Anda di halaman 1dari 33

Program Keahlian : Farmasi Klinis dan Komunitas

Mata Pelajaran : Pelayanan kefarmasian


Kelas/Semester : XI/2
 Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat
kimia yang terlarut.
 Mis : terdispersi secara molecular dalam pelarut yang sesuai
atau campuran pelarut yang saling bercampur.

 Karena molekul-molekul dalam larutan terdispersi secara merata,


maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan, umumnya
memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian
yang baik jika larutan diencerkan atau dicampur.

 Zat pelarut disebut solvent.


 Zat yang terlarut disebut solute.
 Larutan encer : larutan yang mengandung sejumlah
kecil zat A yang terlarut.

 Larutan jenuh : larutan yang mengandung jumlah


maksimum zat A yang dapat larut dalam air pada
tekanan dan temperatur tertentu.

 Larutan lewat jenuh : larutan yang mengandung jumlah


zat A yang terlarut melebihi batas kelarutannya di
dalam air pada temperatur tertentu.
 Kelarutan suatu zat memenuhi aturan
”like dissolves like” artinya solute yang
polar akan larut dalam solvent yang
polar, solute yang non polar akan larut
dalam solvent yang bersifat non polar.
 Garam-garam anorganik larut dalam air
 Alkaloid basa larut dalam kloroform
 Co-solvency adalah peristiwa
kenaikkan kelarutan suatu zat
karena adanya penambahan
pelarut lain atau modifikasi
pelarut.
 Luminal tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam campuran air-
gliserin.
Kelarutan zat anorganik yang digunakan dalam farmasi
umumnya adalah :
 Larut dalam air
 Semua garam klorida larut, kecuali : AgCl, PbCl2, Hg2Cl2
 Semua garam nitrat larut, kecuali nitrat base seperti
bismuth subnitras
 Semua garam sulfat larut, kecuali BaSO4, PbSO4, CaSO4.
 Tidak larut dalam air
◦ Semua garam karbonat tidak larut, kecuali K2CO3, Na2CO3,
(NH4)CO3
◦ Semua oksida dan hidroksida tidak larut, kecuali KOH,
NaOH, NH4OH, BaO, Ba(OH)2
◦ Semua garam posphat tidak larut, kecuali K3PO4, Na3PO3,
(NH4)PO4
 Zat padat pada umumnya bertambah larut bila
suhunya dinaikkan, zat tersebut bersifat
endoterm, karena pada proses kelarutannya
membutuhkan panas.
 Zat terlarut + pelarut + panas  larutan
 Beberapa zat lain justru tidak larut jika suhunya
dinaikkan (bersifat eksoterm), karena pada
kelarutannya menghasilkan panas.
 Zat terlarut + pelarut  larutan + panas

 Contoh :
K2SO4, KOH, CaHPO4, minyak atsiri, gas-gas yang
larut.
 Peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang
mempunyai kelarutan besar dibanding zat
utama, akan menyebabkan penurunan
kelarutan zat utama atau terbentuknya
endapan karena ada reaksi kimia.
 Contoh :
Kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun
bila ke dalam air tersebut ditambahkan
larutan NaCl jenuh. Disini kelarutan NaCl
dalam air lebih besar dibanding kelarutan
minyak atsiri dalam air, maka minyak atsiri
akan memisah.
 Peristiwa bertambahnya kelarutan dari
suatu senyawa organik dengan
penambahan suatu garam dalam
larutannya.

 Contoh :
riboflavin tidak larut dalam air, tetapi
larut dalam larutan yang mengandung
nicotinamidum karena terjadi
penggaraman riboflavin + basa NH4.
 Peristiwa terjadinya interaksi antara
senyawa tak larut dengan zat yang larut
dengan membentuk garam kompleks.

 Contoh :
Iodium larut dalam KI atau NaI jenuh.
KI + I2  KI3
HgI2 + 2 KI  K2HgI4
 Ukuran partikel : makin halus solute,
makin kecil ukuran partikel; makin luas
solute yang kontak dengan solvent,
solute makin cepat larut.

 Suhu : pada umumnya kenaikan suhu


akan menambah kelarutan solute.

 Pengadukan
• Merupakan campuran homogen
• Dosis dapat mudah diubah-
• Volume bentuk
ubah dalam pembuatan. larutan lebih besar.
• Dapat diberikan dalam larutan
encer kapsul
• Ada obat yang tidak
• Kerja awal obat lebih cepat stabil dalam larutan.
karena obat cepat diabsorpsi.
• Mudah diberi pemanis, bau- • Ada obat yang sukar
bauan dan warna. ditutupi rasa dan
• untuk pemakaian luar, bentuk
larutan mudah digunakan. baunya dalam larutan.
 Sediaan cair yang dibuat untuk pemberian
oral, mengandung satu atau lebih zat
dengan atau tanpa bahan pengaroma,
pemanis, atau pewarna yang larut dalam air
atau berbentuk emulsi atau suspensi.
 Sediaan yang mengandung bahan obat
dan bahan tambahan (pemanis,
pengawet, pewangi) sehingga memiliki
bau dan rasa yang sedap dan sebagai
pelarut digunakan campuran air-etanol.

