Anda di halaman 1dari 44

SOLUTIO

TEORI RESEP KELAS XI


Yeyen Simbolon, S.Farm.,Apt.
Pengertian
Menurut : FI Ed IV hal 15-16
Larutan adalah sediaan cair yang
mengandung satu atau lebih zat
kimia terlarut.
Terdispersi secara molekuler
dalam pelarut yang sesuai atau
campuran pelarut yang saling
bercampur.
Pengertian
• Karena molekul-molekul dalam larutan
terdispersi secara merata,

• memberikan jaminan keseragaman dosis


dan memiliki ketelitian yang baik jika
larutan diencerkan atau dicampur.
TUGAS
KETENTUAN UMUM FARMAKOPE INDONESIA V
TENTANG :
1. SEDIAAN CAIR
2. BAHAN TAMBAHAN
3. WADAH
JENIS LARUTAN
LARUTAN • larutan yang mengandung sejumlah kecil zat
Aktif yang terlarut.
ENCER

LARUTAN • larutan yang mengandung jumlah


maksimum zat Aktif yang dapat larut dalam
JENUH air pada tekanan dan temperatur tertentu.

LARUTAN • larutan yang mengandung jumlah zat Aktif


yang terlarut melebihi batas kelarutannya di
LEWAT JENUH dalam air pada temperatur tertentu.
KELARUTAN

JUMLAH MAKSIMUM
ZAT TERLARUT YANG
DAPAT LARUT DALAM
PELARUT
KELARUTAN
Istilah kelarutan Jumlah zat pelarut yang diperlukan
untuk melarutkan suatu zat (ml)
SML = sangat mudah larut <1
ML = mudah laru 1 - 10
LARUT 10 - 30
ASL= agak sukar larut 30 - 100
SL = sukar larut 100 - 1000
SSL = sangat sukar larut 1000 – 10.000
PTL = praktis tidak larut > 10.000
KELARUTAN
• Jika suatu zat mudah larut, artinya 1
gram zat dapat larut dalam < 1 ml air
• Jika suatu zat sangat sukar larut artinya
1 gram zat dapat larut dalam air 1000 –
10.000 ml air
• Kelarutan suatu zat 1: 70 artinya 1 gram
zat larut dalam 70 ml air
CONTOH
• Rx/ Paracetamol 1.5

kelarutan paracetamol 1:70


Maka air yang diperlukan untuk
melarutkan Paracetamol dalam resep =
1.5 x 70 = 105 ml
CONTOH
• Rx/ codein HCl 0.1

kelarutan codein HCl mudah larut


(1:1-10)
Maka air yang diperlukan untuk
melarutkan Codein dalam resep
= 0.1 x 1 ml hingga 0,1 x 10 ml atau
0,1 hingga 1 ml
Faktor yang mempengaruhi kelarutan
polaritas
cosolvency
Salting
out

temperatur
kelarutan Salting
in

kelarutan Pembentukan
kompleks
1. POLARITAS
• Kelarutan suatu zat memenuhi aturan ”like
dissolves like” artinya
– solute yang polar akan larut dalam solvent yang polar,
solute yang non polar akan larut dalam solvent yang
bersifat non polar.
– Contoh :
» Garam-garam anorganik larut dalam air
» Alkaloid basa larut dalam kloroform
2. COSOLVENCY
• Co-solvency adalah peristiwa kenaikkan
kelarutan suatu zat karena adanya
penambahan pelarut lain atau
modifikasi pelarut.
– Contoh : Luminal tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam campuran air-gliserin
3. KELARUTAN
- Garam klorida (kec. Ag, Pb, Hg)
Larut - Garam nitrat (kec. nitrat basa)
dalam air - Garam Sulfat (kec. Ba, Pb, Ca)

Kelarutan
- Garam Karbonat (kec. K, Na,
Tidak NH4
larut - Garam oksida dan hidroksida
(kec. K, Na, Ba dan NH4)
dalam air
- Garam phospat (kec K, Na, NH4)
4. TEMPERATUR
ENDOTERM

zat terlarut + pelarut + panas  larutan

EKSOTERM

Zat terlarut + pelarut  larutan + panas

Contoh :
K2SO4, KOH, CaHPO4, minyak atsiri, gas-gas yang
larut
5. SALTING OUT
• Peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang
mempunyai kelarutan besar dibanding zat
utama, akan menyebabkan penurunan
kelarutan zat utama atau terbentuknya
endapan karena ada reaksi kimia.

