Anda di halaman 1dari 5

BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017

A. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELARUTAN


Kelarutan suatu zat terutama tergantung atas 2 faktor, yaitu luasnya permukaan dan
kecepatan difusi. Umumnya zat dengan molekul besar (Acidum Citricum) kecepatanya kecil
dibanding dengan zat dengan molekul kecil (Kali Iodidum). Dengan penggerusan kristal
sampai halus akan memperluas permukaan, sedangkan dengan pemanasan tidak hanya
kelarutanya bertambah besar tetapi juga menaikan kecepatan difusi.

Daftar kelarutan (1 gram zat dalam x ml pelarut) zat organik dalam air dan alkohol.
Nama obat air alkohol
Atropini sulfat 0,5 5
Codeinum 120 2
Codeini sulfas 30 1280
Codeini phosphas 2,5 325
Morphini sulfas 16 565
Luminal 1000 8
Luminal Natrium 1 10
Procaini Hydrochloridum 1 15
Sulfadiazinum 13000 Agak sukar larut
Natrii Sulfadiazinum 2 Sedikit larut

Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan :


1. Sifat dari solute atau solvent
Solut yang polar akan larut dalam solvent yang polar pula. Misalnya garam-garam
anorganik larut dalam air. Solute yang nonpolar larut dalam solvent yang nonpolar pula.
Misalnya alkaloid basa (umumnya senyawa organik) larut dalam chloroform.

2. Cosolvensi.
Cosolvensi adalah peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena adanya penambahan
pelarut lain atau modifikasi pelarut misalnya Luminal tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam campuran air-gliserin atau solutio petit.

3. Kelarutan.
Zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, zat yang sukar larut memerlukan
banyak pelarut. Kelarutan zat anorganik yang digunakan dalam farmasi umumnya adalah :
a. Dapat larut dalam air.
 Semua garam klorida larut, kecuali AgCl, PbCl2, Hg2Cl.
 Semua garam nitrit larut, kecuali nitrat base, seperti bismuthi subnitras.
 Semua garam sulfat larut, kecuali BaSO4, PbSO4, CaSO4 (sedikit larut)
b. Tidak larut dalam air
 Semua garam karbonat tidak larut, kecuali K2CO3, Na2CO3, (NH4)2CO3.
 Semua oksida dan hidroksi tidak larut , kecuali KOH, NaOH, NH4OH, dan Ba(OH)2.
 Semua garam phospat tidak larut, kecuali K3PO4, Na3PO3, (NH4)3PO.
4. Temperatur
Dalam farmakope disebutkan mengenai suhu dari air hangat 600 sampai 700 C dan air
panas mempunyai suhu 800 sampai 950 C kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh suhu, umumnya
kenaikan suhu menyebabkan bertambahnya kelarutan suatu zat.
Zat padat umumnya bertambah larut bila suhunya dinaikan, zat tersebut dikatakan
bersifat endoterm, karena pada proses kelarutannya membutuhkan panas.

1
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017

Zat terlarut + pelarut + panas larutan.


Ada beberapa zat yang kenaikan temperatur menyebabkan tidak larut, zat tersebut
dikatakan bersifat eksoterm, karena pada proses kelarutannya menghasilkan
panas.
Zat terlarut + pelarut larutan + panas
Contoh : K2SO4, KOH, CaHPO4, Calsium gliseropospat, minyak atsiri, gas-gas yang
larut.
Berdasarkan pengaruh ini maka beberapa sediaan farmasi tidak boleh dipanaskan,
misalnya : Zat-zat yang atsiri, misalnya etanol, minyak atsiri, Zat yang terurai, misalnya natrii
bicarbonas, Saturatio, Senyawa-senyawa calsium, misalnya aqua calcis.

5. Salting out
Salting out adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan
lebih besar dibandingkan zat utama, akan menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau
terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia.
Contoh :
a. Kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun bila kedalam air tersebut ditambahkan larutan
NaCl jenuh. Disini kelarutan NaCl dalam air lebih besar dibanding kelarutan minyak atsiri
dalam air, maka minyak atsiri akan memisah.
b. Reaksi antara papaverin HCl dengan solutio charcot menghasilkan endapan papaverin
base.

6. Salting In
Salting in adalah adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan kelarutan zat utama
dalam solvent menjadi lebih besar. Contohnya : riboflavin (vitamin B 2) tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam larutan yang mengandung nicotinamidum (terjadi penggaraman riboflavin +
basa NH4)

7. Pembentukan kompleks
Pembentukan kompleks adalah peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tak larut
dengan zat yang larut dengan membentuk garam kompleks.
Contohnya : iodium larut dalam larutan KI atau NaI jenuh.
KI + I2 KI3
HgI2 + 2KI K2HgI4
Kecepatan kelarutan dipengaruhi oleh :
- Ukuran partikel ; makin halus solute, makin kecil ukuran partikel ; makin luas permukaan
solute yang kontak dengan solvent, solute makin cepat.
- Suhu ; umumnya kenaikan suhu menambah kelarutan solute.
- Pengadukan.

B. CARA MENGERJAKAN OBAT DALAM LARUTAN

I. FORMULA SUATU LARUTAN TERDIRI DARI :


1) Bahan berkhasiat : fenobarbital, Acetaminofen, kodein, efedrin, dll.
2) Bahan pelarut : Air, Alkohol, Gliserin, Propilenglikol, sorbitol, dll.

2
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017

3) Bahan Adjuvan
a. Pengawet : Nipagin, Nipasol, Asam benzoat, Asam sorbat, dll.
b. Pengaroma : semua jenis oleum.
c. Pemberi rasa : Asam sitrat.
d. Pemanis : Gula, Sakarin, Gliserol, Sorbitol.
e. Pewarna : Amaran, Sakarin, Karmin, Tartrasin, dll.
f. Penambah kelarutan : Gliserin, propilenglikol, (solvensi).
4) Antioksidan (zat yang digunakan untuk mencegah terjadi oksidasi : Na. Meta trisulfit, Na.
pirofosfat (sterilisasi + antioksidan)
5) Larutan Buffer (bila perlu) : untuk mencegah agar potensi zat berkhasiat tidak berkurang
dan zat berkhasiat tidak rusak oleh asam atau basa, dapat pula merubah zat yang kurang
aktif menjadi aktif, biasanya di dalam sediaan steril.

Cara pembuatan larutan :


a. Periksa DM-nya (Jika ber DM) over atau tidak.
b. Lihat kelarutan zat khasiatnya dari buku-buku resmi. Misalnya : zat larut pada air dingin
atau air panas, apakah jika dengan air panas tidak terjadi incomp, ataukah bila zat
khasiatnya tidak larut periksa bentuk garamnya, mungkin lebih mudah larut.
c. Lebih baik menggunakan erlenmeyer daripada baker glass. Umumnya erlenmeyer lebih
baik karena isinya dapat dikocok sambil diaduk.
d. Untuk zat yang sukar larut tetapi tidak menguap sebaiknya digerus lebih dulu baru
ditimbang. Penyerbukan yang dilakukan setelah penimbangan akan menyebabkan
kekuatanya berkurang, sebab akan sukar memindahkan serbuk dari lumpang.
e. Untuk zat yang mudah menguap seperti air kloroform dan aqua menthae piperita
sebaiknya tidak ikut dipanaskan. Sebaiknya sebagian air digunakan untuk melarutkan
bahan yang lebih pekat dan sebagian lainya dipanaskan untuk melarutkan bahan-bahan
tertentu. Cukupkan volumenya setelah dingin.
f. Untuk zat yang higroskopis sebaiknya ditimbang dengan gelas arloji.
g. Larutan yang dilarutkan dengan pemanasan jika akan ditambah dengan air yang tidak
panas, dinginkan lebih dahulu baru ditambah air dingin.
h. Minyak menguap ditambahkan pada saat terakhir.
i. Jangan menggunakan satu kali pengukuran dalam pembuatan larutan.
j. Keadaan zat khasiat harus dipertimbangkan dalam pengerjaan.
k. Pilihlah gelas yang akan menampung larutan akhir sediaan, beberapa larutan hampir
jenuh atau jenuh tidak dapat dibuat dalam jumlah total apabila gelas terlalu kecil.
l. Sisa-sisa serbuk yang terdapat di dalam leher atau bagian lain dari gelas harus dicuci
dengan sejumlah cairan.
m. Larutan yang telah dipanaskan harus didinginkan terlebih dahulu sebelum sampai
volume akhir, karena kontraksi yang terjadi pada saat pendinginan akan menyebabkan
perubahan konsentrasi.

Beberapa bahan obat memerlukan cara khusus dalam melarutkannya. Diantaranya adalah:
a. Natrium bikarbonat, harus dilakukan dengan cara gerus tuang. (aanslibben)
b. Natrium bikarbonat + natrium salisilat. Natrium bikarbonat digerus tuang, kemudian ditambah
natrium salisilat. Untuk mencegah terjadinya perubahan warna pada larutan harus ditambahkan
natrium pyrophosphat sebanyak 0,25% dari berat larutan.
c. Sublimat (HgCl2), untuk obat tetes mata harus dilakukan dengan pemanasan atau dikocok-
kocok dalam air panas, kemudian disaring setelah dingin. NaCl dapat meningkatkan kelarutan
sublimat, tetapi menurunkan daya baktericidnya. Kadar sublimat dalam obat mata 1 : 4000

3
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017

d. Kalium permanganat (KMnO4), KMnO4 dilarutkan dengan pemanasan. Pada proses


pemanasan akan terbentuk batu kawi ( MnO 2), oleh sebab itu setelah dingin tanpa dikocok-
kocok dituangkan kedalam botol atau bisa juga disaring dengan gelas wol.
e. Seng klorida, melarutkan seng klorida harus dengan air sekaligus, kemudian disaring. Karena
jika airnya sedikit demi sedikit maka akan terbentuk seng oksid klorid yang sukar larut dalam
air. Bila terdapat asam salisilat larutkan seng klorid dengan sebagian air kemudian tambahkan
asam salisilat dan sisa air baru disaring.
f. Kamfer, kelarutan dalam air 1 ; 650. Dilarutkan dengan spiritus fortior ( 95%) 2 X berat kamfer
dalam botol kering kocok-kocok kemudian tambahkan air panas sekaligus , kocok lagi.
g. Tanin, tanin mudah larut dalam air dan dalam gliserin. Tetapi tanin selalu mengandung hasil
oksidasi yang larut dalam air, tetapi tidak larut dalam gliserin sehingga larutannya dalam
gliserin harus disaring dengan kapas yang dibasahkan. Jika ada air dan gliserin, larutkan tanin
dalam air kocok baru tambahkan gliserin .
h. Ekstrak opium dan ekstrak ratanhiae, dilarutkan dengan cara ditaburkan kedalam air sama
banyak, diamkan selama ¼ jam.
i. Perak protein, dilarutkan dalam air suling sama banyak, diamkan selama ¼ jam, ditempat yang
gelap.
j. Succus liquiritae
a) Dengan gerus tuang (aanslibben), bila jumlahnya kecil.
b) Dengan merebus atau memanaskannya hingga larut.
k. Calcium Laktat dan Calcium Glukonat, kelarutan dalam air 1 : 20 Bila jumlah air cukup, setelah
dilarutkan disaring untuk mencegah kristalisasi. Bila air tidak cukup disuspensikan dengan
penambahan PGS dibuat mixtura agitanda.
l. Codein :
a) Direbus dengan air 20 x -nya, setelah larut diencerkan sebelum dingin

R/ Codein 2 g

Codein HCl = 2 g x ,1,17= 2,34 g

b) Dengan alkohol 96% sampai larut , lalu segera encerkan dengan air.
c) Diganti dengan HCl codein sebanyak 1,17 x -nya. Codein adalah basa kuat yang akan
melepaskan NH3 apabila dalam larutan terdapat amonii chloridum.
m. Bahan-bahan obat yang berkhasiat keras harus dilarutkan tersendiri.
n. Bila terdapat bahan obat yang harus diencerkan dengan air hasil pengenceran yang diambil
paling sedikit adalah 2 CC
o. Pepsin, tidak larut dalam air tapi larut dalam HCl encer.
Pembuatan : pepsin disuspensikan dengan air 10 x-nya kemudian tambahkan HCl encer.
Larutkan pepsin hanya tahan sebentar dan tidak boleh disimpan.
p. Nipagin dan Nipasol, kelarutan 1 : 2000
Nipagin berfungsi sebagai pengawet untuk larutan air
Nipasol berfungi sebagai pengawet untuk larutan minyak
a) Dilarutkan dengan pemanasan sambil digoyang-goyangkan
b) Dilarutkan dulu dengan sedikit etanol baru dimasukan dalam sediaan yang diawetkan.
q. Fenol, diambil fenol liquefactum yaitu larutan 20 bagian air dalam 100 bagian fenol. Jumlah
yang diambil 1,2 x jumlah yang di minta.
100 ml Fenol 80 g air ad 100 ml

R/ Fenol 2 g

4
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017

2 x 1,2 = 2,4 g

II. CARA PENIMBANGAN ZAT CAIR


Cairan yang akan digunakan, jika tidak dinyatakan lain satuannya, selalu ditimbang dan
tidak boleh diambil
R/ Oleum Ricini 10 g
Aquadest 5 g= 5 ml
Bj=1

dengan ukuran isi (gelas ukuran), kecuali kalau diminta dalam ukuran isi, mengigat BJ-
nya sama dengan air, untuk mempercepat atau memudahkan pekerjaan, dapat diambil dengan
gelas ukur.

jumlah tetesan (biasanya obat keras), maka dimasukan pertama sekali kedalam botol,
karena kalau terjadi kesalahan dapat diulangi lagi, tanpa membuang seluruh cairan yang sudah
dicampurkan.

Tetapi cairan yang cepat menguap diteteskan terakhir dengan hati-hati.


Pemilihan botol untuk wadah bagian bawah botol obat tertulis angka yang menyatakan isi
(volume botol ). Tapi harus diingat bahwa botol obat bukan alat pengukur, angka tersebut
menyatakan besarnya volume kira-kira, maka penting cairan selalu ditimbang.

III. CARA PENYARINGAN


Cairan yang akan diserahkan ke pasien harus jernih, bila terdapat kotoran yang tidak
larut harus disaring. Untuk larutan obat minum atau kulit penyarian dilakukan dengan
menggunakan
kapas hidrofil sedangkan untuk cuci mata atau tetes mata digunakan kertas saring yang cocok.
Larutan koloidal seperti protargol, Argentum colloidale tidak disaring bila diperlukan
diendapkan dan dituang larutan jerni

Anda mungkin juga menyukai