KIMIA DASAR
DISUSUN OLEH :
ROSLIANA LUBIS, SSi, MSi
LABORATORIUM KIMIA
UNIVERSITAS MEDAN AREA
MEDAN 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya, sehingga Buku Penuntun Kimia Dasar ini telah selesai
disusun. Buku Penuntun Kimia Dasar ini disusun sebagai panduan bagi
melakukan Praktikum Kimia Dasar, terdiri dari 9 (Sembilan) judul praktikum dan
memperhatikan GBPP/SAP mata kuliah Kimia Dasar, Fasilitas sarana, bahan, dan
Atas kerjasama yang baik dari berbagai pihak, saya mengucapkan ribuan
terimakasih. Semoga Buku Penuntun Praktium Kimia Dasar ini bermanfaat bagi
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
TATA TERTIB DILABORATORIUM
PERALATAN DASAR LABORATORIUM
FUNGSI ALAT-ALAT LABORATORIUM
dimulai.
di laboratorium.
Lab
di dalam praktikum.
tanggung jawab, dilarang bersendau gurau, ribut, main, merokok dan makan
9. Bila ada kesulitan atau kecelakaan harus segera lapor pada asisten yang
bertugas.
sementara.
12. Seminggu setelah laporan sementara, mahasiswa harus menyerahkan laporan
tindakan, jika ada mahasiswa yang melanggar peraturan tata tertib di atas.
14. Pelanggaran terhadap tata tertib ini dikenakan sanksi sebagai berikiut :
1. Tabung reaksi : terbuat dari gelas, dapat dipanaskan untuk mereaksikan zat-
rak terbuat dari kayu atau logam. Digunakan sebagai tempat meletakkan
tabung reaksi.
Bukan alat pengukur volum, digunakan sebagai tempat larutan dan juga
4. Erlenmeyer
tinggi dan tidak boleh digunakan untuk mengukur larutan/pelarut yang panas.
6. Pipet volum
ukurannya dengan tepat. Ukuran : 5 mL, 10 mL,25 mL. Alat ini cukup teliti
Cara penggunaan :
Larutan disedot/ditarik ke dalam pipet sampai melewati sedikit di atas garis batas,
dialirkan/dipindahkan.
Catatan:
Jika larutan yang akan dipindahkan berbahaya atau beracun harus menggunakan
Ada beberapa ukuran volum ( 50 mL, 100 mL, 200 mL, 250 mL, 500
mL, 1000 mL). Terbuat dari gelas. Digunakan untuk membuat larutan tertentu
panas.
8. Biuret
Biasanya dari gelas, tapi ada juga dari plastik. Digunakan untuk
Terbuat dari gelas, digunakan untuk tempat zat yang akan ditimbang.
pemanasan
I. TUJUAN PERCOBAAN
II. TEORI
Reaksi Kimia adalah dimana satu atau atau lebih zat berubah menjadi zat-
sebelumnya. Reaksi kimia secara umum dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar,
yaitu reaksi asam-basa dan reaksi redoks. Secara garis besar, terdapat perbedaan
yang mendasar antara kedua jenis reaksi tersebut, yaitu pada reaksi redoks terjadi
perubahan bilangan oksidasi (biloks), sedangkan pada reaksi asam-basa tidak ada
Penggantian Ganda.
1. Reaksi sintesis
Reaksi sintesis merupakan reaksi dimana dua atau lebih zat membentuk
zat tunggal dalam suatu reaksi kimia. Reaksi sintesis dapat terdiri :
Fe + S FeS
H2 + O2 H2O
zat yang terbentuk dari suatu zat tunggal, Misalnya : Suatu senyawa terurai
2 H2O 2H2 + O2
dipertukarkan
Alat
Alat-alat yang digunakan antara lain : Beaker glass, Gelas ukur, batang
Bahan
Bahan- bahan yang digunakan antara lain : barium klorida (BaCl 2), natrium
sulfat (Na2SO4), timbal nitrat (Pb(NO3)2 ), kalium iodida (KI), tembaga (II) sulfat
pentahidrat (CuSO4.5H2O),
IV. PROSEDUR
a. Bagian I
reaksi,
diamati.
dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan larutan kalium iodida 0,1 M (KI)
b. Bagian II
1
(BaCl2)aq + (Na2SO4)aq
2 (Pb(NO3)2 ) aq + (KI)aq
1
(CuSO4.5H2O)s + KI
2
(CuSO4.5H2O)aq + (KI)aq
PERCOBAAN 2
TITRASI ASAM-BASA
I. TUJUAN PERCOBAAN
asam basa
II. TEORI
konsentrasi yang diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan
sejumlah contoh tertentu yang akan dianalisis. Prosedur analitis yang melibatkan
Dalam analisis larutan asam dan basa, titrasi melibatkan pengukuran yang
seksama volume-volume suatu asam dan basa yang tepat saling menetralkan.
a. Asidimetri
menentukan basa. Larutan standart asam yang biasa digunakan adalah HCl,
b. Alkalimetri
Titrasi ini merupakan kebalikan dari asidimetri dimana larutan standart yang
suatu asam biasanya dipilih sebagai standard pembanding tetap yang lebih baik
dari basa. Dalam memilih asam untuk dipakai dalam larutan standard faktor-faktor
5. asamnya harus tidak merupakan suatu pereaksi oksidator yang cukup kuat
diatas. Asam nitrat jarang digunakan, sebab merupakan pereaksi oksidasi kuat dan
larutannya akan terurai bila dipanaskan atau dikenai cahaya. Natrium hidroksida
selalu terkontaminasi oleh sejumlah kecil zat pengotor, yang paling berat
diantaranya adalah natrium karbonat. Bila CO2 diserap oleh larutan NaOH maka
Ion karbonat merupakan suatu basa, akan bereaksi dengan ion hidrogen dalam
dua tahap :
Alat
Bahan
Bahan- bahan yang digunakan antara lain : asam asetat (CH 3COOH),
IV. PROSEDUR
a. Ambil beberapa ml larutan asam asetat 0,1 N (minta ukuran volume larutan
d. Titrasi larutan ini dengan NaOH 0,1 N sampai terjadi perubahan warna dari
g. Ulangi percobaan sekali lagi dan catat volume penitrasi, kemudian rata-rata
hasilnya.
V. DATA PENGAMATAN
Hasil Pengamatan
No Pengamatan
I II
1 Awal titrasi
2 Akhir titrasi
........ + ..........
V= ml
2
Keterangan :
PERCOBAAN 3
STOIKIOMETRI
MENGHITUNG % RENDEMEN ; PEMBUATAN TAWAS
[AlK(S04).12H2O]
A. TUJUAN
B. TEORI DASAR
adalah logam mulia yang mahal diabad ke-19, harganya jatuh bebas setelah dapat
diproduksi dengan jumlah besar elektrolisis alumina, Al2O3 yang telah dilelehkan
energi listrik, metalurgi aluminium hanya di negara dengan harga energi listrik
yang rendah. Sifat aluminium dikenal dengan baik dan aluminium banyak
digunakan dalam keseharian, misalnya untuk koin dan kusein. Logam aluminium
digunakan dengan kemurnian lebih dari 99% dan logam atau paduannya (misal :
dimurnikan dengan pelarutan dalam NaOH cair dan diendapkan ulang sebagai
oksidanya yang kuat dan liat yang terbentuk pada permukaannya. Aluminium
larut dalam asam encer, tetapi tidak larut oleh HNO3 Pekat. Logamnya dapt
AlK(SO4)2 .12 H2O. Senyawa ini dapat dijumpai dengan mudah di pasaran,
bermanfaat dalam proses penjernihan air dan industri pencelupan atau pewarnaan.
Aluminium sulfat dapat juga dipakai sebagai bahan pemadam kebakaran dan
akan menghasilkan busa jika dicampur dengan soda (NaHCO3). Dalam proses
penjernihan air, biasanya tawas dicampur dengan air kapur Ca(OH) 2 dan
Al3+ (aq) + SO4 -2 (aq) + Ca2+ (aq) + 3OH - (aq) → Al(OH)3 (s) + CaSO4 (s)
Produk reaksi berupa glatin yang mampu menyerap kotoran dan bakteri
untuk dibawa mengendap kedasar tempat air sehingga diperoleh air yang jernih.
disebut koagulan. Pada umumnya bahan seperti tawas (AlK(SO 4)2), fero sulfat
Aluminium sulfat ini dengan kapur membentuk endapan glatin Al(OH) 3. Senyawa
ini dibuat dengan mereaksikan bauksit dengan asam sulfat dengan reaksi sebagai
berikut :
Alat
Alat-alat yang digunakan antara lain : Beaker glass, Gelas ukur, batang
Bahan
IV. PROSEDUR
18 H2O)
disaring
dikeringkan.
V. HASIL PENGAMATAN
F. ANALISIS DATA
1. Persamaan Reaksi
2. Perhitungan % Rendemen
= ………………………..?
= ………………………...?
= ………………………..?
Teori
M ……. ……………..
B ……. ……………..
Bobot teori
PERCOBAAN 4
PENENTUAN KADAR CaCO3 DALAM BATU KAPUR
I. TUJUAN
pada batu kapur, kalsit, marmer, dan batu gamping. Selain itu kalsium karbonat
juga banyak dijumpai pada skalaktit dan stalagmit yang terdapat di sekitar
pegunungan. Karbonat yang terdapat pada skalaktit dan stalagmit berasal dari
tetesan air tanah selama ribuan bahkan juataan tahun. Seperti namanya, kalsium
karbonat ini terdiri dari 2 unsur kalsium dan 1 unsur karbon dan 3 unsur oksigen.
Setiap unsur karbon terikat kuat dengan 3 oksigen, dan ikatan ini ikatannya lebih
longgar dari ikatan antara karbon dengan kalsium pada satu senyawa. Kalsium
karbonat bila dipanaskan akan pecah dan menjadi serbuk remah yang lunak yang
dinamakan calsium oksida (CaO). Hal ini terjadi karena pada reaksi tersebut
setiap molekul dari kalsium akan bergabung dengan 1 atom oksigen dan molekul
lainnya akan berikatan dengan oksigen menghasilkan CO2 yang akan terlepas ke
Reaksi ini akan berlanjut apabila ditambahkan air, reaksinya akan berjalan
dengan sangat kuat dan cepat apabila dalam bentuk serbuk, serbuk kalsium
karbonat akan melepaskan kalor. Molekul dari CaCO3 akan segera mengikat
molekul air (H2O) yang akan menbentuk kalsium hidroksida, zat yang lunak
diserap dari udara sekitar sehingga Ca(OH)2 dapat berubah kembali menjadi
karbonat yang terbentuk kembali tampak berbeda dari CaCO3 yang semula
Alat
Bahan
Bahan- bahan yang digunakan antara lain : batu kapur, larutan asam
(PP).
IV. PROSEDUR
50 ml HCl 0,5 N
V. DATA PENGAMATAN
Hasil Pengamatan
Pengamatan
No. I II
1. Awal titrasi
2. Akhir titrasi
3. Volume asam klorida (HCl)
PERCOBAAN 5
PENENTUAN KADAR Cu (TEMBAGA) DALAM LOGAM
TEMBAGA
I. TUJUAN
logam ini berbentuk kristal dengan warna kemerahan. Dalam tabel periodik unsur-
unsur kimia tembaga menempati posisi dengan nomor atom (NA) 29 dan
dalam senyawa padat dalam bentuk mineral. Dalam badan perairan laut tembaga
dapat ditemukan dalam bentuk persenyawaan ion seperti CuCO 3, Cu(OH)2, dan
sebagainya.
Tembaga merupakan suatu unsur yang sangat penting dan berguna untuk
metabolisme. Batas konsentrasi dari unsur ini yang mempengaruhi pada air
tembaga banyak digunakan dalam industri cat, industri fungisida serta dapat
diperlukan dalam proses pertumbuhan sel darah merah yang masih muda, bila
Bahan
Bahan- bahan yang digunakan antara lain : logam tembaga (kabel), larutan
(CH3COOH), larutan KI, larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) dan indikator amilum
IV. PROSEDUR
arloji
25 ml
amilum
V. DATA PENGAMATAN
Hasil Pengamatan
Pengamatan
No. I II
1 Awal titrasi
2 Akhir titrasi
b x N Na x 100/10 x 63 , 5
2 S 2O
Kadar Cu = 3
x 100 %
1000 x bobot contoh ( g )
Keterangan :
PERCOBAAN 6
PENENTUAN BILANGAN PENYABUNAN
I. TUJUAN
molekul alkali.
