Anda di halaman 1dari 9

NAMA : Desmon Jonathan Sumolang

NIM : 18101105041

Kelompok ANALISIS KATION

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut analisis kualitatif
dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah
unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya
tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur Analisis
kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam
sampel. Prosedur yang biasa digunakan untuk menguji suatu zat yang tidak diketahui,
pertama kali adalah membuat sampel (contoh) yang dianalisis dalam bentuk cairan (larutan).
Selanjutnya terhadap larutan yang dihasilkan dilakukan uji ion-ion yang mungkin ada.
Kesulitan yang lebih besar dijumpai pada saat mengidentifikasi berbagai konsentrasi dalam
suatu campuran untuk ion, biasanya dilakukan pemisahan ion terlebih dahulu melalui proses
pengendapan, selanjutnya dilakukan pelarutan kembali endapan tersebut. Kemudian diadakan
uji-uji spesifik untuk ion-ion yang akan diidentifikasi. Uji spesifik dilakukan dengan
menambahkan reagen (pereaksi) tertentu yang kan memberikan larutan atau endapan
berwarna yang merupakan karakteristik (khas) untuk ion-ion tertentu.
Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur
kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang
paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan.
Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi
golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis
1.2 Tujuan percobaan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
 Mahasiswa mampu menganalisa secara kualitatif unsur – unsur golongan I
(Ag+,Hg+,,dan Pb) dan golongan II (Bi3+,Cu2+,As)
1.3 Manfaat
Adapun dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui dan memahami analisa
kation serta karakteristik kation golongan I dan II

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Klasifikasi kation
Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari klarida,
sulfide, dan karbonat kation tersebut. Kation diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifat
– sifat kation tersebut terhadap beberapa reagensia (vogel,1990).

Golongan – golongan kation memiliki ciri – ciri khas, yaitu :

 Golongan I : membentuk endapan dengan asam klorida encer, ion –ion yang termasuk
dalam golongan ini adalah timbal, raksa, dan perak.
 Golongan II : membentuk endapan dengan hydrogen sulfide dalam suasana asam
mineral encer. Ion – ion yang termasuk dalam golongan ini adalah merkurium (II),
tembaga, cadmium, bismuth, stibium, timah
 Golongan III:membentuk endapan dengan ammonium sulfide dalam suasana netral.
Kation golongan ini antara lain nikel, besi, kromium, aluminium, seng, mangan, dan
kobalt
 Golongan IV : membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya
ammonium klorida dalam suasana netral atau sedikit asam
 Golongan V : disebut juga golongan sisa karena tidak beraksi dengan ragenesia
reagenesia golongan sebelumnya. Ion kation yang termasuk dalam golongan ini
antara lain megnasium, natrium, kalium, dan ammonium.(Vogel,1990)

Uraian Bahan
1. HCL
Asam klorida (FI. III hal.53)
Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama lain : Asam klorida
RM/BM : HCl / 36,46
Pemerian : Cairan ; tidak berwarna ; berasap, bau merangsang.
Jika diencerkan dengan 2 bagian air, asap hilang.
hilang.
Kelarutan : Larut dalam etanol, asam asetat, tidak larut dalam air.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Titik didih : 110°C, larutan 20,2 %, 48°C, larutan 38%.
2. AgNO3
Nama : Perak Nitrat
Rumus : AgNO3
BM : 169,87
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, terlebih dalam air mendidih; agak
sukar dalam larut etanol; mudah larut dalam etanol mendidih; sukar larut dalam eter.
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau putih bila dibiarkan terpapar cahaya dengan
adanya zat organik menjadi warna abu-abu atau hitam keabuabuan pH larutan lebih
kurang 5,5.
Titik didih : 444°C
3. Hg2CL2
4. NH3
Nama : Amonia
Rumus : NH3
BM : 17,03
Kelarutan : Larut dalam air
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna; bau khas, menusuk kuat. Bobot jenis lebih
kurang 0,90
Titik didih : -33,34°C (239.81 K)
5. NaOH
Nama : Natrium Hidroksida
Rumus : NaOH
BM : 40,00
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol
Pemerian : Putih atau praktis putih, massa melebur, berbentuk pellet, serpihan atau
batang atau bentuk lain. Keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan di
udara, akan cepat menyerap karbon dioksida dan lembab.
Titik didih : 1390°C (1663 K)
6. KI
Nama : Kalium Iodida
Rumus : KI
BM : 166,00
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air terlebih dalam air mendidih; mudah larut
dalam gliserin; larut dalam etanol.
Pemerian : Hablur heksahedral, transparan atau tidak berwarna atau agak buram dan
putih atau serbuk granul putih; agak higroskopik. Larutan menunjukkan reaksi netral atau
basa terhadap lakmus.
Titik didih : 1330°C
7. K2CrO4 1M

Nama : Kalium Kromat

Rumus : K2CrO4

BM :

Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, larutan jernih.

Pemerian : Massa Hablur, kuning.

Titik didih :

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

8. KCN

Nama : Kalium Sianida

Rumus : KCN

BM : 65,12

Kelarutan : Mudah larut dalam air, membentuk bulatan jernih tidak berwarna.

Pemerian : Hablur, warna putih, perlahan-;ahan terurai diudara.

Titik didih : 1625°C

9. Na2CO3

Nama Resmi : Natrii Carbonas

Nama lain : Natrium Karbonat

Rumus : Na2CO3

BM : 124.00
Kelarutan : Tidak larut dalam etanol, aseton, larut dalam gliserol, dimetil formamida.

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk putih.

Titik didih : 851°C

10. HNO3

Nama : Asam Nitrat

Rumus : HNO3

BM : 63,61

Kelarutan :

Pemerian : Cairan berasap, sangat korosif, bau khas, sangat merangsang.

Titik didih : 120°C

11. CuSO4

Nama : Tembaga (II) Sulfat

Rumus : CuSO4

BM : 249,68

Kelarutan : anhidrat tidak bercampur pada etanol

Pemerian :

Titik didih : 110°C

12. Na2S2O3

Nama : Natrium Tiosulfat

Rumus : Na2S2O3

BM : 248,17

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, tidak larut dalam etanol

Pemerian : Hablur besar tidak berwarna atau serbuk hablur kasar. Mengkilap dalam
udara lembab dan mekar dalam udara kering pada suhu lebih dari 33°. Larutannya netral
atau basa lemah terhadap lakmus

Titik didih : 100°C


13. MgSO4

Nama : Magnesium Sulfat

Rumus : MgSO4

BM : 138,36

Kelarutan : Mudah larut dalam air; mudah larut secara perlahan dalam gliserin;
sangat mudah larut dalam air mendidih; agak sukar larut dalam etanol

Pemerian : Hablur, biasanya berbentuk jarum; tidak berwarna; rasa dingin; asin dan
pahit. Dalam udara kering dan hangat merekah.

Titik didih : 1.124°C

1.4 Prosedur

3.1 Alat yang digunakanjnh


1) Tabung reaksi.
2) Pipet tetes.
3) Pipa bengkok.

BAB III

3.2 Prosedur Kerja


Golongan kation pertama
Analisis ion Ag+, Hg+, dan Pb2+
1) Larutan HCL dituangkan ke dalam larutan pada masing-masing tabung yang berisi
AgNO3, PbCl2 dan Hg2Cl2. Amati yang terjadi. Kemudian NH3 ditambahkan, catat yang
terjadi dan selanjutnya air panas ditambah kemudian diamati.
2) Sedikit larutan NaOH dituangkan ke dalam larutan AgNO3, PbCl2 dan Hg2Cl2 kemudian
endapannya diselidiki seperti pada percobaan nomor 1. Dan NaOH ditambahkan lagi,
kemudian diamati.
3) Sedikit larutan KI dituangkan ke dalam larutan AgNO3, PbCl2 dan Hg2Cl2 kemudian
endapannya diselidiki seperti pada percobaan nomor 1. Dan ditambahkan lagi KI,
kemudian diamati.
4) Sedikit larutan K2CrO4 dituangkan ke dalam larutan AgNO3, PbCl2 dan Hg2Cl2
kemudian endapannya diselidiki seperti pada percobaan nomor 1. Dan ditambahkan lagi
NH3, kemudian diamati.
5) Sedikit larutan KCN dituangkan ke dalam larutan AgNO3, PbCl2 dan Hg2Cl2 kemudian
endapannya diselidiki seperti pada percobaan nomor 1. Dan ditambahkan lagi KCN,
kemudian diamati.
6) Sedikit larutan Na2CO3 dituangkan ke dalam larutan AgNO3, PbCl2 dan Hg2Cl2
kemudian endapannya diselidiki seperti pada percobaan nomor 1. Kemudian di didihkan
dan diamati.
7) Sedikit larutan Na2HPO4 dituangkan ke dalam larutan AgNO3, PbCl2 dan Hg2Cl2
kemudian endapannya diselidiki seperti pada percobaan nomor 1. (reaksi spesifik)

Golongan kation II

a. Analisis ion Bi3+


1) Larutan NaOH dituangkan ke dalam larutan Bi(NO3)3, mula-mula dingin kemudian
dipanaskan.
2) Larutan Na2HPO4 dituangkan ke dalam larutan Bi(NO3)3. Endapannya diselidiki dengan
asam nitrat encer.
3) Gas H2S (gas atau larutan air jenuh) dialirkan ke dalam larutan Bi(NO3)3, sampai
terbentuk endapan.
4) Larutan KI dituangkan ke dalam larutan Bi(NO3)3. Kemudian KI ditambahkan secara
berlebihan.

b. Analisis ion Cu2+


1) Larutan NaOH dituangkan ke dalam larutan CuSO4, diamati dan kemudian dipanaskan.
2) Larutan KI dituangkan sedikit ke dalam larutan CuSO4, kemudian diamati selanjutnya
Na2S2O3 ditambahkan dan diamati.
3) Larutan ammonia ditambahkan setetes demi setetes ke dalam larutan CuSO4 sambil
diamati.
4) Larutan KSCN dituangkan ke dalam larutan CuSO4 kemudian diamati.
5) Sebuah paku bersih atau benda lain yang mengandung besi diambil kemudian dicelupkan
ke dalam larutan CuSO4 dan diamati apa yang terjadi.

c. Analisis ion arsenat (ASO43-)


1. Sedikit larutan AgNO3 dituangkan ke dalam larutan arsenat (Na3AsO4), kemudian
diselidiki apa yang terjadi, lalu asam klorida atau ammonia ditambahkan dan diamati.
2. Larutan CuSO4 di tuangkan ke dalam larutan arsenat, maka akan terjadi cupri arsenat
yang berwarna hijau, jika alkalinya banyak akan terjadi warna biru muda.
3. Magnesium sulfat dituangkan kedalam larutan arsenat yang mengandung NH4OH dan
NH4CL. Diselidiki apa yang terjadi.
4. Gas H2S dialiri kedalam larutan arsenat dalam suasana HCL 0,3 M dan pekat.

Anda mungkin juga menyukai