JUMLAH MAKSIMUM
ZAT TERLARUT YANG
DAPAT LARUT DALAM
PELARUT
KELARUTAN
Istilah kelarutan Jumlah zat pelarut yang diperlukan
untuk melarutkan suatu zat (ml)
SML = sangat mudah larut <1
ML = mudah laru 1 - 10
LARUT 10 - 30
ASL= agak sukar larut 30 - 100
SL = sukar larut 100 - 1000
SSL = sangat sukar larut 1000 – 10.000
PTL = praktis tidak larut > 10.000
KELARUTAN
• Jika suatu zat mudah larut, artinya 1
gram zat dapat larut dalam < 1 ml air
• Jika suatu zat sangat sukar larut artinya
1 gram zat dapat larut dalam air 1000 –
10.000 ml air
• Kelarutan suatu zat 1: 70 artinya 1 gram
zat larut dalam 70 ml air
CONTOH
• Rx/ Paracetamol 1.5
temperatur
kelarutan Salting
in
kelarutan Pembentukan
kompleks
1. POLARITAS
• Kelarutan suatu zat memenuhi aturan ”like
dissolves like” artinya
– solute yang polar akan larut dalam solvent yang polar,
solute yang non polar akan larut dalam solvent yang
bersifat non polar.
– Contoh :
» Garam-garam anorganik larut dalam air
» Alkaloid basa larut dalam kloroform
2. COSOLVENCY
• Co-solvency adalah peristiwa kenaikkan
kelarutan suatu zat karena adanya
penambahan pelarut lain atau
modifikasi pelarut.
– Contoh : Luminal tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam campuran air-gliserin
3. KELARUTAN
- Garam klorida (kec. Ag, Pb, Hg)
Larut - Garam nitrat (kec. nitrat basa)
dalam air - Garam Sulfat (kec. Ba, Pb, Ca)
Kelarutan
- Garam Karbonat (kec. K, Na,
Tidak NH4
larut - Garam oksida dan hidroksida
(kec. K, Na, Ba dan NH4)
dalam air
- Garam phospat (kec K, Na, NH4)
4. TEMPERATUR
ENDOTERM
EKSOTERM
Contoh :
K2SO4, KOH, CaHPO4, minyak atsiri, gas-gas yang
larut
5. SALTING OUT
• Peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang
mempunyai kelarutan besar dibanding zat
utama, akan menyebabkan penurunan
kelarutan zat utama atau terbentuknya
endapan karena ada reaksi kimia.
– Contoh :
• Kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun
bila ke dalam air tersebut ditambahkan larutan
NaCl jenuh.
• kelarutan NaCl dalam air > kelarutan minyak
atsiri dalam air minyak atsiri akan memisah.
6. SALTING IN
• Peristiwa bertambahnya kelarutan dari
suatu senyawa organik dengan
penambahan suatu garam dalam
larutannya.
– Contoh :
• riboflavin tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam larutan yang mengandung
nicotinamidum karena terjadi
penggaraman riboflavin + basa NH4
7. PEMBENTUKAN KOMPLEK
• Peristiwa terjadinya interaksi antara
senyawa tak larut dengan zat yang
larut dengan membentuk garam
kompleks.
– Contoh :
• Iodium larut dalam KI atau NaI jenuh.
• KI + I2 KI3
• HgI2 + 2 KI K2HgI4
KECEPATAN KELARUTAN
MAKIN KECIL UKURAN MAKIN LUAS SOLUTE YANG
UKURAN PARTIKEL, KONTAK DENGAN SOLVEN
PARTIKEL MAKIN HALUS SOLUTE SOLUTE MAKIN CEPAT LARUT
LARUTAN
POTIO
EFFERVESCENT ORAL ELIXIR
NETRALIS
ASI SATURASI
Potiones (Obat Minum)
• pemberian oral,
• Zat aktif
• Zat tambahan
– bahan pengaroma,
– pemanis, atau
– pewarna yang larut dalam air atau
• Dapat berbentuk emulsi atau suspensi.
Elixir
• Zat aktif + bahan tambahan (pemanis,
pengawet, pewangi) bau dan rasa yang
sedap
• Pelarut digunakan campuran air-etanol.
– Etanol berfungsi untuk mempertinggi kelarutan
obat.
– Etanol yang digunakan etanol 70 % sebanyak 5-
44%
• Dapat ditambahkan glycerol, sorbitol, atau
propilenglikol.
Sirup
• mengandung 65 % gula dalam larutan nipagin
Sirup 0,25 %b/v
simplex
2/3 1/3
Asam + asam asam
2/3 air
LARUTAN
COLLYRIUM Topical GARGARISMA
INHALASI EPITHEMA
Collyrium
• Sediaan berupa larutan
steril, jernih, bebas zarah
asing, isotonis digunakan
untuk membersihkan mata,
dapat ditambahkan zat dapar
dan zat pengawet.
Collyrium
• Pada etiket harus tertera : Masa
penggunaan setelah tutup dibuka
dan ”obat cuci mata”.
DENGAN PENGAWET
BOLEH DIGUNAKAN PALING LAMA 7 HARI
SETELAH BOTOL DIBUKA
COLLYRIUM
TANPA PENGAWET
BOLEH DIGUNAKAN PALING LAMA 24 JAM
SETELAH BOTOL DIBUKA
Guttae ophthalmicae
• Larutan steril bebas partikel asing
merupakan sediaan yang dibuat
dan dikemas sedemikian rupa
hingga sesuai digunakan pada
mata.
• Dalam bentuk suspensi, partikel
dalam bentuk termikronisasi
Gargarisma (Gargle)
• sediaan berupa larutan umumnya
dalam keadaan pekat yang harus
diencerkan dahulu sebelum digunakan.
• digunakan sebagai pencegahan atau
pengobatan infeksi tenggorokan.
• Penandaan :
– Petunjuk pengencern sebelum digunakan
– ”hanya untuk kumur, tidak ditelan”
Litus Oris
• Oles bibir adalah sediaan cair
agak kental dan
pemakaiannya secara
disapukan pada mulut.
– Cth: Lar 10 % borax dalam
gliserin
Guttae Nasales
• obat yang digunakan untuk hidung dengan cara
meneteskan obat ke dalam rongga hidung,
• Dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar
dan pengawet.
• Minyak lemak atau minyak mineral tidak boleh
digunakan sebagai cairan pembawa.
Inhalationes
• Sediaan yang dimaksudkan untuk
disedot hidung atau mulut atau
disemprotkan dalam bentuk kabut ke
dalam saluran pernafasan.
• harus seragam dan sangat halus
sehingga dapat mencapai bronkhioli.
• Inhalasi merupakan larutan dalam air
atau gas.
• Penandaan :
– ”Kocok dahulu”
SELAMAT BELAJAR