Anda di halaman 1dari 42

BUKU PETUNJUK

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

DISUSUN OLEH:
SWATIKA JUHANA
NUR MUTIA ROSIATI

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN KULIT


POLITEKNIK ATK YOGYAKARTA
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
2020
PERATURAN UMUM LABORATORIUM KIMIA

ABSENSI
1. Praktikan hadir 10 menit sebelum praktik dimulai.
2. Praktikan yang terlambat lebih dari 30 menit tidak diperkenankan mengikuti praktik
3. Apabila praktikan berhalangan hadir maka wajib membuat surat izin atau surat
keterangan sakit dari dokter dan menghubungi asisten untuk praktik susulan. Izin tidak
boleh lebih dari 2 kali kecuali dengan alasan opname. Bagi yang izin lebih dari 2 kali
maka mengulang praktik di tahun berikutnya.
4. Praktikan dilarang meninggalkan laboratorium selama praktik tanpa seizin asisten
5. Sebelum masuk praktik, praktikan wajib mengisi absensi

ATURAN UMUM
1. Dilarang makan, minum, merokok, tidur, dan main handphone selama di dalam
Laboratorium
2. Apabila ada alat yang pecah, secepatnya melapor dan mengganti alat tersebut. Jika tidak
maka nilai E
3. Wajib memperhatikan keselamatan kerja di Laboratorium

Keselamatan Kerja Pribadi:


1. Di dalam laboratorium wajib menggunakan jas Lab lengan panjang dikancingkan,
sepatu tertutup dan kaos kaki, baju berkerah, celana panjang
2. Bagi yang berambut panjang wajib diikat. Jilbab wajib dimasukkan ke dalam jas Lab
3. Cuci tangan sebelum meninggalkan Laboratorium

Perlengkapan Praktikan:
1. Buku panduan praktik, buku catatan praktik, laporan sementara, dan alat tulis
2. Memakai jas Lab, pakaian sopan, sepatu tertutup
3. Membawa lap kain, korek api

Tes Awal/ Pretes


1. Tes awal dilakukan sebelum praktik selama 10 menit
2. Praktikan yang terlambat 10 menit tidak boleh mengikuti tes awal (nilai tes awal= 0)

2
3. Praktikan yang terlambat kurang dari 10 menit boleh mengikuti tes awal tanpa tambahan
waktu

Hal yang perlu diperhatikan:


Saat menimbang:
1. Bawa peralatan buku catatan praktik/logbook praktik, bolpoint, cawan porselin kering,
spatula
2. Pastikan waterpass neraca gelembung tepat di dalam lingkaran
3. Catat hasil penimbangan sesuai yang tertera di neraca sampai 4 desimal

Saat Praktik:
1. Beri label terhadap bahan/sampel yang digunakan
2. Buang limbah bahan kimia pada botol jerigen limbah
3. Segera bersihkan setiap tumpahan zat kimia maupun air dengan lap kering
4. Bersihkan dan rapikan meja setelah praktik
5. Kembalikan bahan dan alat seperti kondisi awal

3
LAPORAN PRAKTIKUM

1. Laporan Sementara
Laporan sementara ditulis di buku tulis/ buku catatan praktik. Dibuat sebelum masuk
praktik. Dan dilengkapi setelah praktik. Isi laporan sementara:
 Judul Percobaan
 Tujuan Praktikum
 Alat dan Bahan
 Cara Kerja
 Data Hasil Praktikum

2. Laporan Resmi
Laporan resmi diketik dan dikumpulkan 1 minggu setelah praktikum. Isi laporan resmi:
 Cover
 Judul Percobaan
A. Tujuan Percobaan
B. Dasar Teori
C. Alat dan Bahan
D. Prosedur Kerja
E. Hasil Praktikum
F. Pembahasan
G. Kesimpulan
H. Daftar Pustaka
 Lampiran
 Jawaban Pertanyaan

Penilaian Praktik:

Penilaian Praktik (Kehadiran, Pretes, Laporan Resmi, Keaktifan) : 30%


UTS : 35%
UAS : 35%

4
5
KIMIA ORGANIK

TIU : Mahasiswa dapat melakukan identifikasi, pemisahkan, dan sintesis senyawa


organik

Senyawa organik adalah senyawa kimia yang struktur molekul utama mengandung
karbon, kecuali karbida, karbonat (H2CO3) dan oksida karbon ( CO, CO2). Sehingga
senyawa organik disebut senyawa karbon. Dinamakan senyawa organik karena dapat disintesis
dalam tubuh organisme makluk hidup, seperti darah, daging, kayu, serat pohon. Senyawa
organik dapat disintesis dari dalam tubuh organisme hidup. Dalam perkembangannya senyawa
organik tersebut dapat disintesis di laboratorium atau industri. Contoh senyawa organik antara
lain protein, lemak, karbohidrat, urea, minyak atsiri, alkohol, asam karboksilat, dan lain-lain.
Penyusun utama senyawa organik adalah atom C dan H sehingga merupakan senyawa
hidrokarbon. Selain unsur C dan H, penyusun senyawa organik lain yang menjadi gugus fungsi
pada rantai karbon yaitu O, N, S, P. Senyawa hidrokarbon dibagi menjadi dua yaitu senyawa
hidrokarbon alifatik dan siklik. Senyawa hidrokarbon alifatik adalah hidrokarbon rantai
terbuka. Ada alkana, alkena, dan alkuna rantai lurus. Senyawa hidrokarbon siklik merupakan
senyawa hidrokarbon rantai tertutup. Senyawa hidrokarbon siklik meliputi: siklopropana,
siklobutana, siklopentana, sikloheksana, dan seterusnya.
Rantai hidrokarbon dasar senyawa organik alifatik dapat dilihat di Tabel 1.
Tabel 1. Nama Rantai Hidrokarbon Senyawa Organik

6
Beberapa contoh struktur senyawa organik siklik dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Senyawa Hidrokarbon Siklik

Dalam kimia organik, dikenal gugus fungsi. Gugus fungsi adalah kelompok gugus
khusus pada atom dalam molekul, yang berperan dalam memberi karakteristik sifat kimia pada
molekul tersebut. Senyawa yang bergugus fungsional sama memiliki reaksi kimia yang sama
atau mirip. Gugus fungsi merupakan bagian yang reaktif dari suatu molekul sehingga gugus
fungsi ini banyak menentukan sifat-sifat senyawa. Gugus fungsi sangatlah berperan penting
dalam kimia organik. Kemampuan atom karbon untuk membentuk ikatan tunggal dan rangkap
dengan sesamanya, yang memungkinkan pembentukan struktur dengan mengikat berbagai
gugus fungsional.

