Daftar kelarutan (1 gram zat dalam x ml pelarut) zat organik dalam air dan alkohol.
Nama obat air alkohol
Atropini sulfat 0,5 5
Codeinum 120 2
Codeini sulfas 30 1280
Codeini phosphas 2,5 325
Morphini sulfas 16 565
Luminal 1000 8
Luminal Natrium 1 10
Procaini Hydrochloridum 1 15
Sulfadiazinum 13000 Agak sukar larut
Natrii Sulfadiazinum 2 Sedikit larut
2. Cosolvensi.
Cosolvensi adalah peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena adanya penambahan
pelarut lain atau modifikasi pelarut misalnya Luminal tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam campuran air-gliserin atau solutio petit.
3. Kelarutan.
Zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, zat yang sukar larut memerlukan
banyak pelarut. Kelarutan zat anorganik yang digunakan dalam farmasi umumnya adalah :
a. Dapat larut dalam air.
Semua garam klorida larut, kecuali AgCl, PbCl2, Hg2Cl.
Semua garam nitrit larut, kecuali nitrat base, seperti bismuthi subnitras.
Semua garam sulfat larut, kecuali BaSO4, PbSO4, CaSO4 (sedikit larut)
b. Tidak larut dalam air
Semua garam karbonat tidak larut, kecuali K2CO3, Na2CO3, (NH4)2CO3.
Semua oksida dan hidroksi tidak larut , kecuali KOH, NaOH, NH4OH, dan Ba(OH)2.
Semua garam phospat tidak larut, kecuali K3PO4, Na3PO3, (NH4)3PO.
4. Temperatur
Dalam farmakope disebutkan mengenai suhu dari air hangat 600 sampai 700 C dan air
panas mempunyai suhu 800 sampai 950 C kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh suhu, umumnya
kenaikan suhu menyebabkan bertambahnya kelarutan suatu zat.
Zat padat umumnya bertambah larut bila suhunya dinaikan, zat tersebut dikatakan
bersifat endoterm, karena pada proses kelarutannya membutuhkan panas.
1
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
5. Salting out
Salting out adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan
lebih besar dibandingkan zat utama, akan menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau
terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia.
Contoh :
a. Kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun bila kedalam air tersebut ditambahkan larutan
NaCl jenuh. Disini kelarutan NaCl dalam air lebih besar dibanding kelarutan minyak atsiri
dalam air, maka minyak atsiri akan memisah.
b. Reaksi antara papaverin HCl dengan solutio charcot menghasilkan endapan papaverin
base.
6. Salting In
Salting in adalah adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan kelarutan zat utama
dalam solvent menjadi lebih besar. Contohnya : riboflavin (vitamin B 2) tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam larutan yang mengandung nicotinamidum (terjadi penggaraman riboflavin +
basa NH4)
7. Pembentukan kompleks
Pembentukan kompleks adalah peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tak larut
dengan zat yang larut dengan membentuk garam kompleks.
Contohnya : iodium larut dalam larutan KI atau NaI jenuh.
KI + I2 KI3
HgI2 + 2KI K2HgI4
Kecepatan kelarutan dipengaruhi oleh :
- Ukuran partikel ; makin halus solute, makin kecil ukuran partikel ; makin luas permukaan
solute yang kontak dengan solvent, solute makin cepat.
- Suhu ; umumnya kenaikan suhu menambah kelarutan solute.
- Pengadukan.
2
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
3) Bahan Adjuvan
a. Pengawet : Nipagin, Nipasol, Asam benzoat, Asam sorbat, dll.
b. Pengaroma : semua jenis oleum.
c. Pemberi rasa : Asam sitrat.
d. Pemanis : Gula, Sakarin, Gliserol, Sorbitol.
e. Pewarna : Amaran, Sakarin, Karmin, Tartrasin, dll.
f. Penambah kelarutan : Gliserin, propilenglikol, (solvensi).
4) Antioksidan (zat yang digunakan untuk mencegah terjadi oksidasi : Na. Meta trisulfit, Na.
pirofosfat (sterilisasi + antioksidan)
5) Larutan Buffer (bila perlu) : untuk mencegah agar potensi zat berkhasiat tidak berkurang
dan zat berkhasiat tidak rusak oleh asam atau basa, dapat pula merubah zat yang kurang
aktif menjadi aktif, biasanya di dalam sediaan steril.
Beberapa bahan obat memerlukan cara khusus dalam melarutkannya. Diantaranya adalah:
a. Natrium bikarbonat, harus dilakukan dengan cara gerus tuang. (aanslibben)
b. Natrium bikarbonat + natrium salisilat. Natrium bikarbonat digerus tuang, kemudian ditambah
natrium salisilat. Untuk mencegah terjadinya perubahan warna pada larutan harus ditambahkan
natrium pyrophosphat sebanyak 0,25% dari berat larutan.
c. Sublimat (HgCl2), untuk obat tetes mata harus dilakukan dengan pemanasan atau dikocok-
kocok dalam air panas, kemudian disaring setelah dingin. NaCl dapat meningkatkan kelarutan
sublimat, tetapi menurunkan daya baktericidnya. Kadar sublimat dalam obat mata 1 : 4000
3
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
R/ Codein 2 g
b) Dengan alkohol 96% sampai larut , lalu segera encerkan dengan air.
c) Diganti dengan HCl codein sebanyak 1,17 x -nya. Codein adalah basa kuat yang akan
melepaskan NH3 apabila dalam larutan terdapat amonii chloridum.
m. Bahan-bahan obat yang berkhasiat keras harus dilarutkan tersendiri.
n. Bila terdapat bahan obat yang harus diencerkan dengan air hasil pengenceran yang diambil
paling sedikit adalah 2 CC
o. Pepsin, tidak larut dalam air tapi larut dalam HCl encer.
Pembuatan : pepsin disuspensikan dengan air 10 x-nya kemudian tambahkan HCl encer.
Larutkan pepsin hanya tahan sebentar dan tidak boleh disimpan.
p. Nipagin dan Nipasol, kelarutan 1 : 2000
Nipagin berfungsi sebagai pengawet untuk larutan air
Nipasol berfungi sebagai pengawet untuk larutan minyak
a) Dilarutkan dengan pemanasan sambil digoyang-goyangkan
b) Dilarutkan dulu dengan sedikit etanol baru dimasukan dalam sediaan yang diawetkan.
q. Fenol, diambil fenol liquefactum yaitu larutan 20 bagian air dalam 100 bagian fenol. Jumlah
yang diambil 1,2 x jumlah yang di minta.
100 ml Fenol 80 g air ad 100 ml
R/ Fenol 2 g
4
BUKU AJAR FARMASI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID STKMS 2017
2 x 1,2 = 2,4 g
dengan ukuran isi (gelas ukuran), kecuali kalau diminta dalam ukuran isi, mengigat BJ-
nya sama dengan air, untuk mempercepat atau memudahkan pekerjaan, dapat diambil dengan
gelas ukur.
jumlah tetesan (biasanya obat keras), maka dimasukan pertama sekali kedalam botol,
karena kalau terjadi kesalahan dapat diulangi lagi, tanpa membuang seluruh cairan yang sudah
dicampurkan.