– Contoh :
• Kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun
bila ke dalam air tersebut ditambahkan larutan
NaCl jenuh.
• kelarutan NaCl dalam air > kelarutan minyak
atsiri dalam air  minyak atsiri akan memisah.
6. SALTING IN
• Peristiwa bertambahnya kelarutan dari
suatu senyawa organik dengan
penambahan suatu garam dalam
larutannya.
– Contoh :
• riboflavin tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam larutan yang mengandung
nicotinamidum karena terjadi
penggaraman riboflavin + basa NH4
7. PEMBENTUKAN KOMPLEK
• Peristiwa terjadinya interaksi antara
senyawa tak larut dengan zat yang
larut dengan membentuk garam
kompleks.
– Contoh :
• Iodium larut dalam KI atau NaI jenuh.
• KI + I2  KI3
• HgI2 + 2 KI  K2HgI4
KECEPATAN KELARUTAN
MAKIN KECIL UKURAN MAKIN LUAS SOLUTE YANG
UKURAN PARTIKEL, KONTAK DENGAN SOLVEN
PARTIKEL MAKIN HALUS SOLUTE SOLUTE MAKIN CEPAT LARUT

SUHU SUHU NAIK KELARULTAN SOLUTE NAIK

PENGADUKAN SOLUTE MAKIN CEPAT


PENGADUKAN TINGGI LARUT
KEUNTUNGAN SEDIAAN LARUTAN
Merupakan campuran homogen

Dosis dapat mudah diubah-ubah dalam pembuatan

Dapat diberikan dalam larutan encer kapsul

Kerja awal obat lebih cepat karena obat cepat diabsorpsi

Mudah diberi pemanis, bau-bauan & warna

Untuk pemakaian luar, mudah digunakan


KERUGIAN SEDIAAN LARUTAN
Volume bentuk larutan lebih
besar
Ada obat yang tidak stabil dalam
larutan
Ada obat yang sukar ditutupi
rasa dan baunya dalam larutan

AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI


JENIS –JENIS LARUTAN ORAL
GUTTAE
ORIS
SIRUP
POTIO

LARUTAN
POTIO
EFFERVESCENT ORAL ELIXIR

NETRALIS
ASI SATURASI
Potiones (Obat Minum)
• pemberian oral,
• Zat aktif
• Zat tambahan
– bahan pengaroma,
– pemanis, atau
– pewarna yang larut dalam air atau
• Dapat berbentuk emulsi atau suspensi.
Elixir
• Zat aktif + bahan tambahan (pemanis,
pengawet, pewangi) bau dan rasa yang
sedap
• Pelarut digunakan campuran air-etanol.
– Etanol berfungsi untuk mempertinggi kelarutan
obat.
– Etanol yang digunakan etanol 70 % sebanyak 5-
44%
• Dapat ditambahkan glycerol, sorbitol, atau
propilenglikol.
Sirup
• mengandung 65 % gula dalam larutan nipagin
Sirup 0,25 %b/v
simplex

• mengandung satu atau lebih jenis obat


Sirup • dengan atau tanpa zat tambahan,
Obat • digunakan untuk pengobatan

Sirup • tidak mengandung obat


• mengandung zat pewangi atau penyedap lain.
Pewang • bertujuan untuk menutup rasa atau bau obat
i yang tidak enak
Netralisasi
• Campuran asam dan basa bersifat netral.
– Mis; solutio citratis magnesii.
Saturatio
• Campuran asam dan basa, gas yang
terbentuk ditahan dalam wadah 
larutan jenuh dengan gas.

2/3 1/3
Asam + asam asam
2/3 air

Buang Sisa (1/3


asam), masuk
Basa + seluruh gas ke botol, tutup
1/3 air dengan
champagne
knop
Potio Effervescent
Definisi :
Potio effervescent
dimana CO2 lewat Asam +
jenuh 2/3 air Seluruh
asam masuk
Gas CO2 umumnya ke basa.
digunakan untuk Tutup
pengobatan dengan
champagne
menjaga stabilitas Basa + knop
obat, 1/3 air
untuk menyegarkan
rasa minuman.
Hal yang harus diperhatikan pada Potio
Effervescent :

• Diberikan dalam botol yang kuat


• Berisi kira-kira 9/10 bagian dan
• Wadahtertutup kedap dengan gabus
atau karet yang rapat.
• Diikat dengan sampagne knop.
• Tidak boleh mengandung bahan obat
yang sukar larut
Hal yang harus diperhatikan pada Potio
Effervescent :
Penambahan Bahan-bahan
• Zat-zat yang dilarutkan dalam
bagian asam
– Zat-zat mudah menguap.
– Ekstrak dalam jumlah kecil dan
alkaloid
– Sirup
– Zat netral dalam jumlah kecil.
Hal yang harus diperhatikan pada Potio
Effervescent :
• Zat-zat yang dilarutkan dalam
bagian basa
– Garam dari asam yang sukar larut.
Mis Natrii benzoas, Natrii salisilas.
– Bila mengandung asam tartrat
maka garam-garam kalium dan
amonium harus ditambahkan ke
dalam bagian basanya
Guttae (drop)  Pediatric drop
• Obat tetes : sediaan cair berupa
larutan, emulsi atau suspensi, apabila
tidak dinyatakan lain dimaksudkan
untuk obat dalam.
Guttae (drop)
• Digunakan dengan cara meneteskan
menggunakan penetes yang
menghasilkan tetesan yang setara
dengan tetesan yang dihasilkan
penetes baku yang disebutkan dalam
Farmakope Indonesia.
• Pediatric drop : obat tetes yang
digunakan untuk anak-anak atau
bayi.
Larutan obat luar
GUTTAE OPTH

LITUS ORIS GUTTAE NASAL

LARUTAN
COLLYRIUM Topical GARGARISMA

INHALASI EPITHEMA
Collyrium
• Sediaan berupa larutan
steril, jernih, bebas zarah
asing, isotonis digunakan
untuk membersihkan mata,
dapat ditambahkan zat dapar
dan zat pengawet.
Collyrium
• Pada etiket harus tertera : Masa
penggunaan setelah tutup dibuka
dan ”obat cuci mata”.
DENGAN PENGAWET
BOLEH DIGUNAKAN PALING LAMA 7 HARI
SETELAH BOTOL DIBUKA
COLLYRIUM
TANPA PENGAWET
BOLEH DIGUNAKAN PALING LAMA 24 JAM
SETELAH BOTOL DIBUKA
Guttae ophthalmicae
• Larutan steril bebas partikel asing
merupakan sediaan yang dibuat
dan dikemas sedemikian rupa
hingga sesuai digunakan pada
mata.
• Dalam bentuk suspensi, partikel
dalam bentuk termikronisasi
Gargarisma (Gargle)
• sediaan berupa larutan umumnya
dalam keadaan pekat yang harus
diencerkan dahulu sebelum digunakan.
• digunakan sebagai pencegahan atau
pengobatan infeksi tenggorokan.
• Penandaan :
– Petunjuk pengencern sebelum digunakan
– ”hanya untuk kumur, tidak ditelan”
Litus Oris
• Oles bibir adalah sediaan cair
agak kental dan
pemakaiannya secara
disapukan pada mulut.
– Cth: Lar 10 % borax dalam
gliserin
Guttae Nasales
• obat yang digunakan untuk hidung dengan cara
meneteskan obat ke dalam rongga hidung,
• Dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar
dan pengawet.
• Minyak lemak atau minyak mineral tidak boleh
digunakan sebagai cairan pembawa.
Inhalationes
• Sediaan yang dimaksudkan untuk
disedot hidung atau mulut atau
disemprotkan dalam bentuk kabut ke
dalam saluran pernafasan.
• harus seragam dan sangat halus
sehingga dapat mencapai bronkhioli.
• Inhalasi merupakan larutan dalam air
atau gas.
• Penandaan :
– ”Kocok dahulu”
SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai