A. Judul :
Penentuan Keasaman dari Mineral Alam
B. Tujuan :
Mahasiswa Dapat Menentukan Tingkat Keasamaan Mineral Alam
C. TinjauanPustaka
Mineral adalah zat-zat hablur yang ada dalam kerak bumi serta bersifat
homogen, fisik maupun kimiawi. Mineral itu merupakan persenyewaan anorganik
asli, serta mempunyai susunan kimia yang tetap. Yang dimaksud dengan
persenyawaan kimia asli adalah bahwa mineral itu harus terbentuk dalam alam,
karena banyak zat-zat yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan mineral.
Sebuah zat yang banyak sekali terdapat dalam bumi adalah SiO2 dan dalam ilmu min
eralogi, mineral itu disebut kuarsa. Beberapa mineral alam memiliki manfaat yang
cukup besar dalam dunia industri, misalnya sebagai adsorben dan katalis. Untuk
mengetahui kandungan dan sifat suatu mineral maka harus dilakukan karakterisasi.
Salah satu karakterisasi sederhana dari suatu mineral adalah penentuan keasaman.
Zeolit dapat secara alami didaerah batuan sedimen disekitar daerah gunung api atau
mengendap sebagai batuan sedimen, pada bagian tanah jenis basa didaerah
sumber air panas (hot spring)[1].
Zeolit merupakan silikat terhidrat dalam dari aluminium dan natrium atau
kalsium, Na2O.Al2O3.nSiO2.xH2O atau resin penukar ion buatan. Zeolit termasuk
golongan aluminosilikat berdimensi tiga. Kebanyakan zeolit mengandung molekul air
dalam rongganya, yang berfungsi sebagai fasa gerak untuk migrasi kation-kation
penyeimbang muatan. Hal ini memungkinkan zeolit bisa berfungsi sebagai penukar
ion (dimana satu jenis ion positif dengan mudah daoatv dipertukarkan dengan ionb
positif lain) dan merupakan kunci kemampuannya untuk melunakkan air atau
“kesadahan air”.
Zeolit oleh para ilmuwan dikenal sebagai mineral serba guna yang banyak
dimanfaatkan dalm bidang industri. Zeolit memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan dengan mineral lain terutama kegunaannya sebagai adsorben,
penukar ion dan katalis. Zeolit merupakan suatu kelompok mineral yang dihasilkan
dari proses hidrotermal pada batuan beku basa. Zeolit alam terbentuk karena adanya
proses perubahan alam (zeolitisasi) dari batuan vulkanik. Pada zeolit alam, terdapat
molekul air dalam pori dan oksida bebas dipermukaan dapat menutupi pori-pori atau
situs aktif dari zeolit sehingga dapat menurunkan kapasitas adsorpsi maupun sifat
katalis dari zeolit tersebut. Inilah alasan mengapa zeolit alam perlu diaktivasi terlebih
dahulu sebelum digunakan [2].
Zeolit alam merupakan jenis batuan mineral yang banyak tersedia di
Indonesia.diantara banyak manfaat lainnya, zeolit alam dapat digunakan sebagai
adsorben untuk mengatasi pencemaran akibat limbah cair. Pada umumnya, zeolit
yang diperoleh dari alam mempunyai jenis dan komposisi yanbg beraneka ragam
tergantung poada lokasinya. Selaib itu, zeolit yang diperoleh dari alam banyak
mengandung pengotor dan umumnya tidak cukup aktif untuk digunakan sebagai
katalis atau bahan penyerap. Dalam kegunaannya sebagai adsorben, permukaan
zeolit dapat dimodifikasi sesuai dengan adsorbat yang akan diserap [3].
Zeolit alam dapat mengandung lebih dari 50 mineral alam yang berbeda.
Jenis mineral yang umum terdapat di alam adalah mordenite, clinoptilolite, philipsite,
1
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK
chabazite. Clinoptilolite adalagh salah satu jenis mineral zeolit alam yang biasa
digunakan untuk mengurangi logam berat dan ammonia dalam larutan.[4]
Batu kapur dapat terjadi dari hasil peredaran air panas alam yang melarutkan
lapisan batu kapur di bawah permukaan, yang kemudian diendapakan kembali di
permukaan bumi. Batu kapur dapat bersifat keras dan padat, tetapi dapat pula
sebaliknya. Selain yang pejal (masive) dijumpai yang poreus. Batu kapur juga bisa
menjadi berhablur jika mengalami proses metamorfosa yaitu karena pengaruh
tekanan dan panas, seperti pada batuan marmer. Batu kapur yang mengalami
proses metamorfosa akan berubah kenampakan maupun sifat-sifatnya. Selain itu air
tanah juga dapat mempengaruhi pengahbluran pada permukaan batu kapur,
sehingga bisa berbentuk hablur kalsit [5].
Penentuan keasaman dari mineral alam dapat dilakukan dengan titrasi asam
basa, dengan metoda aktivasi dan non aktivasi. Pada metoda aktivasi, sampel
diaktivasi terlebih dahulu dengan HCl, sedangkan pada metoda non aktivasi sampel
langsung dicuci dengan aquades tanpa adanya penambahan asam. Kemudian untuk
mengetahui konsentrasi sampel, digunakan metoda titrasi asam basa dengan
bantuan indikator pp yang berkerja pada trayek pH 8 – 14 yaitu kondisi basa,
sehingga ketika sampel telah mencapai titik akhir titrasi yaitu terjadinya perubahan
warna pada kondisi basa [6].
Suatu larutan asam atau larutan basa memiliki tingkat keasaman atau tingkat
kebasaan yang berbeda. Tingkat keasaman atau kebasaan dari suatu larutan
disebut derajat keasaman yang dilambangkan dengan pH. Nilai derajat keasaman
dari suatu larutan berkisar antara 0 sampai 14. Derajat keasaman dari suatu larutan
dapat diukur dengan menggunakan indikator universal atau alat yang disebut dengan
pH meter. Derajat keasaman dari suatu larutan menentukan sifat larutan tersebut,
apakah bersifat asam, bersifat basa, atau bersifat garam (netral) [7].
2
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK
D. Metode Percobaan
Metode yang digunakan pada percobaan ini yaitu uji kuantitatif
1.1 Tabel alat
3
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK
10 Erlenmeyer Menampung filtrat hasil titrasi 1
4
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK
19 Labu ukur Digunakan dalam pembuatan 1
larutan
5
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK
1.3 Prosedur Kerja
Mulai
Warna larutan
ungu
Selesai
6
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK
E. Hasil dan Pembahasan
7
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK
Perhitungan
Mencari Molaritas
V1 x M1 = V2 x M2
5 mL x M1 = 0,05 mL x 1 M
0,05 mL x 1 mol/mL
M1 = = 10 mol/L
5 mL
Mencari pH sampel
[H+] =x.M
[H+] = 4 x 10 M
[H+] = 40 M = 4x 102
pH = log 4 x 102
= 2,6
8
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK
2. Pembahasan
Mineral adalah suatu bahan alam yang mempunyai sifat-sifat fisis dan kimia
tetap dapat berupa unsur tunggal atau persenyawaan kimia yang tetap, pada
umumnya anorganik, homogen, dapat berupa padat, cair dan gas.
Dalam percobaan ini, mineral yang digunakan yaitu lumpur sawah yang
diperoleh dengan cara yang representative dari tempat-tempat yang berbeda. Sampel
lumpur sawah yang digunakan pada percobaan ini diambil dari Kelurahan Dembe 2,
Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo seperti pada gambar 1. Sampel yang
digunakan sebelumnya harus dipreparasi terlebih dahulu melalui proses sampling
terlebih. Proses sampling yang digunakan pada percobaan ini berupa coning,
quartening, dan sampling. Teknik coning merupakan pengurangan jumlah sampel
lapangan tahap awal dimana sampel digundukkan kemudian dibuat gundukan
panjang (long pile). Sampel diambil secara berselang-seling dari gundukan
memanjang (daerah xxxx), kemudian dikumpulkan. Teknik quartening dilakukan
dengan memasukkan bahan yang akan diambil sampelnya lalu disebar menjadi segi
empat kemudian dibagi menjadi empat bagian, kemudian mengambil ¼ bagian, lalu
disebar lagi seperti cara tadi sampai didapat berat bahan yang diperlukan.
9
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK
lumpur tersebut sehingga bisa membuka pori-pori serta menghilangkan zat pengotor
yang ada didalamnya.
Setelah memiliki PH yang sama yaitu 5, sampel dikeringkan dalam oven dengan
suhu berkisar 105-110 oC selama 1 jam agar sampel benar-benar kering dan benar-
benar hilang zat pengotor yang ada didalamnya. Setelah 1 jam, dimasukkan dalam
desikator untuk didinginkan dan dihilangkan uap panas yang ada pada sampel.
Setelah proses pemanasan, didapat bahwa berat sampel yang diaktivasi adalah
0,2990 g dan yang tidak diaktivasi adalah 0,40961 g.sampel yang diaktivasi memiliki
berat yang lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak teraktivasi, karena
kemungkinan sampel yang teraktivasi saat penyaringan dan pembersihan
menggunakan dengan aquadest jatuh dikarenakan kurang baiknya kertas saring
yang digunakan.
10
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK
menandakan bahwa PH awquadest bersifat asam. Sehingga, tingkat keasaman dari
mineral alam ini tidak dapat diidentifikasi dengan baik.
11
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK
F. Penutup
1. Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa mineral alam yang
digunakan adalah lumpur yang diperkirakan merupakan bagian dari mineral zeolit.
Setiap mineral memiliki tingkat keasaman yang berbeda-beda. Tingkat keasaman
untuk Lumpur ini, yaitu 2,6, dengan tingkat keasaaman yang tinggi, yang kemungkinan
dipengaruhi oleh aquadest yang tingkat keasaman tinggi.
2. Saran
Diharapkan untuk alat pembuatan aquadest agar dapat diperbiki, sehingga PH
aquadest dapat berada pada PH yang sehrusnya.
12
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Hardjadi. (2013). Jenis dan Macam Mineral alam. Jurnal Ilmu Dasar, 10 (3), 22-23.
[2]. Harvei. (2013). Study the properties of some Indonesian Natural Zeolities. On One Day
Seminar on Mineral Property and Utilization of Natural Zeolitie, 8(2), 75-78.
[3]. Mukti, Nur Indah. (2017). Pengaruh Tingkat Keasamana pada Karakteristik Zeolit Alam
sebagai Adsorben Ammonium hidroksida (NH4OH). Eksergi, 1(14), 1-2.
[4]. Sudibyo, H. (2015). Development of Natural Zeolites Adsorbent : Chemical Analysis and
Preliminary TPD Adsorbtion Study. Journal of Engineering science and
Technology, 4(1), 87-88.
[5]. Khosiah, Nur. (2010). Dampak Penambangan Batu Kapur Terhadap Lingkungan.
Surabaya : Unesa.
[6] Hardjtamo, Husaini. (1996). Jurnal Sumber Silika Pada Sintesis Zeolit ZSM5 Tanpa
Menggunakan Tempat Organik. Akta Kimindo, 7 (3), 25-26.
[7] Hardjadi. (2013). Keasaman mineral alam. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.
13
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK
LAMPIRAN
14
LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK
15