PENDAHULUAN
1.1.
MAKSUD
Maksud dari diadakannya praktikum kimia analitik di semester kedua jurusan
TUJUAN
Tujuan dari diadakannya praktikum kimia analitik di semester kedua jurusan
BAB II
PERCOBAAN
2.1 PERCOBAAN 1
Pengenalan alatalat praktikum laboratorium kimia analit.
2.1.1 DASAR TEORI
Alat-alat laboratorium merupakan alat yang kita butuhkan dalam proses
penelitian atau pun proses praktikum. Dalam praktikum pengenalan alatalatlaboratorium dan alat-alat sterilisasi akan dijelaskan secara detail
mengenai fungsi dan spesifikasi masing-masing alat tersebut. Sterilisasi
adalah usaha untuk membebaskan bahan-bahan dari mikroba yang tidak
diinginkan (Anonim.2013).
2.1.2 ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN
Alat alat yang sering digunakan di laboratorium :
1.
2.
3.
4.
5.
Tabung Reaksi
Penjepit Tabung Reaksi
Pengaduk Gelas
Corong
Pipa Bengkok
6. Gelas Arloji
7. Gelas Ukur
8. Gelas Piala
9. Pipet:
a. Pipet Gondok
b. Pipet Ukur
c. Pipet Tetes
10. Buret
11. Gelas Spirtus
12. Statif
1. Tabung Reaksi
Gambar 1
Terbuat dari gelas, dapat dipanaskan, dipakai untuk mereaksikan zatzat kimia dalam jumlah sedikit.
2. Penjepit Tabung Reaksi
Gambar 2
Terbuat dari kayu, fungsinya untuk menjepit tabung reaksi selama
melakukan proses pemanasan.
3. Pengaduk Gelas
Gambar 3
Gunanya untuk mengaduk suatu campuran atau larutan zat-zat kimia
pada waktu melakukan reaksi-reaksi kimia.
4. Corong
Gambar 4
Terbuat dari gelas, gunanya untuk memasukkan cairan kedalam botol,
labu ukur atau buret.
5. Pipa Bengkok
Gambar 5
Terbuat dari gelas, gunanya untuk mengalirkan gas kedalam suatu
tempat tertutup atau kedalam larutan.
6. Gelas Arloji
Gambar 6
Terbuat dari gelas, gunanya untuk tempat menimbang zat kimia yang
berbentuk Kristal.
7. Gelas Ukur
Gambar 7
Digunakan untuk mengukur volume suatu zat kimia dalam bentuk cair.
8. Gelas Pialaa
Gambar 8
Dinamakan juga gelas beker, bukan alat ukur. Digunakan sebagai
tempat larutan.
9. Erlenmeyer
Gambar 9
Bukan alat pengukur. Digunakan untuk tempat zat yang akan dititrasi,
bisa juga memanaskan zat.
10. Labu Ukur
Gambar 10
Terbuat dari gelas. Mempunyai bermacam-macam ukuran. Digunakan
untuk membuat larutan standar dengan volume yang tepat. Alat ini juga
sering digunakan untuk pengenceran sampai volume yang tepat.
11. Pipet:
a. Pipet Gondok :
Gambar 11
Pipet ini dibagian tengah membesar dan ujungnya runcing.
Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu dan
tepat.
b. Pipet Ukur
Gambar 12
Berbeda dengan pipet gondok, pipet ini semua bagiannya
sama. Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu
dan mempunyai ukuran yang beracam-macam.
c. Pipet Tetes
Gambar 13
Digunakan untuk mengambil larutan dalam yang kecil.
12. Buret
Gambar 14
Terbuat dari gelas. Mempunyai skala dank ran. Digunakan untuk
melakukan titrasi. Zat yang dipakai untuk menitrasi ditempatkan dalam
buret dan dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui kran.
Gambar 15
Terbuat dari gelas, gunanya untuk memanaskan tabung reaksi.
14. Statif
Gambar 16
Digunakan untuk menjepit buret saat melakukan titrasi.
10
11
12
3 .Ketepatan analisa gravimetri, untuk bahan tunggal dengan kadar lebih dari
100 % jarang dapat ditandingi perolehannya.
4. Kekhususan cara gravimetri, pereaksi gravimetri yang khas (spesifik)
bahkan hampir semua selektif dalam arti mengendapkan sekelompok
ion. Banyaknya komponen dari suatu analisis biasanya ditentukan
melalui hubungan massa atom, massa molekul dan berat senyawa.
