang berudara segar
2) Jika korban tidak bernafas maka berikan nafas buatan dengan cara
menekan bagian dada atau dari mulut ke mulut.

Post-Test Pertemuan ke-1


1. Sebutkan minimal masing-masing 3 alat gelas yang digunakan untuk analisis
kualitatif dan kuantitatif !
Analisis kualitatif

 Erlenmeyer
 Beaker glass
 Gelas Ukur
Analisis Kuantitatif

 Pipet volume
 Buret
 Labu Ukur
51

2. Sebutkan sifat bahan-bahan berikut dengan kategori (Asam kuat, basa kuat,
asam lemah, atau basa lemah) !
 H2SO4 = Asam Kuat
 KOH = Basa Kuat
 CH3COOH = Asam Lemah
 HCL = Asam Kuat
 NaOH = Basa kuat

3. Sebutkan masing-masing minimal 2 contoh alat pemanas, pengukur volume,


pereaksi zat, dan wadah!
 Alat pemanas = Segitiga porselen dan cawan Krusibel
 Pengukur volume = Pipet ukur dan buret
 Pereaksi zat = Erlenmeyer dan Beaker Glass
 Wadah = Botol reagen dan botol tertutup yang ada pipet

4. Arti Simbol disamping adalah?


 Bahan kimia yang bersifat korosif

Anda mungkin juga menyukai