7
Tabel 2. Gugus-gugus Fungsi Senyawa Organik

Identifikasi senyawa organik, melalui beberapa langkah yaitu:


1. Pemisahan dan pemurnian dari zat yang diperiksa
2. Analisa kualitatif
3. Analisa kuantitatif
4. Penetapan bobot molekul dan rumus molekul
5. Penetapan Struktur zat.
Analisa kualitatif senyawa-senyawa organik, yang bertujuan menentukan macam-macam atom
yang terdapat didalamnya hampir selalu berdasarkan oksidasi atau reduksi C selalu dioksidasi
menjadi CO2; H selalu dioksidasi menjadi H2O dan N direduksi menjadi NH3 atau suatu sianida
(dioksidasi menjadi N2O2) dan halogen selalu direduksi menjadi suatu halogenida S direduksi
menjadi H2S atau dioksidasi menjadi suatu sulfat dan P direduksi menjadi phospat. Pemisahan
dan pemurnian, hampir senyawa-senyawa karbon dapat dipisahkan dan dimurnikan dengan
salah satu metode antara lain : ekstraksi, penyaringan (filtrasi); kristalisasi berulang; sublimasi;
distilasi biasa; distilasi bertingkat; distilasi uap dan ekstraksi.
Sintesis merupakan metode membuat senyawa organik dari bahan yang tersedia di
laboratorium. Isolasi merupakan metode untuk mengambil senyawa organik dari bahan alam
yang tersedia. Pada praktikum ini, akan dipelajari tentang pengertian senyawa organik, contoh
dan identifikasi senyawa organik, isolasi dan sintesis senyawa organik.

8
GLOSARIUM

1. Ekstraksi
Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu komponen dari suatu campuran
berdasarkan proses distribusi terhadap dua macam pelarut yang tidak saling bercampur.
Prinsip kelarutan pada ekstraksi adalah like dissolve like (senyawa polar larut dalam
pelarut polar, senyawa nonpolar larut pada pelarut nonpolar). Biasanya digunakan pada
ekstraksi cair cair.

2. Ekstraksi Sokhlet
Ekstraksi sokhlet pada prinsipnya sama dengan ekstraksi tetapi biasanya digunakan
untuk ekstraksi padatan. Untuk memurnikan hasil ekstraksi sokhlet dari pelarutnya
dapat dengan distilasi atau dengan ekstraksi pelarut. Senyawa tidak mudah menguap
dapat dipisahkan dengan ekstraksi pelarut (solvent extraction) menggunakan proses
bath atau proses kontinyu. Sampel padat dengan pelarut panas lebih baik menggunakan
alat ekstraksi Soxhlet (Soxhlet extraction).

3. Distilasi
Distilasi merupakan prinsip pemisahan/pemurnian suatu senyawa berdasarkan
perbedaan titik didih. Pada produk alam mudah menguap (minyak atsiri) seperti
misalnya alkohol, ester dan senyawa karbonil alifatik (asiklik dan alisiklik) senyawa
aromatik sederhana, dipisahkan dengan distilasi uap (steam distillation).

4. Alkohol-fenol
Alkohol adalah senyawa-senyawa dimana satu atau lebih atom hidrogen dalam sebuah
alkana digantikan oleh sebuah gugus -OH. Pada pembahasan kali ini, akan melihat
senyawa-senyawa yang mengandung satu gugus –OH.

5. Aldehid-Keton
a. Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung gugus karbonil (C=O) yang
terikat pada sebuah atau dua buah unsur hidrogen. Aldehid berasal dari “alkohol
dehidrogenatum“. (cara sintesisnya).
Struktur Aldehid : R – CHO

9
b. Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil
(C=O) terikat pada dua gugus alkil, dua gugus aril atau sebuah alkil dan sebuah aril.
Sifat-sifat sama dengan aldehid.
Struktur: (R)2-C=O

6. Asam Karboksilat (alkanakarboksilat)


Adalah nama golongan menurut nomenkaltur IUPAC, nama nasional yang lain ialah
alkanoat dan disamping itu disebut asam lemak tersebut merupakan bagian dari lemak,
gugus pengenal dari asam karboksilat adalah gugus karboksil yaitu -COOH

7. Karbohidrat
Adalah golongan senyawa yang terdiri dari unsur-unsur C,H,O, dan mempunyai rumus
umum Cn(H2O)m, karbohidrat sangat banyak dialam baik dalam tumbuh-tumbuhan
maupun binatang dan mempunyai peranan yang sangat penting.

8. Minyak dan Lemak


Adalah senyawa yang tak larut dalam air yang dapat dipisahkan dari sel dan jaringan
dengan cara ekstraksi dan menggunakan pelarut organik yang relatif non polar,
misalnya dietil eter atau kloroform. Oleh karena itu senyawa ini dibagi menurut sifat
fisiknya yaitu senyawa yang larut dalam pelarut non polar dan yang tidak larut dalam
air dan tidak dibagi menurut strukturnya. Oleh sebab itu tidak mengherankan, bahwa
golongan lemak masuk dalam bermacam-macam bentuk senyawa, dan perbedaan lemak
dan minyak adalah pada sifat fisiknya, pada temperatur kamar, lemak bersifat padat dan
minyak bersifat cair.

9. Protein
Protein adalah senyawa organik kompleks dengan berat molekul tinggi, protein
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama
lain dengan ikatan peptida. Protein mengandung molekul karbon, hidrogen, oksigen,
nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur
dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.

10
MATERI PRAKTIKUM

Praktikum 1 : Identifikasi Atom Karbon (C)


Praktikum 2 : Kelarutan Senyawa Organik (Senyawa Polar dan Non Polar)
Praktikum 3 : Pemisahan Senyawa Organik
Praktikum 4 : Sifat Kimia Aldehid dan Keton
Praktikum 5 : Identifikasi Karbohidrat, Lemak dan Protein
Praktikum 6 : Sintesis Asam Formiat
Praktikum 7 : Ekstraksi Tanin dari Daun Ketapang
Praktikum 8 : Ekstraksi Zat Warna Alami dari Kulit Buah Manggis dan Pengaplikasian
Zat Warna Alami Pada Kulit Crust

11
PRAKTIKUM 1

Identifikasi Atom Karbon (C)

A. Tujuan percobaan
Melakukan identifikasi atom karbon (C) secara kualitatif pada senyawa organik dan
anorganik.

B. Dasar Teori
Senyawa organik adalah senyawa kimia yang struktur molekul utama mengandung
karbon, kecuali karbida (CaC2, silikon karbida), karbonat (H2CO3, CaCO3) dan oksida
karbon (CO, CO2). Sehingga senyawa organik disebut senyawa karbon. Atom penyusun
utama senyawa organik yaitu atom C juga dengan unsur H dan O. Unsur lain yang mungkin
ada dalam senyawa organik adalah N,S,P, dan halogen. Senyawa organik awalnya
ditemukan dalam organisme hidup. Meskipun dalam perkembangan senyawa organik dapat
disintesis di laboratorium. Contoh senyawa organik: metanol (CH3OH), asam cuka
(CH3COOH), formalin/ formaldehid (HCOH). Senyawa organik yang berhasil disintesis
di laboratorium pertama kali yaitu urea (NH2)2CO.
Analisa kualitatif senyawa–senyawa organik, umumnya selalu didasari oleh reaksi
oksidasi dan reaksi reduksi. Karbon selalu dioksidasi menjadi CO2, hidrogen selalu
dioksidasi menjadi H2O, nitrogen selalu dioksidasi menjadi N2O5 atau direduksi menjadi
NH3, halogen selalu direduksi menjadi halogenida, sulfur di reduksi menjadi H2S dan di
oksidasi sulfat, posfor direduksi menjadi PH3 dan dioksidasi menjadi pospat.
Analisa organik kualitatif adalah analisa untuk identifikasi senyawa organik yang
tidak diketahui. Senyawa organik merupakan senyawa yang penyusun utamnya adalah atom
karbon dan hidrogen (hidrokarbon) yang umumnya bersifat non polar. Atom lain penyusun
senyawa organik yaitu O, N, P, S dan halogen yang memberikan sifat khas pada senyawa
organik tersebut. Analisa organik kualitatif pada percobaan ini adalah analisa yang dilakukan
untuk menentukan adanya atom karbon. Selain itu, setiap senyawa organik mempunyai sifat
kelarutan yang khas, yang meliputi jenis pelarut dan jumlah kelarutannya.