Pemisahan ion besi dilakukan dengan mereaksikan cuplikan de
NH4OH sehingga terbentuk endapan Fe(OH)3 apabila berat cuplikan adalah A
gram, berat senyawa Fe(OH)3 adalah a gram, maka persen Fe dalam Cuplikan
adalah Terkadang senyawa yang ditimbang berbeda dengan senyawa yang
dipisahkan dalam hal rumusnya. Misal rumus kimia dari senyawa yang
dipisahkan MgNH4PO4 setelah dipijarkan dan didinginkan ditimbang sebagai
senyawa Mg2P2O7 kita misalkan berat cuplikan = B gram. Berat senyawa
yang ditimbang = b. Maka akan diperoleh rumus : Catatan : angka 0,5234 dan
0,2162 adalah faktor kimia atau faktor Gravimetri.
Metode dalam Analisis Gravimetri adalah : Metode Pengendapan
Metode Penguapan Metode Elektrolisis Metode Pengendapan Pembentukan
endapan dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
1. Endapan dibentuk dengan reaksi antar analit dengan suatu pereaksi,
biasanya berupa senyawa baik kation maupun anion. Pengendapan dapat
berupa anorganik maupun organik
2. 2.Endapan dibentuk cara elektrokimia (analit dielektrolisa), sehingga
terjadi logam sebagai endapan, dengan sendiri kation diendapkan.
Keadaan optimum untuk pengendapan Untuk memperoleh keadaan
optimum harus mengikuti aturan sbb:
a. Pengendapan harus dilakukan pada larutan encer, yang bertujuan untuk
memperkecil kesalahan akibat koresipitasi.
b. Peraksi dicampur perlahan-lahan dan teratur dengan pengadukan
tetap.
13
pengendapan:
Pada
pembuatan
endapan
harus
precipitatoin):
Endapan
homogen
adalah
cara
14
15
2.
3.
digoyang-goyang.
Arahkan mulut tabung ketempat yang kosong, dan tabung agak
4.
dicondongkan.
Setelah mendidih, angkat dari atas api jangan sampai larutan yang
5.
didihkan tumpah.
Praktekkan cara membau gas dengan cara mengipas-ngipaskan tangan
diatas mulut tabung kearah hidung kita yang berjarak relative jauh
6.
7.
16
No.mhs
: 410015155
Rombongan
:6D
Laporan Ke
:2
Tanggal Praktikum
: 16 April 2016
Acara Praktikum
Bahan
N
o
1.
Percobaan
Pengamatan
Reaksi
Kesimpulan
Pb(CH3COO)2
* Larutan 5 ml
Pb(CH3COO)2 +
1. Hasil reaksi
+ H2SO4
Pb(CH3COO)2
H2SO4 - PbSO4 +
tersebut
berwarna
2CH3COOH
menyebabkan
17
2.
bening
warna larutan
* Larutan
menjadi keruh.
berwarna putih
2. Hasil reaksi
keruh
tersebut
* Timbul
menghasilkan
endapan putih
endapan
* Timbul bau
berwarna putih.
Disaring
3. Timbul bau
* Larutan di
4. Endapan putih
Erlenmeyer
menjadi
fospat (PbSO4)
bening setelah
5. Hasil reaksi
disaring
adalah endapan
* Setelah
PbSO4 dan
kertas disaring
CH3COOH
dicampur
dengan
aquades
digelas piala
tampak
endapan putih
yang
melayanglayang.
18
No.mhs
: 410015155
Rombongan
:2B
Laporan Ke
:3
Tanggal Praktikum
: 3 Mei 2016
Acara Praktikum
Bahan
N
o
Percobaan
Pengamatan
Reaksi
Kesimpulan
19
1.
NH4 Cl +
* Larutan
NH4 Cl + NaOH
1. Tidak terjadi
N4OH 0,5 M
berwarna
NaCL + NH4OH
perubahan warna
bening
2. Warna larutan
* Terdapat
bening dan
endapan
terdapat endapan
NaCL
2.
Pembakaran
NH4 Cl +
* Berbau gas
1. Perubahab
NaOH 0,5 M
amoniak
warna kertaas
(NH3)
lakmus merah
* Perubahan
menjadi biru,
warna pada
menandakan
kertas lakmus
perubahan
merah menjadi
biru
ke basa
* Larutan
2. Timbul bau
menjadi
bening
20
Anion merupakan ion bermuatan negtif. Dalam analisa anion dikenal adanya analisa
pendahuluan yang meliputi analisa kering dan analisa basah.
21
memperoleh
larutan
yang
mengandung semua atau sebagian besar dari anion-anion itu, bebas air
22
logam
berat
sejauh
mungkin.
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Bunsen spirtus
Gelas arloji
Pipa bengkok
Gelas ukur
Gelas piala
Selang air
Pipet tetes
23
5.
kemudian tutup.
panaskan tabung yang berisi CaCO3 padat, yang telah ditambah HCl, dan
6.
24
7.
Jika pemanasan dilanjutkan maka akan menjadi jernih. Hal ini menunjukkan
terbentuknya ion hydrogen karbonat (buktikan)
No.mhs
: 410015155
Rombongan
:6D
Laporan Ke
:4
Tanggal Praktikum
: 7 Mei 2016
Acara Praktikum
Bahan
N
o
Percobaan
Pengamatan
Reaksi
Kesimpulan
25
1.
Na2CO3 + HCl
* Berbuih
* Na2CO3 + 2HCl
1. Na2CO3 + HCl
* Larutan
2NaCl + H2CO3
Terjadi
berwarna putih
Penguraian
bening
dengan berbuih
2. Karena
konsentrasi
HClnya terlalu
sedikit sehingga
tidak terjadi
endapan garam
2.
* Na2CO3 + BaCl 2
Na2CO3 + BaCl
* Larutan
+ Na2CO3
1. Terbentuk
keruh
endapan NaCl
* Terdapat
berwarna putih
endapan
BaCO3
* Endapan
2. Terjadi reaksi
berkurang
3. Endapan akan
berkurang seiring
penambahan
larutan Na2CO3
3.
NaHCO3
* Berbuih
* CaCO3 + 2HCl
dipanaskan
* Larutan
CaCl2 + H2CO3
putih bening
4.
5.
1. Gas tersebut
adalah gas CO2
Percobaan uji
* Penambahan
barit
HCl ke CaCO2
menjadi
yang masuk ke
hangat
larutan barit
Pemanasan
26
* Muncul
1. Kapur
gelombang gas
memadat setelah
dalam larutan
dipanaskan
Barit
28
1. Golongan I
Kation golongan I
Pereaksi golongan
Reaksi golongan
29
30
sulfide dalam larutan air, besi, aluminium, dan kromium(sering disertai sedikit
mangan) juga diendapkan sebagai hidroksida oleh larutan amonia dengan
adanya ammonium klorida, sedangkan logam-logam lain dari golongan ini
tetap berada dalam larutan dan dapat diendapkan sebagai sulfide oleh H 2S.
maka golongan ini bisa dibagi menjadi golongan besi (besi, aluminium,
mangan dan zink) atau golongan IIIB.
4. Golongan IV
Kation golongan IV
31
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Bunsen spirtus
Gelas arloji
Pipa bengkok
Gelas ukur
Gelas piala
Selang air
Pipet tetes
2+
dalam
larutan air.
Digunakan larutan CaCl2.
a. Masukkan larutan tersebut (CaCl2) kedalam tabung pereaksi dan
berikan pereaksi berikut ini :
Larutan H2SO4 encer, terjadi endapan putih CaSO4 (tuliskan reaksinya)
Reaksi : Ca 2+ + SO4 2- CaSO4
b. Masukkan larutan CaCl2 tambahkan ammonia, taka da endapan
karena kalsium hidroksida larut cukup banyak (kelarutan yang cukup
tinggi). Jika larutan basa itu terkena udara luar, sedikit karbon
dioksida akan terserap dan terjadi kekeruhan yang ditimbulkan oleh
kalsium karbonat.
2. Kation Magnesium (Mg 2+) :
32
Magnesium Adalah logam putih, dapat ditempa dan liat, melebur pada
suhu 650 0C. Logam ini mudah terbakar dalam udara atau oksigen MgO
dan beberapa nitride Mg3N2. Logam ini perlahan-lahan terurai oleh air pada
suhu biasa, tetapi pada titik didih air bereaksi langsung dengan cepat (Mg
+ 2H2O --> Mg (OH)2 + H2 )
Digunakan larutan MgCl2 atau MgSO4
Masukkan larutan tersebut kedalam tabung pereaksi dan tambahkan
pereaksi berikut ini :
a. Larutan NaOH, maka akan terbentuk endapan putih Mg(OH)2.
Reakksinya : Mg 2+ + 2 OH- Mg(Oh)2.
b. Larutan ammonia, terbentuk pengendapan parsial magnesiu hidroksi
yang putih seperti gelatin. Reaksinya : Mg
Mg(OH)2 + 2NH4
2+
+ 2 NH3 + 2H2O
No.mhs
: 410015155
Rombongan
:2B
Laporan Ke
:5
Tanggal Praktikum
: 10 Mei 2016
Acara Praktikum
33
kation)
Bahan
N
o
1.
Percobaan
CaCl2 + H2SO4,
Pengamatan
Reaksi
Kesimpulan
* Terdapat
* CaCl2 + H2SO4
1. Terjadi reaksi
endapan
CaSO + 2HCl
2. Terdapat
berwarna
endapan CaSO4
bening
Berwarna putih
* Larutan
3. Warna larutan
CaCl2
bening
berwarna
2.
CaCl + NH4OH
bening.
