DISUSUN OLEH ;
D-III FARMASI
STIKES MUHAMMADIYAH SIDRAP
BAB I
2017
SOLUTIO (LARUTAN)
1
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
A. PENGERTIAN LARUTAN
1. Dalam FI. III
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung suatu bahan kimia yang terlarut,
kecuali dinyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air suling.
2. Dalam FI. IV
Larutan adalah sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut.
Kecuali dinyatakan lain sebagai pelarut digunakan air suling.
3. Lachman
Larutan adalah suatu zat dalam pelarut tertentu atau campuran 2 atau lebih zat yang
homogen membentuk larutan yang jernih.
4. Parrot
Larutan adalah secara fisika kimia merupakan suatu campuran yang homogen
antara 2 atau lebih zat.
5. Hoover
Larutan adalah suatu proses transformasi yang memungkinkan perubahan dari suatu
fase ke fase yang lain. Dalam hal ini adalah fase padat menjadi fase cair.
6. Martin
Larutan adalah suatu proses termodinamika stabil yang terdiri dari 2 atau banyak
komponen, biasanya berupa gas, cair atau padat. Disebut komponen karena terbagi rata
dalam bentuk molekul ion.
Secara umum larutan adalah sediaan cair yang terdiri dari satu atau lebih zat terlarut yang
larut dalam pelarut yang sesuai.
Untuk membuat suatu larutan, perbandingan antara pelarut (solvent) dan zat terlarut
(solute) tidak terbatas asal saja batas kelarutan tidak terlewati.
pelarut lain akan terjadi
Keuntungan dari sediaan obat yang diformulasikan dalam bentuk larutan adalah sbb:
a. Mudah digunakan untuk anak kecil dan orang dewasa yang sulit menelan tablet atau kapsul.
b. Lebih cepat bereaksi dibandingkan tablet yang harus pecah terlebih dahulu sebelum
terabsorpsi.
c. Absorbsinya cepat dan tidak tertunda.
d. Dosis seragam dapat dicapai bila dibanding dengan bentuk sediaan emulsi atau suspensi,
dimana dosis tidak tepat lagi bila tidak dikocok terlebih dahulu.
e. Lebih aman penggunaannya dalam hal-hal tertentu.
2
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
f. Dapat menutupi rasa yang kurang nyaman dengan penambahan sirup atau pemanis lainnya,
sehingga disukai oleh anak-anak.
Kelarutan suatu zat yang tidak diketahui secara pasti dapat dinyatakan dengan istilah berikut :
Jumlah bagian pelarut yang diperlukan
Istilah kelarutan
untuk melarutkan
Sangat mudah larut Kurang dari 1
Mudah larut 1-10
Larut 10-30
Agak sukar larut 10-100
Sukar larut 100-1000
Sangat sukar larut 1000-10.000
Praktis tidak larut Lebih dari 10.000
Dikenal pula untuk air yang biasa digunakan dalam melarutkan zat ada beberapa istilah antara
lain :
- Air Biasa (aqua)
3
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
Daftar kelarutan (1 gram zat dalam x ml pelarut) zat organik dalam air dan alkohol.
Nama obat air alkohol
Atropini sulfat 0,5 5
Codeinum 120 2
Codeini sulfas 30 1280
Codeini phosphas 2,5 325
Morphini sulfas 16 565
Luminal 1000 8
Luminal Natrium 1 10
Procaini Hydrochloridum 1 15
Sulfadiazinum 13000 Agak sukar larut
Natrii Sulfadiazinum 2 Sedikit larut
2. Cosolvensi.
Cosolvensi adalah peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena adanya penambahan
pelarut lain atau modifikasi pelarut misalnya Luminal tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam campuran air-gliserin atau solutio petit.
3. Kelarutan.
Zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, zat yang sukar larut memerlukan
banyak pelarut. Kelarutan zat anorganik yang digunakan dalam farmasi umumnya adalah :
a. Dapat larut dalam air.
Semua garam klorida larut, kecuali AgCl, PbCl2, Hg2Cl.
Semua garam nitrit larut, kecuali nitrat base, seperti bismuthi subnitras.
Semua garam sulfat larut, kecuali BaSO4, PbSO4, CaSO4 (sedikit larut)
b. Tidak larut dalam air
Semua garam karbonat tidak larut, kecuali K2CO3, Na2CO3, (NH4)2CO3.
Semua oksida dan hidroksi tidak larut , kecuali KOH, NaOH, NH4OH, dan Ba(OH)2.
Semua garam phospat tidak larut, kecuali K3PO4, Na3PO3, (NH4)3PO.
4. Temperatur
4
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
Dalam farmakope disebutkan mengenai suhu dari air hangat 600 sampai 700 C dan air
panas mempunyai suhu 800 sampai 950 C kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh suhu, umumnya
kenaikan suhu menyebabkan bertambahnya kelarutan suatu zat.
Zat padat umumnya bertambah larut bila suhunya dinaikan, zat tersebut dikatakan
bersifat endoterm, karena pada proses kelarutannya membutuhkan panas.
5. Salting out
Salting out adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan
lebih besar dibandingkan zat utama, akan menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau
terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia.
Contoh :
a. Kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun bila kedalam air tersebut ditambahkan larutan
NaCl jenuh. Disini kelarutan NaCl dalam air lebih besar dibanding kelarutan minyak atsiri
dalam air, maka minyak atsiri akan memisah.
b. Reaksi antara papaverin HCl dengan solutio charcot menghasilkan endapan papaverin
base.
6. Salting In
Salting in adalah adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan kelarutan zat utama
dalam solvent menjadi lebih besar. Contohnya : riboflavin (vitamin B 2) tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam larutan yang mengandung nicotinamidum (terjadi penggaraman riboflavin +
basa NH4)
7. Pembentukan kompleks
Pembentukan kompleks adalah peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tak larut
dengan zat yang larut dengan membentuk garam kompleks.
Contohnya : iodium larut dalam larutan KI atau NaI jenuh.
KI + I2 KI3
HgI2 + 2KI K2HgI4
Kecepatan kelarutan dipengaruhi oleh :
- Ukuran partikel ; makin halus solute, makin kecil ukuran partikel ; makin luas permukaan
solute yang kontak dengan solvent, solute makin cepat.
- Suhu ; umumnya kenaikan suhu menambah kelarutan solute.
- Pengadukan.
5
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
Beberapa bahan obat memerlukan cara khusus dalam melarutkannya. Diantaranya adalah:
a. Natrium bikarbonat, harus dilakukan dengan cara gerus tuang. (aanslibben)
6
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
b. Natrium bikarbonat + natrium salisilat. Natrium bikarbonat digerus tuang, kemudian ditambah
natrium salisilat. Untuk mencegah terjadinya perubahan warna pada larutan harus ditambahkan
natrium pyrophosphat sebanyak 0,25% dari berat larutan.
c. Sublimat (HgCl2), untuk obat tetes mata harus dilakukan dengan pemanasan atau dikocok-
kocok dalam air panas, kemudian disaring setelah dingin. NaCl dapat meningkatkan kelarutan
sublimat, tetapi menurunkan daya baktericidnya. Kadar sublimat dalam obat mata 1 : 4000
d. Kalium permanganat (KMnO4), KMnO4 dilarutkan dengan pemanasan. Pada proses
pemanasan akan terbentuk batu kawi ( MnO 2), oleh sebab itu setelah dingin tanpa dikocok-
kocok dituangkan kedalam botol atau bisa juga disaring dengan gelas wol.
e. Seng klorida, melarutkan seng klorida harus dengan air sekaligus, kemudian disaring. Karena
jika airnya sedikit demi sedikit maka akan terbentuk seng oksid klorid yang sukar larut dalam
air. Bila terdapat asam salisilat larutkan seng klorid dengan sebagian air kemudian tambahkan
asam salisilat dan sisa air baru disaring.
f. Kamfer, kelarutan dalam air 1 ; 650. Dilarutkan dengan spiritus fortior ( 95%) 2 X berat kamfer
dalam botol kering kocok-kocok kemudian tambahkan air panas sekaligus , kocok lagi.
g. Tanin, tanin mudah larut dalam air dan dalam gliserin. Tetapi tanin selalu mengandung hasil
oksidasi yang larut dalam air, tetapi tidak larut dalam gliserin sehingga larutannya dalam
gliserin harus disaring dengan kapas yang dibasahkan. Jika ada air dan gliserin, larutkan tanin
dalam air kocok baru tambahkan gliserin .
h. Ekstrak opium dan ekstrak ratanhiae, dilarutkan dengan cara ditaburkan kedalam air sama
banyak, diamkan selama ¼ jam.
i. Perak protein, dilarutkan dalam air suling sama banyak, diamkan selama ¼ jam, ditempat yang
gelap.
j. Succus liquiritae
a) Dengan gerus tuang (aanslibben), bila jumlahnya kecil.
b) Dengan merebus atau memanaskannya hingga larut.
k. Calcium Laktat dan Calcium Glukonat, kelarutan dalam air 1 : 20 Bila jumlah air cukup, setelah
dilarutkan disaring untuk mencegah kristalisasi. Bila air tidak cukup disuspensikan dengan
penambahan PGS dibuat mixtura agitanda.
l. Codein :
a) Direbus dengan air 20 x -nya, setelah larut diencerkan sebelum dingin
R/ Codein 2 g
b) Dengan alkohol 96% sampai larut , lalu segera encerkan dengan air.
c) Diganti dengan HCl codein sebanyak 1,17 x -nya. Codein adalah basa kuat yang akan
melepaskan NH3 apabila dalam larutan terdapat amonii chloridum.
m. Bahan-bahan obat yang berkhasiat keras harus dilarutkan tersendiri.
n. Bila terdapat bahan obat yang harus diencerkan dengan air hasil pengenceran yang diambil
paling sedikit adalah 2 CC
o. Pepsin, tidak larut dalam air tapi larut dalam HCl encer.
Pembuatan : pepsin disuspensikan dengan air 10 x-nya kemudian tambahkan HCl encer.
Larutkan pepsin hanya tahan sebentar dan tidak boleh disimpan.
p. Nipagin dan Nipasol, kelarutan 1 : 2000
Nipagin berfungsi sebagai pengawet untuk larutan air
Nipasol berfungi sebagai pengawet untuk larutan minyak
a) Dilarutkan dengan pemanasan sambil digoyang-goyangkan
7
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
b) Dilarutkan dulu dengan sedikit etanol baru dimasukan dalam sediaan yang diawetkan.
q. Fenol, diambil fenol liquefactum yaitu larutan 20 bagian air dalam 100 bagian fenol. Jumlah
yang diambil 1,2 x jumlah yang di minta.
100 ml Fenol 80 g air ad 100 ml
R/ Fenol 2 g
2 x 1,2 = 2,4 g
dengan ukuran isi (gelas ukuran), kecuali kalau diminta dalam ukuran isi, mengigat BJ-
nya sama dengan air, untuk mempercepat atau memudahkan pekerjaan, dapat diambil dengan
gelas ukur.
jumlah tetesan (biasanya obat keras), maka dimasukan pertama sekali kedalam botol,
karena kalau terjadi kesalahan dapat diulangi lagi, tanpa membuang seluruh cairan yang sudah
dicampurkan.
8
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
komponen dimer, trimer atau bentuk ion berpasangan. Kriteria utama yang membedakan
kelompok ini dengan yang lain adalah ukuran partikel solut dan solvent. Pada umumnya ukuran
partikelnya adalah 1 - 10 F.
b. Larutan Micellar
Merupakan larutan yang partikel solutnya terdiri a tas ion atau
molekul solut yang berbentuk agregat a tau misel. Sifat yang nampak dari larutan ini
yaitu kejernihan atau kekentalan menyerupai larutan mikromolekuler tetapi nilai/harga sifat fisika
seperti tekanan uap, tekanan osmotik, konduktansi dan lainnya yang diukur memperlihatkan
perbedaan dengan nilai dari larutan mikromolekuler.
c. Larutan Makromolekuler
Merupakan sistem larutan yang solutnya terdispersi secara molekuler seperti dalam larutan
mikromolekuler, tetapi berbeda dalam satu aspek yang panting. Ukuran dan beret molekul
makromolekuler sangat basar dan mempunyai sifat yang unik. Contoh dari kelompok ini adalah
larutan akasia, CMC, dan albumin.
TIPE LARUTAN
Menurut tipe larutan, larutan dapat diklasifikasikan sbb :
a. Larutan sederhana.
Larutan sederhana adalah larutan yang dibuat dengan melarutkan satu zat padat dalam
pelarutnya dan digunakan dalam pengobatan.
- Garam yang mudah larut tidak dibuat larutan pekat, maka dibuat secara bertingkat dengan
pengadukan ( sedikit saja pelarut yang dipakai ) kemudian encerkan dan cukupkan volumenya
sesuai yang diinginkan.
- Bila garam-garam yang lambat larut akan dibuat agak pekat, maka zat dilarutkan dalam lum-
pang dengan pengadukan dan digunakan air panas.
- Bila zat berbentuk bubuk halus seperti, asam borat yang cenderung mengapung, maka zat
dibasahi terlebih dahulu dengan sedikit pelarut nya.
Contohnya Larutan sederhana formaldehid.
b. Larutan Majemuk
Larutan Majemuk adalah larutan yang diperoleh dengan melarutkan zat yang tidak dapat larut
hanya dalam air tetapi dalam campuran pelarut, Contoh : Iodium sedikit larut dalam air maka
ditambah KI untuk membantu kelarutannya.
e. Larutan Pekat
Adalah larutan yang mengandung suatu bahan dalam jumlah yang besar di dalam
larutannya.
9
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
f. Larutan jenuh
Adalah larutan yang tepat larut pada, batas kelarutannya ( pelarut yang sedikit dapat
melarutkan semua zat yang dapat larut pada temperatur tertentu ).Atau adalah larutan yang
mengandung jumlah maksimum suatu zat yang dapat digabungkan dalam air pada temperatur
dan tekanan tertentu.
Contoh : Larutan jenuh asam borat dan Larutan jenuh KI.
10
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
b) Paint
c) Lotion
d) Liniment
e) Ephitema
c. Berdasarkan pelarutnya
a. Pelarut air : sirup, aqua aromatik
b. Pelarut alkohol : spiritus aromatik, eliksir, preparat galenika
LARUTAN ORAL
1. SIRUP.
Menurut FI.III, sirup adalah sediaan cair yang menggunakan 65 bagian sukrosa dalam
larutan metil paraben 0,25 % b/v secukupnya sehingga diperoleh 100 bagian sirup.
Menurut parrot, sirup adalah : larutan gula di dalam air yang pekat atau hampir jenuh.
Didalam literatur lain dikatakan, sirup adalah sediaan cair dalam bentuk larutan yang
mengandung sukrosa dengan kadar 64-66 %, yang dapat pula ditambahkan zat berkhasiat dan
zat beraroma.
11
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
dalam wadah yang tertutup rapat sebab terpen-terpen dalam minyak orange dapat mudah
teroksidasi menghasilkan rasa yang kurang enak.
2. MIXTURA (CAMPURAN)
Yang dimaksud dengan Mixtura secara umum adalah Campuran dari obat-obat
dengan sesuatu cairan, mungkin suatu larutan, mungkin juga campuran biasa, yang dipakai
lazimnya per oral.
MIXTURA adalah cairan air atau Hydroalcoholic yang terbuat dari campuran cairan
sesamanya, cairan dengan extracta atau cairan dengan bahan-bahan yang tidak larut (bahan
padat) dimana bahan-bahan ini tersuspendeer sangat halus dan umunya dipakai sebagai obat
dalam. Tetapi ada juga Mixtura yang dipakai sebagai obat luar .
Mixtura dikatakan homogen, apabila tidak kelihatan bagian-bagian dari bahan-bahan
tersebut didalam campurannya.
3. POTIO
Adalah solutio yang dimaksudkan untuk pemakaian dalam (per oral). Selain berbentuk
larutan potio dapat juga berbentuk emulsi atau suspensi. Potio merupakan suatu sediaan yang
12
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
dimaksud untuk diminum dan dibuat sedemikian rupa sehingga digunakan sebagai pemberi
dosis tunggal dalam volume atau jumlah yang banyak, atau pemberian dosis tunggal dalam
volume umumnya adalah 50 ml, 150 ml, 200 ml dan 300 ml. (contohnya : OBH .
4. ELIXIR
Adalah sediaan larutan yang mengandung bahan obat dan bahan tambahan
(pemanis, pengawet, pewarna, pewangi) sehingga memiliki bau dan rasa yang sedap dan
sebagai pelarut digunakan campuran air-etanol. etanol berfungsi mempertinggi kelarutan obat.
Pada elixir dapat pula ditambahkan glycerol, sorbitol atau propilenglikol. Sedangkan untuk
pengganti gula bisa digunakan sirup gula.
Eliksir biasanya mengandung bahan obat keras, dan manjur seperti antibiotik,
antihistamin dan sedatif. Formulanya enak dan biasanya amat stabil, rasa pahit dan rasa
memualkan serta bau yang kurang enak dapat ditutupi dan diberi warna yang bagus sehingga
enak dipandang. Namun eliksir merupakan produk yang kurang menarik bila dibanding
dengan Mixtura.
Eliksir dibuat dengan melarutkan bahan obat dalam pelarut yang sesuai, pada
umumnya zat-zat yang larut dalam alkohol dilarutkan dalam alkohol dan bahan-bahan yang
larut dalam air dilarutkan kedalam air, kemudian dicampurkan dengan menambahkan larutan
air ke dalam larutan alkohol (bila alkohol ke air akan menghasilkan larutan yang keruh) dalam
eliksir, talk digunakan sebagai bahan penyaring untuk mengabsorbsi setiap kelebihan minyak
yang ada, karena bila kelebihan minyak tidak dihilangkan maka eliksir akan menjadi keruh.
Pada umumnya, eliksir terbagi atas 2 kelompok, yaitu : yang tidak berkhasiat obat dan
yang berkhasiat obat.
a. Eliksir yang tidak berkhasiat sebagai obat (hanya sebagai pembawa)
Contoh : Aromatik eliksir, Benzaldehid eliksir, dan Iso alkoholik eliksir
b. Eliksir yang berkhasiat sebagai obat
Sedatif : Fenobarbital eliksir, Amobarbital eliksir.
Stomachikum : Gliserinated Gentian eliksir, Iron Quinen Strikinin eliksir,
Iron Quinen Stikinin PO4 eliksir.
Ekspektoran : Terpen hidrat eliksir, Terpen hidrat kodein eliksir (kadar alkohol 39 –
44 %)
Antihistamin : difenhidramin eliksir.
5. LINCTUS.
Linctus adalah sediaan cair yang digunakan untuk mencegah masuk angin
dan
kebanyakan mengandung bahan aktif yang mempunyai aksi sedatif dan beberapa
diantaranya bereaksi ekspektoran, dan sebagai bahan pembawa adalah sirup.
13
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
o 2/3 bagian asam masuk ke basa, gas dibuang seluruhnya. Sisa asam dituang hati-hati
lewat botol, segera tutup dengan sampage knop sehingga gas yang terjadi tertahan.
Hal yang harus diperhatikan untuk sediaan saturatio dan potio effervescent adalah :
- diberikan dalam botol yang kuat berisi kira-kira 9/10 bagian dan tertutup kedap dengan
tutup gabus yang rapat atau karet, kemudian diikat (chapagne knop).
- Tidak boleh mengandung bahan obat yang tidak larut, Karena tidak boleh dikocok,
pengocokan dapat menyebabkan pecahnya botol karena botol berisi gas dalam jumlah
besar.
Penambahan bahan-bahan :
1) Zat-zat yang dilarutkan dalam bagian asamnya.
o Zat netral dalam jumlah kecil
Kalau jumlahnya besar, dibagi kebagian asam dan basa menurut perbandingan jumlah
airnya.
o Zat-zat yang mudah menguap
o Ekstrak dalam jumlah kecil dan garam alkaloid
o sirup
Untuk melihat beberapa bagian asam atau basa diperlukan/dapat dipakai tabel
saturasi dan netralisasi dalam farmakope Belanda Edisi V sebagai berikut :
14
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
7. GUTTAE (DROP)
Guttae atau obat tetes adalah sediaan cair berupa larutan, emulsi atau suspensi,
apabila tidak dinyatakan lain dimaksudkan untuk obat dalam. Digunakan dengan cara
meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan yang setara dengan tetesan
yang dihasilkan penetes baku yang disebutkan oleh farmakope Indonesia. Biasanya obat
diteteskan ke dalam makanan atau minuman atau dapat diteteskan langsung kedalam mulut.
Dalam perdagangan dikenal pediatric drop yaitu obat tetes yang digunakan untuk
anak anak atau bayi.
Obat tetes sebagai obat luar, biasanya disebutkan tujuan pemakaianya misalnya :
eye drop untuk mata, ear drop untuk telinga.
b) MOTHWASHES
Merupakan sediaan yang digunakan untuk membersihkan dan memberi bau yang
harum pada mulut, serta dibuat sangat segar khususnya untuk pasien bed ridden. Contohnya
Pencuci mulut alkali fenol, Pencuci mulut hidrogen peroksida, Pencuci mulut sodium fenborat
(Na2BO4), Timol liserin mouthwashes.
Mouthwases (pencuci mulut) umumnya mengandung bahan-bahan seperti
deodoran, antiseptik, analgetik lokal, dan astrigen (ZnSO 4 dan ZnCl mouthwashes), tetapi
kerap kali berupa sediaan yang sederhana seperti garam Cl dalam NaCl mouthwashes
ataupun garam Cl dan NaHCO3 dalam pipermint dan air kloroform.
15
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
f) LITUS ORIS .
Litus oris adalah : cairan yang agak kental dan pemakaiannya secara disapukan
atau ditutulkan dalam mulut. Contoh sediaan Litus oris : Boroglycerolinum (FOI), larutan 10
%. Borax dalam gliserin.
g) GUTAE ORIS
Tetes mulut adalah obat yang digunakan untuk mulut dengan cara mengencerkan lebih
dahulu dengan air untuk dikumur-kumurkan, tidak untuk ditelan.
16
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
b) GUTTAE OPHTHALMICAE.
Tetes mata adalah larutan steril bebas partikel asing merupakan sediaan yang dibuat
dan dikemas sedemikian rupa hingga sesuai digunakan pada mata. Tetes mata juga tersedia
dalam bentuk suspensi, partikel halus dalam bentuk termikronisasi agar tidak menimbulkan
iritasi atau goresan pada kornea.
Hal –hal ini yang perlu diperhatikan pada pembuatan obat tetes mata :
o Nilai isotonisitas.
Secara ideal obat tetes mata harus memiliki nilai isotonis sama dengan larutan
NaCl 0,9 % b/v, tetapi mata masih dapat tahan terhadap nilai isotonis rendah yang setara
dengan larutan NaCl 0,6 % b/v dan tertinggi yang setara dengan larutan NaCl 2,0 % b/v.
o Pendaparan.
Tujuan penggunaan pendaparan larutan obat mata adalah untuk mencegah kenaikan
pH yang disebabkan oleh pelepasan lambat ion hidroksil oleh wadah kaca. Hal tersebut
dapat mengganggu kelarutan dan stabilitas obat. Selain itu penambahan dapar juga
dimaksudkan untuk menjaga stabilitas obat tertentu misalnya garam-garam alkaloid.
o Pengawet.
Pengawet yang dianjurkan : Nipagin dan Nipasol, Fenil merkuri, fenil etil alkohol,
Benzalkonium klorid, Klorbutanol, fenil etil alkohol.
Untuk penggunaan pada pembedahan, selain steril larutan obat mata tidak boleh
mengandung antibakteri karena dapat menimbulkan iritasi pada jaringan mata.
o Pengental.
Ditambahkan untuk meningkatkan kekentalan sehingga obat lebih lama kontak
dengan jaringan. Larutan obat mata dikentalkan harus bebas dari partikel yang dapat
terlihat contoh ; metil selulosa, hidroksi propil selulosa, polivinil alkohol.
Syarat-syarat obat tetes mata :
o Umumnya Isotonik dan Isohidrik
o Obatnya harus stabil secara kimia
o Tidak boleh mengiritasi dan tidak menimbulkan rasa sakit pada mata. Harus mempunyai
aktivitas terapi yang optimal.
o Harus jernih dan bebas zarah asing
o Harus bebas dari mikroorganisme yang hidup dan tetap tinggal demikian selama
penyimpanan yang diperlukan.
Syarat steril ini sangat penting untuk mata yang luka baik karena operasi maupun
karena kecelakaan.
Syarat zat pengawet untuk larutan obat tetes mata :
o Tidak bersifat bakteriostatik. Terutama bakteriostatik terhadap pseudomonas aeruginosa,
karena sangat berbahaya pada mata yang terinfeksi.
o Tidak boleh mengiritan jaringan mata, kornea dan konjugativa pada pemakaian ulang
o Harus kompatibel dengan kebanyakan obat
o Tidak menimbulkan alergi atau kelewat sensitif.
o Dapat mempertahankan aktivitasnya dalam kondisi yang normal.
Dapar (cairan pembawa) sedapat mungkin mempunyai pH lebih kurang 7,4 sesuai pH
cairan lakrimal pada mata. Mengenai pH fisiologis cairan tetes mata ada pendapat lain yaitu :
o Gyorffy : pH 6,3 -8,4
17
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
e) DOUCHE.
Douche adalah larutan obat yang digunakan untuk mencuci rongga tubuh. Umumnya
ke dalam vagina. baik untuk pengobatan, maupun untuk membersihkan. Khususnya Douche
ini dipakai untuk penyuntikan urogenitaal apparrat (vaginal tract). Larutan –larutan ini
mengandung bahan-bahan pencuci antiseptika.
Untuk memudahkan, kebanyakan Douche ini dibuat dalam bentuk kering atau padat
(serbuk, tablet) yang kalau hendak dipergunakan dilarutkan dalam sejumlah air
tertentu.
Dapat juga diberikan yang telah dibuat larutan kental, yang nantinya diencerkan seperlunya.
Vaginal Douche dipergunakan antara lain : untuk membersihkan vagina.
f) ENEMA/CLYSMA/LAVEMENT
yaitu cairan yang pemakaiannya Per rectum/colon yang gunanya untuk
membersihkan atau menghasilkan efek terapi setempat ataupun systematis.
Enema yang dipakai untuk membersihkan misalnya penolong pada sembelit atau
pembersih faces yang mengeras sebelum operasi, tidak boleh mengandung zat lendir.
18
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
h) INHALATIONES
Yang dimaksud dengan Inhalatio yaitu cairan atau larutan yang nantinya di jadikan
kabut dan dipergunakan dengan cara menghisapnya sampai mencapai alat pernafasan
(respiratory tract).
19
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
Sebagai contoh preparat inhalation atau spray atau Aerosol antara lain ; Sol.
Adrenalini ad Inhalationem (CMN), Terramycin Aerosol, Inhalatio Composita, Inhalatio
menthae Composita, Inhalatio Thymoli Composita.
b) Paint
Paint adalah larutan yang digunakan untuk mensterilkan kulit pada ginekologi,
dimana pelarutnya harus cepat diuapkan.
Sejumlah kecil alkohol dan aseton dibutuhkan untuk melarutkan warna dalam
magana Paint (castellani), tetapi larutan organik kemudian tidak menyebabkab rasa yang tidak
enak bila digunakan untuk menghilangkan infeksi jamur atau fungi.
c) Lotion.
Lotion (lotio) adalah sediaan cair yang berupa suspensi atau dispersi untuk pemakaian
luar biasanya mempunyai bentuk serbuk halus dengan maksud digunakan untuk
memulas
Sediaan ini digunakan untuk kulit rambut dan harus diberi tanda yang menunjukkan
bahwa mudah terbakar. Penandaannya : obat luar, kocok dahulu sebelum penggunaan.
d) Liniment.
Liniment adalah suatu sediaan yang mengandung zat analgetik yang penggunaanya
dioleskan kemudiaan dipijat.
Bahan pembantu dalam liniment terdiri atas :
o Larutan alkohol dengan konsentrasi yang tinggi sebagai liniment yang lunak,dan.
o Minyak seperti dalam champor Liniment BPC. Namun yang mula-mula bertindak sebagai
pelarut adalah alkohol yang menyebabkan penetrasi obat ke dalam kulit.
Liniment tidak digunakan untuk kulit yang luka karena sangat mengiritasi apalagi jika
pelarutnya adalah alkohol. Penandaan pada label : tidak digunakan untuk kulit dan hanya
untuk pemakaian luar.
e) EPITHEMA/OBAT KOMPRES
Ephitema adalah cairan yang dipakai untuk mendangkan rasa dingin pada tempat-
tempat yang sakit dan panas karena radang atau berdasarkan sifat perbedaan tekanan
osmose digunakan untuk mengeringkan luka bernanah. Dalam pasaran Ephitema dikenal
dengan nama obat kompres. Cairan yang dipakain sebagai pembasa pada balutan (kompres
basa) misalnya Liquor burowi, Solutio Rivanol, campuran boorwater-rivanol.
E. PERHITUNGAN FARMASI
Dalam farmasi kita harus mengetahui dan mengerti tentang konsentrasi. Metode yang
paling umum digunakan untuk menyatakan adalah persentase (%). Dan kalau tidak dinyatakan
lain maka % adalah b/b, kecuali alkohol adalah v/v.
20
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
Persen b/v mungkin merupakan hal yang aneh bagi profesi kesehatan, karena
menimbulkan masalah pada waktu tertentu. Bila dalam larutan tertulis 0,2 % b/v
dimana mengandung 0,2 gram obat per 100 ml larutan, maka diketahui bahwa tiap 5
ml ( 1 sendok teh/sendok kecil) yang diambil untuk pasien mengandung 10 mg obat.
Konsentrasi b/b digunakan dalam prosedur laboratorium, agar konsentrasi
tidak berubah dengan perluasan atau hasil kontraksi dari perubahan suhu
sebagaimana yang dilakukan dengan Molar dan Normal larutan. Molal mengandung 1
ml solut dilarutkan dalam 1000 g solvent. Setiap sirup yang mengandung 513 g
sukrosa dilarutkan dalam 1000 g air atau 1,5 m (Molal)
I. Perhitungan Etanol.
Yaitu mengubah atau mengencerkan kadar etanol yang lebih tinggi menjadi kadar
yang lebih rendah. Perlu diketahui bahwa apabila kita mencampur 2 larutan yang
berbeda berat jenisnya (termasuk etanol/spiritus ) akan terjadi penyusutan volume yang disebut
dengan kontraksi.
Spiritus atau etanol adalah campuran alkohol absolut dengan air. Umumnya
dinyatakan dalam persen b/b atau v/v, sehingga :
3. l00 ml etanol 70 % b/b, jumlah alkohol absolute tidak bisa langsung dihitung.
Disini harus kita sejeniskan terlebih dahulu. U n t u k m e n g e t a h u i n y a d a p a t
d i p e r g u n a k a n t a b e l p a d a Farmakope edisi IV.
etanol 70 % b/b = etanol 76,91 % v/v = BJ 0,8658
Volume larutan = 200 ml
21
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
70
alkohol absolute = x l00 ml = 70 ml
100
Berat larutan = 0,8658 x l00 ml = 86,58 gram
70
Alkohol absolut = x 86,58 g = 60,606 gram
100
Berat air = 86,58 g — 60,606 g = 25,974 gram
Latihan
1. 300 gram etanol 95 % b/b , berapa ml dan gram alkohol absolutnya ?
Jawab :
95
alkohol absolute = x 300 gram = 285gram
100
2. l500 liter etanol 77,79 % v/v, berapa ml dan gram alko hol
absolutnya?
Jawab :
77.79
Alkohol absolute = x 1500 ml = ll66,85 ml
100
77,79 % v/v = 71 % b/b = BJ 0,8634
Berat larutan = 0.8634 x 1500 ml = 1295,l gram
7l
Alk. Absolute = x 1295,l gram = 9 1 9,5 gra m
100
3. 550 gram etanol 73,3 % v/v berapa gram dan ml alkohol absolutnya
Jawab :
73,3 % v/v 66 % b/b = 0,8753
66
alkohol absolute = x 550 gram =363
100
550
volume larutan = = 628,35 ml
0,8753
73 ,3
alkohol absolute = x 628,35 ml = 4 60,58 ml
100
22
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
87 , 8
alkohol absolute = x 500 ml = 439 ml
100
volume larutan = 500 x 0,8364 = 418,2 gram
82
alkohol absolute = x 418,2 g = 34 2,9gram
100
Kegunaan menghitung alkohol absolut adalah untuk mencari kadar
contoh soal :
berapa % b/b kadar etanol yang diperoleh kalau kita mencampurkan 50 gram etanol 70% v/v
dengan air l00 ml?
Penyelesaian :
50 gram etanol 70 % v/v = 62,44 % b/b alkohol abs.
62,44/l00x 50 = 3l, 22 g.
3l , 2 2
Kadar campuran x 100 % = 20,81% b/b
50+l00
Atau menggunakan rumus :
B 1 x K1 + B 2 x K 2 = B 3 x K 3
Cara :
Misalkan yang hendak diketahui % b/b dan BJ etanol 90,5 % v/v.
Ambil 1 tabel yang terdekat diatasnya. Dengan perbandingan biasa kita dapat
membuat tabel baru :
BJ b/b v/v
0,8271 85,69 90
0,8237 86,99 91
Perbandingan 0,5/1 = ½
% b/b = 85,69 + ( ½ x 1,3)
23
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
= 85,89 + 0,65
= 86,34
BJ = 0,8271 + ( ½ x 0,0034 )
= 0,8271 + 0,0017
= 0,8254
Jadi etanol 90,5 % v/v = etanol 86,34 % b/b; BJ = 0, 8 254
Latihan soal
1. Interpolasi dari BJ 0,9003
2. Interpolasi dari 66,5 % b/b
3. Tentukan % b/b, % v/v dan BJ dari campuran ;
1500 gram etanol 60 % v/v + l00 ml air
4. Hitunglah % b/b, % v/v dan BJ campuran ;
100 g spiritus dilutus + 100 gram air
5. Hitung berapa gram air yang ditambahkan pada campuran 500 ml spiritus 96
% v/v + air sampai 1 liter
6. Dibutuhkan 1 liter spiritus 60 % b/b dalam persediaan kita mempunyai
spiritus fortior. Berapa ml air yang diperlukan.
7. Dibutuhkan etanol 40 % v/v dalam persediaan terdapat 300 ml spiritus fortior
dan 200 ml spiritus dilutus.
8. Tentukan BJ dari campuran sama berat spiritus dilutus dan air.
9. Tentukan BJ dari campuran sama volume spiritus dilutus dan air
Berat campuran :
= (100 x 0,8837) g + 100 g 88,37 + 100
= 188,37 g (x) % b/b
Etanol absolut ;
6 2 , 44
= x 88,37 = 55,18 g
1 00
55 ,18
Kadar = x 100 % = 29, 29 % b/b
188 , 37
BJ 0,9545 (hasil interpolasi), maka volume sebenarnya
188 ,37
(volume praktis) = = 197,35 ml
0,9545
Volume teoritis Vt = V1 + V2
=100 ml + 100 ml
=200 ml
Kontraksi = Vt – Vp
= 200 ml – 197,35 ml
= 2,65 ml
24
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
2 ,65
% kontraksi = x 100 % = 1,33 %
200
Kontraksi tidak boleh lebih dari 3,6 %
Latihan soal
1. Hitunglah kontraksi bila dicampur etanol absolut dengan air sama jumlah dengan volumenya.
2. Hitunglah kontraksi dalam % jika dicampur 200 ml spiritus dilutus dengan 300 ml
spiritus 95 % v/v.
3. Hitunglah kontraksi bila dicampur masing-masing 100 g spiritus 95 % v/v,
100 g spiritus dilutus dan 200 g air.
bobot G
volume = ;v=
bobot jenis BJ
Keterangan :
Satuan bobot yang digunakan adalah kilogram (kg) dan gram (g), dan satuan volume yang
digunakan adalah liter (1) dan mililiter (ml).
Hendak dibuat 300 gram larutan yang mengandung 10 % NaCl dengan mempergunakan larutan
yang mengandung 50% NaCl. Berapa jumlah larutan 50 % yang harus dipakai dan berapa air yang
harus ditambahkan ?
Untuk menyelesaikan soal ini, tentukan dulu :
1. Mana bagian yang membentuk dan maka yang terbentuk.
2. Komponen yang belum kita ketahui kita misalkan X
3. Zat aktif yang membentuk sama dengan yang terbentuk.
4. Berat zat yang membentuk harus sama dengan yang terbentuk.
5. Kalau terdapat selisih berat antara zat terbentuk dengan yang membentuk maka selisishnya
adalah zat penambahan.
Jawab.
25
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
Latihan soal
1. Hitung berapa gram zat penambahan diperlukan pada pembuatan 400 gram campuran
dengan kadar 20 %, bila yang tersedia 200 gram zat 25 % dan zat 15 % yang
belum diketahui jumlahnya.
Jawab.
X g x 15 % + 200 g x 25 % 400 g x 20%
Z.A (15/00 x X) + (25/100 x 200) 20/100 x 400
Z.A 0,5 X + 50 = 80
0,15 X = 80 – 50
30
X = = 200
0 ,5
Zat 15% diambil sebanyak 200 g
Zat penambahan sebanyak 400 – (200 + 200) = 0 g
2. Hitung berapa gram larutan NaCl 50 % harus ditambahkan pada 5 g larutan NaCl 5 % supaya
diperoleh 50 g larutan NaCl l5 % ?
Jawab :
( 5 g x 5 %) + (X g x 50 %) 50 g x l5 %
5 50
Z.A ( x5)+( xX) l5/100 x 50
100 100
0, 25 + 0,5 X = 7,5
X = 7,5 - 0, 25
X =
Larutan NaCl 50 % yang diambil l4,5 g
Zat penambah 50 – (5 + l4,5) = 30,5 g.
3. Hitunglah berapa g larutan glukosa 15% dan glukosa 25 % harus ditambahkan pada
200 g larutan glukosa supaya diperoleh 600 g larutan glukosa 18%.
Jawab :
Glukosa 15 % = X
Glukosa 25 % = (600 – 200) – X
X x 15 % + (400 - X ) x 25 % + 200 x 20 %
600 x 18 %
0,15 X + 100 – 0, 25 X + 40 = 108
0,15 X - 0, 25 X = 108 – (100 + 40)- 0,1 X = - 32
Jumlah glukosa 15 % = 320 g
Jumlah glukosa 25 % = 400 -3 20 = 80 g
4. 50 mg alkaloid belladon dicampur denga 1 gram extract belladon yang mengandung 1,5 %
alkaloid belladon. Berapa g campuran extract belladon 1,3 % yang diperoleh dan berapa gram
zat penambahannya.
Jawab :
50 x 100 % x 1,5 % X x 1,3 %
50 + 15 = 0,013
65
X = = 5000 mg = 5 g
0,013
Campuran yang diperoleh 5000 mg = 5 g
26
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
BAB II
SUSPENSI
A. PENGERTIAN
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut
yang terdispersi dalam fase cair.
Suspensi oral adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang
terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma . yang sesuai dan
ditujukan untuk penggunaan or al. B eber apa suspensi yang diberi etiket
27
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
sebagai susu atau magma termasuk dalam kategori ini. Beberapa suspensi dapat
langsung digunakan sedangkan y a n g l a i n b e r u p a c a m p u r a n p a d a t y a n g h a r u s
dIkonstitus ikan terlebih dahulu dengan pembawa yang sesuai segera
sebelum digunakan. Sediaan seperti i ni disebut " Untuk Suspensi oral"
Suspensi topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang
terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk p e n g g u n a a n k u l i t .
b e b e r a p a s u s p e n s i y a n g d i b e r i e t i k e t sebagai "lotio” termasuk dalam kategori
ini.
Suspensi t etes telinga adalah sediaan cair mengandung partikel -
partikel halus yang ditujukan untuk diteteskan ke telinga bagian luar.
Suspensi optalmik adalah sediaan cair steril yang
m e n g a n d u n g p a r t i k e l - p a r t i k e l y a n g t e r d i s p e r s i d a l a m c a t r a n pembawa
untuk pemakaian pada mata. Obat dalam suspensi harus dalam bentuk
termikronisasi agar tidak menimbulkan iritasi atau goresan pada kornea.
Suspensi obat mata tidak boleh digunakan bila terjadi massa yang mengeras atau,
penggumpalan. bila untuk dosis ganda harus mengandung bakterisida.
Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam
medium cair yang sesuai dan tidak disuntikkan secar a intravena atau kedalam
larutan spinal .
Suspensi untuk injeksi terkonstitusi adalah sediaan padat kering
dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang
memenuhi semua persyaratan untuk suspensi ster il setelah penambahan bahan
pembawa yang sesuai.
Selain itu pengertian Suspensi adalah sediaan yang , menlindungi bahan obat
padat dalam bentuk halus dan tidak larut. terdispersi dalam cairan pembawa. zat yang ter
dispersi harus halus. tidak boleh cepat mengendap, dan bila dikocok perlahan-lahan.
endapan harus segera terdispersi kembali. Dapat ditamhbahkan zat tambahan untuk,
menjamin stabilitas suspensi tetapi kekentalan suspensi, harus menjamin sediaan mudah
digojog dan dituang.
B. BAHAN PENSUSPENSI
a) Pengertian tentang bahan pensuspensi
Bahah pensuspensi adalah : substansi yang menaikkan viskositas
suspensi sehingga memperlambat/menunda sedimentasi.
Pemilihan bahan pensuspensi yang tepat dapat memberikan ali ran yang karakteristik
pada suatu sistem polifase. Karakteristik bahan pensuspensi yang ideal adalah Harus
terapetik netral, Secara kimia stabil pada rentang pH yang luas, Menghasilken viskositas
memadai pada konsentrasi rendah, Memberikan kestabilan fisika pada sistem polifase.
28
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
d. Algin
e. Guar gom (non ionik)
4. Polimer-polimer sintetis
a. Karbopol
Karbopol 934 yang nama kimianya karboksi vinil polimer dari BM yang sangat
tinggi. Viskositasnya turun bila terkena cahaya. penurunan oksidatif ini dapat dihindari
dengan penambahan anti oksidan atau dengan menghindari cahaya pada penyimpanan.
Carbapol 943 berbentuk serbuk, yang terdispenseer dalam air, menghasilkan
suatu larutan asam yang sedikit kental. Apabila keasaman ini dinetralkan dengan sedikit
alkali, misalnya Natrium karbonat, akan terdapat keadaan kental yang cukup tinggi.
Dengan kadar 0,5 % dipergunakan dalam Calamine Lotion.
b. Polioks
Polimerisasi PEG sampai BM beberapa juta dari di mensi koloidal dapat terdispersi
dan mengentalkan air.
29
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
CHONDRUS
Diperoleh dari tanaman chondrus crispus atau gigartma mamilosa,
dapat larut dalam air, tidak larut dalam alkohol, bersifat alkali. Ekstrak dari
chondrus disebut caragen yang banyak dipakai oIeh industri makanan.
caragen merupakan derivat dari saccharida, jadi mudah dirusak oleh bakteri,
jadi perlu penambahan bahan pengawet untuk suspensi tersebut.
TRAGACANTH
Merupakan eksudat dari tanaman astragalus gumnifera. Tragacanth sangat
lambat mengalami hidrasi, untuk mempercepat hidrasi biasanya dilakukan
pemanasan, Mucilago tragacanth lebih kental dari mucilago dari gom arab.
Mucilago tragacanth baik sebagai stabilisator suspensi saja, tetapi bukan
sebagai emulgator.
ALGIN
Istilah algin atau alginat diberikan pada derivat asam alginat yang diperoleh dari
lumut laut. Asam alginat adalah suatu poligliseronoid. Dalam farmasi digunakan
garam asam alginat yang larut dalam air, anionik dan stabil pada pH 5 dan lebih
dari 5. Pada pH kurang dari 4, asam alginat akan mengendap.
Algin adalah tipe khas koloid hidrofilik yang diperoleh dari tanaman, dan seperti agar,
chondrus, pektin dan tragakan berupa karbohidrat. Mereka mempunyai BM tinggi tetapi larut
dalam air dan sangat terhidrasi disebabkan ikatan hidrogen dari gugus hidroksilnya dengan air.
30
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
1) GELATIN
Gelatin ( parmagel ) diperoleh melalui hidrolisa sebagian kollagen yang berasal dari kulit,
jaringan dan tulang- tulang binatang. Gelatin terdiri dari rantai polipeptida dengan panjang yang
berbeda. Beberapa dari asam amino di dalam gelatin adalah diamino karboksilat dan yang lain
adalah mono amino asam dikarboksilat (ikatan peptida melibatkan satu asam amino dan satu gugus
asam karboksilat).
31
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
mendingin kembali. Tylose banyak sekali dipergunakan untuk suspensi-suspensi dari Barium
untuk roentgenopgraphy.
Derivat sellulosa yang digunakan dalam farmasi sebagai pensuspensi adalah
polimer-polimer rantai panjang dimana gugus R sudah dieterifikasi pada gugus hidroksil.
R = H --------------------------------- sellulosa
R = CH 3 ------------------------------ Metil sellulosa,
R = CH 2 COONa-------------------- Na CMC
3) Na CMC ( SODIUM CARBOXI METHYL CELLULOSE)
Na CMC yang larut dalam air d an digunakan dalam farma si adalah sellulosa
yang telah disubstitusi dengan Na carboksi metil. Derajat substitusi mengontrol
kelarutannya & panjang molekulnya mengontrol viskositas untuk tiap ting kat substitusi.
Tipe viskositas dari Na CMC terdiri dari tipe rendah, medium ( sedang ) den tinggi.
misalnya Na CMC P-75-L menunjukkan bahwa Na CMC sudah di murnikan sampai
derajat premium ( P ), nomornya menunjukan derajat substitusi 0,75 den huruf L
menunjukkan tipe viskositas rendah( Low ).
4) MONTMORILLONITE CLAY
Tanah liat. ( clay ) yang digunakan sebagai pensuspensi dalam farmasi adalah
silikat-silikat yang berbeda dalam komponen logamnya. Veegum merupakan campuran yang
dimurnikan dari Mg dan Al silikat, warnanya lebih muda, tidak berbau dan tidak berasa
dibandindingkan bentonit.
Faktor paling menentukan dalam mereduksi waktu yang dibutuhkan untuk hidrasi adalah :
a. Penggunaan mikser yang kemampuan pengirisannya tinggi.
b. Penggunaan air panas mempercepat hidrasi dan dianjurkan bilamana memakai mikser
yang kemampuan pengirisannya rendah.
c. Untuk mengurangi waktu yang dibutuhkan disarankan untuk membuat dulu dispersi.
4% atau 5 % dan setelah diencerkan sampai konsentrasi yang dibutuhkan.
5) BENTONITE
Bentonite adalah sebangsa tanah liat (silikatb Hidrat Koloidal alam) tidak larut dalam
air, tetapi mengabsorber air untuk mengembang dan membentuk suatu suspensi yang viscous.
Bentonite biasanya dipergunakan untuk pemakaian luar. Bentonite yang lebih dari 4 % akan
mebentuk suatu gel yang agak keras, tetapi kalau dikocok akan cair kental kembali.
32
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
33
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
b) Metode presipitasi.
Zat yang hendak didspersi dilarutkan dahulu dalam pelarut organik yang hendak
dicampur dengan air. Setelah larut dalam pelarut organik diencerkan dengan larutan
34
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
pensuspensi dalam air, akan terjadi endapan halus dan tersuspensi dengan bahan
pensuspensi.
Cairan organik tersebut adalah : etanol, propilengglikol, dan polietilenglikol.
35
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
III. SECARA UMUM SIFAT-SIFAT DARI PARTIKEL FLOKULASI DAN DEFLOKULASI ADALAH
a) Deflokulasi :
1. Partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain.
2. Sedimentasi yang terjadi lambat masing-masing partikel mengendap terpisah dan ukuran
partikel adalah minimal.
3. Sedimen terbentuk lambat.
4. akhirnya sedimen akan membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi lagi.
5. WUjud suspensi menyenangkan karena zat tersuspensi dalam waktu relatif lama.
Terlihat bahwa ada endapan dan cairan atas berkabut.
b) Flokulasi :
1. Partikel merupakan agregat yang bebas.
2. Sedimentasi terjadi cepat.
3. Sedimen terbentuk cepat.
4. Sedimen tidak membentuk cake yang keras dan padat dan mudah terdispersi
kembali seperti semula.
5. Wujud suspensi kurang menyenangkan sebab Sedimentasi terjadi cepat dan
diatasnya terjadi daerah cairan yang jernih dan nyata.
E. FORMULASI SUSPENSI
Membuat suspensi stabil secara fisis ada 2 kategori
n Penggunaan "structured vehicle - untuk menjaga partikel deflokulasi dalam
suspensi structures vehicle, adalah larutan hldrokoli seperti thilose, gom,
bentonit, dan lain-lain.
n Penggunaan prinsip-prinsip flokulasi untuk membentuk flok, meskipun terjadi cepat
pengendapan. tetapi dengan penggojokan ringan mudah disuspensikan kembali.
Bahan pemflokulasi yang digunakan dapat berupa larutan elektrolit,
surfaktan atau polimer. Untuk partikel yang bermuatan positif digunakan zat
pemflokulasi yang bermuatan negatif, dan sebaliknya. Contohnya suspensi
bismuthi subnitras yang bermuatan positif digunakan zat pemflokkulasi yang
36
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
Pengawet.Untuk Hidrokoloid
Asam benzoat 0,2% telah dipakai sebagai pengawet untuk mucilago akasia dan
tragakan. Konsentrasi tersebut tidak selalu cukup sebagai pengawet, konsentrasi tinggi tidak
mungkin didapat karena larutan jenuh asam benzoat dalam air hanya mengandung 0,29%
pada suhu 200C.
Pengawetan memadai didapatkan dari 0,0125% butil paraben ( 1 dalam 8000 ),
dapat juga kombinasi metal paraben ( 1 dalam 500 ) dan propil paraben ( 1 dalam 4000).
Penambahan pengawet seperti butil paraben dipermudah dengan menggunakan larutan
alkohol pekat ( 1 dalam 80 ) kemudian 1 ml larutan alkohol tadi diencerkan dengan
dispersi hidrokoloid sampai 100 ml akan memberikan konsentrasi pengawet yang
sesuai. Proporsi kecil alkohol di dalam larutan pekat pengawet tidak mempunyai efek
yang berarti pada keken talan hidrokoloid.
Kebanyakan hidrokoloid adalah anionik, karena itu pengawet, kationik seperti
benzalkonium kloride. dan quartener lainnya biasanya menyebabkan kontra indikasi , kecuali
untuk hidrokoloid MC dan Guar gom yang non ionik.
37
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
Derajat flokulasi =
Vu
3. Metode reologi V oc
Berhubungan dengan faktor sedimentasi dan redispersibilitas.
m e m b a n t u m e n e n t u k a n p e r i l a k u p e n g e n d a p a n , m e n g a t u r v ehicle dan
susunan partikel untuk tujuan perbandingan.
38
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
Polimorf
Padatan berada pada beberapa bentuk kristal. Polimorf yang paling besar akan mudah
larut dan akan kembali menjadi kristal dalam bentuk kristal yang besar dan lebih stabil.
Siklus Suhu
Ada larutan jenuh pada permukaan partikel yang bila suhu rendah di sekitarnya, larutan
dapat rekristalisasi
c) Caking
Caking didefenisikan sebagai pembentukan sedimen yang tidak dapat didispersikan
kembali. Penyebab terbanyak adalah adanya pembentukan jembatan kristal dan koagula. ( agregat
tertutup ).
Suspensi tipe dispersi atau deagregasi cenderung segera membentuk cake disebabkan oleh
terbentuknya sediaan yang kompak atau rapat bila suspensi mengendap. Karena suspensi adalah
larutan jenuh substansi tertentu maka perubahan suhu walaupun kecil yang terjadi selama self life
menyebabkan caking dengan cepat melalui pembentukan jembatan kristal.
Caking dengan cara ini dapat diperkecil dengan mengembangkan sistem tipe suspensi agregat
terbuka. ( flokulasi ), karena partikel tidak membentuk sedimen yang rapat yang disebabkan oleh
agregat yang terbentuk mempunyai sifat yang kaku.
d) Kecepatan sedimentasi
Kecepatan partikel dalam suspensi membentuk sedimen berhubungan erat dengan
ukuran dan kerapatan partikel viskositas medium suspensi. Pada penambahah gerak Brown
dapat melepas suatu efek yang berarti, yaitu. ada atau tidak adanya flokulasi dalam sistem.
Kecepatan sedimentasi partikel tersuspensi diukur dengan persamaan Stokes yang dapat diperlihatkan
sbb :
d1−d d1−d
(¿ )g2
(¿ ) g 2
V = 2 r2 ¿ = D2 ¿
9n 18 n
maka : v = 2 ¿ ¿
= 0,97634 x 10−4 cm/det
=1 x 10−4 cm/det
Hukum Stokes ini berlaku hanya untuk partikel yang bergerak tidak cukup cepat untuk
menyebabkan turbulensi. Umumnya sistem farmasi yang mengandung 2 g padatan yang
terdispersi dalam 100 ml medium pendispersi mengikuti persamaan ini.
Yang dapat ditarik dari persamaan Stokes adalah :
- Sedimentasi dapat dikurangi dengan menurunkan ukuran partikel yang memungkinkan
39
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
G. PENGGUNAAN SUSPENSI
Suspensi dalam farmasi digunakan dalam berbagai cara :
1. intramuskuler inj. (Penicillin G.Suspension)
2. Tetes mata (Hydrocortisone acetate suspension).
3. Per oral (SuIfa/Kemicetine suspension).
4. Rektal (para Nitro Sulphathiazole suspension).
Suspensi sering disebut pula mikstur gojog (Mixturae Agitandae). Bila obat
datam suhu kamar tidak larut dalam pelarut yang tersedia maka harus dibuat mikstur
gojog atau disuspensi. Biasanya digunakan Pulvis Gummosus untuk menaikkan
viskositas cairan karena bila tidak, zat yang tidak larut makin cepat mengendap.
Banyaknya zat pengental tidak tergantung pada banyaknya serbuk, tetapi tergantung
dari besarnya volume cairan. Biasanya diatur:
1. Untuk obat berkhasiat keras disuspensi de ngan Pulvis Gummosus sebanyak
2% dari jumlah cairan obat minum.
2. Untuk obat tidak berkhasiat keras disuspensi de ngan Pulvis Gummosus
sebanyak 1 %, dari jumlah cairan obat minum.
R/ Magnesii Subcarbon. 3
Sir Rhei 45
Aqua feniculi ad ad 100
R/ Carb. adsorb. 10
Natrii Sulfas
Magnesii Sulfas aa 5
Aqua ad 100
S. segera diminum
Untuk mensupensi lodofornum digerus dulu dengan sedikit air sa mpai halus.
Di samping itu dibuat Solutio Gummosus setelah itu dicampur dan digerus.
R/ Solut.Gummosi 4% 90
Lodoformi 3
40
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
Chlorali Hydras 7
m.f.clysma
Mensuspensi garam Bismuth seperti Bismuthi Subsalicylas, Bismuthi
Subcarbonas, Bismuthi Subnitras dilakukan dengan menggerus dulu dengan air
kira-kira 1/4 x beratnya, diencerkan, setelah itu dicampurkan pada Solutio Pulvis
Gummosus dan digerus dalam mortir.
R/ Bismuthi Subcarbon. 6
Pulvis Gummos. qs.
Sir.simpl. 20
Aq. ad 200
S.t.d.d.c.
Hampir semua sediaan sulfa tidak atau sukar larut dalam air dan bersi fat asam
sangat lemah. Dapat dilarutkan dengan alkali tetapi akan merupakan larutan yang
sangat basa, maka sediaan sulfa lebih baik dibuat suspensi.
Quininum adalah suatu basa dan dengan asam dapat membentuk garam normal
dan garam asam. Dan untuk garam asam (bi) lebih mudah larut dalam air dibanding
garam normal. Hanya jika dikehendaki bahwa garam Quininum diserahkan dalam
keadaan larut, dapat ditambahkan asam encer agar dapat larut. Untuk melarutkan 1 g
Quinini Sulfas atau 1 g Quinini H y drochlrodium diperlukan 0,8 g Acidum Sulfuricum dilutum
atau 0,8 g Acidum Hydrochloridum.
Kelarutan Quinidini Sulfas dalam air dapat bertambah dengan tambahan asam.
Dalam pembuatan suspensi, pembasahan partikel dari serbuk yang tak larut
di dalam cairan pembawa adalah langkah yang penting. kadang-kadang, adalah sukar
mendispersi serbuk, karena adanya udara. lemak dan lain-lain kontaminan.
H. PEMBAGIAN SUSPENSI
Menurut penggunaannya, suspensi dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu :
1) SUSPENSI ORAL
Suspensi untuk pemakaian oral ( melalui mulut ) adalah sediaan yang berguna
untuk anak-anak atau orang dewasa yang sulit menelan kapsul atau tablet. Umumnya
bagian padat suspensi sekitar 250-500 mg per sendok teh. Obat tetes untuk anak-
anak dapat 3-4 X-nya dalam bentuk yang dipekatkan. Pembawa umumnya sirup,
larutan sorbitol atau air yang dihentalkan dengan suatu pensuspensi.
41
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
2) SUSPENSI TOPIKAL
Lotion ( losio ) adalah suspensi dalam air untuk pema kaian topikal yang
42
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
digunakan tanpa diurut dan dapat, dipakai untuk mendapatkan efek mendinginkan.
Losio yang digunakan untuk mempertahankan kelembaban mempunyai
kandungan gliserin tinggi. Pada beberapa losio diinginkan penambahan suatu
pensuspensi yang pada wektu mengering membentuk film yang memegang obat
pada kulit. Losio harus cukup cair agar menyebar rata, tetapi juga harus cukup kental
untuk melekat. Umumnya suspensi untuk kulit mengandung padatan 10-20 %.
Partikel padatan harus cukup kecil sehingga tidak menyebabkan rasa seperti
pasir dan iritasi mekanis bila dipakai pada kulit.
3) S U S P E N S I P A R E N T E R A L
Suspensi parenteral diinjeksikan secara subkutan dan intramuskuler, tidak
diberikan secara intravena atau ke dalam spinal. Untuk memperkecil rasa sakit
dan iritasi pada jaringan maka sebaiknya diamter partikel lebih kecil dari 5 u.
Reduksi ukuran partikel ini dilakukan secara meka nis dengan menggilingnya atau
dengan kristalisasi sebagai mikrokristal.
Suspensi parenteral biasanya mengandung kurang dari 5 % padatan, meskipun
ada juga suspensi penisilin yang mengandung padatan 30 %. Penambahan bahan
pembasah membantu dispersi dan stabilisasi fase padatnya. Beberapa bahan pembasah
yang telah digunakan dalam berbagai produk parenteral adalah lesitin, polisorbat 80 dan
pluronik P-68. Suatu pendispersi untuk pemakaian parenteral harus memenuhi
persyaratan seperti Tidak toksis, Tidak mengiritasi, Tidak menimbulkan demam, Stabil,
Mudah disterilkan.
Bahan pendispersi yang telah dipakai dalam beberapa produk parenteral adalah
Akasia, Gelatin, Metil selulosa , Na CMC, Na cholate. Bahan pendispersi yang ideal
tidak akan menaikkan viskositas dengan kuat atau membentuk busa yang tidak
diinginkan pada pengocokkan. Karena sterilisasi suspensi dengan pemanasan dapat
menurunkan kemampuan fisisnya maka bahan penyusunnya sering disterilkan terpisah dan
suspensi itu dibuat secara. aseptis. Senyawa obat dapat dimurnikan di dalam lingkungan
steril sehingga kristalisasi yang terakhir steril. Pembawa seperti air atau minyak
tertentu dapat disterilkan dengan panas atau filtrasi. Senyawa obat steril dibasahi
dengan pembawa steril dan suspensi dilewatkan dalam koloid mill yang sudah
disterilkan dengan uap atau etilen oksid.
Suatu cairan yang melewati jarum hipodermik mempunyai kekuatan gesekan
sampai 10.000/det. Kekuatan menyemprot menunjukkan kemampuan mengalirnya
cairan dari alat suntik lewat jarum hipodermik. Kekuatan menyemprot diperkecil oleh
Bertambahnya viskositas atau BJ suspensi, Kenaikan ukuran partikel, Bertambahnya
43
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
kandungan bahan padat suspensi bentuk partikel juga mempengaruhi kekuatan semprotan.
BAB III
EMULSI
A. PENGERTIAN EMULSI
Menurut FI Edisi IV, emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu
cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. Stabilitas
emulsi dapat dipertahankan dengan penambahan zat yang ketiga yang disebut dengan
emulgator (emulsifying agent).
Emulsi berasal dari kata emulgeo yang artinya menyerupai milk, warna emulsi
adalah putih. Pada abad XVII hanya dikenal emulsi dari biji-bijian yang mengandung lemak,
protein dan air. Emulsi semacam ini disebut emulsi vera atau emulsi alam, sebagai emulgator
dipakai protein yang terdapat dalam biji tersebut.
Pada pertengahan abad ke XVIII, ahli farmasi Perancis memperkenalkan
pembuatan emulsi dari oleum olivarum, oleum anisi dan eugenol oil dengan menggunakan
penambahan gom arab, t r a g a c a n t h , k u n i n g t e l u r . E m u l s i y a n g t e r b e n t u k k a r e n a
penambahan emulgator dari luar disebut emulsi spuria atau emulsi buatan.
B. KOMPONEN EMULSI
Komponen dari emulsi dapat digolongkan menjadi 2 macam yaitu :
1. Komponen dasar
Adalah bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat didalam emulsi. Terdiri atas :
n Fase discontinue = fase internal = fase dispers
Yaitu zat cair yang terbagi- bagi menjadi butiran kecil ke dalam zat cair lain.
44
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
2. Komponen tambahan
Bahan tambahan yang sering ditambahkan pada emulsi untuk
memperoleh hasil yang lebih baik. Misalnya corrigen saporis, odoris, colouris,
preservative (pengawet), anti oksidan.
Preservative yang digunakan antara lain metil dan propil paraben, asam
benzoat, asam sorbat, fenol, kresol dan klorbutanol, benzalkonium klorida, fenil merkuri
asetas dan lain — lain.
Antioksidan yang digunakan antara lain asam askorbat, L.tocopherol,
asam sitrat, propil gallat , asam gallat.
C. TIPE EMULSI
1. Tipe A/M (air /minyak) atau W/O (water/oil)
Adalah emulsa dengan air sebagai fase dalam yang terdispersi dalam bentuk tetesan
yang halus dalam minyak sebagai fase luar.
Contoh mentega, cream dsbnya
Emulsa dengan kadar air kurang dari 25 % biasanya membentuk emulsa A/M
bahkan kadang-kadang dibutuhkan kadar air kurang dari 10 % untuk menjamin terbentuknya
emulsa tipe A/M ini. Emulsa ini dapat diencerkan atau dapat bercampur dengan minyak
.
2. Tipe M/A (minyak/air) atau O/W (oil/water)
Adalah emulsa dengan minyak fase dalam, terdispersi dalam bentuk tetesan-tetesan
yang halus dalam air sebagai fase luar.
Contoh susu dsbnya
Emulsa dengan kadar air lebih dari 31 % umumnya membentuk tipe emulsa M/A.
Emulsa ini dapat diencerkan atau dapat bercampur dengan air. Tipe emulsa yang terbentuk
juga tergantung pada emulgator yang digunakan untuk memungkinkan terjadinya emulsa.
Apabila emulgator yang digunakan larut dalam air akan membentuk tipe M/A, sedangkan bila
larut dalam minyak akan membentuk tipe A/M.
Dalam perkembangannya peralihan terjadi inversi dikenal tipe emulsa lain yaitu
M/A/M (O/W/O) atau (W/O/W), disebut tipe emulsa ganda.
45
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
Kemungkinan II : pada tabung pertama terdapat dua lapisan cairan, sedang pada tabung
kedua tererdapat campuran yang sama rata . maka ini menunjukan emuls A/M.
Bisa tipe o/w maupun w/o tergantung banyak faktor misalnya sifat zatnya atau jenis efek
terapi yang dikehendaki.
Masing-masing tipe emulsa ini dalam pengobatan dipakai untuk pemakaian tertentu. Tipe M/A
biasanya untuk obat dalam, sedangkan tipe A/M biasanya untuk pemakaian luar misalnya :
lotion, cream, liniment dan salep.
Untuk tipe M/A (obat dalam) mempunyai kelebihan dari cairan lainya yaitu :
46
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
1. Rasa dan bau yang tidak enak dari minyak sebagian atau seluruhnya tertutup.
2. Minyak-minyak tersebut terbagi rata-halus, sehingga memudahkan penyerapan.
Tipe yang dipergunakan untuk obat luar, dipilih sesuai dengan gunanya. Untuk
antiseptica dan lain-lainya lebih berkhasiat jika dipergunakan dalam emulsa tipe M/A. Tipe
A/M untuk obat luar mempunyai effect emollient yang besar dan therapeutic actionnya agar
lunak dan lama.
47
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
penggunaannya :
Rumus I
Keterangan :
x = Harga HLB yang diminta HLB Butuh)
A = Harga HLB tinggi
B = Harga HLB rendah
% Tween =(12 – 8,6) X 100% = 42%
(16,7 -8,6)
42 x 5 g = 2,1 g
100
% Span = 100% - 42% = 58%
58 x 5 g = 2,9 g
100
B = Berat emulgator
48
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
(X x 16,7) + (5 - X) x 8,6 = 5
x 12
16,7 X + 43 – 8,6 X = 60
8,1 X = 60 – 43
X = 17 = 2,1 g ( tween )
8,1
Berat span = 5 – 2,1 = 2,9 g
Dibawah ini terdapat beberapa daftar yang berhubungan dengan HLB. Daftar HLB
dari beberapa surfactan :
No. Jenis Nama kimia Nama dagang HLB
1. Sorbital trioleat Span 85, Arlacel 85 1,8
Nonionik Polyyoxyethilene sorbital beeswax Atlas G1706 2,0
Sorbitol tristearat Span 65 2,1
Ethylene glycol fatty acid ester Emcol EO-50 2,7
Propylene glycol monostearat 3,4
sorbitan sesquinoleate Arlacel C, Arracel 3,7
Glyceril monostearat Atmul 67 3,8
Sorbitol monooleate Span 80 4,3
Propylene glycol monolaurate Atlas G-917 4,5
Sorbitan monostearate Span 60, Arlacel 60 4,7
Glyceril monostearate Also 28 5,5
Diethylen glycol monolaurate Atlas G-2124 6,1
Sorbitan monopalmitate Span 40, Arlacel 40 6,7
Polyoxyethylene mannitolidioleate Atlas G-2800 8,0
Sorbitan monolaurate Span 20, Arlacel 20 8,6
Polyoxyethylene laurylether Brij 30 9,5
49
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
Daftar HLB dari surfactan yang dihasilkan oleh pabrik farmasi dan sering digunakan
adalah :
Span 85 HLB 1,8 Tween 85 HLB 11,0
Span 80 HLB 4,3 Tween 80 HLB 15,0
Span 60 HLB 4,7 Tween 60 HLB 14,9
Span 40 HLB 6,7 Tween 40 HLB 15,6
Span 20 HLB 8,6 Tween 20 HLB 16,7
Semua Span atau Arlacel bersifat lipofil dan semua Tween bersifat hidrofil.
Dibawah ini adalah daftar “HLB butuh” untuk beberapa fase minyak :
50
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
Harga-harga tersebut diatas adalah harga pendekatan. Harga yang tepat harus dilakukan
No. Fase minyak Emulsi M/A Emulsi A/M
1. Acid . lauric 15-16 -
2. Acid. Oleic 17 -
3. Acid. Stearic 15 6
4. Adeps Lanae 10 8
5. Cera 12 4
6. Cetyl alkohol 15 -
7. Minyak ikan 7-8 -
8. Minyak kapas 6-7,5 -
9. Minyak mineral 12 5
10. Minyak jarak 14 -
11. Parafin cair 10,5 4
12. Parafin padat 9 4
13. Vaselin 12 5
14. Stearyl alkohol 14 -
dengan beberapa seri percobaan dari berbagai HLB dengan berbagai surfactan atau kombinasi
surfactan. Tiap kombinasi yang memiliki HLB sama atau mendekati “HLB butuh” dari suatu fase
minyak tertentu akan menghasilkan emulsa yang paling stabil untuk pasangan kombinasi surfactan
fase minyak tersebut.
Perumusan tersebut di atas diambil sebagai patokan untuk memformulasi sediaan
emulsa, sehingga hasil yang relatif stabil dapat diketahui sebelumnya. Perlu ditekankan bahwa
konsentrasi surfactan tidak mempengaruhi harga HLB, tetapi berpengaruh terhadap viskositas
emulsa. Konsentrasi surfacktan dalam emulsa berkisar antara 1-40 % biasanya 1-2 % dan
ditambahn bahan pengental misalnya agar-agar 1-2 %, tilosa 1-2 %, CMC 1-2 %.
Untuk memberikan stabilitas maksimum pada emulsi, syarat emulgator yang dipakai adalah :
o dapat membentuk lapisan film yang kuat tapi lunak
o jumlahnya cukup untuk menutup semua peimukaan partikel fase- dispers.
o d a p a t m e m b e n t u k l a p i s a n f i l m d e n g a n c e p a t d a n d a p a t menutup
semua permukaan partikel dengan segera
51
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
a. Gom Arab
Sangat baik untuk emulgator tipe o/w dan untuk obat minum. Emulsi
yang terbentuk sangat stabil dan tidak terlalu kental. Kestabilan emulsi yang
dibuat dengan gom arab berdasarkan 2 faktor yaitu
kerja gom sebagai koloid pelindung (teori plastis film)
terbentuknya cairan yang cukup kental sehingga laju pengendapan cukup kecil
sedangkan masa mudah dituang (tiksotropi).
52
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
a. Tragacanth
Dispersi tragacanth dalam air sangat kental sehingga untuk memperoleh emulsi
dengan viskositas yang baik hanya diperlukan trgacanth sebanyak 1/10 kali
gom arab. Emulgator ini hanya bekerja optimum pada pH 4,5 – 6.
Tragacanth dibuat corpus emulsi dengan menambahkan sekaligus air 20 x
berat tragacanth. Tragacanth hanya berfungsi sebagai pengental tidak dapat membentuk
koloid pelindung.
b. Agar-agar
Emulgator ini kurang efektif apabila dipakai sendirian. Pada umumnya zat ini ditambahkan
untuk menambah viskositas dari emulsi dengan gom arab.
Sebelum dipakai agar-agar tersebut dilarutkan dengan air mendidih Kemudian didinginkan
pelan-pelan sampai suhu tidak kurang dari 45°C (bila suhunya kurang dari 45°C
l a r u t a n a g a r - a g a r a k a n b e r b e n t u k g e l ) . B i a s a n y a digunakan 1-2 %.
c. Chondrus
Sangat baik dipakai untuk emulsi minyak ikan karena dapat menutup rasa dari minyak
tersebut. Cara mempersiapkan dilakukan seperti pada agar.
d. E m u l g a t o r l a i n
Pektin, metil selulosa, karboksimetil selulosa 1-2 %.
b. Adeps Lanae
Zat ini banyak mengandung kholesterol, merupakan emulgator tipe
w/o dan banyak dipergunakan untuk pemakaian luar. Penambahan emulgator ini
akan menambah kemampuan minyak untuk menyerap air. Dalam keadaan kering
dapat menyerap air 2 X beratnya.
53
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
b. Bentonit
Tanah liat yang terdiri dari senyawa aluminium silikat yang Yang d a p a t
mengabsorbsikan sejumlah besar air sehingga membentuk massa
s e p e r t g e l . U n t u k t u j u a n s e b a g a i emulgator dipakai sebanyak 5 %.
• Emulgator buatan
1. Sabun.
Sangat banyak dipakai untuk tujuan luar, sangat peka terhadap elektrolit. Dapat
dipergunakan sebagai emulgator tipe o/w maupun w/o, tergantung dari valensinya.
Bila sabun tersebut bervalensi 1, misalnya sabun kalium, merupakan emulgator tipe
o/w, sedangkan sabun dengan valensi 2, missal sabun kalsium, merupakan
emulgator tipe w/o.
2. Tween 20:40:60:80
3. Span 20:40:80
Selain cara-cara tersebut di atas maka perlu juga diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
54
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
Farmakope Belanda menyatakan bahwa untuk minyak lemak bila tidak dinyatakan lain atau
tidak disebut emulgatornya maka selalu digunakan gom
Jika tidak ditentukan perbandingan yang lain maka untuk 100 bagian emulsi digunakan 10
bagian minyak, kecuali jika minyak berkhasiat keras misalnya : Oleum Chenopodii.
Jumlah gom ½ dari minyak lemak kecuali untuk oleum Ricini 1/3 nya dan Oleum Iecoris
aseli 3/8 nya.
Bila disebut Mixtura Oleosa atau Emulsa Oleosum maka dibuat dengan minyak amandel
atau Oleum Amygdalarum sebanyak 10 %
Hal ini dapat dilihat uraian emulsi Ph.Bld.V.
Jumlah air yang telah diperhitungkan harus ditambahkan sekaligus dan tidak boleh sedikit-
sedikit, kemudian diaduk dengan cepat. Setelah terjadi emulsa yang pekat (corpus emulsi)
baru diencerkan dengan air sedikit-sedikit. Jika air yang pertamakali ditambahkan kurang
maka akan terbentuk emulsi yang berlawanan yaitu emulsi A/M yang pada waktu
diencerkan akan pecah begitu pula gom terlalu lama direndam dalam minyak sebelum
ditambah air.
Beberapa bahan kental seperti sirup, glyserin dan bahan-bahan yang bersifat lendir ternyata
membantu emulsifikasi, bila digunakan dalam jumlah sedikit, sehingga dalam emulsi
ditambahkan kedalam corpus emulsi untuk lebih memantapkan emulsi tadi.
Beberapa macam zat yang dapat mengendapkan gom sehingga menyebabkan pecahnya
emulsi : asam, basa, larutan garam, larutan alkohol, dan latutan yang bersifat adstrigent
harus ditambahkan dalam keadaan seencer-encernya kedalam emulsi yang sudah
diencerkan juga.
Penambahan-penambahan kedalam emulsi selalu dalam keadaan encer sedangkan bahan-
bahan yang tidak larut digerus dahulu dengan air baru ditambahkan dengan emulsa yang
sudah jadi.
Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan emulsi untuk membuat emulsi biasa digunakan :
1. Mortir dan stamper
Mortir dengan permukaan kasar, bersih dan keringmerupakan mortir pilihan untuk
pembuatan emulsi yang baik.
2. Botol
mengocok emulsi dalam botol secara terputus-putus lebih baik dari pada terus
menerus, hal tersebut memberi kesempatan pada emulgator untuk bekerja sebelum
pengocokan berikutnya.
3. Mixer. blender
Partikel fase disper dihaluskan dengan cara dimasukkan kedalam
ruangan yang didalamnya ter dapat pisau berputar de ng an kecepatan tinggi,
akibat putaran pisau ter sebut, partikel akan berbentuk kecil-kecil.
4. Homogenizer
Dalam homogenizer dispersi dari kedua cairan terjadi karena campuran
dipaksa melalui saluran lubang kecil dengan tekanan besar.
5. Colloid Mill
Terdiri atas rotor dan stator dengan permukaan penggilingan yang dapat
diatur. Coloid mill digunakan untuk memperoleh derajat dispersi yang tinggi cairan dalam
cairan
I. KESTABILAN EMULSI.
untuk memperoleh emulsa yang stabil perlu diperhatikan faktor-faktor berikut :
1. Penggunaan zat-zat yang mempertinggi viskositas.
55
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
2. Perbandingan optimum dari minyak dan air. Emulsa dengan 2/3 -3/4 bagian minyak,
meskipun disimpan lama tidak akan terpisah dalam lapisan-lapisan,
3. Penggunakan alat khusus untuk membuat emulsa homogen.
Emulsi dikatakan tidak stabil bila mengalami hal-hal seperti dibawah ini :
A. Creaming yaitu terpisahnya emulsi menjadi 2 lapisan, dimana yang satu mengandung
face dispers lebih banyak dar i pada lapisan yang lain. Creaming bersifat
reversible artinya bila digojok perlahan-lahan akan terdispersi kembali.
B. Koalesen dan cracking (breaking) adalah pecahnya emulsi karena film yang
meliputi partikel rusak dan butir minyak akan koalesen (menyatu). Sifatnya
irreversible ( tidak bisa diperbaiki Hal ini dapat terjadi karena :
o Peristiwa kimia, seperti penambahan alkohol, perubahan pH, penambahan
CaO/CaCl2 exicatus.
o Peristiwa fisika, seperti pemanasan, penyaringan, pendiginan, pengadukan.
C. Inversi adalah peristiwa berubahnya sekonyong-konyong tipe emulsi w/o menjadi o/w atau
sebaliknya. Sifatnya irreversible
BAB IV
PILULAE
56
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
A. PENGERTIAN
Pil adalah suatu sediaan yang berbentuk bulat seperti kelereng mengandung
satu atau lebih bahan obat. Berat pil berkisar antara 100 mg sampai 500 mg.
Pilulae (menurut FI ed.III) ialah suatu sediaan berupa massa bulat
mengandung satu atau lebih bahan obat.
Boli (menurut FI.ed. III) ialah pil yang beratnya diatas 300 mg, pembuatan sama
dengan pil. Granula (menurut FI.ed III) ialah pil kecil yang beratnya tidak lebih dari 30
mg, mengandung 1 mg bahan obat.
Lozenges / tablet hisap menurut (FI.ed. IV) ialah sediaan padat mengandung satu
atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang dapat
membuat tablet melarut hancur perlahan dalam mulut. Mengandung bahan obat,
juga bahan dasar gelatin, sukrosa, sorbitol atau gula, ditujukan untuk pengobatan
iritasi lokal atau infeksi mulut atau tenggorokan, tetapi dapat juga mengandung
bahan aktif yang ditujukan untuk absorbsi sistemik setelah ditelan.
Lozenges terdiri dari dua macam yaitu troches dan pastiles. Trochisi
( troches) adalah tablet hisap yang dibuat dengan cara kempa tablet, sedangkan
pastiles adalah tablet hisap yang dibuat dengan cara tuang.
C. PEMBUATAN SEDIAAN
Bobot pil ideal antara 100 –150 mg, rata-rata 120 mg. Oleh karena
sesuatu hal syarat ini seringkali tidak dapat dipenuhi. Sebagai zat pengisi , jika
mungkin dipilih radix liq kecuali ada reaksi Kadang digunakan bolus alba. Jumlah
yang dipakai umumnya 2 x Jumlah zat pengikatnya. (biasanya succus liq) Dikenal
juga istilah PPP ( Pulvis Pro Pilulae ) yaitu campuran succus liq dan radix liq. Sama
banyak. Sebagai zat pengikat, jika mungkin gunakan succus liq. 2 gram/ 60 pil. Kecuali
ada reaksi kadang digunakan adeps lanae atau vaselin.
Dibuat massa pil dengan cara mencampur serbuk obat, zat pengisi dan zat pengikat
dan digerus yang halus. Setelah campuran serbuk ditetesi dengan zat pembasah, biasanya
digunakan Aqua Glycerinate sambil digerus dan ditekan sampai diperoleh massa yang paling
mengikat dan Elastis. Pemberian Aqua Glycerinate dapat mencegah pil pada penyimpanan
57
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
tidak terlalu mengeras, karena gliserin tidak mudah menguap. Tetapi pemberian Aqua Glycerinate
jangan kebanyakan agar pil tidak menjadi lembek.
Untuk memperoleh pil yang baik bukan karena pemberian zat pembasah yang
berlebihan tetapi tergantung cara penggerusan dan cara penekanan pada massa yang baik.
Sebagai pembasah dapat pula digunakan Sirupus Simplex, ekstrak kental seperti Liquiritiae
Extractum.
Setelah terbentuk massa pil, bila perlu dibagi dengan cara ditimbang atau dibuat
batang dengan cara digulung-gulungkan dengan papan kayu yang datar pada alat papan pil lalu
dipotong menurut panjang batang masa pil yang sama. Lalu batang masa ini digulung-
gulungkan seperti tersebut di atas dibuat sampai panjang tertentu dan dipotong dengan pisau
pemotong yang ada pada alat papan pil, akhirnya pil yang belum bulat itu digelinding-
gelindingkan pada papan pembulat pil supaya bulat. Pada alat papan pil biasanya terdapat 30
lubang kanal dan pada pembuatan pil supaya menyesuaikan besarnya pil dengan lubang kanal
tersebut.
Untuk mencegah masa pil melekat pada alat, maka papan ditaburi dengan
Lycopodium yang merupakan lapisan tipis agar pil tidak berbintik. Setelah pil menjadi
bulat digelinding-gelindingkan Pada papan pembulat pil dengan dilapisi Lycopodium yang lebih
tebal supaya diperoleh pil dengan lapisan Lycopodium yang rata dan akhirnya pil tersebut
dihitung melaIui lubang pada alat pembuat pil. Sebagai zat pengikat digunakan Succus
Liquiritiae sebanyak 2 g untuk 60 pil.
Untuk memperoleh pil dengan besar yang normal dapat dibuat dengan 125 mg serbuk
tumbuh-tumbuhan. Untuk garam-garam normal beratnya dapat disamakan dengan berat serbuk
tumbuh-tumbuhan. Sedangkan untuk garam yang berat seperti KI hanya dihitung 1/3 berat garam
setara dengan berat serbuk tumbuh-tumbuhan untuk memperoleh volume yang lama sedangkan
untuk Ferrum reductum dan pulveratum maupun garam-garam Fe adalah 1/5 berat
58
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
6. Pil yang mengandung senyawa Codeinum base dengan garam Ammonium atau
Ichtainmolum.
Karena Codeinum base terhitung mudah !arut dalam air dan merupakan base
lebih kuat dari garam Ammonium, maka akan beraksi dan t imbul gas NH3 yang
bebas serta membuat pil jadi pecah.
7. Pil yang dapat pecah karena zaz-zat yang terkandung dapat bereaksi hingga
menimbulkan gas yang memecah pil. Supaya tidak terjadi, jangan menggunakan zat
pembasah air yaitu dengan menggunakan zat pengikat yang lain, seperti:
a. Pil yang mengandung Ferrosi Carbonas dengan Acidum Citricum akan menimbulkan
gas CO2.
b. Pil yang mengandung Meditrenum, akan timbul gas CO 2 karena terjadi reaksi
antara Iodochloroxychinolin sulfonat dengan Natrii Bicarbonas.
c. Pil yang mengandung Ferrum reductum atau pulveratum dengan asam seperti Acidum
Citricum akan bereaksi dan timbul gas H2 yang akan memecah pil.
8. Pil yang mengandung Hydrargyri Chloridum akan menghilangkan selaput lendir dari
lambung dan usus, maka perlu Hydrargyri Chloridum dalam keadaan yang halus. Untuk itu
perlu penambahan Natrii Chloridum untuk mernudahkan Hydrargyri Chloridum larut dalam
air. Penambahan Natrii Chloridum adalah setengah berat Sublimat dan dilaruitkan dulu
dengan air sama berat (dalam mortar).
9. Pil yang mengandung Diphantoinum Natrium jangan menggunakan Liquiritiae Radix tetapi
menggunakan Succus Liquiritiae 1 bagian dan Amylum 3 bagian dan sebagai zat
pembasah digunakan Sirupus Simplex. Hal ini untuk menjaga agar pil lekas hancur
dalam lambung.
10. Pil yang mengandung Quinini Sulfas ada dua macam, yaitu yang berwar na coklat dan
berwarna putih. Digunakan Saccharum album sebagai pengganti Liquiritiae Radix untuk
mencegah masa pil cepat menjadi keras, hingga susah membentuk pil.
11. Pil yang mengandung zat pengikat yang bereaksi asam, seperti Gentianae Extractum,
Succus Liquiritiae dan Liquiritiae Extractum. Bahan tersebut akan bereaksi dengan Ferrum
reductum, Ferrum pulveratum yang menimbulkan gas H 2 serta menyebabkan pil menjadi
menggelembung dan pecah. Bahan tersebut akan bereaksi pula dengan Natrii
Bicarbonas, Ferrosi Carbons yang menimbulkan gas CO 2 serta menyebabkan pil
menjadi menggelembung dan pecah. Maka itu Succus Liquiritiae, Liquiritiac
Extractum dan Gentianae Extractum harus dinetralkan dulu dengan MgO 50 mg tiap
gram Ekstrak dan Succus.
59
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
Dalam resep tertulis “ fac pilulae nonsolubiles in succo gastrico" artinya pil
tidak boleh pecah dalam lambung.
Sebagai zat penyalut digunakan shellak dalam dua lapis.
Digunakan dulu sebagai Penyalut larutan 10% shellak dalam larutan Ammonia
dan Spiritus sama banyak. Dan sebagai lapisan kedua digunakam larutan 5 bagian
Shellak, 5 bagian Tolubalsem dan 2,5 bagian Asam Stearat dalam 50 bagian Aether cum
Spiritus.
Cara penyalutan seperti penyalutan dengan Balsamum Tolutanum. Pil yang disalut
demikian antara lain ialah Gentian Violet dan obat cacing. Penyalutan dapat bagus apabila
pil tidak lembek dan bertabur dengan sedikit sekali talk.
D. PERSYARATAN PILLULAE
1. Memenuhi syarat waktu hancur yang tertera pada compresi (FI. Edisi III)
2. Memenuhi keseragaman bobot pil (FI. Edisi III)
3. Pada penyimpanan bentuknya harus tetap, tetapi tidak begitu keras sehingga dapat hancur
dalam saluran pencernaan.
Penyimpangan terbesar
Untuk bobot tata-rata pil 18 pil 2 pil
100 mg sampai 250 mg 10% 20%
60
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
3. memenuhi waktu hancur seperti tertera pada tablet yaitu dalam air 36 o-38 o selama 15 menit
untuk pil tidak busalut dan 60 menit uniuk pil yang bersalut.
4. Penyimpanan : Sesuai dengan cara penyimpanan tablet, dengan memperhatikan
sifat zat tambahan yang digunakan.
61
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
BAB V
ILMU GALENIKA
A. PENDAHULUAN
Istilah galenika di ambil dari nama seorang tabib Yunani yaitu Claudius
Galenos (GALEN) yang membuat sediaan obat-obatan yang berasal dari
tumbuhan dan hewan, sehingga timbullah ilmu obat-obatan yang disebut ilmu galenika.
Jadi Ilmu Galenika adalah : Ilmu yang mempelajari tentang pembuatan
sediaan (preparat) obat dengan cara sederhana dan dibuat dari alam (tumbuhan,
hewan dan miniral).
Pembuatan sediaan galenik secara umum dan singkat sebagai berikut :
o Bagian tumbuhan yang mengandung obat diolah menjadi simplisia atau
bahan obat nabati.
o Dari simplisia tersebut obat-obat (bahan obat) yang terdapat di dalamnya diambil
dan diolah dalam bentuk sediaan / preparat.
B. PENARIKAN (Ekstraksi)
Ekstraksi adalah cara menarik satu atau lebih zat-zat dari bahan asal yang
62
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
umumnya zat berkhasiat tersebut tertarik dalam keadaan (khasiatnya) tidak berubah.
Istilah ekstraksi hanya dipergunakan untuk penarikan zat-zat dari bahan asal
dengan menggunakan cairan penarik/ pelarut. Cairan penarik yang dipergunakan
disebut menstrum, ampasnya disebut marc atau faeces. Cairan yang dipisahkan disebut
Macarate Liquid, Colatura, Solution, Perkolat.
Umumnya e kstraksi dikerjakan untuk simplisia yang mengandung zat
berkhasiat atau zat-zat lain untuk keperluan tertentu. Zat-zat berkhasiat
tersebut antara lain alkaloida. glukosida, damar, olea, resina, minyak atsiri, lemak.
Disamping itu terdapat juga jenis-jenis gula, zat pati, zat lendir, albumin. pectin, selulosa
yang pada umumnya mempunyai daya larut dalam cairan pelarut tertentu dimana sifat-
sifat kelarutan ini dimanfaatkan dalam ekstraksi.
Tujuan utama ekstraksi adalah untuk mendapatkan zat berkhasiat
pengobatan sebanyak mungkin dari zat-zat yang tidak bermanfaat, supaya lebih mudah
digunakan dari pada simplisia asal. Begitu juga penyimpanan dan tujuan pengobatannya
terjamin sebab pada umumnya simplisia terdapat dalam keadaan tercampur memerlukan
cara-cara penarikan dan cairan-cairan penarik tertentu yang nantinya akan menghasilkan
sediaan galenik sesuai dengan pengolahannya.
Suhu penarikan juga sangat mempengaruhi hasil penarikan, suhu penarikan
untuk :
Maserasi : 15 – 25 °C
Digerasi : 35 – 45 °C
Infundasi : 90 – 98 °C
Memasak : suhu mendidih
Dalam beberapa hal sebelum sediaan yang dimaksud dibuat, simplisia
perlu diolah terlebih dahulu, Misalnya mengaw al lemakkannya seperti:
Strychni, Secale cornuti; atau menghilangkan zat pahitnya seperti : Lichen islandicus.
Supaya zat-zat yang tidak berguna / merusak tidak ikut tertarik
bersama-sama dengan zat-zat yang berkhasiat.
Cara menghilangkan isi simplisia yang tidak berguna :
1. Dengan memakai bahan pelarut yang tepat dimana bahan berkhasiatnya
mudah larut, sedangkan yang tidak berguna yang sedikit atau tidak larut dalam cairan
penyari tersebut.
2. Dengan menarik / merendam pada suhu tertentu dimana bahan berkhasiat terbanyak
larutnya.
3. Dengan menggunakan jarak waktu menarik yang tertentu dimana bahan
berkhasiat dari simplisia lebih banyak larutnya, sedangkan bahan yang tidak berguna
sedikit atau tidak larut.
4. Dengan memurnikan / membersihkan memakai cara-cara tertentu baik secara
ilmu alam maupun ilmu kimia.
Jadi kesimpulan dalam ekstraksi ini adalah memilih salah satu cara
penarikan yang tepat dengan cairan yang pantas digunakan. memisahkan
a m p a s d e n g a n h a s i l p e n a r i k a n y a n g a k a n menghasilkan sebuah preparat galenik
yang dikehendaki.
Simplisia yang dipergunakan umumnya sudah dikeringkan. kadang-kadang juga yang
segar. Untuk kemudahan simplisia yang kering ini dilembabkan terlebih dahulu / di
masererasi dalam batas waktu tertentu. Disamping itu simplisia ini ditentukan derajat
halusnya untuk memperbesar atau memperluas permukaannya. sehingga menyebabkan
proses difusi dari zat-zat berkhasiat lebih cepat dari pada melalui dinding-dinding sel yang
utuh (proses osmosis).
63
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
64
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
farmakologinya. Bahan pelarut yang baik untuk basa alkaloida, damar, minyak
lemak dan minyak atsiri.
Cara-cara perkolasi
1. Perkolasi biasa
2. Perkolasi bertingkat, reperkolasi, fractional percolation
3. Perkolasi dengan tekanan, pressure percolation
4. Perkolasi persambungan, continous extraction. memakai alat soxhlet.
Hal-hal yang harus mendapat perhatian pada perkolasi ialah :
1. Mempersiapkan simplisianya : derajat halusnya.
2. Melembabkan dengan cara penyari : maserasi I
3. Jenis perkolator yang dipergunakan dan mempersiapkannya
4. Cara memasukkannya ke dalam perkolator dan lamanya di maserasi dalam perkolator :
maserasi II.
5. Pengaturan penetapan cairan keluar dalam jangka waktu yang ditetapkan.
a. Perkolasl Biasa
Simplisia yang telah ditentukan der ajat halusnya d i r e n d a m d e n g a n c a i r a n
p e n y a r i , m a s u k k a n k e d a l a m perkolator dan diperkolasi sampai didapat perkolat
tertentu. Untuk pembuatan tingtur disari sampai diperoleh bagian tertentu, untuk
ekstrak cair disari sampai tersari sempurna. Perkolasi umumnya digunakan untuk
pengambilan sari zat-zat yang berkhasiat keras.
Gambar Perkolator :
65
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
Per
kol
ator Perkolasi Biasa Perkolasi Kontinyu
E. TINGTUR (TINCTURA)
Adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi atau perkolasi simplisia
nabati atau hewani atau dengan cara melarutkan senyawa kimia dalam pelarut yang tertera
pada masing – masing monografi. Kecuali dinyatakan lain, tingtur dibuat menggunakan
20% zat berkhasiat dan 10 % untuk zat berkhasiat keras.
66
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
Cara Pembuatan
1. Maserasi, kecuali dinyatakan lain, lakukan sebagai berikut :
Masukkan 20 bagian simplisia dengan derajat halus yang cocok ke dalam
sebuah bejana, tuangi dengan 75 bagian cairan penyari, tutup, biarkan
selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering di aduk, serkai, peras,
cuci ampas dengan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh 100 bagian
Pindahkan ke dalam bejana tertutup, biarkan ditempat sejuk terlindung dari cahaya,
selama 2 hari, enap, tuangkan atau saring.
2. Perkolasi, kecuali dinyatakan lain lakukan sebagai berikut :
Basahi 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat halus yang
cocok dengan 2,5 – 5 bagian cairan penyari, masukkan ke dalam bejana
tertutup sekurang-kurangnya 3 jam. Pindahkan masa sedikit demi sedikit kedalam
perkolator sambil tiap kali ditekan hati-hati, tuangi dengan cairan penyari
secukupnya sampai cairan mulai menetes dan di atas simplisia masih terdapat
selapis cairan penyari, tutup perkolator, biarkan selama 24 jam.
Biarkan cairan menetes dengan kecepatan 1 ml per menit, tambahkan berulang-
ulang cairan penyari secukupnya sehingga selalu terdapat selapis cairan
penyari di atas simplisia hingga diperoleh 80 bagian perkolat.
Peras masa, campurkan cairan perasan ke dalam perkolat. tambahkan cairan penyari
secukupnya hingga diproleh 100 bagian. Pindahkan ke dalam bejana, tutup, biarkan
selama 2 hari ditempat sejuk terlindung dari cahaya. Enap, tuang atau saring.
Dalam monografi tertera penetapan kadar, setelah diperoleh 80 bagian
perkolat, tetapkan kadarnya. Atur kadar hingga memenuhi syarat, jika perlu encerkan
dengan cairan penyari secukupnya. Penyimpanan ;Dalam wadah tertutup rapat,
terlindung dari cahaya, di tempat sejuk.
Sediaan tingtur harus jemih, untuk bahan dasar yang mengandung harsa
digunakan cairan penyari etanol 90% dan pada umumnya cairan penyari adalah etanol 70%.
Tingtur yang mengandung harsa / damar adalah Mira Tinctura. Asaefoetida Tinctura, Capsici
Tinctura, Tingtur Menyan.
Pembagian Tinctur
1. Menurut Cara Pembuatan
a. Tingtur Asli
Adalah yang dibuat secara maserasi atau perkolasi.
Contoh :
Tingtur yang dibuat secara maserasi
a. Opii Tinctura FI III
b. Valerianae Tinctura FI III
c. Capsici Tinctura FI II
d. Myrrhae Tinctura FI II
e. Opii Aromatics Tinctura FI III
f. Polygalae Tinctura Ext. FI 1974
Tingtur yang dibuat secara perkolasi, Contoh
a. Belladonae Tinctura FI III
b. Cinnamomi Tinctura FI III
c. Digitalis Tinctura FI III
d. Lobeliae Tinctura FI II
e. Strychnine Tinctura FI II
f. Ipecacuanhae Tinctura Ext. FI 1974
b. Tingtur Tidak Asli (Palsu)
67
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
Adalah tingtur yang dibuat dengan jalan melarutkan bahan dasar atau bahan
kimia dalam cairan pelarut tertentu. Contoh :
a. Iodii Tinctura FI III
b. Secalis Cornuti Tinctura FI III
2. Menurut Kekerasan (perbandingan bahan dasar dengan cairan penyari)
a. Tingtur Keras
Adalah tingtur yang dibuat menggunakan 10 % simplisia yang berkhasiat
keras.
Contoh :
1. Belladonae Tinctura FI III
2. Digitalis Tinctura FI III
3. Opii Tinctura FI III
4. Lobeliae Tinctura FI II
5. Stramonii Tinctura FI II
6. Strychnin Tinctura FI II
7. Ipecacuanhae Tinctura Ext. FI 1974
b. Tingtur Lemah
Adalah tingtur yang dibuat menggunakan 20 % simplisia yang tidak berkhasiat keras. Contoh
:
1. Cinnamomi Tinctura FI III
2. Valerianae Tinctura FI III
3. Polygalae Tinctura Ext. FI 1974
4. Myrrhae Tinctura FI II
3. Berdasarkan Cairan Penariknya
a) Tingtura Aetherea, jika cairan penariknya adalah eter atau campuran eter dengan etanol.
Contoh : Tingtura Valerianae Aetherea.
b) Tingtura Vinosa, jika cairan yang dipakai adalah campuran anggur dengan etanol.
Contoh : Tinctura Rhei Vinosa (Vinum Rhei).
c) Tinctura Acida, jika ke dalam etanol yang dipakai sebagai cairan penarik
ditambahkan suatu asam sulfas. Contoh : pada pembuatan Tinctura Acida Aromatica.
d) Tinctura Aquosa, jika sebagai cairan penarik dipakai air, contoh : Tinctura Rhei Aquosa.
e) Tinctura Composita, adalah tingtur yang didapatkan dari jika penarikan dilakukan
dengan cairan penarik selain etanol hal ini harus dinyatakan pada nama tingtur tersebut,
misalnya campuran simplisia, contoh : Tinctura Chinae Composita.
Contoh Sediaan Tinctura
1. Tingtur Kina (Chinae Tinctura)
Cara pembuatan : perkolasi 20 bagian kulit kina yang diserbuk agak kasar
(22/60) dengan etanol 70 % hingga diperoleh 100 bagian tingtur. Tetapkan kadar
alkaloida, jika perlu encerkan dengan etanol 70% hingga memenuhi syarat.
2. Tingtur Ipeka (Ipecacuanhae Tinctura)
Cara pembuatan : perkolasi 10 bagian serbuk (18/34) akar ipeka
dengan etanol encer, hingga diperoleh 100 bagian tingtur.
3. Tingtur Gambir (Catechu Tinctura)
Cara pembuatan : maserasi 200 g gambir yang telah
d i r e m u k k a n d e n g a n 5 0 g k u l i t k a y u m a n i s y a n g t e l a h dimemarkan
dengan 1000 ml etanol 45%, biarkan selama 7 hari, serkai, jernihkan dengan
penyaringan.
4. Tingtur Poligala (Polygalae Tinctura)
Cara pembuatan : maserasi 20 bagian irisan halus herba bagian dengan
etanol 60% secukupnya hingga diperoleh 100 bagian tingtur.
68
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
69
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
Cara pembuatan : Larutkan Iodum 1,8 — 2,2 %, Natrium Iodida 2,1 — 2,6 %
dalam etanol encer.
17. Tingtur Opium (Tinctura Opii)
Cara pembuatan : maserasi 10 bagian serbuk opium dengan etanol 70
% hingga diperoleh 100 bagian tingtur. Tetapkan kadar dan atur hingga
memenuhi syarat, jika perlu encerkan dengan etanol 70 % secukupnya.
18. Tingtur Opium wangi (Opii Tinctura Aromatics)
Cara pembuatan : maserasi campuran 1 bagian kulit kayu manis
serbuk (22/60), 1 bagian serbuk (22/60) cengkeh dan 12 bagian serbuk opium
dengan campuran etanol 90 % dan air volume sama banyak hingga diperoleh 100
bagian tingtur.
19. Tingtur Sekale Cornutum (Secalis Cornuti Tinctura)
Cara pembuatan : Campur 1 bagian ekstrak sekale kornutum dengan 9 bagian etanol encer.
20. Tingtur Valerian (Valerianae Tinctura)
Cara pembuatan : maserasi 20 bagian serbuk (10/22) akar valerian
dengan etanol 70 % hingga diperoleh 100 bagian tingtur.
F. EKSTRAK (EXTRACTA)
Adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari simplisia
nabati atau hewani menurut cara yang cocok diluar pengaruh cahaya matahari langsung.
Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk. Cairan penyari yang dipakai adalah air,
eter dan campuran etanol dan air
Cara Pembuatan
Penyarian :
o Penyarian simplisia dengan air dilakukan dengan cara maserasi, perkolasi atau
penyeduhan dengan air mendidih.
o Penyarian dengan campuran etanol dan air dilakukan dengan cara maserasi atau
perkolasi.
o Penyarian dengan eter dilakukan dengan cara perkolasi.
1. Maserasi
Lakukan maserasi menurut cara yang tertera pada tingtur, suling atau uapkan
meserat pada tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50°C hingga konsistensi yang
dikehendaki.
2. Perkolasi
o Lakukan perkolasi menurut cara yang tertera pada tincture Setelah perkolator ditutup dan
dibiarkan selama 24 jam biarkan cairan menetes, tuangi massa dengan cairan penyari
hingga jika 500 mg perkolat yang keluar terakhir di uapkan tidak meninggalkan sisa.
Perkolat disuling atau diuapkan dengan tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari
50°C hingga konsistensi yang dikehendaki.
o Pada pembuatan ekstrak cair 0,8 bagian perkolat pertama dipisahkan, perkolat
selanjutnya diuapkan hingga 0,2 bagian campur dengan perkolat pertama.
o Pembuatan ekstrak cair dengan penyari etanol dapat juga dilakukan dengan cara
reperkolasi tanpa menggunakan panas.
o Ekstrak yang diperoleh dengan penyari air hangatkan segera pada suhu kurang lebih
90°C, enapkan, serkai. Uapkan serkaian pada tekanan rendah pada suhu tidak lebih
dari 50 0C hingga bobotnya sama dengan bobot simplisia yang digunakan.
o Enapkan di tempat sejuk selama 24 jam, serkai, uapkan pada tekanan rendah
pada suhu tidak lebih dari 50°C hingga konsentrasi yang dikehendaki.
o Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
70
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
o Untuk ekstrak kering dan kental perkolat disuling atau diupkan dengan tekanan
rendah pada suhu tidak lebih dari 500C hingga konsistensi yang dikehendaki.
Contoh – Contoh Ekstrak
1. Ekstrak Belladonae
Cara pembuatan ; perkolasi 100 bagian serbuk belladon (85/100)
dengan campuran etanol encer dan larutan dalam air asam asetat 2% v/v volume
sama sehingga alkaloida tersari sempurna yang diperiksa dengan cara sebagai berikut :
Kocok kuat-kuat campuran 3 ml eter, 5 tetes amonia encer dan 2 ml perkolat.
Uapkan 2 ml lapisan eter, larutkan sisa dalam I tetes H 2 SO4 encer, kemudian tambahkan 5
tetes air dan I tetes larutan kalium tetraiodida hidrargyrat (II) tidak terjadi kekeruhan.
Suling etanol dengan perkolat, biarkan di tempat sejuk selama 24 jam. Tambahkan talk,
saring, cuci sisa dengan 100 bagian air. Uapkan filtrat menurut cara yang tertera pada
extractor hingga diperoleh ekstrak kental. Ekstrak ini berkadar 1,3% alkaloida.
P e n y i m p a n a n : E k s t r a k b e l l a d o n d a p a t d i s i m p a n d a l a m persediaan dalam
bentuk serbuk kering yang dibuat sebagai berikut :
Gerus I bagian ekstrak dengan 2 bagian pati beras atau laktosa,
keringkan pada suhu tidak lebih dari 30°C, tambahkan sejumlah pati beras atau
laktosa hingga tepat 3 bagian. Sisa dalam wadah berisi zat pengering.
2. Ekstrak Hiosiami (Hyosyami Extractum)
Cara pembuatan : sama dengan cara pembuatan Belladonae Extractum yang
dibuat dari serbuk hiosiamm. Ekstrak hiosiami kental disimpan dalam persediaan
dalam bentuk serbuk yang dibuat sebagai berikut :
Gerus I bagian ekstrak dengan 2 bagian pati atau laktosa keringkan pada suhu tidak
lebih dari 80°C, tambahkan sejumlah pati atau laktosa kering hingga tapat 3
bagian. Simpan dalam wadah berisi zat pengering.
3. Ekstrak Akar Manis (Glycyrrhizae Succus Extractum)
Cara pembuatan : penyarian dilakukan dengan air mendidih kemudian diuapkan
hingga kering.
4. Ekstrak Timi (Thymi Extractum)
Cara pembuatan :
o campurkan 500 bagian serbuk (85/100) herba timi dengan campuran 125
bagian air, 50 bagian gliserol dan 75 bagian etanol (90%). Biarkan campuran
selama 24 jam dalam sebuah bejana tertutup, pindahkan ke dalam
perkolator. perkolasi dengan campuran yang terdiri dari 1 bagian etanol (90%)
dan 3 bagian air q.s. hingga diperoleh 175 bagian cairan, simpan cairan ini
sebagai perkolat I.
o lanjutkan perkolasi dengan campuran etanol air seperti di atas, sehingga
diperoleh 1500 bagian yang dinyatakan sebagai susulan I. Larutkan 30
bagian gliserol dalam 130 bagian susulan I yang mula-mula keluar, campurkan
larutan ini dengan 325 bagian serbuk (85/100) herba timi. Biarkan campuran
selama 24 jam dalam sebuah bejana tertutup, pindahkan ke dalam sebuah
perkolator, perkolasi dengan sisa susulan I. Pisahkan 325 bagian cairan mula-
mula keluar yang dinyatakan sebagai hasil perkolasi II. Hasil perkolasi selanjutnya
dinyatakan sebagai susulan II.
o Larutkan 20 bagian gliserol dalam 70 bagian susulan II yang mula-mula
keluar, campurkan larutan ini dengan 175 bagian serbuk (85/100) herba timi.
Biarkan campuran selam 24 jam dalam sebuah bejana tertutup, pindahkan ke
dalam perkolator, perkolasi dengan sisa susulan II q.s. hingga diperoleh
campuran 500 bagian campuran yang dinyatakan sebagai hasil perkolasi III.
71
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
72
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
G. INFUS (INFUSA)
Adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air
pada suhu 90oC selama 15 menit.
Cara Pembuatan
Campur simplisia dengan derajat halus yang cocok dalam panci dengan air
secukupnya, panaskan di atas tangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai
90°C sambil sekali-sekali di aduk. Serkai selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air
panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infus yang dikehendaki.
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk membuat sediaan infus
1. Jumlah simplisia
2. Derajat halus simplisia
3. Banyaknya ekstra air
4. Cara menyerkai
5. Penambahan bahan-bahan lain untuk menambah kelarutan, untuk menambah kestabilan,
untuk menghilangkan zat-zat yang menyebabkan efek lain.
1. Jumlah Simplisia
o Kecuali dinyatakan lain, infus yang mengandung bukan bahan berkhasiat
keras di buat dengan menggunakan 10 % simplisia.
o Kecuali untuk simplisia seperti yang tertera di bawah ini, untuk membuat
100 bagian infus, digunakan sejumlah simplisia seperti tersebut di bawah ini :
Kulit kina 6 bagian
Daun digitalis 0,5 bagian
Akar ipeka 0,5 bagian
Daun kumis kucing 0,5 bagian
Sekale kornutum 3 bagian
Daun sena 4 bagian
Temulawak 4 bagian
2. Derajat Halus Simplisia
Yang digunakan untuk infus har us mempunyai derajat halus sebagai berikut :
73
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
Serbuk (5/8) Akar manis, daun kumis kucing, daun sirih, daun sena
Serbuk (8/10) Dringo, kelembak
Serbuk (10/22) Laos, akar valerian, temulawak, jahe
Serbuk (22/60) Kulit kina, akar ipeka, sekale kornutum
Serbuk (85/120) Daun digitalis
3. Banyaknya Air Ekstra
Umumnya untuk membuat sediaan infus diperlukan
penambahan air sebanyak 2 kali berat simplisia. Air ekstra ini perlu karena
simplisia yang kita gunakan pada umumnya dalam keadaan kering.
4. Cara Menyerkai
o Pada umumnya infus di serkai selagi panas, kecuali infus simplisia yang mengandung
minyak atsiri, diserkai setelah dingin. Infus daun sena, infus asam jawa dan infus simplisia
lain yang mengandung lendir tidak boleh diperas.
o Untuk decocta Condurango diserkai dingin, karena zat berkhasiatnya larut dalam,
keadaan panas, akan mengendap dalam keadaan dingin.
o Infus daun sena harus diserkai setelah dingin karena infus daun sena mengandung
zat yang dapat menyebabkan sakit perut yang larut dalam air panas, tetapi tidak larut
dalam air dingin.
o Untuk asam jawa sebelum dibuat infus di buang bijinya dan diremas dengan air hingga
masa seperti bubur.
o Untuk buah adas manis dan buah adas harus dipecah dahulu.
o Bila sediaan tidak disebutkan derajat kehalusannya, hendaknya diambil
derajat kehalusan suatu bahan dasar yang keketalannya sama / sediaan galenik
dengan bahan yang sama.
5. Penambahan Bahan-Bahan Lain
Pada pembuatan infus kulit kina ditambahkan asam. sitrat 10% dari bobot
bahan berkhasiat dan pada pembuatan infus simplisia yang mengandung
glikosida antrakinon, ditambahkan Natrium karbonat 10% dari bobot simplisia.
74
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
75
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
76
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
pemerasan panas biji Myristica fragrans Houtt, yang telah dibuang selaput biji dan
kulit bijinya.
77
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
78
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
K. SYRUP (SIRUPI)
A d a l a h s e d i a a n c a i r b e r u p a l a r u t a n y a n g m e n g a n d u n g sakarosa.
Kadar sakarosa (C 12 H 22 0 11 ) tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%.
Cara pembuatan sirup
Buat cairan untuk sirup, panaskan, tambahkan gula, jika perlu didihkan
hingga larut. Tambahkan air mendidih secukupnya hingga diperoleh bobot
yang dikehendaki, buang busa yang terjadi, serkai.
Cairan untuk sirup, gulanya akan dilarutkan kedalam dapat diuat dari :
1. Aqua destilata : untuk sirupus simplex.
2. Hasil-hasil penarikan dari bahan dasar
a. maserat misalnya sirupus Rhei
b. perkolat misalnya sirupus Cinnamomi
c. colatura misalnya sirupus Senae
d. sari buah misalnya rubi idaei
3. l a r u t a n a t a u c a m p u r a n l a r u t a n b a h a n o b a t m i s a l n y a methydilazina
hydrochloride sirupus, sirup-sirup dengan nama patent misalnya yang mengandung
campuran vitamin
o Pembuatan sirup dar i simplisia yang mengandung g l i k o s i d a a n t r a k i n o n d i
t a m b a h k a n N a 2 C O 3 s e j u m l a h 1 0 % bobot simplisia.
o Kecuali dinyatakan lain, pada pembuatan sirup simplisia untuk p e r s e d i a a n
d i t a m b a h k a n m e t i l p a r a b e n 0 , 2 5 % b / v a t a u pengawet lain yang cocok.
79
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
o Kadar gula dalam sirup pada suhu kamar maksimum 66% sakarosa, bila lebih
tinggi akan terjadi pengkristalan, tetapi bila lebih rendah dari 62% sirup akan
membusuk.
o Bj sirup kira-kira 1,3
o Pada penyimpanan dapat terjadi inversi dari sukrosa ( pecah menjadi glukosa
dan fruktosa ) dan bila sirup yang bereaksi asam inversi dapat terjadi lebih cepat.
o Pemanasan sebalknya dihindari karena pemanasan akan menyebabkan
terjadinya gula invert.
o Gula invert adalah gula yang terjadi karena penguraian sukrosa yang
memutar bidang polarisasi kekiri.
o Gula invert tidak dikehendaki dalam sirup karena lebih encer sehingga mudah
berjamur dan berwarna tua ( ter bentuk karamel ), tetapi mencegah terjadinya
oksidasi dari bahan obat.
o Pada sirup yang mengandung sukrosa 62% atau lebih, sirup
tidak dapat ditumbuhi jamur, meskipun jamur tidak mati.
o Bila kadar sukrosa turun karena inversi, maka jamur dapat tumbuh. Bila dalam
resep, sirup diencerkan dengan air dapat pula ditumbuhi jamur.
o U n t u k m e n c e g a h s i r u p t i d a k m e n j a d i b u s u k , d a p a t ditambahkan bahan
pengawet misalnya nipagin.
o Kadang-kadang gula invert dikehendaki adanya misalnya dalam pembuatan
sirupus Iodeti ferrosi. H a l i n i d i s e b a b k a n k a r e n a s i r u p m e r u p a k a n m e d i a
y a n g mereduksi, mencegah bentuk ferro menjadi bentuk ferri. G u l a i n v e r t
d i s i n i d i p e r c e p a t p e m b u a t a n n y a d e n g a n memanaskan larutan gula dengan
asam sitrat.
o Bila cairan hasil sarian mengandung zat yang mu dah menguap maka sukrosa
dilarutkan dengan pemanasan lemah dan dalam botol yang tertutup, seperti pada
pembuatan Thymi sirupus dan Thymi composites sirupus, aurantii corticis
sirupus. Untuk cinnamomi sirupus sukrosa dilarutkan tanpa pemanasan.
o Maksud menyerkai pada sirup adalah untuk memperoleh sirup yang jernih.
Ada beberapa cara menjernihkan sirup :
1. Menambahkan kocokan zat putih telur segar pada sir up didihkan sambil
diaduk, zat putih telur akan menggumpal karena panas.
2. Menambahkan bubur kertas saring lalu didihkan dan saring kotoran sirup akan
melekat ke kertas saring.
80
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
Dari ketiga cara memasukkan sirup ke dalam botol ini yang terbaik adalah
cara ketiga..
Dalam ilmu farmasi sirup banyak digunakan karena dapat berfungsi sebagai :
o Obat, misalnya : chlorfeniramini maleatis sirupus.
o Corigensia saporis, misalnya sirupus simplex
Corigensia odoris, misalnya sirupus aurantii
Corigensia coloris, misalnya : sirupus Rhoedos, sirupus rubi idaei
o Pengawet, misalnya sediaan dengan bahan pembawa sirup karena
konsentrasi gula yang tinggi mencegah pertumbuhan bakteri.
penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat dan di tempat sejuk.
Penetapan kadar sukrosa
o Timbang seksama + 25 gram sirup dalam labu terukur 100 ml, tambahkan 50 ml
air dan sedikit larutan Aluminium hidroksida p. Tambahkan larutan timbal ( H ) sub asetat p
tetes demi tetes hingga tetes terakhir tidak menimbulkan kekeruhan.
o Tambahkan air secukupnya hingga 100,0 ml saring, buang 10 ml filtrat pertama.
Masukkan + 45,0 ml filtrat kedalam labu tentukur 50 ml, tambahkan campuran 79 bagian
volume asam klorida p dan 21 bagian vol. Air secukupnya hingga 50,0 ml. Panaskan labu
dalam tangas air pada suhu antara 68° dan 70°C selama 10 menit, dinginkan dengan cepat
sehingga suhu lebih kurang 20°C .
o Jika perlu hilangkan warna dengan menggunakan tidak lebih dari 100 mg arang penyerap.
o Ukur rotasi optik larutan yang belum di inversi dan sesudah inversi menggunakan
tabung 22,0 cm pada suhu pengukur yang sama antara 10° dan 25°C. Hitung
kadar dalam %, C12H22O11
o
dengan rumus :
81
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
82
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
DAFTAR PUSTAKA
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, ( l995 ),” Farmakope Indonesia”’ edisi IV.Jakarta
III, Jakarta
II, Jakarta.
Jakarta
II, Jakarta
Pusdiknakes, Jakarta.
10. Moh.Anief ( l987 ),”Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek”,Penerbit Gadjah
Mada University Press,Yokyakarta.
11. Anif. (l990 ),”Ilmu Meracik Obat”, Penerbit Gadjah Mada University Press,
Yokyakarta.
83
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
13. Van Duin, C.F. ( l947 ), “Buku Ajar Ilmu Resep dalam Praktek dan Teori”,
sebuah buku terjemahan oleh Satiadarma,Penerbit Soeroengan, Jakarta.
LAMPIRAN I
84
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
bertanjut ...
85
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
LAMPIRAN II
86
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
20 72,9 79,5 85
80
30 74,6
72,5 81,0
79,2 85
85
90
40 74,1
72,0 80,6
78,8 85
85
0,8600 73,7 80,3 85
0,8650 71.7 78,4 85
10 73,3 79,9 85
0,8660 71,3 78,0 85
70 70,9 77,7 85
80 70,4 77,3 85
90 70,0 76,9 85
0,8700 69,9 76,5 85
10 69,2 76,2 84
20 68,8 75,8 84
30 68,4 75,4 84
40 67,9 75,1 84
50 67,5 74,7 84
60 67,1 74,3 84
70 66,7 73,9 84
80 66,2 73,5 84
90 65,8 73,2 84
0,8800 65,4 72,8 84
10 64,9 72,4 83
20 64,5 72,0 83
30 64,1 71,6 83
40 63,7 71,2 83
50 63,2 70,8 83
60 62,8 70,4 83
70 62,4 70,0 83
80 61,9 69,6 83
90 61,5 69,2 83
0,8900 61,1 68,8 83
10 60,7 68,4 83
20 60,2 68,0 83
30 59,8 67,6 83
40 59,4 67,2 82
50 59,0 66,8 82
60 58,5 66,3 82
70 58,1 65,9 82
80 57,7 65,5 81
90 57,2 65,1 81
0,9000 56,8 64,7 81
10 56,3 64,2 81
20 55,9 63,8 81
30 55,4 63,3 81
40 55,0 62,9 81
50 54,5 62,5 81 87
60 54,1 62,0 81
70 53.7 61,6 81
80 53,2 61,1 80
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
88
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
40 36,3 43,4 71
50 35,8 42,8 70
60 35,2 42,2 69
70 34,7 41,6 68
80 34,2 41,0 67
90 33,6 40,4 67
0,9500 33,1 39,8 66
89
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
90
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
LAMPIRAN III
91
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
LAMPIRAN IV
DAFTAR BOBOT JENIS DAN KADAR ETANOL Fl ed. IV-lanjutan
92
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
93
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
94