C. BAHAN DAN ALAT


Bahan:

12
• Gula (serbuk kristal) • NaOH (padatan)
• Urea (serbuk) • Asam oksalat (serbuk)
• NaCl (serbuk) • HCl (larutan)
 Na2CO3 (serbuk)  CuSO4(serbuk)

Alat:
 Tabung reaksi (2 buah)  Penjepit dan krus tang
 Rak tabung reaksi  Cawan porselen (7 buah)
 Pipet tetes (2 buah)  Spatula (7 buah)
 Pembakar bunsen  Kaki tiga
 Korek api  Kasa
 Kertas label  Kompor listrik

D. CARA KERJA
Identifikasi Karbon Pada Senyawa Organik dan Anorganik
1. Siapkan tabung reaksi dan cawan porselen sejumlah sampel yang sudah disiapkan
2. Masukkan sampel padat/serbuk ke dalam cawan porselen sebanyak masing-masing 1
sendok spatula
3. Masukkan sampel larutan 1 mL ke dalam tabung reaksi
4. Beri label pada setiap sampel yang sudah dimasukkan ke dalam cawan porselen atau
tabung reaksi
5. Panaskan masing-masing sampel diatas kompor listrik untuk sampel serbuk/padatan,
dan diatas bunsen untuk sampel cair
6. Amati dan catat hasil percobaan
Jika terbentuk arang (karbon), maka merupakan senyawa organik.

13
E. Hasil Percobaan
Tabel 1. Identifikasi Atom C Pada Bahan Organik dan Anorganik

No Nama Bahan Hasil Pengamatan

F. Pertanyaan
1. Mengapa saat bahan dipanaskan terbentuk warna hitam?
2. Sebutkan atom utama penyusun senyawa organik!
3. Apa perbedaan senyawa organik dan anorganik (p.a/ pro analisis) setelah dipanaskan?

Catatan:
Bahan anorganik yang digunakan adalah bahan murni tanpa pengotor (bahan pro analisis/ p.a)

14
15
PRAKTIKUM 2

Kelarutan Senyawa Organik (Senyawa Polar dan Non Polar)

A. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa mampu membedakan senyawa polar dan non polar
2. Mahasiswa mampu menjelaskan kelarutan senyawa organik

B. Teori
Kelarutan senyawa organik dilakukan untuk memahami kepolaran suatu larutan dan
pemilihan pelarut yang tepat saat melarutkan senyawa kimia. Senyawa polar adalah
senyawa yang tersusun oleh atom-atom yang memiliki perbedaan elektronegatifitas yang
tinggi antar atom penyusunnya, contoh: H2O, HF. Senyawa non polar adalah senyawa yang
disusun oleh atom-atom yang memiliki perbedaan elektronegatifitas yang rendah, contoh:
CH4, CHCl3 (kloroform), minyak.
Teori kelarutan digunakan dalam ilmu kimia yatiu like dissolves like yang artinya
senyawa polar akan larut dalam pelarut polar, dan senyawa non polar akan larut dalam
pelarut non polar. Senyawa polar akan larut dalam air, karena air bersifat polar, sedangkan
senyawa non polar tidak larut dalam air. Semakin besar konstanta dielektrik suatu pelarut,
maka polaritas semakin tinggi.
Tabel 3. Konstanta Dielektrik (Polaritas) Pelarut Organik

16
Kelarutan suatu senyawa selain karena prinsip like dissolve like, juga didasarkan pada
ikatan yang terjadi antar molekulnya. Senyawa yang larut dalam air juga disebabkan karena
terjadinya ikatan hidrogen antar air dengan senyawa tersebut. Ikatan hidrogen adalah ikatan
yang terjadi antar molekul, yang terjadi antar atom H dengan atom O, F, N.

Ikatan hidrogen ini menyebabkan:


1. Suatu senyawa/ larutan mudah larut dalam air (hidrofil)
2. Titik didih senyawa menjadi tinggi, dikarenakan terjadi ikatan yang cukup kuat antar
molekul dengan air.
Contoh ikatan hidrogen antara air dengan aseton:

O H O

CH3CCH3 H

Pada praktikum ini, kita akan mempelajari kelarutan senyawa polar dengan pelarut
polar, dan senyawa non polar larut dengan pelarut non polar.

C. Alat dan bahan


Bahan:
 Sampel senyawa organik
 Heksana, metanol, aseton, kloroform, formaldehida, benzena, dietil eter
 Aquades
 Minyak
Alat:
• Tabung reaksi ( 8 buah)
• Rak tabung reaksi
• Pipet tetes
 Penjepit

17
D. Cara kerja
Kelarutan senyawa polar dan nonpolar
1. Siapkan 8 tabung reaksi kosong dan beri nama setiap tabung sesuai pelarut yang
dimasukkan
2. Masukkan ke tiap-tiap tabung reaksi 1 pipet tetes penuh aquades
3. Ke dalam tiap tabung reaksi masukkan masing-masing 2 pipet tetes penuh:
Tabung 1: Formaldehid
Tabung 2: Metanol
Tabung 3: Aseton
Tabung 4: Kloroform
Tabung 5 : n-Heksana
Tabung 6 : Benzena
Tabung 7 : Dietil eter
3. Perhatikan apakah semua pelarut tersebut larut dalam aquades
4. Lakukan langkah 1- 4 dengan mengganti aquades dengan minyak
5. Lakukan hal yang sama dengan sampel senyawa organik, jika ada.
Catatan : Senyawa organik yang larut dalam air, umumnya merupakan senyawa polar
dengan BM rendah, maksimal 5-6 atom karbon. Senyawa yang tidak larut dalam air
merupakan senyawa non polar.