* CaCl2 + 2NH4OH
1. Warna larutan
Ca(OH)2 + 2NH4Cl
menjadi keruh
* Warna
2. Tidak ada
larutan
endapan
menjadi putih
3. Timbul bau
keruh
tidak sedap
* Timbul bau
* Tidak ada
endapan
No.mhs
: 410015155
Rombongan
:2B
Laporan Ke
:6
Tanggal Praktikum
: 10 Mei 2016
34
Acara Praktikum
Bahan
N
o
1.
Percobaan
MgCl2 + NaOH
Pengamatan
Reaksi
Kesimpulan
* Larutan
* MgCl2 +2NaOH
1. Endapan putih
berwarna
Mg(OH)2 + 2NaCl
adalah Mg(OH)2
bening
2. Tidak muncul
* Warna
bau
larutan
3. Warna menjadi
menjadi putih
putih keruh
* Terdapat
2.
MgCl2 +
endapan
* MgCl2 + 2NH4OH
1. Endapan putih
NH4OH
koloid
Mg(OH)2 + 2NH4Cl
adalah Mg(OH)2
*Larutan
menjadi putih
* Terdapat
endapan
* Larutan
menjadi
bening
* Timbul bau
b
* Endapan
1. Endapan putih
MgCl2 +
memudar tidak
terlarutkan secara
NH4OH + H2O
sempurna
tidak sempurna
35
* Tidak
muncul bau
* MgCl2 + Na2CO3
1. Terdapat
MgCO3 + NH4Cl2
endapan dari
3.
MgCl2 +
* Sedikit
NaCO3
terlihat
MgCO3
endapan
* Larutan
menjadi putih
1. Endapan
susu
terlarut dalam
MgCl2 +
* Terdapat
larutan asam
Na2CO3 +
endapan putih
secara sempurna
H2SO4
2. Warna putih
* Endapan
menjadi bening
larut sempurna
* Warna yang
putih menjadi
bening
36
maka V1 = 250 ml, artinya ambil HCl 4 M sebanyak 250 ml addkan dengan
air hingga 500 ml. Sedang pada praktek pengencerannya : masukkan air dulu
sebanyak kurang dari 250 ml baru ditambahkan 250 ml HCl 4 M lalu tinggal
diaddkan dengan air hingga batas labu takar 500 ml. Praktek perlakuan seperti
ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan letupan untuk pengenceran asam
pekat.
Prinsip Cara Mengencerkan
1. Lakukan perhitungan pengenceran
2. Masukan larutan pekat ke labu takar (dengan pemipetan)
3. Tambahkan pelarut sampai leher labu takar
4. Gojok hingga homogen
5. Tambahkan pelarut sampai batas
6. Tutup dan gojok lagi
Alat Pengenceran
Cara pengenceran larutan bisa menggunakan alat pipet atau labu takar.
Penggunaan labu takar akan lebih tepat dalam penaraan volume. Bila
menggunakan labu takar, rawat alat dengan cara mencuci dengan sabun lunak
dan bilas dengan air kran diikuti akuades. Kemudian biarkan kering sebelum
digunakan
kembali.
Pengeringan
labu
takar
jangan
didalam
oven.
Pembacaan Miniskus
1. Letakkan labu takar pada tempat datar
2. Posisi mata sejajar dengan tanda batas
38
3. Untuk bentuk cekung, batas bawah cekungan tepat pada garis batas (misal
air)
4. Untuk cembung, batas atas cembungan tepat pada garis batas (misal Hg)
Fraksi mol (X) : perbandingan jumlah mol suatu zat dalam larutan
terhadap jumlah mol seluruh zat dalam larutan.
Kemolaran (M) : jumlah mol zat terlarut dalam per liter larutan.
Kemolalan (m) : jumlah mol zat terlarut dalam per 1000 gram penaraan
bobot pelarut.
Persentase (%) : jumlah gram zat terlarut dalam tiap 100 ml larutan atau
100 gr penaraan bobot.
menjadi
ion-ion
(terionisasi)
sehingga
dapat
menghantarkan
listrik. Elektrolit kuat akan terurai seluruh zat menjadi ion-ion (terionisasi
sempurna) sedang elektrolit lemah tidak mampu menguraikan seluruh zat
dalam
air menjadi
ion-ion
artinya
hanya
terionisasi
sebagian
saja.
Contoh elektrolit kuat antara lain asam-asam kuat ( asam halogen, HNO3,
H2SO4 ), basa-basa kuat ( basa alkali, Sr(OH)2, Ba(OH)2 ). Untuk bentuk
garam, hampir semuanya merupakan elektrolit kuat. Salah satu ciri dari
elektrolit kuat adalah mempunyai reaksi berkesudahan (berlangsung sempurna
ke arah kanan).
