MODUL III
Pemisahan dan penentuan kadar asam lemak
dari sabun
Oleh
Jurusan kimia
Fakultas matematika dan ipa
Universitas negeri gorontalo
2018
PERCOBAAN III
A. Judul Percobaan :
Pemisahan dan Penentuan Kadar Asam Lemak Dari Sabun
B. Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat memahami penggunaan dan prinsip kerja ekstraksi
C. Dasar Teori
Ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan
yang paling baik dan populer. Alasan utamanya adalah pemisahan ini dapat dilakukan
baik dalam tingkat makro ataupun mikro. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi
zat pelarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur ,
seperti benzen, karbon tetraklorida atau kloroform. Batasan nya adalah zat terlarut dapat
ditransfer pada jumlah yang berbada dalam kedua fase pelarut.
Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solut) diantara dua fasa
cair yang tidak saling bercampur. Tehnik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan
secara cepat dan “bersih” baik untuk zat organik maupun zat anorganik. Cara ini juga
dapat digunakan untuk analisis makro dan mikro. Selain untuk kepentingan analisis
kimia, ekstraksi juga banyak digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan preparatif dalam
bidang kimia organik, biokimia dan anorganik dilabolatorium. Alat yang digunakan dapat
berupa corong pemisah (paling sederhana), alat ekstraksi soxhlet sampai yang paling
rumit berupa alat “counter current craig” (Alimin, dkk, 2007).
Ekstraksi adalah salah satu metode memisahkan larutan dua komponen dengan
menambahkan komponen ketiga (solvent) yang larut dengan solut tetapi tidak larut
dengan pelarut (diluent). Dengan penambahan solvent ini sebagian solut akan berpindah
dari fasa diluent ke fasa solvent (ekstraksi) dan sebagian lagi akan tetap tinggal di fasa
diluent (refinat). Perbedaan konsentrasi solut didalam suatu fasa dengan konsentrasi pada
keadaan setimbang merupakan pendorong terjadinya pelarutan (pelepasan) solut dari
larutan yang ada. Gaya dorong (driving force) yang menyebabkan terjadinya proses
ekstraksi dapat ditentukan dengan mengukur jarak sistem dari kondisi setimbang (Perry,
1997).
Dalam klasifikasi ekstraksi, ekstraksi adalah suatu proses pemisahan substansi
atau zat dari campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Ekstraksi dapat
digolongkan berdasarkan bentuk campuran yang disekstraksi dan proses pelaksanaannya.
Berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi, suatu ekstraksi dibedakan
menjadi ekstraksi padat-cair dan ekstraksi cair-cair.
1. Ekstraksi Padat-Cair
Zat yang akan diekstraksi terdapat dalam campuran yang berbentuk padatan.
Ekstraksi jenis ini banyak dilakukan dalam usaha isolasi zat berkhasiat yang
terkandung dalam bahan alam seperti steroid, hormon dan, antibiotika dan lipid pada
biji-bijian
2. Ekstraksi Cair-Cair
Zat yang akan diekstrak terdapat dalam campuran yang berbentuk cair. Ekstraksi cair-
cair sering juga disebut ekstraksi pelarut banyak digunakan untuk memisahkan zat
seperti iod atau logam-logam tertentu dalam larutan air (Yazid, 2005).
Sabun adalah dari senyawa garam asam – asam lemak tinggi, seperti natrium
stearat C17H35COO-Na+. Aksi pencucian dari sabun banyak dihasilkan dari kekuatan
pengemulsian dan kemampuan menurunkan tegangan permukaan dari air.Konsep ini
dapat dipahami dengan pengingat kedua sifat dari anion sabun. Suatu gambaran dari
stearat terdiri dari ion karboksil sebagai “kepala” dengan hidrokarbon yang panjang
sebagai “ekor” (Rukaesih , 2004).
asam lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau asam karboksilat berderajat
tinggi (memiliki rantai karbon lebih dari 6). Asam lemak dibedakan menjadi asam lemak
jenuh dan asam lemak tak jenuh.Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan tunggal di
antara atom-atom karbon penyusunnya, sementara asam lemak tak jenuh memiliki paling
sedikit satu ikatan rangkap diantara atom-atom karbon penyusunnya.Kedua jenis ikatan
dalam asam lemak inilah yang menyebabkan perbedaan sifat fisik antara asam lemak satu
dengan lainnya.Keberadaan ikatan rangkap dan panjang rantai ini menyebabkan asam
lemak penyusun lipida memiliki dua jenis wujud yang berbeda pada suhu ruang.Dua
wujud lipida yang sering kita temukan adalah lemak dan minyak.Lemak pada suhu ruang
berwujud padat sedangkan minyak pada suhu ruang berwujud cair.Lemak umumnya
disusun oleh asam lemak rantai panjang yang memiliki ikatan tunggal atau jenuh
sedangkan minyak banyak disusun oleh asam lemak rantai panjang dengan ikatan
rangkapatau tak jenuh.Asam lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau asam
karboksilat dengan rumus kimia R-COOH or R-CO2H. Contoh yang cukup sederhana
misalnya adalah H-COOH yang adalah asam format, H3C-COOH yang adalah asam
asetat, H5C2-COOH yang adalah asam propionat, H7C3-COOH yang adalah asam butirat
dan seterusnya mengikuti gugus alkil yang mempunyai ikatan valensi tunggal, sehingga
membentuk rumus bangun alkana (Zulkifli, 2014).
D. Alat dan Bahan
1. Alat
4. 2
Neraca analitik Untuk menimbang Iod
E. Prosedur Kerja
Sabun
- Mengambil sebanyak 20 mL
- Memasukkan kedalam corong pisah
- Menambahkan 10 mL n-heksan
- Mengocok sambil membuka kran untuk mengeluarkan gas
- Menambahkan 10 mL larutan NaCl jika terbentuk emulsi
- Mengocok selama 10 menit, lalu mendiamkan
- Memisahkan lapisan n-heksan
Lapisan n-heksan
- Memasukkan kedalam corong pisah
- Menambahkan 10 mL aquades dan 2 tetes indikator pp, mengocok
- Membuang lapisan air
- Menambahkan 20 mL metanol
- Mengocok selama 10-15 menit
- Membiarkan selama beberapa menit
- Memisahkan Lapisan n-heksan kedalam erlenmeyar
- Menambahkan 2 tetes pp
- Menitrasi dengan NaOH 0,01 N
Kadar asam lemak =
5,66%
2. Perhitungan
50 ml/20 ml x ML NaOHx N NaOH x 284,47
= x 100%
Berat sampel ( gr ) x 1000
500 ml/20 ml x 0 , 4 ml x 0,01 N x 284,47
= x 100%
0,5022 gr x 1000
20 ml x 0 , 4 ml x 0,01 N x 284,47
=
502,2
28,447
= x 100%
502,2
= 5,66 %
G. Pembahasan
Ekstraksi merupakan metode pemisahan campuran dalam bentuk cairan dengan
menggunakan pelarut lain yang bersifat lebih melarutkan analit dan tidak bercampur
dengan pelarut pembawa analit. Pada praktikum ini, asam lemak akan dipisahkan dari
sabun dengam menggunakan metode pemisahan ekstraksi cair-cair dan kemudian
dihitung kadarnya.
Pada percobaan ini bahan utama yang digunakan adalah sabun, dalam hal ini
sabun yang digunakan oleh kelompok kami adalah sabun pepaya .Pada penentuan dan
pemisahan asam lemak dari sabun digunakan metode ekstraksi pelarut yaitu metode
pemisahan campuran senyawa terlarut dalam dua jenis pelarut yang tidak saling
bercampur, karena adanya perbedaan koefisien distribusi senyawa terlarut didalam
masing-masing pelarut tersebut sehingga terjadi pemisahan.
Langkah awal yang dilakukan dalam percobaan ini adalah memotong sabun
dalam potongan kecil-kecil dengan tujuan agar sabun cepat larut dalam air. Selanjutnya
menimbang sabun ± 0,5 gram dan melarutkan dalam 400 mL aquades. Sabun dapat larut
dalam air namun tak dapat larut dengan sempurna.Hal ini terjadi karena Sabun
merupakan garam logam alkali (biasanya garam natrium) dari asam-asam lemak.Suatu
molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon yang bersifat hidrofobik dan
mengandung suatu ujung ion yang bersifat hidrofilik namun sabun dapat tersuspensi
dalam air.Gugus hidrofilik berinteraksi dengan air sedangkan gugus hidrofobiknya tidak
dapat berinterksi dengan air sehingga terbentuk emulsi. Selain itu, emulsi juga terbentuk
karena adanya pemasukan tenaga misalnya dengan cara pengadukan. Emulsi yang
terbentuk ditunjukkan dengan adanya pengadukan maka fase terdispersinya akan tersebar
merata ke dalam medium pendispersinya.Reaksi solvasi (pelarutan) sabun dalam air
sebagai berikut.
CH3-(CH2)16COONa(s) + H2O(aq) → CH3(CH2)16COOH(aq) + NaOH(aq)
Agar sabun dapat larut sempurna dalam air maka harus dipanaskan karena suatu
laju reaksi juga dipengaruhi oleh suhu.Langkah selanjutnya mendinginkan larutan, pada
saat pendinginan larutan sabun berbuih.Larutan diencerkan menjadi 500 mL sehingga
buih-buih tadi hilang dengan adanya pengenceran tersebut.
Alimin, M.S, Yunus dan Idris I. 2007. Kimia Analitik. UIN Alludin: Makassar
Perry’s Chemical Engineer’s Handbook Seventh Edition. McGraw-Hill, a division of the
McGraw-Hill Companies
Rukaesih. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta : C.V Andi Offset.
Yazid E. 2005. Kimia Fisika Untuk Paramedis. Andi: Yogyakarta
Zulkfli, Mochamad. 2014. Sabun Dari Distilat Asam Lemak Minyak Sawit: Kajian
Pustaka,Jurnal Pangan Dan Agroindustri. 2(4) .