E. Data Pengamatan
No Pelarut Pengamatan Kelarutan
Air Minyak Sampel
1. Formaldehid
2. Metanol
3. Aseton
4. Kloroform
5. n-Heksana
6. Benzena
7. Dietil eter

18
F. Pertanyaan
1. Jelaskan pengertian senyawa polar dan non polar!
2. Gambarkan struktur kimia pelarut-pelarut organik pada praktikum ini!
3. Sampel bahan organik yang diuji pada percobaan ini merupakan senyawa polar atau
nonpolar? Jelaskan

19
PRAKTIKUM 3
Pemisahan Senyawa Organik

A. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa memahami konsep pemisahan pemisahaan senyawa dengan distilasi
2. Mahasiswa memahami konsep pemisahaan senyawa dengan ekstraksi

B. Dasar Teori
Pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan atau memurnikan
suatu senyawa atau kelompok senyawa yang mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari
suatu bahan, baik pemisahan analitik atau preparatif. Metode pemisahan bertujuan untuk
mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari suatu campuran.
Berdasarkan tahap proses pemisahan, metode pemisahan dapat dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu metode pemisahan sederhana dan metode pemisahan kompleks. Metode
pemisahan sederhana adalah metode yang menggunakan cara satu tahap. Proses ini terbatas
untuk memisahkan campuran atau larutan yang relatif sederhana. Metode pemisahan kompleks
memerlukan beberapa tahapan kerja, diantaranya penambahan bahan tertentu, pengaturan
proses mekanik alat, dan reaksi-reaksi kimia yang diperlukan. Metode ini biasanya
menggabungkan dua atau lebih metode sederhana. Contohnya, pengolahan bijih dari
pertambangan memerlukan proses pemisahan kompleks.
Sifat zat yang diinginkan dan dalam keadaan campuran harus diperhatikan, untuk
menghindari kesalahan pemilihan metode pemisahan yang akan menimbulkan kerusakan hasil
atau melainkan tidak berhasil. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Keadaan zat yang diinginkan terhadap campuran, apakah zat ada di dalam sel makhluk
hidup, apakah bahan terikat secara kimia, dan sebagainya.
2. Kadar zat yang diinginkan terhadap campurannya, apakah kadarnya kecil atau besar.
3. Sifat khusus dari zat yang diinginkan dan campurannya, misalnya zat tidak tahan panas,
mudah menguap, kelarutan terhadap pelarut tertentu, titik didih, dan sebagainya.
4. Standar kemurnian yang diinginkan. Kemurnian 100% memerlukan tahap yang berbeda
dengan 96%.
5. Zat pencemar dan campurannya yang mengotori beserta sifatnya.
6. Nilai guna zat yang diinginkan, harga, dan biaya proses pemisahan.
Suatu zat dapat dipisahkan dari campurannya karena mempunyai perbedaan sifat.

20
Beberapa dasar pemisahan campuran antara lain ukuran partikel, kelarutan, titik didih, densitas,
sifat koligatif, dan lain-lain.

C. Alat dan bahan


Bahan : daun jeruk purut, aquades, eter
Alat :
 Labu alas bulat  Penjepit
 Pendingin  Erlenmenyer
 Selang  Tabung reaksi
 Kompor  Pipet tetes
 Pompa air dan ember  Corong pemisah
 Batu didih

D. Cara kerja
Distilasi
1. Dipasang rangkaian alat distilasi
2. Dimasukkan 100 gram daun jeruk purut yang sudah dipotong-potong ke dalam labu
distilasi.
3. Tambahkan aquades 300 mL ke labu alas bulat
4. Alirkan air sebagai pendingin melalui kondensor
5. Panaskan labu distilasi pada suhu ± 100 ºC
6. Tampung destilat yang keluar ke dalam erlenmeyer
7. Lakukan distilasi sampai destilat tidak keluar.

Gambar 2. Rangkaian Alat Distilasi


21
Ekstraksi Pelarut
1. Destilat dari hasil distilasi dari percobaan atas dimasukkan ke dalam corong pemisah
2. Tambahkan 100 mL eter.
3. Dikocok beberapa menit dan didiamkan hingga terbentuk dua lapisan.
4. Dipisahkan fasa airnya dan minyak-eter. Eter diatas, air dibawah.
5. Diukur volume ekstraknya

Gambar 3. Alat Ekstraksi Cair-Cair (Corong Pemisah)

E. Pertanyaan
1. Gambarlah rangkaian alat untuk distilasi!
2. Jelaskan pengertian distilasi!
3. Jelaskan pengertian ekstraksi!
4. Mengapa pada ekstraksi minyak atsiri digunakan eter?

22
PRAKTIKUM 4
Sifat Kimia Aldehid dan Keton

A. Tujuan Percobaan
Memahami dan melakukan reaksi identifikasi aldehid dan keton

B. Dasar Teori
Aldehid berasal dari alkohol primer yang teroksidasi, sedangkan keton berasal dari
alkohol sekunder yang teroksidasi. Aldehid dan keton adalah contoh senyawa-senyawa
karbonil yang banyak ditemukan di alam bebas.
Aldehid adalah senyawa organik yang karbon karbonilnya selalu berikatan dengan
paling sedikit satu atom hidrogen. Sedangkan keton adalah senyawa organik yang karbon
karbonilnya dihubungkan dengan 2 karbon lain. Aldehid dan keton memiliki banyak
manfaat. Contoh senyawa aldehid adalah formalin yang sering digunakan dalam
pengawetan zat organik. Sedangkan contoh senyawa keton adalah aseton yang dapat
digunakan untuk pembersih kuteks. Gugus karbonil ialah satu atom karbon dan satu atom
oksigen yang dihubungkan dengan ikatan ganda dua. Gugus ini merupakan salah satu
gugus fungsi yang paling lazim di alam dan terdapat dalam karbohidrat, lemak, protein,
dan steroid. Gugus fungsi ini dijumpai dalam senyawa aldehid dan keton. Aldehid berbeda
dengan keton karena aldehid memiliki sebuah atom hidrogen yang terikat pada gugus
karbonilnya. Hal tersebut menyebabkan aldehid sangat mudah teroksidasi. Sebagai
sontoh, etanal, CH3CHO, sangat mudah dioksidasi menjadi etanoat, CH3COOH, atau ion
etanoat, CH3COO–. Sedangkan keton tidak memiliki atom hidrogen tersebut sehingga
tidak mudah dioksidasi. Keton hanya bisa dioksidasi dengan menggunakan agen
pengoksidasi kuat yang memilki kemampuan untuk memutus ikatan-ikatan karbon.

Gambar 4. Struktur Aldehid dan Keton


23
Aldehid dan keton lazim didapat dalam sistem makhluk hidup. Gula ribosa dan
hormon betina progesteron merupakan dua contohaldehid dan keton yang penting secara
biologis. Banyak aldehid dan keton mempunyai bau yang khas yang memperbedakan
umumnya aldehid berbau merangsang dan keton berbau harum. Misalnya, trans-
sinamaldehid adalah komponen utama minyak kayu manis dan enantiomer-enentiomer,
karbon yang menimbulkan bau jintan dan tumbuhan permen
Formaldehid, suatu gas tak berwarna, mudah larut dalam air. Larutan 40% dalam air
dinamakan formalin, yang digunakan dalam pengawetan cairan dan jaringan-jaringan.
Formaldehid juga digunakan dalam pembuatan resin sintetik. Polimer dari formaldehida,
yang disebut paraformaldehida, digunakan sebagai antiseptik dan insektisida. Asetaldehid
adalah bahan baku penting dalam pembuatan asam asetat, anhidrida asetat dan esternya,
yaitu etil asetat.
Aseton adalah keton yang paling penting. Ia merupakan cairan volatil (titik didih
56oC) dan mudah terbakar. Aseton adalah pelarut yang baik untuk macam-macam
senyawa organik, banyak digunakan sebagai pelarut pernis, lak dan plastik. Tidak seperti
kebanyakan pelarut organik lain, aseton bercampur dengan air dalam segala perbandingan.
Sifat ini digabungkan dengan volatilitasnya membuat aseton sering digunakan sebagai
pengering alat-alat gelas laboratorium. Alat-alat gelas laboratorium yang masih basah
dibilas dengan mudah.

24
C. Alat dan Bahan
Bahan:
 KMnO4
 AgNO3
 KI, NaOCl
 Aquades
 NaHSO3
 Asetaldehid
 pH indikator universal
 Protein (Putih telur)
 Formaldehid
 Aseton

Alat:
 Botol semprot
 Gelas Piala 100 ml / 500 ml
 Gelas ukur 100 ml dan 25 ml
 Pipet tetes
 Erlenmeyer 250 ml / 100 ml
 Tabung reaksi + rak
 Penjepit tabung reaksi
 Pipet volume
 Batang pengaduk

D. Cara Kerja
Identifikasi Aldehid dan Keton (Uji Tollens)
1. Disiapkan dua buah tabung reaksi yang kering dan bersih.
Tabung reaksi 1 : menambah 1 mL aldehid
Tabung reaksi 2 : menambah 1 mL keton
2. Ditambahkan 5-10 tetes AgNO3 kepada masing-masing tabung diatas dan tabung
digoyang-goyang serta dipanaskan sampai suhu 70 oC.

25
3. Amati apa yang terjadi. Cek pH sebelum dan sesudah reaksi
Catatan: Reaksi positif akan terbentuk cermin perak pada dinding tabung reaksi atau
endapan pada tabung reaksi. Terjadi reaksi oksidasi menjadi asam karboksilat.

Reaksi Oksidasi (Pembentukan Asam Karboksilat)


1. Dimasukkan 10 ml larutan formaldehid (metanal) kedalam gelas piala yang bervolume
100 ml.
2. Ditambahkan oksidator kalium permanganat (KMnO4) sebanyak 2 ml
3. Diaduk dengan batang pengaduk untuk mempermudah masuknya oksigen dari udara
4. Reaksi positif terbentuk endapan coklat MnO2
5. Diukur pH campuran, jika pH telah asam berarti reaksi sudah berlangsung.

Reaksi Formaldehid dengan Protein (Uji Hopkins`Cole)


1. Disiapkan dua buah tabung reaksi yang kering dan bersih.
2. Ditambahkan 5 ml protein kedalam masing-masing tabung.
Untuk tabung reaksi I : menambahkan 10 tetes formaldehid
Untuk tabung reaksi II : menambahkan 10 tetes larutan aseton
3. Dibandingkan hasil kedua reaksi

Uji Keton
Reaksi Iodoform
Masukkan 0,5 mL aseton ke dalam tabung reaksi, tambahkan 3 mL KI 10% dan 10 mL
NaOCl atau CaOCl2, campurkan dengan baik. Amati reaksi kimia yang terjad!

E. Pertanyaan
1. Tuliskan strktur metanal dan aseton!
2. Mengapa metanal dapat dioksidasi, sedangkan aseton tidak dapat dioksidasi?
3. Tuliskan reaksi oksidasi metanal dengan kalium permanganat!

26
PRAKTIKUM 5

Identifikasi Karbohidrat, Lemak, dan Protein

A. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa mampu melakukan dan menjelaskan identifikasi karbohidrat
2. Mahasiswa mampu melakukan dan menjelaskan identifikasi lemak
3. Mahasiswa mampu meakukan dan menjelaskan identifikasi protein

B. Dasar Teori
Karbohidrat
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yang terdapat dalam alam.
Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat sebenarnya adalah
polisakarida aldehida dan keton atau turunan mereka. Salah satu perbedaan utama antara berbagai
tipe-tipe karbohidrat ialah ukurannya. Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang
tersederhana, mereka tidak dapat dihidrolisis enjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil.
Monosakarida dapat diikat bersama-sama membentuk dimer, trimer dan sebagainya dan akhirnya
polimer.
Menurut Poedjiadi (2006), berdasarkan sifat-sifatnya terhadap zat-zat penghidrolisis
karbohidrat dibagi dalam 4 kelompok utama yaitu:
1. Monosakarida yaitu karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisa menjadi senyawa yang
lebih sederhana terdiri dari satu gugus cincin. Contoh dari monosakarida yang terdapat
di dalam tubuh ialah glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
2. Disakarida senyawa yang terbentuk dari gabungan dua molekul atau lebih
monosakarida. Contoh disakarida ialah sukrosa, maltosa dan laktosa.
3. Glikosida yaitu senyawa yang terdiri dari gabungan molekul gula & molekul non gula.
4. Polisakarida yaitu polimer yang tersusun oleh lebih dari lima belas monomer gula.

27
Gambar 5. Struktur Monosakarida
Protein
Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup. Senyawa ini terutama
berfungsi sebagai zat pembentuk struktur sel, misalnya dalam rambut, wol, kolagen,
jaringan penghubung, dan membran sel. Selain itu pula dapat berfungsi sebagai zat yang
aktif misalnya enzim, hormon, hemoglobine, toksin, antibodi, dan protein yang terikat pada
gen. Protein umumnya dari 20 jenis asam amino. Asam amino mempunyai sifat asam yang
basa yang unik karena memiliki sekaligus gugus asam dan gugus basa. Berdasarkan sifat-
sifat tersebut, kita dapat melakukan pemisahan, identifikasi, dan penentuan jumlah asam
amino dalam campuran, bahkan menentukan komposisi asam amino dalam suatu protein.
Berikut struktur umum asam amino penyusun protein.

Gambar 6. Struktur Asam Amino

Berikut nama dan jenis asam amino penyusun protein dan keratin:

28
Gambar 7. Jenis-jenis Asam Amino

Terbentuknya struktur tersier molekul protein menyebabkan molekul tersebut


memiliki konformasi tertentu, yang merupakan karakteristik dari setiap molekul protein.
Fungsi molekul protein ditentukan oleh konformasinya. Jika oleh karena suatu faktor
lingkungan, konformasi suatu molekul protein berubah, fungsi protein tersebut terganggu,
atau bahkan hilang sama sekali. Molekul protein yang mengalami perubahan konformasi
diakatakan telah mengalami denaturasi. Faktor-faktor lingkungan yang dapat
menyebabkan terjadinya denaturasi protein adalah pH, suhu, dan bahan kimia tertentu.
Penurunan pH mengakibatkan suasana lingkungan menjadi lebih asam, dan akan
diikuti dengan perubahan bentuk yang dominan setiap asam-basa konjugat. Bentuk asam
akan menjadi lebih dominan dari pada basa konjugatnya. Gugus R yang semula bermuatan
negatif akan menjadi tidak bermuatan, sedangkan yang semula tidak bermuatan akan
menjadi bermuatan positip. Peningkatan pH akan berakibat sebaliknya, yaitu menyebabkan
pergeseran kesetimbangan setiap pasangan asam-basa konjugatnya. Dengan demikian
perubahan pH dapat memperlemah atau bahkan menghilangkan ikatan ion dalam molekul
protein, sehingga mendorong terjadinya denaturasi.
Lemak