Sedang
untuk elektrolit
lemah contohnya
adalah
asam-asam
lemah, basa-basa lemah. Untuk garam yang tergolong elektrolit lemah adalah
garam merkuri (II). Elektrolit lemah mempunyai reaksinya kesetimbangan
(elektrolit hanya terionisasi sebagian).
40
V1 M1 + V2M2
M camp = ------------------V1 + V2
B. Alat Percobaan :
41
3. Masukkan HCl tersebut kedalam labu ukur yang volume ukurannya sesuai
dengan volume yang sudah ditentukkan diatas (no 1).
4. Encerkan dengan aquades sampai batas skala labu ukur. Lakukan hati-hati
harus tepat pada batas garis skala labu, jangan lebih dan jangan kurang
karena akan menimbulkan kesalahan.
5. Pada pengenceran diatas didapat hasil larutan standar HCl 0,1 N yang
diinginkan.
42
No. MHS
: 410015155
Acara
Rombongan
:6D
Alat
Jurusan
: Tek. Geologi
Bahan
Laporan Pertemuan Ke
:7
Cara Kerja
: 1. Tentukan dulu larutan standar HCl 0,1 N yang akan dibuat missal
100 ml atau 250 ml. (N 2 = 0,1 dan V2 = 500 ml ). Kemudian
hitung dengan rumus V1 N1 = V2 N2 dari HCl 0,2 N yang
diencerkan menjadi HCl 0,1 N. Maka diperoleh volume
HCl 0,2 N.
2. Ambil sejumlah larutan HCl 0,2 N diatas yang sudah dihitung
volumenya dengan menggunakan gelas ukur. Perhatikan minikus
(permukaan cekung dari zat cair / garis diatas skala pipet). Cara
menggunkan gelas ukur setelah cairan yang masuk pas batas skala
maka tutup ddengan telunjuk jari. Buka telunjuk pelan-pelan
untuk memasukkan cairan kedalam labu.
43
Perhitungan
: * Diket : V2 = 100 ml
Vair = V2 V1
N2 = 0,1 N
= 100 50
N1 = 0,2 N
V1
= 50 ml
* Dit : V1
Vair
Kesimpulan
N1 . V1 = N2 . V2
= 50 ml
=..?
=..?
Asisten
Praktikan
44
BAB III
ANALISI KUANTITATIF
3.1.1 DASAR TEORI
Analisis kuantitatif, yaitu analisis kimia yang menyangkut penetuan jumlah
zat tertentu yang ada di dalam suatu sample (contoh). Analisis dasar ini akan
dipelajari pula metode spektroskopi adsorbsi. Aalisis kimia kuantitatif yang klasik
meyangkut analisis gravimetric dan titrimetri. Dalam analisis gravimetri, zat yang
akan ditentukan diubah menjadi bentuk endapan yang sukar larut, selanjutnya
dipisahkan dan ditimbang.
Sedangkan anlisis titrimetri yang serig disebut analisis volumetric, zat yang
akan ditentukan dibiarkan bereaksi degan suatu pereaksi yang diketahui sebagai
larutan standar (baku). Kemudian volume larutan tersebut yang diperlukan untuk
dapat bereaksi sempurna tersebut di ukur.
Alkalimetri
Asidi-alkalimetri adalah teknik analisis kimia berupa titrasi yang menyangkut
asam dan basa atau sering disebut titrasi asam-basa. Reaksi dijalankan dengan
titrasi, yaitu suatu larutan ditambahkan dari buret sedikit demi sedikit sampai
jumlah zat-zat yang direksikan tepat menjadi ekivalen (telah tepat banyaknya
untuk menghabiskan zat yang direaksikan) satu sama lain. Larutan yang
ditambahkan dari buret disebut titrant, sedangkan larutan yang ditambah titrant
disebut titrat (dalam hal ini titrant dan titrat berupa asam dan basa atau
sebaliknya). Pada saat ekivalen, penambahan titrant harus dihentikan, saat ini
dinamakan titik akhir titrasi.
Untuk mengetahui keadaan ekivalen dalam proses asidi-alkalimetri ini,
diperlukan suatu zat yang dinamakan indikator asam-basa. Indikator asam-basa
45
adalah zat yang dapat berubah warna apabila pH lingkungannya berubah. Asidialkalimetri menyangkut reaksi antara asam kuat-basa kuat, asam kuat-basa lemah,
asam lemah-basa kuat, asam kuat-garam dari asam lemah, dan basa kuat-garam
dari basa lemah.
A. Metode Titrimetri Volumetri
* Prosedur analisis kimia yang didasarkan pada pengukuran jumlah larutan
titran yang bereaksi dengan analit.
* Larutan titran : larutan yang digunakan untuk mentitrasi, biasanya
digunakan suatu larutan standar
* Larutan standar: larutan yang telah diketahui konsentrasinya
* titrasi dilakukan dengan menambahkan sedikit demi sedikit titran ke dalam
analit
Reaksi penetralan atau asidi-alkalimetri melibatkan titrasi basa bebas
(basa yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah
dengan suatu asam standar atau yang sering disebut asidimetri) dan reaksi
asam bebas (asam yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari
basa lemah dengan suatu basa standar atau alkalimetri) yang reaksinya
melibatkan bersenyawanya ion hidrogen dan ion hidroksida untuk
membentuk
air
46
47
D. Indikator Alkalimetri
Selama titrasi asam basa terjadi perubahan pH yang besar, untuk
menentukan titik akhir diperlukan suatu zat penolong yang disebut indikator.
Banyak asam-asam organik lemah atau basa-basa organik lemah yang
berbeda warnanya bila berbentuk molekul atau terdissosiasi zat semacam ini
disebut sebagai indikator visuil. Oleh sebab itu diperlukan cara pemilihan
indikator yang benar, sehingga apabila digunakan dalam titrasi titik akhir
dekat dengan titik ekivalen Contoh indikator asam-basa :
1.
Indikator :
Fenolftalein (PP) :
BM : 318,33
48
Cara pembuatan :
0,1 gram fenolftalein dilarutkan dalam 500 ml alkohol absolut dan
tambahkan NaOH 0,1 N tetes demi tetes sampai warna menjadi tepat kuning.
2. Biru Brom Timol (BTB) :
BM : 466,59
Cara pembuatan :
Hangatkan 100 mg Biru Brom Timol P dengan 3,2 ml Natrium
Hidroksida 0,05 M dan 5 ml Etanol P 90%. Setelah larut sempurna,
tambahkan Etano P 20% secukupnya hingga 250 ml. lakukan uji kepekaan
sebagai berikut : campur 0,3 ml larutan dan 100 ml air bebas karbon dioksida
P: larutan berwarna kuning. Untuk mengubah warna larutan menjadi biru,
diperlukan Natrium Hidroksida 0,02 M tidak lebih dari 0,10 ml.
3. Hijau Brom Kresol
BM : 698,01
Cara pembuatan :
Hangatkan 100 mg Hijau Bromkresol P dengan 2,9 ml Natrium
Hidroksida 0,05 M dan 5 ml Etanol P. Setelah larut sempurna, tambahkan
Etano 20% secukupnya hingga 250 ml. Lakukan uji kepekaan sebagai
berikut : campur 0,2 ml larutan dan 100 ml air bebas karbon dioksida P:
larutan berwarna kuning. Untuk mengubah warna larutan menjadi biru,
diperlukan Asam Klorida 0,02 M tidak lebih dari 0,20 ml.
Bagaimana Membuat Larutan Standar?
Larutan standar dalam titrasi memegang peranan yang amat penting,
hal ini disebabkan larutan ini telah diketahui konsentrasisecara pasti (artinya
konsentrasi larutan standar adalah tepat dan akurat). Larutan standar
49
dalam
titrat
(larutan
jernih
menjadi
keruh
atau
sebaliknya).
Dalam volumetri dikenal 2 macam larutan baku, yaitu baku primer dan
baku sekunder.
50
A. Baku Primer
Yaitu larutan dimana kadarnya dapat diketahui secara langsung, karena
diperoleh dari hasil penimbangan. Pada umumnya kadarnya dapat dinyatakan
dalam N (mol.Equivalen/L) atau M (mol/L). Contoh larutan baku primer
adalah : NaCl, asam oksalat, Natrium Oksalat.
Contoh senyawa yang dapat dipakai untuk standar primer adalah:
1. Arsen trioksida (As2O3) dipakai untuk membuat larutan natrium arsenit
NaASO2 yang dipakai untuk
periodat NaIO4, larutan iodine I2, dan cerium (IV) sulfat Ce(SO4)2.
2. Asam bensoat dipakai untuk menstandarisasi larutan natrium etanolat,
isopropanol atau DMF.
3. Kalium bromat KBrO3 untuk menstandarisasi larutan natrium tiosulfat
Na2S2O3.
4. Kalium hydrogen phtalat (KHP) dipakai untuk menstandarisasi larutan
asam perklorat dan asam asetat.
5. Natrium Karbonat dipakai untuk standarisasi larutan H2SO4, HCl dan
HNO3.
6. Natrium klorida (NaCl) untuk menstandarisasi larutan AgNO3
7. Asam sulfanilik (4-aminobenzene sulfonic acid) dipakai
standarisasi larutan natrium nitrit.
B. Baku Sekunder
Yaitu larutan dimana konsentrasinya
ditentukan
dengan
untuk
jalan
pembekuan, dengan larutan baku primer atau dengan metode gravimetri yang
tepat. Contoh : NaOH (dibakukan dengan primer asam oksalat).
Syarat-syarat suatu bahan baku adalah :
1. Susunan kimianya diketahui dengan pasti
2. Harus murni dan mudah dimurnikan
3. Dapat dikeringkan dan tidak bersifat higroskopis
4. Stabil, baik dalam keadaan murni, maupun dalam larutannya
5. Dapat larut dalam pelarut yang cocok dan dapat bereaksi secara
sthokiometri dengan larutan yang akan dibakukan atau dengan zat yang
akan ditentukan kadarnya
6. Bobot equivalennya besar, agar pengaruh kesalahan penimbangan dapat
diperkecil.
Argentometri
Titrasi pengendapan merupakan titrasi yang melibatkan pembentukan
endapan dari garam yang tidak mudah larut antara titrant dan analit. Hal dasar
51
sehingga titik ekuivalen agak sulit ditentukan. Hal ini analog dengan kurva
titrasi antara asam kuat dengan basa kuat dan anatara asam lemah dengan basa
kuat.
Hasil kali konsentrasi ion-ion yang terkandung suatu larutan jenuh dari
garam yang sukar
garam yang sukar larut AmBn dalam larutan akan terdisosiasi menjadi m
kation dan anion. AmBn Ma+ + Nb- Hasil kali kelarutan = (CA+)M
(CB-)N titrasi argentometri adalah titrasi dengan menggunakan perak nitrat
sebagai titran dimana akan terbentuk garam perak yang sukar larut. Jika
larutan perak nitrat ditambahkan pada larutan kalium sianida maka mula-mula
akan terbentuk endapan putih yang pada pengadukan akan larut membentuk
larutan
kompleks
AgNO3
KCN
yang
stabil
K(Ag(CN)2)
.
KNO3
senyawa
kompleks
yang
tak
larut.
terjadi
reaksi
pembentukan
senyawa
dikromat.
besi
(III)
nitrat
atau
besi
(III)
ammonium
sulfat
yang
biasa
digunakan
adalah
fluoresein
dan
eosin
54
Cara ini adalah cara Mohr, titrasi dilakukan dalam suasana pH antara
6,3 10,5.
Phenolphtalein (PP)
Standarisasi NaOH Larutan Dengan Asamm Oksalat : Asam Oksalat,
B. Alat Percobaan :
Analisa Kuantitatif Titrasi Volumetri
Buret
Gelas Ukur
Erlenmeyer
Pipet gondok
Corong
Labu Ukur
Gelas Arloji
Corong
Timbangan
Erlenmeyer
Labu Ukur
55
Buret
Gelas Ukur
Pipet Tetes
Corong
56
Cara Kerja :
1. Ambil buret cucilah yang bersih, setelah dilab kering masukkan larutan
standar NaOH 0,1 N.
2. Ambil LARUTAN hCl 0,1 N dengan pipet gondok sebanyak 20 ml,
kemudian masukkan kedalam Erlenmeyer tambahkan 3-4 tetes indicator
phenolphthalein (PP)
3. Bukalah kran buret teteskan pelan-pelan titran ini kedalam Erlenmeyer,
dan goyangkan zat yang dititrasi yang ada dierlenmeyer ini perlahanlahan.
4. Titran hentikan jika zat yang dititran sudah berwarna merah nuda yang
tak mau hilang pada penggoyangan
5. Catat berapa ml volume titran yang ada pada buret (larutan standar) yang
dibutuhkan untuk menitrasi larutanhingga warna merah mmuda tidak
hilang.
6. Hitunglah berapa normalitas larutan zat yang dititrasi. Gunakan rumus :
V1 N1 = V2 N2
2. Standarisasi Larutan NaOH dengan Asam Oksalat
Pada standarisasi diatas, merupakan analisa kuantitatif volumetric
berdasarkannreaksi
netralisasi
dengan
asidimetri
dan
alkalimetri.
57
58
No. MHS
: 410015155
Acara
Rombongan
:2B
Jurusan
: Tek. Geologi
Alat
Bahan
Laporan Pertemuan Ke
:8
Cara Kerja
1. Ambil buret cucilah yang bersih, setelah dilab kering masukkan larutan
standar NaOH 0,1 N.