Pada trigliserida dengan asam lemak yang rantai C-nya pendek, akan didapat
bilangan penyabunan yang lebih tinggi daripada asam lemak dengan rantai C
Alat
Alat-alat yang digunakan antara lain : Beaker glass, Gelas ukur, gelas
Erlenmeyer, pengaduk, hot plate/ Bunsen, Neraca analitis, Biuret, dan botol
aquadest
Bahan
Bahan- bahan yang digunakan antara lain : etanol 95%, Kalium hidroksida
minyak/lemak
IV. PROSEDUR
1. ditimbang minyak atau lemak dengan teliti 1,5 – 5 g, kemudian dimasukkan
2. ditambah dengan 50 ml larutan KOH etanolik 0,5 N ( KOH yang dibuat dari
V. DATA PENGAMATAN
Hasil Pengamatan
Pengamatan
No. I II
1. Awal titrasi
2. Akhir titrasi
3. Volume asam klorida (HCl)
( B − S ) X N X 56 ,1
Bilangan Penyabunan =
W
Keterangan :
PERCOBAAN 7
PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS (FFA)
I. TUJUAN
atom karbon genap. Asam-asam lemak yang ditemukan dialam dapat dibagi
menjadi dua golongan, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh.
Asam-asam lemak tidak jenuh berbeda dalam jumlah dan posisi ikatan
rangkapnya, dan berbeda dengan asam lemak jenuh dalam bentuk molekul
keseluruhannya.
Asam-asam lemak mempunyai jumlah atom C genap dari C2 sampai C30 dan
dalam bentuk bebas atau ester dengan gliserol. Asam lemak jenuh yang paling
banyak ditemukan dalamn bahan pangan adalah asam palmitat, yaitu 15 - 50%
dari seluruh asam-asam lemak yang ada. Asam stearat terdapat dalam konsentrasi
tinggi pada lemak biji-bijian tanaman tropis dan dalam lemak cadangan beberapa
Asam lemak dengan atom C lebih dari dua belas tidak larut dalam air dingin
maupun air panas. Asam lemak dari C 4, C6, C8, dan C10 dapat menguap dan asam
lemak C12 dan C14 sedikit menguap. Garam-garam dari asam lemak yang
mempunyai berat molekul rendah dan tak jenuh lebih mudah larut dalam alkohol
daripada garam-garam dari asam lemak yang mempunyai berat molekul tinggi dan
jenuh.
sebagai berikut :
Alat
Alat-alat yang digunakan antara lain : Beaker glass, Gelas ukur, gelas
Erlenmeyer, pengaduk, hot plate/ Bunsen, Neraca analitis, Biuret, dan botol
aquadest
Bahan
Bahan- bahan yang digunakan antara lain : etanol 95%, natrium hidroksida
IV. PROSEDUR
gelas Erlenmeyer
3. dititrasi dengan larutan 0,1N NaOH hingga warna merah jambu tercapai dan
V. DATA PENGAMATAN
Hasil Pengamatan
Pengamatan
No. I II
1. Awal titrasi
2. Akhir titrasi
3. Volume natrium hidroksida (NaOH)
terdapat paling banyak dalam minyak tertentu, dengan demikian asam lemak
bebas sebagai berikut dipakai sebagai tolak ukur jenis minyak tertentu :
terbanyak molekul
contoh, maka untuk merubah % FFA menjadi bilangan asam, kalikan % FFA
PERCOBAAN 8
PEMBUATAN SABUN
I. TUJUAN
b. membuat berbagai macam sabun untuk bahan pencuci dan untuk kosmetik
asam lemak. Sabun mengandung terutama garam C 16 dan C18, namun juga
Dewasa ini sabun dibuat praktis sama dengan teknik yang digunakan pada
zaman lampau. Lelehan lemak sapi atau lemak lain dipanaskan dengan lindi
CH2 – O – C – O – C16H33
O CH2OH O
Tristearin
sehingga dapat dibuang dengan pembilasan. Kemampuan ini disebabkan oleh dua
sifat sabun. Pertama, rantai hidrokarbon sebuah molekul sabun larut dalam zat
non polar, seperti tetesan-tetesan minyak. Kedua, ujung anion molekul sabun ,
yang tertarik pada air, ditolak oleh ujung anion molekul-molekul sabun yang
sabun-minyak, maka minyak itu dapat saling bergabung tetapi tetap tersuspensi.
Sabun termasuk dalam kelas umum senyawa yang disebut surfaktan, yakni
senyawa yang dapat menurunkan tegangan permukaan air. Molekul surfaktan apa
saja mengandung suatu ujung hidrofobik (satu ranti hidrokarbon atau lebih) dan
satu ujung hidrofilik (biasanya, namun tidak harus ionik). Porsi hidrokarbon dari
suatu molekul surfaktan harus mengandung 12 tom karbon atau lebih agar efektif.