29
Lemak adalah senyawa ester nonpolar yang tidak larut dalam air, yang dihasilkan
oleh tanaman dan hewan. Lemak yang dihasilkan dari tanaman disebut lemak nabati,
sedangkan yang dari hewan disebut lemak hewani. Lemak dan minyak terutama disusun
oleh atom karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O), tetapi mengandung jumlah hidrogen
lebih banyak dan oksigen lebih sedikit dibandingkan karbohidrat. Lemak termasuk dalam
bagian kelompok lipid, yaitu kelompok lipid sederhana yang disusun oleh dua kelompok
utama yaitu asam lemak dan gliserin. Lipida memiliki fungsi sebagai komponen struktural
membran, sebagai sumber energi, sebagai lapisan pelindung, dan sebagai vitamin, serta
hormon. Lipida kompleks dibagi menjadi triasil gliserol, fosfolipida, sfingolipida, serta
lilin. Lipida pada umumnya tidak dapat larut dalam air, tetapi dapat larut dalam pelarut
nonpolar, seperti: kloroform, eter, dan benzena. Asam lemak dapat digolongkan
berdasarkan berat molekul dan derajat ketidakjenuhan yang akan berpengaruh terhadap
sifat kelarutan asam lemak dalam air, kemampuan asam lemak untuk menguap dalam
larutan garam-garamnya dalam alkohol dan air. Oleh karena itu, praktikum ini dilakukan
untuk mengetahui sifat-sifat lemak.

Gambar 8. Struktur Umum Lemak (Trigliserida)


C. Alat dan Bahan
Bahan:
Glukosa, amilum, reagen benedict, larutan iodium, akuades, telur, reagen ninhidrin, etanol
96%, NaCl, akuades, etanol, kloroform, minyak kelapa baru dan bekas, mentega dan
iodium, NaOH, CuSO4
Alat:
Tabung reaksi, pipet ukur, bunsen, penjepit tabung reaksi, dan pipet tetes

30
D. Cara Kerja
Uji Karbohidrat
Uji benedict
1. Uji benedict dilakukan dengan cara memasukkan 1 mL sampel glukosa dan amilum
kedalam tabung reaksi yang berbeda. Ditambahkan 10 tetes NH4OH pekat. Kemudian
memasukkan 1 mL akuades ke dalam tabung reaksi sebagai kontrol.
2. Tambahkan ragen benedict kedalam masing-masing tabung reaksi.
3. Panaskan larutan dan amati warna larutan yang terbentuk.

Uji Iodium
1. Masukkan 1 mL larutan amilum dan glukosa pada masing-masing tabung reaksi yang
berbeda.
2. Tambahkan 2-3 tetes larutan iodium dan memanaskan tabung reaksi tersebut.
3. Diamkan dan amati perubahan warna pada larutan tersebut.

Uji kualitatif protein


1. Uji ninhidrin dengan masukkan 1 mL sampel putih telur kedalam tabung reaksi.
Tambahkan 1 mL ninhidrin dan dipanaskan selama 3 menit. Selanjutnya amati
perubahan warna yang terjadi.
2. Reaksi protein dengan etanol. Masukkan masing-masing 1 ml sampel putih telur
yang dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berbeda. Kemudian tambahkan 10 tetes
HCl pada tabung reaksi 1 dan 10 tetes NaOH padatabung reaksi kedua. Tambahkan
etanol 96% ke dalam tabung reaksi. Amati perubahan yang terjadi. Selanjutnya
masukkan setetes demi setetes akuades sambil dikocok dan diamati perubahan tersebut.
3. Uji Biuret dengan masukkan 2 mL sampel ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 2 mL
NaOH 10% dan kocok. Kemudian tambahkan bertetes-tetes larutan CuSO4 0,1 M.
Amati.

Uji Lemak
Uji kelarutan
1. Siapkan 3 buah tabung reaksi, yang masing-masing tabung tersebut diisi dengan 2 ml
aquades, etanol dan kloroform.
2. Tambahkan sampel minyak kelapa diteteskan pada masing-masing reaksi

31
3. Amati tingkat kelarutan minyak pada masing-masing pelarut.

Uji ketidakjenuhan
1. Siapkan 3 tabung reaksi yang masing-masing tabung tersebut diisi dengan 1 ml minyak
zaitun, minyak kelapa dan mentega.
2. Tambahkan 1 ml kloroform dan 3 tetes larutan iodium.
3. Amati perubahan

Uji Penyabunan
1. Ambil 10 mL minyak
2. Tambahkan 1,5 gram NaOH dan 25 mL alkohol
3. Didihkan dalam erlenmenyer 15 menit, tutup dengan gelas arloji
4. Tes reaksi penyabunan sempurna atau belum dengan cara: ambil beberapa tetes
larutan sabun ke dalam tabung reaksi yang telah berisi aquades. Jika larutan dapat
larut semua (tidak terbentuk gelembung-gelembung sabun), maka reaksi telah
sempurna. Kemudian dipanaskan kembali untuk menghilangkan alkohol. Setelah
dingin tambahkan 75 mL aquades panas dan panaskan agar semua sabun larut.

32
PRAKTIKUM 6
Sintesis Asam Formiat

A. Tujuan Percobaan
Mahasiswa mampu melakukan dan menjelaskan pembuatan asam formiat (HCOOH) dari
gliserol dan asam oksalat

B. Dasar Teori
Asam Formiat berasal dari kata asam dan formiat. Formiat berasal dari nama sejenis
semut merah “formica rufa” yang dapat mengeluarkan asam dan terbentuk sebagai asam
bebas. Asam ini banyak dijumpai pada beberapa jenis tumbuhan, pada bulu-bulu jelatang
dan hasil dari fermentasi bakteri pada karbohidrat. Beberapa ilmuwan melakukan
penelitian yang berhubungan dengan asam formiat dari semut tersebut. Brunfles pada
permulaan abad ke-16 menyelidiki uap dari semut gunung penyebab warna merah dari
tumbuh-tumbuhan. Et-Muller pada tahun 1684 telah mendistilasi sejumlah semut gunung
yang menghasilkan suatu “acid spirit” yang dapat merusak besi. Fisher mendistilasi
sejumlah semut dengan air dan ditemukan pada larutan distilatnya suatu asam menyerupai
“spirit of vinegar”. Pada umumnya, asam formiat yang dijual dipasaran mempunyai kadar
85% dan 90% sedangkan dalam bentuk anhidrat tersedia dalam jumlah bebas. Asam
formiat banyak digunakan untuk koagulan karet, conditioner pada pencelupan tekstil,
industri kulit serta sintesa bahan-bahan farmasi dan bahan kimia lain.
Asam formiat termasuk dalam katagori asam organik lemah, tapi bersifat sangat
korosif, tidak berwarna, mempunyai bau yang menyengat, dapat menyebabkan iritasi pada
mata, hidung, tenggorokan dan dapat melepuhkan kulit. Asam formiat dapat melarut
sempurna dengan air, aseton,eter, etil asetat, metanol, etanol, dan gliserin. Sifat kimia asam
formiat dapat bercampur sempurna dengan air dan sedikit larut dalam benzene, karbon tetra
klorida, toluene dan tidak larut dalam hidrokarbon alifatik seperti heptana dan oktana.
Asam formiat dapat melarutkan nilon, poliamida tetapi tidak melarutkan Poli Vinil
Chlorida (PVC).
Pada industri kulit, asam formiat digunakan dalam proses penyamakan kulit yaitu
sebagai bahan pembersih zat kapur dan pengatur pH saat pencelupan. Asam formiat
digunakan untuk menetralkan kapur (deliming) agar kulit menjadi lebih besar dan padat.
Asam formiat merupakan bahan yang mudah menguap sehingga tidak akan tertinggal pada

33
serat kulit. Asam formiat juga sering digunakan pada peternakan. Pada peternakan, asam
formiat untuk mengawetkan membunuh bakteri yang terdapat pada makanan ternak.
Apabila disemprotkan pada jerami, asam formiat dapat menahan proses pembusukan dan
membuat makanan ternak dapat mempertahankan nutrisinya lebih lama. Kegunaan-
kegunaan lain dari asam formiat adalah sebagai berikut: a. Reagen pada reaksi kimia
organik, sebagai sumber gugus formil dan ion hidrogen. b. Cleaning / disinfection, sebagai
bahan produk pembersih komersial dan disinfektan tong kayu untuk membuat anggur atau
bir. c. Membersihkan logam asam (industri electroplating) d. Desulfurisasi flue gas,
digunakan dalam proses desulfurisasi SHU (Saarberg-Hoelter-Umwelttlechnik) e. Sebagai
bahan baku dalam industri farmasi f. Sebagai bahan aditif pada pengeboran minyak Asam
format (nama sistematis: asam metanoat) adalah asam karboksilat yang paling sederhana.
Asam format secara alami terdapat pada antara lain sengat lebah dan semut. Asam format
juga merupakan senyawa intermediat (senyawa antara) yang penting dalam banyak sintesis
kimia. Rumus kimia asam format dapat dituliskan sebagai HCOOH atau CH2O2.
Secara laboratorium, asam formiat dapat disintesis melalui reaksi antara asam
oksalat (H2C2O4, yang merupakan suatu asam α-karbonil) dan gliserol. Asam oksalat dan
gliserol dilakukan distilasi dengan penanasan api kecil sampai kristal asam oksalat larut.
Dengan memanaskan secara terus menerus maka akan diperoleh asam formiat dalam
bentuk cair yang menetes sebagai destilat yang tidak berwarna. Reaksi antara asam oksalat
dan gliserol dapat diamati melalui pelepasan gas CO2 yang keluar. Reaksi yang terjadi
merupakan reaksi dekarboksilasi. Dekarboksilasi berarti kehilangan atau melepas CO2.
Reaksi dekarboksilasi tersebut berlangsung melalui suatu keadaan transisi siklik.
Persamaan reaksinya adalah:

C. Alat dan Bahan


Bahan:
Gliserol anhidrous, asam oksalat, KMnO4 0,1 N
Alat:
Labu alas bulat, termometer, kondensor, erlemenyer, kompor listrik, kaca porselin

34
D. Cara Kerja
1. Buat gliserol anhidrous: ambil gliserol 60 mL, panaskan dalam cawan porselin dengan
hati-hati diatas gause (kasa asbes) sambil diaduk terus dengan termometer secara
perlahan-lahan sampai suhunya mencapai 175-180 oC
2. Biarkan agak dingin (jangan sampai mengental), kemudian ambil 50 mL gliserol
anhidrous tersebut dan masukkan ke dalam labu alas bulat 250 mLyang telah diisi
dengan 40 gram asam oksalat kristal dan sedikit pecahan porselin
3. Rangkai alat distilasi berisi gliserol anhidrous dan asam oksalat tersebut, termometer
harus masuk ke dalam larutan gliserol
4. Distilasi sampai suhu 110-120 oC. Pada saat reaksi berlangsung akan keluar gas CO2 ,
bersama ini akan terbentuk pula asam formiat yang keluar sebagai destilat yang
ditampung dalam erlemeyer.
5. Bila gas CO2 yang keluar telah habis (cek dengan air kapur, maka tidak lagi timbul
endapan keruh) berarti pembentukan asam formiat sudah berkurang, maka cairan dalam
labu distilasi dididihkan sampai suhunya turun menjadi 70-80 oC
6. Kemudian tambahkan lagi asam oksalat 40 mL ke dalam labu distilasi tersebut dan
panaskan lagi sampai suhunya 120 oC, maka akan terbentuk lagi asam formiat yag
ditemukan sebagai destilat. Pada saat percobaan berlangsung, harus dijaga jangan
sampai air pendingin dalam kondesor berhenti.
7. Hasil detilat diukur volumenya
8. Uji asam formiat yang dihasilkan dengan mengambil 10 tetes destilat direaksikan
dengan 10 tetes larutan KMnO4 0,1 N. Akan terbentuk warna coklat.

35
PRAKTIKUM 7
Ekstraksi Tanin dari Daun Ketapang

A. Tujuan Percobaan
1. Melakukan ekstraksi tanin pada daun ketapang dengan cara refluks
2. Melakukan identifikasi tanin secara kualitatif dan kuantitatif

B. Dasar Teori
Tanaman ketapang (Terminalia catappa L) termasuk jenis tanaman yang sangat
mudah tumbuh dan terdapat hampir di sebagian besar wilayah Indonesia. Selama ini
pemanfaatan tanaman ketapang lebih banyak sebagai tanaman peneduh jalan. Dalam
ketapang terkandung zat tanin yang setelah diekstrak dapat dimanfaatkan lebih lanjut.
Tanin merupakan salah satu zat yang terdapat dalam tumbuhan dan memiliki banyak
manfaat. Adanya tannin dalam beberapa bagian dari tumbuhan, memberikan manfaat
tersendiri salah satunya sebagai pelindung bagi tumbuhan tersebut. Manfaat tanin antara
lain dipakai dalam industri farmasi, industri pengolahan kulit, industri minuman dan
industri pembuatan tinta.
Tanin merupakan senyawa polifenol dari tumbuhan, berasa pahit dan khelat. Tanin
dapat menggumpalkan protein (asam amino) dan alkaloid.

Gambar 9. Asam Tanat

36
C. Alat dan Bahan
Bahan:
Daun ketapang, etanol, aquades , KMnO4 0,1N, FeCl3 0,5M, gelatin, indigocarmin
Alat:
Satu set alat refluks, gelas ukur, pipe tetes, buret, erlemenyer, kertas saring, kompor listrik,
termometer, batu didih, corong kaca,

D. Cara Kerja
Ekstraksi Tanin
1. Daun ketapang dibersihkan dan dipotong kecil-kecil
2. Timbang 50 gram daun ketapang yang sudah dipotong-potong
3. Masukkan daun tersebut ke dalam labu alas bulat yang sudah diisi pelarut etanol:air
6:4.
4. Lakukan refluks pada suhu 50-60 oC selama 4 jam
5. Setelah selesai refluks ekstrak tanin dipisahkan dengan daunnya dengan kertas saring
6. Setelah terpisah, tanin yang terbentuk dicuci dengan petroleum eter, lalu diuapkan
dikeringkan untuk uji kualitatif dan pententuan kadar tanin.

Uji Kualitatif Tanin


1. Filtrat ditambahkan dengan gelatin terbentuk endapan
2. Filtrate ditambahkan larutan FeCl3 0,5 M sehingga larutan menjadi biru kehitaman
kemudian ditambahkan larutan H2SO4 pekat, terbentuk endapan coklat.

Penentuan Kadar Tanin Dengan Titrasi Permanganometri


1. Ditimbang 1,5 gr tanin, kemudian dimasukkan kedalam gelas piala 100 ml lalu
ditambahkan air 50 ml.
2. Dipanaskan pada suhu 40 – 600 C selama 30 menit. Setelah dingin larutan disaring ke
dalam labu uukur 250 ml, lalu ditambahkan dengan air sampai tanda garis.
3. Dari larutan di atas diambil 25 ml dimasukan kedalam erlenmeyer ditambahkan 20 ml
larutan indigocarmin kemudian dititrasi dengan larutan KMnO4 0,1 N, hingga warna
berubah dari biru menjadi hijau menjadi warna kuning emas. Titik akhir titrasi
ditandai dengan warna kuning emas. Volume titrasi sampel = A mL

37
4. Penetapan blanko dilakukan dengan memipet 20 ml larutan indigocarmin kedalam
erlemneyer dan ditambahkan air lalu dititrasi seperti contoh di atas.
Volume titrasi blanko= B ml.

Kadar tanin dapat di hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:
A = Volume titrasi tanin (mL)
B = Volume titrasi blanko (mL)
N = Normalitas KMnO4 standar
10 = faktor pengenceran
1 mL KMnO4 0,1 N setara dengan 0,00416 gram tanin

38
PRAKTIKUM 8
Ekstraksi Zat Warna Alami dari Kulit Buah Manggis dan
Pengaplikasian Zat Warna Alami Pada Kulit Crust

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Dapat melakukan ekstraksi tanin dari kulit buah manggis
2. Dapat mengaplikasikan zat warna alami pada kulit krus

B. DASAR TEORI
Bahan pewarna terbagi dua kelompok besar yakni pewarna alami dan pewarna
buatan. Pewarna buatan/ sintetik diperoleh melalui proses sintesis kimia buatan yang
mengandalkan bahan-bahan kimia. Bahan pewarna alami diperoleh dari bahan organik dari
alam. Salah satu bahan yang dapat digunakan untuk pembuatan zat warna alami yaitu dari
kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.). Jika semua kandungan yang terdapat pada
buah manggis tersebut diekstraksi, maka akan didapati bahan pewarna alami berupa
antosianin yang menghasilkan warna merah, ungu, dan biru (Indra, 2009). Anthosianin
adalah zat warna yang bersifat polar dan akan larut dengan baik pada pelarut polar. Faktor-
faktor yang mempengaruhi kestabilan antosianin secara non enzimatis adalah pengaruh dari
pH, cahaya, suhu. Selain itu, ketersediaan antosianin pada kulit manggis adalah yang
terbesar yaitu mencapai 51 % sedangkan biji anggur yang merupakan sumber antosianin
utama di eropa hanya mencapai 36 % (Wijaya dkk, 2009). Proses pemisahan digunakan
untuk mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran senyawa
kimia. Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah
zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut
tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain.
Zat warna mepunyai 2 gugus yaitu:
1. Kromofor yaitu gugus yang dapat menimbulkan warna karena mempunyai ikatan rangkap
(tidak jenuh) terkonjugasi (selang-seling) yang dapat mengabsorpsi sinar ultraviolet dan
tampak (UV-Visible)
2. Ausokrom yaitu gugus yang mempunyai pasangan elektron bebas yang dapat
menimbulkan afinitas terhadap serat.

39
Ausokrom tidak mengabsorbsi sinar ultraviolet, tapi bila gugus ausokrom terikat oleh
gugus kromofor maka pita absorbsi akan tergeser ke panjang gelombang yang lebih besar
dan intesitasnya warna akan naik.

Gambar 10. Struktur Antosianin


E. Alat dan Bahan
Bahan:
Kulit manggis, aquades, sabun cair, asam formiat (FA), NaOH
Alat:
Gelas beaker 1000 mL, gelas ukur, pipe tetes, erlemenyer, kertas saring, kompor listrik,
termometer, batu didih, corong kaca,

F. Cara Kerja
Ekstraksi Tanin
1. Kulit dibersihkan dan dipotong kecil-kecil (0,5 cm x 0,5 cm) atau sekecil mungkin
2. Timbang 50 gram kulit manggis yang sudah dipotong-potong
3. Masukkan daun tersebut ke dalam gelas beaker yang sudah diisi pelarut aquades dengan
perbandingan sampel : aquades = 1 : 10
4. Lakukan ekstraksi zat warna dengan didihkan, sampai volume air ½ dari volume awal

40
5. Setelah selesai pisahkan filtrat dengan kulit buah manggis dengan dienapkan dan
disaring dengan kertas saring
6. Hasil ekstrak kental yang sudah diukur volumenya dan diukur kepekatannya (derajat
baume) dengan baummeter
7. Filtrat berisi ekstrak zat warna dikeringkan dioven dengan suhu (60 -70)0Celcius, atau
dengan sinar matahari (sekitar pukul 07.00 – 12.00), setelah kering digerus, ditimbang
(gram)
8. Hitung randemen (%)
9. Lakukan langkah 1-6 diatas untuk penyiapan ekstrak digunakan pada pengaplikasian
pada kulit.
10. Kebutuhan ekstrak bisa lebih dari satu kali ekstraksi, lakukan beberapa kali ekstraksi
(2-3 kali ekstraksi) untuk pengaplikasian zat warna pada kulit sampai dirasa warna telah
masuk ke kulit dengan optimal.

Tahap Pengeringan dan penerapan tanin pada kulit krus


1. Wetting back kulit krus
2. Kulit yang sudah ditimbang dan dibasahi masukan dalam ember selanjutnya tambahkan
filtrat zat warna, remas-remas selama satu jam dan di amati sampai zat warna masuk ke
dalam kulit.

Rumus Perhitungan Randemen:


Rendemen = Berat serbuk hasil ekstraksi x 100%
Berat sampel kulit buah manggis

41
Praktikum Mandiri Untuk UAS

1. Carilah bahan alam yang dapat diambil zat warnanya, tiap mahasiswa berbeda bahan
alamnya
2. Buat ekstrak sampai berwujud serbuk dan hitung % randemen!
3. Dilakukan di rumah secara mandiri
4. Buatlah laporan resmi berdasarkan praktikum tersebut!
5. Laporan resmi dikumpulkan saat ujian di pertemuan selanjutnya!

42

Anda mungkin juga menyukai