Anda di halaman 1dari 78

SOLUTIONES

LARUTAN
Larutan adalah :

• Sediaan cair yang mengandung


bahan kimia terlarut, kecuali
dinyatakan lain, sebagai pelarut
digunakan air suling, (FI Ed III)
• Sediaan cair yang mengandung 1
atau lebih zat kimia yang dapat
larut, biasanya dilarutkan dalam
air.
Contoh sediaan larutan :
• Eliksir : larutan yang mengandung
hidroalkohol yang diberi gula
• Mixtura : larutan yang terdiri
dari lebih dari 1 zat terlarut
• Injeksi : larutan tertentu yg
dibuat steril dan bebas pirogen,
untuk pemberian parenteral.
• Larutan terjadi apabila bahan
padat bersinggungan dengan
suatu cairan, maka zat padat tadi
terbagi secara molekular dalam
cairan tersebut.

• Pelarut = Solvent
Umumnya bahan pembawa.
Misalnya membuat sirup yang me-
ngandung Paracetamol.
Paracetamol sukar larut dalam air,
maka perlu ditambah pelarut lain,
misalnya : Etanol, Propilenglikol
sebagai solvent penolong untuk
meningkatkan kelarutan Paracetamol
tapi pembawa utamanya tetap air
Solvent yang biasa dipakai
adalah :

• Air · Minyak
• Etanol · Paraffin Liquid
• Gliserin · Chloroform
• Eter
• Zat terlarut = Solut
Bahan yang dilarutkan. Umunya
bahan aktif tapi dapat juga bahan
penolong

• Menurut mekanismenya, larutan


dibagi menjadi 2 :
– Larutan yang langsung/direct.
Misal : melarutkan KBr dalam
air, kemudian bahan pelarutnya
kita uapkan, akan kita dapatkan
kembali KBr
– Larutan tidak langsung/indirect.
Misal : melarutkan Zn dalam
H2SO4 encer. Kemudian diuapkan
bahan pelarutnya, yang diperoleh
bukan bahan asal, tapi hasil
peristiwa kimia, yaitu ZnSO4
Kelarutan solut dalam solvent
umumnya dipengaruhi oleh :
a. Sifat dari solut atau solvent.
Hubungan antara solut & solvent
berdasarkan prinsip “LIKE
DISSOLVE LIKE” dimana solut
polar larut dalam pelarut polar.
Sedangkan solut non polar larut
dalam pelarut non polar
b. Cosolvensi
Adanya kenaikan kelarutan karena
penambahan pelarut lain.
Misalnya : Luminal tidak larut air
tapi larut dalam campuran air dan
gliserin.

c. Kelarutan
Zat yang mudah larut memerlukan
sedikit pelarut, zat yang sukar
larut memerlukan banyak pelarut
d. Temperatur / suhu
Umumnya kenaikan suhu
menyebabkan bertambahnya
kelarutan (eksoterm).
Beberapa zat lain justru kenaikan
temperatur menyebabkan tidak larut
(endoterm).
Contoh : Kalsium Hidroksida, Kalsium
Sulfat, Kalsium Hipopospit, Kalsium
Gliserofosfat
Berdasarkan pengaruh suhu, maka
beberapa sediaan farmasi tidak
boleh dipanaskan, antara lain :
- Zat–zat yang atsiri : etanol, minyak
atsiri
- Zat–zat yang terurai : Na Bic
- Saturasi
e. Salting Out dan Salting In
Salting Out : Adanya zat terlarut
tertentu yang mempunyai
kelarutan lebih besar dibanding
zat utama, akan menyebabkan
penurunan kelarutan zat utama

Contoh : Kelarutan M. Atsiri dalam


air akan turun bila ditambahkan
larutan NaCl jenuh, maka M. Atsiri
akan memisah.
Salting In : Adanya zat terlarut
tertentu yang menyebabkan
kelarutan zat utama dalam
solvent menjadi lebih besar

Contoh : adanya Nikotinamid


menyebabkan Riboflavin menjadi
larut dalam air.
f. Pembentukan Komplex
Misalnya HgI2 larut dalam KI jenuh
karena terbentuk garam komplex
K2HgI4 (Kalium tetra iodo
hydrangyrat)
Kecepatan solut untuk melarut
dipengaruhi oleh :
a. Ukuran partikel
Makin halus solut, makin kecil
ukuran partikel, makin luas
permukaan solut yang kontak dg
solvent, solut makin cepat larut
b. Suhu
c. Pengadukan
Kelarutan suatu zat yang tidak diketahui
secara pasti dapat dinyatakan dengan
istilah :

Istilah Kelarutan Untuk melarutkan 1 bag zat


Sangat mudah larut Kurang dari 1
Mudah larut 1 sampai 10
Larut 10 sampai 30
Agak sukar larut 30 sampai 100
Sukar larut 100 sampai 1000
Sangat sukar larut 1000 sampai 10000
Praktis tidak larut Lebih dari 10000
Keuntungan sediaan bentuk
larutan :
1. Pemakaiannya mudah, dapat
menutupi rasa / bau yang kurang
enak dan dapat diberi warna yang
menarik.
2. Dosis dapat diberikan tepat.
3. Kurang menimbulkan iritasi karena
sudah mengalami pengenceran.
4. Dapat mengatasi masalah
higroskopis.
Kerugian sediaan bentuk
larutan :
1. Pengemasan dan pengangkutan
sulit.
2. Bahan yang tidak stabil lebih
cepat rusak.
Misal : Sirup antibiotik
Cara mengatasi ?
Kelarutan Zat anorganik yg
digunakan dalam farmasi :
a. Zat yang larut dalam air :
- Klorida (kecuali Hydragiri
Klorida, Argenti Clorida, Plumbi
Klorida)
- Nitrat (kecuali BismutSubnitrat)
- Sulfat (kecuali Barium Sulfat,
Plumbi Sulfat, Calsium Sulfat
sedikit larut)
b. Zat yang tidak larut dalam
air :
- Karbonat (kecuali Kalii Karbonat,
Na Karbonat, Ammonii Karbonat)
- Oksida & Hidroksida (kecuali K,
Na, NH4, Ba, Ca)
- Fosfat (kecuali K, Na, NH4)
Cara Penimbangan Zat Cair :
1. Setarakan botol + sumbat
dengan butiran gotri
2. Letakkan anak timbangan sesuai
dengan cairan yang akan
ditimbang di samping kotak tara
3. Isikan cairan pada botol sampai
berat yang ditentukan
Untuk menimbang cairan yang
bobotnya kurang dari 1 g,
1. Maka dibuat pengenceran
dengan cara :
- Timbang cairan sebanyak 1 g
- Encerkan dengan 19 g air atau
pelarut lain
Berapa campuran yg diambil ?
2. Menentukan secara tetesan,
yang telah diketahui dulu
berat 1 tetes cairan tersebut
Cara Penyaringan :
• Untuk larutan obat minum atau
kulit, penyaringan dengan
menggunakan kapas hidrofil
• Untuk obat cuci mata/tetes
mata, penyaringan dengan kertas
saring yang cocok.
Beberapa cara melarutkan
zat :
1. Zat – zat yang mudah larut
dilarutkan dalam botol.
2. Zat – zat yang agak sukar larut
dilarutkan dengan pemanasan.
3. Zat yg akan terbentuk hidrat,
maka air dimasukkan dulu dlm
erlenmeyer, agar tdk terbentuk
senyawa hidrat yg lebih lambat
larutnya. (Glucosa, NaBr, Borax)
4. Zat yg meleleh dlm air panas,
dlm melarutkan perlu digojog
untuk mempercepat larutnya zat
tsb (Nipagin, Codein base,
Acetanilid).
5. Zat yg mudah terurai pd
pemanasan tidak boleh
dilarutkan dg pemanasan,
larutkan secara dingin (Na Bic,
Luminal Na, Kloral Hidrat).
6. Zat – zat yg mudah menguap bila
dipanasi, dilarutkan dlm botol
tertutup dan dipanaskan
serendah-rendahnya sambil
digoyang (Camphora, Asam
Salisilat, Asam Benzoat)
7. Obat-obat keras harus
dilarutkan tersendiri.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam melarutkan zat-zat :
1. Natrium Bikarbonat
Dilarutkan dg cara gerus tuang
(adsliben).
2. Sublimat (HgCl2)
Untuk Obat mata harus dilakukan
dengan pemanasan (dikocok dlm
air panas), setelah dingin disaring
3. Kalium Permanganat (KMnO4)
Dilarutkan dengan pemanasan &
akan terbentuk batu kawi (MnO2),
setelah dingin dituang dlm botol.
4. Camphora (1 : 650)
Dilarutkan dg Spiritus Fortior
(96%) 2x bobotnya, dlm botol
kering dikocok-kocok, tambah air
panas sekaligus lalu dikocok-kocok
5. Seng Klorida (ZnCl2)
Harus dilarutkan dg air sekaligus,
lalu disaring. Jika dg air sedikit-
sedikit akan terbentuk Seng oksi
klorida yang sukar larut dlm air.
Jika ada As. Salisilat, Larutkan
ZnCl2 dg sebagian air + As.
Salisilat & sisa air, baru disaring.
6. Tanin
Mudah larut dalam air & Gliserin
Bila tanin mengandung hasil
oksidasi tanin yg tdk larut dlm
gliserin, sehingga harus disaring.
Jika ada air & gliserin, larutkan
Tanin dalam air, kocok-kocok
baru tambahkan gliserin.
7. Extrak-extrak kering & Perak
Proteina.
Ditaburkan di atas air panas
sama banyak & biarkan selama
15 menit, kemudian digilas
dengan penambahan air, akan
didapat larutan yang jernih.
8. Succus Liq
- dg sistim gerus tuang, digerus
dengan air sama banyak
(adsliben)
- dg merebus sampai larut
9. Calcii Lactas & Calcii Gluconas (1 :
20)
Setelah dilarutkan harus disaring
untuk mencegah kristalisasi
10. Iodium dengan garamnya
Untuk melarutkan Iodium dlm
air ditambahkan larutan pekat
Kalium atau Natrium Iodida
(Sol. Lugoli)
11. Alkaloid
- Basa lemah yg tidak larut air
- Alkaloid yg larut dlm air :
* Garam Alkaloid
* Alkaloid Base (Codein,
Ephedrin, Coffein)
- Codein, dapat dilakukan dg 3
cara :
1. Direbus dlm tabung reaksi
bersama air 20x nya, lalu
diencerkan
2. Dilarutkan dlm tabung
reaksi dengan alkohol 96%,
lalu encerkan dg air.
3. Menggantinya dg Codein HCl
sebnyak 1,17x nya.
Codein adalah base kuat yg
dpt melepas NH3 bila dlm
larutan terdapat Ammonii
Chlorida, Oleh karena itu
perlu diganti dg Codein HCl
12. Larutan Koloidal
a. Gelatin (Serbuk atau lembaran
tipis).
Kadar larutan 2%, dlm keadaan
panas merupakan larutan kental
yg sukar dituang.
dg menambah sedikit
as.citrat dan dididihkan selama
½ jam.
b. CMC atau Tylose (Serbuk
kasar)
Ditaburkan dlm air, biarkan
selama ½ jam lalu diaduk.
Biasanya kadar yg digunakan
1% atau 2% untuk mensuspensi
zat yang tidak larut.
c. PGA & PGS
PGS : Campuran serbuk sama
banyak Pulvis Gummi
Arabici, tragacanth
dan Sacch album.
Serbuk digerus dg air 1,5
x bobot PGA / PGS, kemudian
diencerkan dg air
d. Agar-agar (batangan atau
serbuk)
- Dilarutkan dg air hangat
- Yang berupa batangan
direndam dalam air dlm
beberapa waktu
13. Nipagin & Nipasol.
Nipagin 1 : 2000
Dilarutkan dlm air dg
pemanasan sambil dgoyang -
goyang.
Digunakan sbg pengawet
larutan terhadap jamur dan
bakteri dg kadar 0,1 – 0,2%
Nipagin u/ larutan air.
Nipasol u/ larutan minyak.
14. Phenol.
Digunakan Phenol liquefactum
sebanyak 1,2 x berat yang
diminta.
Phenol liquefactum : larutan 20
bag air dalam 100 bag fenol
Bila pengenceran dg air cukup
maka diperoleh larutan yang jernih
Bila kurang keruh
15.Zat yang menimbulkan panas
atau gas (Kalii Hydras & Natrii
Hydras).
- Dilarutkan dlm erlenmeyer
tanpa ditutup sambil digoyang-
goyang, karena banyak
mengeluarkan panas.
- Magnesii Citrat Larutan
As. Citrat + Magnesii Carbonas
Dilakukan dlm erlenmeyer
tanpa tutup menggunakan air
hangat.
Atau dilakukan dlm cawan, u/
memberi kesempatan gas CO2
menguap, lalu disaring dlm
keadaan larutan panas.
Larutan Magnesii Citras hrs
dibuat baru karena mudah
terjadi pengkristalan.
16.Ekstrak Air
- Ekstrak kental digerus dlm
mortir dg air sama banyak, lalu
diencerkan sedikit demi
sedikit dg air hangat
- Ekstrak kering ditaburkan dlm
air sama banyak, biarkan
beberapa menit, lalu encerkan
dg air.
SATURATIONES
&
NEUTRALISATIONES
• Neutralisationes (netralisasi),
adalah larutan yang dibuat
dengan mencampurkan asam
dan basa sampai reaksi selesai
dan larutan bersifat netral.
• Contoh : Sol. Magnesii Citratis
• Saturationes (Saturasi),
adalah larutan yang dibuat
dengan mencampurkan asam
dan basa tetapi gas yang
terjadi ditahan dlm wadah,
sehingga larutan jenuh dg gas.
• Contoh : Potio Effervescent.
Cara pembuatan :
1. Komponen basa dilarutkan dlm
air sebanyak 2/3 bagian (70%)
Misal : Na Bic digerus tuang lalu
dimasukkan botol.
2. Komponen asam dilarutkan dlm
air sebanyak 1/3 bagian (30%)
Misal : Asam Citrat
Untuk melihat bagian asam atau
basa yg diperlukan dpt dipakai
tabel Saturasi & Netralisasi
u/ 10 As. As. As. Asam
Bagian Asetat Sitrat Salisilat Tartrat
encer
Ammonia 58,8 4,1 8,1 4,41
K2CO3 144,7 10,1 20,0 10,9
Na2CO3 69,9 4,9 9,7 5,2
NaHCO3 119 8,3 16,4 8,9
u/ 10 Bagian Ammonia K2CO3 Na2CO3 NaHCO3

As. Asetat 1,7 0,7 1,43 0,84


As. Sitrat 24,0 9,9 20,4 12,0
As. Salisilat 12,3 5,0 10,4 6,1
As. Tartrat 22,7 9,2 19,1 11,2
• Pada netralisasi, seluruh bagian
asam dimasukkan ke bagian basa,
bila perlu reaksi dipercepat dg
pemanasan.
• Pada saturasi 2/3 bagian asam
dicampur dg basa, lalu gas
dibuang seluruhnya. Lalu sisa
asam dituang lewat tepi botol dan
segera ditutup dg sampagneknop,
sehingga gas yg terjadi ditahan.
Tujuan gas CO2 adalah untuk :
• Pengobatan
• Stabilitas obat
• Menyegarkan rasa minuman
Cara penambahan zat pada
saturasi :
1. Zat-zat netral dilarutkan dlm
larutan asam.
2. Tinctura, zat yg mudah
menguap, ekstrak dlm jumlah
sedikit, garam alkaloid
dilarutkan dlm larutan asam.
3. Senyawa yg bereaksi alkalis (Na
Benzoat, Na Salisilat),
dilarutkan dlm bagian basa.
4. Obat yg tidak larut dlm air,
tidak dpt dimasukkan ke dalam
saturasi, karena saturasi
mengandung gas dlm jumlah
besar & pengocokan dpt
menyebabkan pecahnya botol.
Larutan dg Pelarut Etanol
dan lainnya :
• Dalam PH V :
- Spiritus Fortior: mengandung
96% v/v etanol
- Spiritus : mengandung
90% v/v etanol
- Spiritus Dilutus: mengandung 70%
v/v etanol
- Alcohol Absolut: mengandung 98%
v/v etanol
• Dalam Farmakope Indonesia :
- Aethanolum Absolutum :
mengandung 99,4%-100%
v/v etanol
- Aethanolum : mengandung
94,7%– 95,2% v/v etanol
- Aethanolum Dilutum :
mengandung 69,1%– 71%
v/v etanol
• Dalam Perdagangan :
- Spiritus bakar : mengandung
70% alkohol dan
didenaturasi dg ragi kayu.
Diberi warna biru dan metil
alkohol.
Dilarang memucatkan warna spiritus
bakar karena mengandung metil
alkohol yang merupakan racun,
sehingga tidak boleh diminum
Pelarut lain :
1. Aether cum Spiritu : campuran
Aether & Spiritus sama banyak.
2. Solutio Petit : Campuran Aqua,
Glycerin & Spiritus Fortior
3. Ammoniae Anisi Spiritus
(Formularian Nasional 1978) :
Suatu larutan yg tiap 100 g
mengandung :
R/ Ol. Anisi 4
Etanol 90% 76
Ammonia Liq 20
Larutan ini dlm PH V disebut
Solutio Ammoniae Spirituosa
Anisata.
4. Camphorae Spiritus (FN 1978) :
Larutan yg tiap 100 ml
mengandung :
R/ Camphora 10
Aceton 0,45
Etanol 70% ad 100 ml
5. Iodii Tinctura (FN 1978)
Larutan yg tiap 100 ml mengandung:
R/ Iodii 2
Natrii Iodii 2,4
Etanol 50 ml
Aquadest ad 100 ml
Pelarut organik yg digunakan
untuk melarutkan zat :
• Cara melarutkan zat dg pelarut
organik adalah menggerus zat
dan pelarut dlm mortir, bila
perlu dipanaskan di atas tangas
air.
• Zat yg mudah menguap
dipanaskan dlm botol tertutup
• Ini dilakukan krn pelarut organik
lebih kental dari air, maka
kecepatan pelarutan zat dlm
pelarut2 ini umumnya kecil
1. Paraffin Liquidum
Ada 2 jenis :
- Kental, disebut Paraffin
Liquidum spissum
- Encer, disebut Paraffin
Liquidum tenue
Zat yg larut dlm Paraffin Liq :
Camphora, Menthol, Thymol,
Chlorbutanol, semua minyak
lemak kecuali Ol. Ricini

Camphora & Menthol dilarutkan


dlm minyak panas dlm botol
tertutup dan digoyang-goyang
2. Glycerinum
Zat yg larut baik dlm glyserin
adalah :
- Tannin
- Borax
- Acid Boric
- Phenol
- Kalii Iodida
3. Olea Pinguia (Minyak Lemak)
Zat yg larut dlm minyak lemak
adalah :
- Camphora
- Menthol
- Thymol
- Ephedrin
- Chlorbutanol
• Cara melarutkan Camphora dlm
minyak lemak :
Camphora digerus dg minyak
lemak, lalu ditambahkan sisa
minyak, masukkan dlm botol
tertutup dan dipanasi di atas
tangas air sampai seluruh
camphora larut.
Beberapa Pelarut untuk
Sediaan Oral
1. Air Suling
Syarat :
- Jernih
- Tidak berwarna
- Tidak berbau
- Netral
Air murni ini diperoleh dengan
cara penyulingan/destilasi,
pertukaran ion, osmosis terbalik,
atau cara lain yg sesuai

2. Alkohol (Etil alkohol, etanol)


Dengan air, alkohol membentuk
suatu campuran hidroalkoholik yg
melarutkan zat-zat yg dpt larut
dlm alkohol & dalam air.
Keistimewaan utama :
berguna dlm ekstraksi zat aktif
dari bahan-bahan kasar.

3. Alkohol Encer
Pelarut ini berguna dlm
berbagai proses dan penyiapan
sediaan farmasi.

Dibuat dg mencampur volume yg


sama dari alkohol dg air murni.
Selama proses pencampuran
kedua cairan ini, akan terjadi
kontraksi, sehingga volume akhir
bukan merupakan jumlah dari
masing-masing volume. Biasanya
volume akhir berkurang 3%
4. Gliserin
- Adalah cairan seperti sirup,
jernih dg rasa manis. Dapat
campur dg air dan alkohol.
- Gliserin bersifat sebagai
pengawet & sering digunakan
sebagai stabilisator, juga sbg
pelarut pembantu bersama dg
air atau alkohol.
5. Propilen Glikol
- Adalah cairan kental, dapat
bercampur dg air dan alkohol.
- Bisa menggantikan gliserin dlm
formula-formula farmasi
modern

Anda mungkin juga menyukai