 Etanol berfungsi untuk mempertinggi


kelarutan obat. Elixir dapat pula
ditambahkan glycerol, sorbitol, atau
propilenglikol.
◦ Sirup simplex, mengandung 65 % gula dalam larutan
nipagin 0,25 %b/v
◦ Sirup obat, mengandung satu atau lebih jenis obat
dengan atau tanpa zat tambahan, digunakan untuk
pengobatan.
◦ Sirup pewangi, tidak mengandung obat tetapi
mengandung zat pewangi atau penyedap lain.
Penambahan sirup ini bertujuan untuk menutup
rasa atau bau obat yang tidak enak.
 Obat minum yang dibuat dengan
mencampurkan bagian asam dan
bagian basa sampai reaksi selesai dan
larutan bersifat netral.

 Mis; solutio citratis magnesii.


 Obat minum yang dibuat dengan mereaksikan
asam dan basa tetapi gas yang terjadi ditahan
dalam wadah sehingga larutan jenuh dengan gas.
 Pembuatan:
◦ Komponen basa dilarutkan dalam 2/3 bagian air yang
tersedia. Mis NaHCO3 digerus tuang kemudian masuk botol.
◦ Komponen asam dilarutkan dalam 1/3 bagian air yang
tersedia.
◦ 2/3 bagian asam masuk basa, gas dibuang seluruhnya. Sisa
asam dituang hati-hati lewat tepi botol, segera tutup dengan
sampagne knop sehingga gas yang terjadi tertahan.
Saturatio yang CO2 nya lewat jenuh.

Pembuatan :
 Langkah 1 dan 2 sama dengan pada saturatio
 Langkah 3 : seluruh bagian asam dimasukkan ke dalam basa
dengan hati-hati, segera tutup dengan sampagne knop.Gas CO2
umumnya digunakan untuk pengobatan, menjaga stabilitas obat,
dan kadang-kadang dimasudkan untuk menyegarkan rasa
minuman.

 Hal yang harus diperhatikan untuk sediaan saturatio dan potio


effervescent adalah :
 Diberikan dalam botol yang kuat, berisi kira-kira 9/10 bagian dan
tertutup kedap dengan gabus atau karet yang rapat. Kemudian
diikat dengan sampagne knop.
 Tidak boleh mengandung bahan obat yang sukar larut, karena
tidak boleh dikocok. Pengocokan menyebabkan botol pecah
karena botol berisi gas dalam jumlah besar.
Penambahan Bahan-bahan
 Zat-zat yang dilarutkan dalam bagian asam
 Zat netral dalam jumlah kecil. (jumlah besar dilarutkan dalam
asam sebagian dilarutkan dalam basa, berdasarkan
perbandingan jumlah airnya).
 Zat-zat mudah menguap.
 Ekstrak dalam jumlah kecil dan alkaloid
 Sirup

Zat-zat yang dilarutkan dalam bagian basa


 Garam dari asam yang sukar larut. Mis Natrii benzoas, Natrii
salisilas.
 Bila saturasi mengandung asam tartrat maka garam-garam
kalium dan amonium harus ditambahkan ke dalm bagian
basanya, bila tidak akan terbentulk endapan kalium atau
amonium dari asam tartrat.
 Obat tetes : sediaan cair berupa larutan, emulsi
atau suspensi, apabila tidak dinyatakan lain
dimaksudkan untuk obat dalam.

 Digunakan dengan cara meneteskan


menggunakan penetes yang menghasilkan
tetesan yang setara dengan tetesan yang
dihasilkan penetes baku yang disebutkan
dalam Farmakope Indonesia.

 Pediatric drop : obat tetes yang diguanakan


untuk anak-anak atau bayi.
 Sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas
zarah asing, isotonis digunakan untuk
membersihkan mata, dapat ditambahkan zat
dapar dan zat pengawet.
 Catatan :
 Pada etiket harus tertera : Masa penggunaan
setelah tutup dibuka dan ”obat cuci mata”.
 Collyrium yang tidak mengandung zat
pengawet hanya boleh digunakan lama 2 jam
setelah botol dibuka tutupnya. Yang
mengandung pengawet dapat digunakan
paling lama 7 hari setelah botol dibuka
tutupnya.
 Obat tetes mata : larutan steril bebas
partikel asing merupakan sediaan yang
dibuat dan dikemas sedemikian rupa
hingga sesuai digunakan pada mata.

 Tetes mata juga tersedia dalam bentuk


suspensi, partikel halus dalam bentuk
termikronisasi agar tidak menimbulkan
iritasi atau goresan pada kornea.
◦ Nilai isotonisitas
 Idealnya sama dengan nilai isotonis larutan NaCl 0,9 %b/v.
Tetapi mata masih dapat tahan terhadap nilai isotonis
rendah yang setara dengan larutan NaCl 0,6 % b/v dan
tertinggi 2,0 % b/v NaCl.

◦ Pendaparan
 Pendaparan larutan obat tetes mata adalah untuk mencegah
kenaikan pH yang disebabkan oleh pelepasan lambat ion
hidroksil oleh wadah kaca. Hal tersebut dapat menggangu
kelarutan dan stabilitas obat. Selain itu penambahan dapar
juga dimaksudkan untuk menjaga stabilitas obat tertentu
misalnya garam-garam alkaloid.

 Air mata normal memiliki pH 7,4, secara ideal obat tetes


mata memiliki pH seperti air mata, tetapi karena beberapa
bahan obat tidak stabil pada pH tersebut maka sebaiknya
obat tetes mata supaya tidak terlalu merangsang mata.
◦ Pengawet
 Wadah larutan mata harus tertutup rapat dan
disegel untuk menjamin sterilitas pada pemakaian
pertama. Larutan harus mengandung zat atau
campuran zat yang sesuai untuk mencegah
pertumbuhan atau memusnahkan bakteri yang
mungkin masuk pada waktu wadah dibuka pada
saat digunakan.
 Pengawet yang dianjurkan :
 Nipagin dan nipasol
 Fenil merkuri nitrat, timerosol
 Benzalkonium klorid
 Klorbutanol, fenil etil alkohol
◦ Pengental
 Ditambahkan untuk meningkatkan kekentalan
sehingga obat lebih lama kontak dengan jaringan.
Larutan obat mata yang dikentalkan harus bebas
dari partikel yang dapat terlihat. Cth : metil
selulosa, hidroksi propil selulosa, polivinil alkohol.
 1). Obat dilarutkan ke dalam salah satu zat pembawa yang mengandung
salah satu zat pengawet, dijernihkan dengan cara penyaringan,
masukkan ke dalam wadah, tutup wadah dan sterilkan menggunakan
autoklaf pada suhu 115-116oC selama 30 menit.
 2). Obat dilarutkan dalam cairan pembawa beriar yang mengandung
salah satu zat pengawet dan sterilkan menggunakan bakteri filter,
masukkan kedalam wadah secara tehnik aseptis dan tutup rapat.
 3). Obat dilarutkan kedalam cairan pembawa berair yang
mengandung salah satu zat pengawet, dijernihkan dengan cara
penyaringan, masukkan ke dalam wadah, tutu rapat dan sterilkan
dengan penambahan bakterisid, dipanaskan pada suhu 98 – 100oC
selama 30 menit.
 Gargarisma atau obat kumur mulut adalah
sediaan berupa larutan umumnya dalam
keadaan pekat yang harus diencerkan dahulu
sebelum digunakan.
 Dimaksudkan untuk digunakan sebagai
pencegahan atau pengobatan infeksi
tenggorokan.
 Penandaan : Petunjuk pengencern sebelum
digunakan dan ”hanya untuk kumur, tidak ditelan”
 Oles bibir adalah sediaan cair agak kental
dan pemakaiannya secara disapukan dalam
mulut.

 Cth: Lar 10 % borax dalam gliserin


 Tetes hidung adalah obat yang digunakan
untuk hidung dengan cara meneteskan obat
ke dalam rongga hidung,

 Dapat mengandung zat pensuspensi,


pendapar dan pengawet.

 Minyak lemak atau minyak mineral tidak


boleh digunakan sebagai cairan pembawa.
 Sediaan yang dimaksudkan untuk disedot hidung
atau mulut atau disemprotkan dalam bentuk
kabut ke dalam saluran pernafasan.
 Tetesan butiran kabut harus seragam dan sangat
halus sehingga dapat mencapai bronkhioli.
 Inhalasi merupakan larutan dalam air atau gas.
 Penandaan : Pada etiket ditulis ”Kocok dahulu”
 Cairan yang dipakai untuk mendatangkan
rasa dingin pada tempat yang sakit dan
panas karena radang atau berdasarkan
sifat perbedaan tekanan osmose,
digunakan untuk mengeringkan luka
bernanah.

 Cth : Sol Rivanol, campuran Borwater-


revanol

Anda mungkin juga menyukai