59
Perhitungan
= 0,1 N
= Volume HCl
Ny = Nx . A = 0,1 . 20 = 0,088 N
V. rata2
Kesimpulan
22,5
: - Pada titik ekivalen konsentrasi HCl dan NaOH sudah tidak bereaksi
60
Asisten
Praktikan
PRAKTIKUM KIMIA
KIMIA ANALITIK KUANTITATIF
Nama Mahasiswa
No. MHS
: 410015155
Acara
Rombongan
:6D
Alat
Jurusan
: Tek. Geologi
Bahan
Laporan Pertemuan Ke
:9
Cara Kerja
:
a. Timbang 0,63 gr asam oksalat (C2H2O4) dengan gelas arloji (timbang
gelas arloji (cawan) tersebut kemudian tambahkan 0,63 gr asam
oksalat diperoleh berat total = berat cawan + 0,63 gr asam oksalat)
masukkan kedalam labu ukur 100 ml. hitung konsentrasi asam
oksalat.
b. Tambahkan aquades / air suling sampai batashingga volumenya tepat.
61
Pengamatan
:
-Pembacaan buret sampai 50 ml
-Bacaan awal I Larutan berwarna merah muda
-Bacaan akhir I Berwarna bening
-Bacaan awal II Merah Muda
-Bacaan akhir II Berwarna Bening
-Rata-rata Volume (13,35)
-Terpakai = Percobaan 1 : 11,2 ml
-Percobaan 2 : 10,7 ml
Perhitungan
: * Dit : Nk :.?
Ny :.?
* Jawab : Nk : 630 x 2 x 100
V . rata2 x mr x 25
= 630 x 2 x 100
10,9 x 126 x 25
= 126000 = 3,67 N
34,35
25
62
Kesimpulan
NaOH
pada percobaan pertama, sedangakn pada percobaan kedua dibutuhkan
sebanyak 10,7 ml
Asisten
Praktikan
PRAKTIKUM KIMIA
KIMIA ANALITIK KUANTITATIF
Nama Mahasiswa
No. MHS
: 410015155
Acara
cukaRombongan
:2B
Alat
Jurusan
: Tek. Geologi
Bahan
Laporan Pertemuan Ke
: 10
Cara Kerja
:
a. Ambil dengan pipet 20 ml larutan asam cuka perdangan masukkan
kedalam labu takar 500 ml.
b. Masukkan air suling kedalam labu takar sampai tepat batas volume
500 ml.
c. Goyang-goyang larutan agar bercampur homogen.
63
Pengamatan
:
-Pembacaan buret sampai 23 ml
-Bacaan awal I Warna larutan bening
-Bacaan akhir I Menjadi merah muda
-Bacaan awal II..
-Bacaan akhir II..
-Rata-rata Volume (...)
-Terpakai =.
Perhitungan
: * Diket : Mr CH3COOH
= 60
N NaOH
= 0,1 N
V NaOH
= 23 ml
40
= 5 . 12,5 . 0,1 x 23 x 60
= 8 . 625 m gram
= 8,625 gram
64
Kesimpulan
larutan NaOH 0,1 N di dapatkan perubahan warna dari bening menjadi merah muda
pada volume 32 ml.
Asisten
Praktikan
BAB IV
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Tujuan dari analisa kulitatif untuk mengetahui penyusun -penyusun suatu zat,
Campuran-campuran suatu zat atau larutan-larutan yang biasanya unsur-unsur
penyusun zat tersebut bergabung dengan yang satu dengan yang lain,sedang kimia
analitik kuantitatif dimaksudkan untuk menentukan perbandingan relatif dari
penyusun-penyusun tersebut.
Jadi dengan demikian jelas lah bahwa kimia analitik kualitatif harus dilakukan
sebelum kimia analitik kuantitatif,karena analisa secara kualitatif akan membeerikan
suatu zat yang akan dianalisa,disamping itu juga akan membantu sebagai pemandu
pada metoda-metoda yang akan digunakan dalam analisa secara kuantitatif
Dalam setiap melakukan percobaan/analisis tidak selamanya hasil yang
dicapai adalah hasil yang sebenarnya. Hal ini dapat disebabkan oleh hal-hal berikut:
a. Kurang telitinya praktikan dalam mereaksikan zat
b. Kurang tepat pada saat memberikan reagen-reagen untuk direaksikan
c. Kurang teliti dalam melakukan uji reaksi suatu sampel
d. Penambahan reagen yang tidak sesuai
e. Kurang tepat pada saat menentukan suatu endapan yang terjadi
Dalam analisa kuantitatif / titrasi suatu larutan akan berubah warna jika telah
mencapai titik ekivalen/keseimbangan.
bereaksi diantaranya :
65
ada kesalahan baik dalam mengamati hasil percobaan oleh praktikan ataupun dalam
mereaksikan larutan dan tempat pereaksinya terkandung kandungan larutan yang lain
sehingga hasilnya tidak akurat.
66
LAPORAN SEMENTARA
67
LAPORAN RESMI
68
CURRICULUM VITAE
Data Pribadi
Nama
Agama
: Islam
Alamat Rumah
Nomer telepon
: +629528969965
: Laksanaakbar@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
Pendidikan Formal:
Pengalaman Organisasi
69
Hormat saya,
70