Alat
Alat-alat yang digunakan antara lain : Beaker glass, Gelas ukur, gelas
Erlenmeyer, pengaduk, hot plate/ Bunsen, tabung reaksi, rak tabung reaksi,
Bahan
Bahan- bahan yang digunakan antara lain : etanol 95%, natrium hidroksida
(NaOH), Natrium klorida (NaCl), kalsium klorida (CaCl 2), magnesium sulfat
IV. PROSEDUR
2. aduk campuran tersebut dan atur suhu sekitar 900C selama 20 menit, lalu
didinginkan.
3. setelah terjadi padatan, ambil sedikit padatan ini dengan bantuan batang
air panas, kocok dengan kuat. Jika busa yang dihasilkan baik, berarti tidak
4. kedalam gelas piala yang berisi sabun tersebut, tambahkan 25 ml larutan panas
NaCl jenuh, maka padatan akan terpisah dan gliserol, dinginkan dan angkat
E. DATA PENGAMATAN
1 CaCl2
2 MgSO4
3 Pb(NO3)2
4 Air
c. Persamaan reaksi
diatas:
PERCOBAAN 9
SKALA pH DAN PENGGUNAAN INDIKATOR
I. TUJUAN
sifat-sifat yang ditunjukkan tersebut, asam adalah senyawa yang mempunyai rasa
asam, dan memerahkan lakmus biru. Basa adalah senyawa yang mempunyai rasa
pahit, dan membirukan lakmus merah. Dalam larutan air, asam menghasilkan H +
dan basa OH-. Ion H+ dari asam ion OH- dari basa dapat bereaksi membentuk H2O
Skala pH
Berdasarkan pengertian (H+ dan OH-), kita dapat mengetahui skala pH. pH
adalah logaritma negatif (H+) atau secara matematika ditulis pH = -log (H+).
Misalnya : bila [H+] = 10-3 mol/l, maka pH = 3. Bila yang diketahui [OH-] = 10-2
Indikator
asam maupun basa berbeda. Tidak semua indikator berubah warnanya pada pH
yang sama. Beberapa indikator berubah warnanya pada pH 7, yang lain pH 4,5,
atau 6, 8, dan seterusnya. Perubahan warna indikator bergantung pada (H+) dalam
Alat
Alat-alat yang digunakan antara lain : Beaker glass, Gelas ukur, gelas
Erlenmeyer, pengaduk, hot plate/ Bunsen, Neraca analitis, Biuret, dan botol
aquadest
Bahan
Bahan- bahan yang digunakan antara lain : asam klorida (HCl), natrium
biru brom timol (BTB), indikator merah metil, dan indikator kuning alizarin.
IV. PROSEDUR
1. diisi tabung pertama dengan larutan standard HCl 0,01M, karena HCl
berikut:
3. untuk membuat larutan pH 3, ambil 1 ml larutan pH 2, encerkan dengan 9 ml
air suling.
1. diisi tabung pertama dengan larutan standard NaOH 0,01M yang akan
2. encerkan 1 ml larutan (1) dengan 9 ml air suling yang telah didihkan untuk
3. Buatlah larutan dengan pH10, pH 9, pH 8 dengan cara yang sama seperti pada
bagian A
4. Beri label setiap larutan yaitu sesuai dengan pHnya, lalu letakkan pada rak
5. teteskan 1 tetes indikator pada setiap tabung reaksi sampai terjadi perubahan
warna. Amati dan catat perubahan warna indikator pada setiap pH dan
berikut :
1. pipet sekitar 2 ml dari setiap larutan/zat tersebut diatas dan masukkan masing-
tabung reaksi
4. tentukan pH dari setiap larutan berdasarkan warna larutan yang terjadi setelah
penambahan indikator.
V. DATA PENGAMATAN
pH Jenis Indikator
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Trayek pH indikator ………………….. = ………………………..
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S., 1995, Kimia Organik, Edisi ketiga, Jilid 2,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Hadimoeljono, M., dan Soetikno, 1981, Petunjuk Praktek Kimia Analisa 2,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, direktorat Pendidikan Menengah
Kejuruan.
Sudarmadji, S., Haryono, B., dan Suhardi, 1998, Prosedur Analisa untuk Bahan
Makanan dan Pertanian, Edisi ketiga, Penerbit Liberty, Yogyakarta
Tim Kimia Umum, 2011, Penuntun Praktikum Kimia Umum I, Laboratorium
Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam Universitas Negeri
Medan.
Tim Penyusun, 2010, Penuntun Praktikum Kimia Dasar, Universitas Sumatera
Utara, Pusat Laboratorium & Perkuliahan Kimia Dasar.
Winarno, F.G., 1992, Kimia Pangan dan Gizi, Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta