JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
2017
PERCOBAAN V
A. Judul Percobaan
Oksidimetri/ Permanganometri
B. Tujuan Percobaan
Menentukan kadar besi dengan titrasi secara oksidimetri
C. Dasar Teori
Salah satu jenis reaksi kimia yang digunakan analisis volumetri adalah reaksi oksidasi
reduksi, yang di kenal dengan istilah oksidimetri.jenis reaksi ini melibatkan adanya transfer
elektron antara oksidator dan reduktor. Ada dua cara perhitungan reaksi oksidasi reduksi ;
1. Berdasarkan atas mol pada persamaan stoikiometri.
2. Berdasarkan cacah elektron yang terlibat dalam senyawa oksidator yang dikenal
dengan berat ekivalen.
Istilah oksidasi mengacu pada setiap perubahan kimia dimana terjadi kenaikan biloks,
sedangkan reduksi digunakan untuk setiap penurunan biloks. Oksidator adalah senyawa
dimana atom yang terkandung mengalami penurunan biloks. Sebaliknya pada reduktor, atom
yang terkandung mengalami kenaikan biloks[1].
Reaksi oksidasi reduksi adalah reaksi yang melibatkan penangkapan dan pelepasan
elektron. Dalam setiap reaksi redoks, jumlah elektron yang dilepaskan oleh reduktor harus
sama dengan jumlah elektron yang ditangkap oleh oksidator. Ada duacara untuk
menyetarakan persamaan reaksi redoks yaitu metode bilangan oksidasi dam metode setengah
reaksi.Reaksi redoks dapat digunakan dalam analisis volumetri bila memenuhi syarat. Titrasi
redoks adalah titrasi suatu larutan standar oksidator dengan suatu reduktor atau
sebaliknya,dasarnya adalah reaksi oksidasi-reduksi antara titrat dan titran. Dikenal
bermacam-macam titrasi redoks yaitu salah satunya permanganometri. Permanganometri
yaitu titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks ini, ion MnO 4- bertindak sebagai oksidator.
Ion MnO4- akan berubah menjadi ion Mn2+ dalam suasana asam. Tekhnik titrasi ini biasa
digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau besi dalam suatu sampel. Kalium
permanganat adalah oksidator paling baik untuk menentukan kadar besi yang terdapat dalam
sampel dalam suasana asam menggunakan asam sulfat [2].
Oksidimetri adalah salah satu jenis reaksi kimia yang digunakan analisis volumetri yaitu
reaksi oksidasi reduksi yang melibatkan danya transfer electron antara oksidator dan
reduktor. Dengan kata lain reaksi redoks adalah reaksi penangkapan electron dan pelepasan
elektron. Sedangkan permanganometri adalah salah satu cara analisis tipe reaksi oksidasi
reduksi. Titrasi ini menggunakan KMnO4 sebagai titran. Kalium permanganat adalah
oksidator kuat yang dapat bereaksi dengan suatu reduktor menghasilkan senyawa mangan
yang mempunyai bilangan oksidasi yang berbeda-beda tergantung pada pH larutan.
Oksidimetri adalah metode titrasi redoks yang di mana larutan baku yang digunakan
bersifat oksidator. Yang termaksuk titrasi oksidator adalah:
Kalium prmangan adalah oksidator kuat, oleh karena itu jika berada dalam HCl akan
mengoksidasi ion Cl- yang menyebabkan terbentuknya gas klor dan kestabilan ion ini juga
terbatas. Biasanya digunakan pada medium asam 0,1 N. Namun, beberapa zat memerlukan
pemanasan atau katalis untuk mempercepat reaksi.
Dalam suasana asam atau [H+] > 0.1 N, ion permanganat mengalami reduksi menjadi
ion mangan (II) sesuai reduksi :
Untuk pengasaman sebaiknya dipakai asam sulfat, karena asam ini tidak
menghasilkan reaksi samping. Sebaliknya jika dipakai asam klorida dapat terjadi
kemungkinan teroksidasinya ion klorida menjadi gas. Klor dan reaksi ini mengakibatkan
dipakainya larutan permanganat dalam jumlah berlebih [5].
Permanganometri adalah salah satu cara analisis tipe reaksi oksidasi reduksi. Titrasi
ini meggunakan KMnO4 sebagai titran. Kalium permanganat adalah oksidator kuat yang
dapat bereaksi dengan suatu reduktor menghasilkan senyawa mangan yang mempunyai
bilangan oksidasi yang berbeda-beda tergantung pada pH larutan.
1. Beberapa tingkat oksidasi mangan
MnO4- + 8H+ + 5e → Mn2+ + 4 H2O E0 = 1,51 V (suasana asam kuat)
MnO4- + 8H+ + 4e- → Mn2+ + 4 H2O E0 = 1,51 V (suasana asam kuat, kurang
stabil)
MnO4- + 4H++ 3e- → MnO22+ + 2 H2O E0 = 1,70 V (pH 2-12)
MnO4- → 3e- + MnO42+ E0 = 10,54 V (OH = 1M )
2. Standarisasi larutan permanganat
Larutan kalium permanganat bukan merupakan larutan standar primer karena
sifatnya mudah terurai oleh cahaya, suhu tinggi, dan asam / basa. Larutan
permanganat dapat distandarisasi dengan :
As2O3: Oksida ini dilarutkan dalam NaOH, kemudian diasamkan dengan
HCL.
Na2C2O4: Reaksi standarisasi KMnO4 dengan Na2C2O4 adalah sebagai
berikut:
5 C2O42- + 2 MnO4- + 16 H+ → 2 Mn2+ + 10 CO2 + 8 H2O [1].
Penetapan besi dalam bijih besi merupakan salah satu penerapan yang penting dari
titrasi permanganate. Bijih besi yang utama adalah oksida atau oksida terhidrasi : hemit
(Fe2O3), magnetit (Fe2O4), geotit, dan limotit (Fe2O3.3H2O). asam terbaik untuk melarutkan
bijih-bijih besi adalah asam klorida. Oksidasi terhidrasi mudah larut, sedangkan hematite dan
magnetit melarut agak lambat. Sebelum titrasi dengan permnganat, besi (III) harus direduksi
menjadi besi (II). Reduksi ini dapat dilakukan dengan timah (II) klorida [4].
D. Alat dan Bahan
1. Alat
4. Batang 1 Digunakan untuk mengadukan
Pengaduk suatu campuran atau larutan
pada waktu melakukan reaksi
kimia
2. Bahan
hidrolisisbesimeningk
Bentuk :
atsebandingdenganpe
Padatanberwarnaputihab
ningkatanbilanganvale
u-abu
nsinya.
Tidaklarutdalamasamnit Berwarnametalikmengkil
rat. apkeabu-abuan.
Termasukdalamgolongan
logamtransisi.
yang polar.
Beratjenis : 0.998 gr/cm3
Memilikiikatan van
Berupacairan yang
der
tidakberwarnadantidakbe
waalsdanikatanhidrog
rbau.
en.
Memilikigayaadhesi
Dapatmembentukazeo
yang kuat.
tropdenganpelarutlain
nya.
Dapatdipisahkandeng
anelektrolisismenjadio
ksigendanhidrogen.
E. Prosedur Kerja
Besi (II) Sulfat Kalium Permanganat
FeSO4 KMnO4
2. Perhitungan
Oksidimetri atau yang sering disebut sebagai reaksi oksidasi reduksi adalah jenis
reaksi yang melibatkan adanya transfer elektron diantara oksidator dan reduktor atau
adanya reaksi penangkapan dan pelepasan elektron. Setiap reaksi oksidasi reduksi antara
ion-ion dalam larutan dapat digunakan dalam analisis volumetri, jika memenuhi syarat :
Dalam praktikum ini, kita akan melakukan titrasi oksidimetri untuk menentukan
berapa kadar Fe2+ dalam larutan FeSO4. Titran yang digunakan dalam oksidimetri ini
yaitu KMnO4 0.1 N. Kalium permanganan adalah oksidator kuat yang dapat bereaksi
dengan suatu reduktor menghasilkan senyawa mangan yang mempunyai bilangan
oksidasi yang berbeda-beda tergantung pada pH larutan. Tujuan percobaan ini adalah
untuk menetapkan kadar besi (II) dalam garam Fero.
Sebelum dititrasi dengan KMnO4, FeSO4 ditimbang dulu seberat 0.6039 gr kemudian
dilarutkan dengan aquadest hingga volumenya 100 mL, larutan ini kemudian dibagi
kedalam erlenmeyer sebanyak 50 mL. larutan FeSO 4 ini berwarna kecoklatan. Reaksi
FeSO4 dengan H2O sebagai berikut:
dimana Jika Fe(OH)2 yang terbentuk, besi II hidroksida tersebut sulit dioksidasi sehingga
pada saat titrasi Fe(OH)2 berbentuk tetap mengendap dan tidak bereaksi dengan kalium
permanganat, dan perhitungan pun menjadi salah (kadar besi II menjadi lebih kecil).
Larutan yang telah ditambahkan H2SO4 kemudian dititrasi dengan KMnO4, larutan
yang awalnya bening setelah dititrasi dengan beberapa tetes KMnO4 berubah warnanya
menjadi pink muda. Reaksi yang terjadi adalah:
Titik akhir titrasi terjadi ketika warna larutan menjadi merah muda. Karena warna
KMnO4 sangat kelam, maka KMnO4 sudah cukup untuk memberikan warna yang tampak
dalam 50 ml air dan dapat dipakai untuk menunjukkan titik akhir. Selama titrasi
berlangsung, KMnO4 lenyap bereaksi, tetapi setelah mencapai titik ekivalen maka
kelebihan setetes KMnO4 menimbulkan warna yang dengan mudah dipakai sebagai
penunjuk berakhirnya titrasi. Warna pada titik akhir ini tidak tetap bertahan, setelah
beberapa lama lenyap kembali akibat reaksi antara kelebihan MnO4- tadi dengan ion Mn2+
hasil titrasi.
H. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kadar besi dalam Besi (II)
Sulfat 0.371%
DAFTAR PUSTAKA