Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

MEMBUAT LARUTAN

Disusun oleh :

Nama : Lilia Rahma Hasrang


Stambuk : 09320220139
Kelas/Kelompok : C4/4(Empat)

Asisten

(Nur Fidella Amelinda, S.T)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan sehari-hari, industri maupun laboratorium tidak terlepas dari
kimia. Di dalam kimia dikenal suatu larutan, dimana larutan merupakan hal
yang sangat penting dan hal dasar yang harus diketahui, terutama bagi
seseorang yang bekerja di bidang industri maupun di dalam laboratorium.
Banyak reaksi kimia yang dikenal, terutama laboratorium atau di industri
yang terjadi di dalam larutan. Suatu larutan yang mengandung sebagian besar
zat solute maka dapat dikatakan bahwa larutan tersebut memiliki konsentrasi
yang tinggi atau pekat. Sedangkan larutan yang tidak terlalu banyak
mengandung zat solute maka memiliki konsentrasi yang rendah atau encer.
Konsentrasi larutan dinyatakan dalam molaritas, normalitas, persen massa,
persen volume, atau lain sebagainya. Pembuatan dan pengenceran merupakan
hal yang penting untuk dipelajari, sebab pembuatan dan pengenceran
termasuk dalam hal dasar yang harus dikuasai oleh seorang praktikan sebelum
melakukan sebuah praktikum. Namun, pada kenyataannya banyak orang yang
belum sempurna melakukan prosedur pembuatan maupun pengenceran
larutan. Maka dari itu, praktikum ini dilakukan agar mahasiswa dapat
mengetahui cara pembuatan dan pengenceran larutan yang baik dan benar.
larutan pada dasarnya adalah campuran homogen antara dua atau lebih zat-zat
yang terdispersi dengan baik. Dalam proses pembuatan larutan, juga dikenal
pengenceran. Pengenceran pada prinsipnya hanya menambahkan pelarut saja,
sehingga jumlah mol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah
mol zat terlarut sesudah pengenceran. Dengan kata lain jumlah mol zat terlarut
sebelum pengenceran sama dengan jumlah mol zat terlarut sesudah
pengenceran. Di dalam laboratorium maupun industri juga dikenal
pencampuran, dimana dua atau lebih senyawa yang memiliki konsentrasi
berbeda dicampurkan menjadi satu, baik itu berbentuk cair, padat, maupun
gas. Dalam kimia larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau
lebih zat yang bervariasi (Haris, 2014).
1.2 Tujuan Percobaan
Mempelajari cara membuat larutan dari bahan cair dan bahan padat
dengan konsentrasi tertentu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Larutan
Larutan diartikan sebagai campuran homogen antara zat atau lebih zat
yang terdispersi baik sebagai molekul atom maupun ion yang komposisinya
dapat berpariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer
adalah larutan yang mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap
jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekata adalah larutan yang mengandung
sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut sedangkan solvent pelarut
adalah medium dalam mana solute terlarut.
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O),
selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol, amoniak, kloroform,
benzene, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya
tidak disebutkan. Larutan gas dibuat dengan mencampurkan suatu gas dengan
gas lainnya karena semua gas bercampur dalam semua perbandingan maka
setiap campuran gas adalah homogen ia merupakan larutan.
Larutan cairan dibuat dengan melarutkan gas, cairan, atau padatan
dalam suatu cairan. Jika sebagian cairan adalah air, maka larutan disebut
larutan berair NaOH (Natrium Hidroksida). Natrium hidroksida atau NaOH
dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida adalah sejenis basa
logam kaustik. Natrium hidroksida terbentuk dari oksida basa natrium oksida
dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang
kuat ketika dilarutkan ke dalam air. NaOH digunakan di berbagai macam
bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi
bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium
hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet,
serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50% yang biasa disebut larutan
Sorensen. NaOH sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika
dilarutkan, karena pada proses pelarutannya dalam air bereaksi secara
eksotermis, yaitu pelepasan kalor dari sistem ke lingkungan karena titik didih
NaOH lebih besar dibandingkan titik didih air (Anonim, 2014).
Dalam ilmu kimia pengertian larutan ini sangat penting karena hampir
semua reaksi kimia terjadi dalam larutan. Larutan dapat didefinisikan sebagai
campuran serba sama dan berdiri sendiri. Disebut campuran karena terdapat
molekul, atom, ion dari dua zat atau lebih. Larutan juga daapat digunakan
sebagai bahan industri baik industri nuklir maupun lain sebagainya. Larutan
sebagai bahan industri dapat dilakukan dengan membuat umpan melalui
metode re-ekstraksi, dimana hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
kecepatan waktu terhadap efisiensi dan koefisien distribusi.
2.1.1 Macam-Macam Larutan
a.) Berdasarkan Tingkat Kelarutannya
Jenis larutan berdasarkan tingkat kelarutannya terbagi
menjadi 3 jenis yaitu larutan tak jenuh, larutan jenuh, dan larutan
lewat jenuh. Masing-masing tentu memiliki karakteristik yang
berbeda.
1) Larutan Tak Jenuh: merupakan larutan yang bisa melarutkan
sempurna jika ditambahkan zat pelarut tanpa melalui lebih sedikit
dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh di suhu
tertentu.
2) Larutan Jenuh: yaitu larutan yang pelarutnya tidak bisa
melarutkan zat terlarut kecuali harus dipanaskan. Pelarut memiliki
batas maksimal untuk bisa melarutkan di suhu tertentu. Contohnya
larutan garam jenuh, yakni air masih bisa melarutkan asal
dilakukan pemanasan.
3) Larutan Lewat Jenuh: merupakan larutan yang pelarutnya
sudah tidak mampu melarutkan meskipun sudah dilakukan
pemanasan. Jumlah zat terlarut lebih banyak jumlahnya dari yang
dimiliki larutan jenuh di suhu tertentu.
b.) Berdasarkan Konsentrasinya
Jenis larutan berdasarkan konsentrasinya dibedakan
menjadi 2 jenis yaitu larutan encer dan larutan pekat. Berikut
perbedaannya:
1) Larutan Encer: yaitu larutan yang memiliki pelarut lebih
banyak ketimbang zat terlarutnya. Contohnya face tonic, air
mawar, dan lain sebagainya.
2) Larutan Pekat: yaitu larutan dengan zat terlarut yang
jumlahnya relatif lebih banyak namun tidak sampai melebihi
pelarutnya. Contohnya kopi hitam kental.
c.) Berdasarkan Wujud Pelarut & Zat Pelarutnya
Di kategori ini larutan dibedakan menjadi padat, cair, dan
gas. Larutan ini bisa dipadukan dari jenis yang sama maupun
berbeda. Sebagai contoh zat terlarut gas dengan pelarut gas maka
akan menghasilkan larutan gas. Zat terlarut gas yang dipadukan
pada pelarut padat maka akan menghasilkan larutan padat.
d.) Berdasarkan Daya Hantar Listriknya
Jenis larutan yang satu ini dibedakan berdasarkan daya
hantar listriknya. Terbagi menjadi 2 yaitu sebagai berikut:
1) Larutan Elektrolit: ialah larutan yang bisa menghantarkan arus
listrik karena zat bisa terurai menjadi ion positif dan ion negatif.
Larutan ini dibagi menjadi larutan elektrolit kuat dan lemah.
Contoh larutan elektrolit kuat ialah HCI, KCI, dll. Sedangkan
larutan elektrolit lemah contohnya ialah asam cuka dan amonium
hidroksida.
2) Larutan Non-Elektrolit: ialah larutan yang tidak bisa
menghantarkan arus listrik karena zat tidak bisa terionisasi atau
menghasilkan ion. Contohnya larutan alkohol maupun larutan
gula.
e). Larutan Asam Lemah
Asam lemah adalah senyawa asam yang sulit melepaskan
ion H+ dalam air dan mengalami disosiasi sebagian dalam
larutannya. Asam lemah merupakan asam yang terion sebagian
atau sulit terurai. Asam lemah adalah larutan dengan pH di bawah
tujuh dan di atas tiga.
Contoh asam lemah:
1) asam sianida 6) asam bensoat
2) asam fluoride 7) asam karbonat
3) asam asetat 8) asam fasfat
4) hidrogen peroksida 9) asam sulfat
5) asam torat 10) asam aksalat
f). Larutan Basa Lemah
Basa lemah adalah senyawa basa yang sulit melepaskan
ion OH dalam air dan mengalami disosiasi sebagian dalam
larutannya.
Contoh basa lemah:
1) glukoasa 6) urea
2) nikel hidroksida 7) bismut
3) perak hidroksida 8) seng
4) timbal hidroksida 9) aluminium hidroksida
5) besi hidroksida 10) amonium hidroksida
g). Larutan Asam Kuat
Asam kuat adalah larutan dengan pH rendah yang
terionisasi secara sempurna dalam air. Asam kuat memiliki pH di
bawah tiga, hingga kadar keasamannya sangat tinggi. Dilansir dari
chemguide, asam kuat melepaskan ion hidrogen ketika dilarutkan
dalam air hingga terionisasi secara sempurna.
Contoh asam kuat:
1) asam lodida 6) asam sulfat
2) asam bronida 7) asam lodit
3) asam nitrat 8) asam brodit
4) asam klorat 9) asam klorida
5) asam peklurat 10) asam periodat
h). Larutan Basah Kuat
Basa kuat adalah larutan yang menghasilkan banyak ion
dan terurai secara sempurna saat dilarutkan dalam air. Karena
terionisasi sempurna, sehingga derajat ionisasinya (α=1).
Contoh basah kuat:
1) kalium hidroksiida 6) Litium hidroksida
2) magnesium hidroksida 7) natrium hidroksida
3) barium hidroksida 8) rubisium hidroksida
4) kalium hidroksida 9) stronsium hidroksida
5) calsium hidroksida 10) sesium hidroksida
2.2 Konsentrasi Larutan
Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap
satuan larutan atau pelarut yang digunakan dalam bentuk volume (berat), mol
zat terlarut dalam jumlah volume terlarut dalam pelarut. Konsentrasi larutan
dapat memberikan gambaran atau sebuah informasi tentang perbandingan
jumlah zat terlarut dan jumlah pelarutnya. Berdasarkan hal ini, muncul satuan
konsentrasi yaitu fraksi mol perbandingan dari jumlah mol dari suatu
komponen dengan jumlah total mol dalam larutan (Achmad, 2016).
Banyak cara menentukan konsentrasi larutan yang semuanya
menyatakan kuantitas zat terlarut dalam kuantitas pelarut atau larutan. Setiap
sistem konsentrasi harus menyatakan hal-hal satuan yang digunakan untuk zat
terlarut, kuantitas kedua dapat berupa pelarut atau larutan keseluruhan, satuan
yang digunakan untuk kuantitas kedua konsentrasi. Untuk membuat larutan
dengan konsentrasi tertentu harus diperhatikan:
1. Apabila dari padatan, pahami terlebih dahulu satuan yang diinginkan.
Berapa volume atau massa larutan yang akan dibuat.
2. Apabila larutan yang lebih pekat, satuan konsentrasi larutan yang
diketahui dengan satuan yang diinginkan harus disesuaikan. Jumlah zat
terlarut sebelum dan sesudah pengenceran adalah sama, dan memenuhi
persamaan
M1V1=M2V2
Keterangan: M1 : Konsentrasi larutan sebelum di encerkan
V1 : Volume larutan atau massa sebelum diencerkan
M2 : Konsentrasi larutan setelah di encerkan
V2 : Volume larutan atau massa setelah di encerkan
2.2.1 Satuan Konsentrasi Larutan
Konsentrasi larutan ada banyak, ada beberapa di bawah ini akan
dijelaskan lebih lanjut tentang konsentrasi larutan.
1) Molaritas (M)
Molaritas dalam konsentrasi larutan dikenal dengan istilah
konsentrasi molar atau molaritas dengan simbol yang dimiliki
yaitu M. Molaritas digunakan untuk mendapatkan konsentrasi
larutan secara kuantitatif. Dinyatakan sebagai jumlah mol suatu
solut dalam larutan dibagi dengan volume larutan yang ditentukan
dalam liter. Berikut rumus molaritas dalam konsentrasi larutan.
2) Molalitas (m)
Molalitas adalah suatu konsentrasi larutan yang
menyatakan banyaknya mol senyawa atau zat setiap kilogram
pelarut (solvent).
3) Normalitas
Normalitas dapat diartikan sebagai jumlah mol ekuivalen
dari suatu zat per liter larutan.
4) Fraksi mol
Fraksi mol digunakan untuk menyatakan mol suatu zat per
jumlah mol keseluruhan.
5) Konsentrasi dalam persen
Dalam ilmu kimia, untuk menyatakan konsentrasi larutan
sering digunakan istilah persen. Persen dalam konsentrasi larutan
dapat dinyatakan menjadi tiga bentuk, yaitu persen berat (%W/W),
persen volume (%V/V), dan persen berat volume (%W/V). Persen
berat sering digunakan karena persen ini tidak bergantung pada
temperatur suhu.
6) Parts per million (ppm) dan parts per billon (ppb)
Kedua satuan konsentrasi larutan itu biasa digunakan
ketika larutan menjadi encer. Konsentrasi parts per million
merupakan bagian per satu juta dan parts per billion merupakan
bagian dari per satu miliar. Kedua satuan ini banyak digunakan
untuk menganalisis unsur jumlah trace (kelumit) dengan SSA
(Spektrometri Serapan Atom). Satuan ppm menyatakan
banyaknya gram suatu zat dalam 106 gram larutan. Satuan ppb
menyatakan banyaknya gram suatu zat dalam 109 gram larutan.
2.2.2 Larutan Standar Primer dan Sekunder
Dalam ilmu kimia, setiap larutan mempunyai standar. Larutan
standar adalah suatu larutan yang konsentrasinya telah diketahui dengan
pasti. Jika, memakai larutan standar, maka akan dapat menentukan
konsentrasi dari suatu larutan lain. Larutan standar memiliki kegunaan
yang dapat dimanfaatkan ketika berada di laboratorium kimia. berikut
beberapa kegunaan dari larutan standar.
1) Berfungsi untuk menstandarisasi larutan volumetrik
2) Dapat dijadikan referensi untuk menentukan larutan yang tidak
diketahui konsentrasinya.
3) Untuk mengkalibrasikan instrumen.
4) Mempersiapkan larutan standar.
Larutan standar dibagi menjadi dua jenis, yaitu larutan standar primer
dan larutan standar sekunder.
a) Larutan Standar Primer
Larutan standar primer merupakan larutan yang
konsentrasinya diperoleh dari hasil mengukur. Standar primer
digunakan sebagai kalibrator primer. Syarat-syarat larutan standar
primer, yaitu bersifat stabil, bersifat anhidrat, tidak higroskopis,
memiliki kemurnian tinggi, memiliki tingkat molekul yang tinggi,
bila dibandingkan dengan molekul yang sejenis, murah, tidak
bersifat toksik, dan selalu tersedia dan siap digunakan.
b) Larutan Standar Sekunder
Larutan standar sekunder adalah larutan yang konsentrasinya
didapatkan dengan cara menentukan kadar suatu zat menggunakan
larutan standar primer. Larutan standar sekunder biasa digunakan
untuk tujuan kalibrasi dari bahan kontrol dalam laboratorium kecil
untuk menganalisis konsentrasi larutan yang tidak diketahui dari
suatu substansi. Syarat-syarat larutan standar sekunder, yaitu tingkat
kemurnian larutan lebih rendah bila dibandingkan larutan standar
primer, larutan memiliki waktu yang stabil, menentukan kadar suatu
zat menggunakan larutan standar primer, dan mempunyai kestabilan
lebih rendah bila dibandingkan dengan larutan standar primer.
2.2.3 Contoh larutan
a) Contoh larutan elektrolit
1) Larutan garam
2) Air laut
3) Jus jeruk dan lemon
4) Air aki
5) Cuka
6) Air
7) Cairan tubuh
Dalam kehidupan sehari-hari lainnya adalah cuka. Cuka
adalah larutan elektrolit lemah yang terbuat dari asam lemah yaitu
asam asetat. Asam asetat yang larut dalam air hanya terionisasi
sedikit menjadi ion etanoat (CH3COO-). Sehingga, hanya sedikit
ion yang dapat menghantarkan listrik pada cuka. Air yang
digunakan untuk minum, mandi, dan mencuci adalah salah satu
contoh larutan elektrolit. Air mengandung ion hidrogen (H+) dan
ion hidroksida (OH-) yang dapat menghantarkan listrik dengan
lemah. Cairan tubuh Manusia juga memiliki larutan elektrolit di
dalam tubuhnya. Darah, urin, cairan intraselular, dan cairan tubuh
lainnya adalah larutan elektrolit yang mengandung berbagai ion
seperti natrium, kalium, dan klorida, fosfat, dan magnesium.
b) Contoh larutan non elektrolit
Ada beberapa zat yang merupakan non-elektrolit saat
berada dalam bentuk murninya berubah menjadi elektrolit dalam
bentuk larutan. Sehingga, tidak semua zat non-elektrolit
membentuk larutan non-elektrolit (misalnya HCl). Contoh larutan
non-elektrolit adalah gula dalam air, larutan sukrosa, larutan urea,
dan etanol. Gula dalam air. Contoh larutan non-elektrolit yang
paling mudah ditemui dalam kehidupan sehari-hari adalah gula
dan air. Meskipun gula terlihat larut dalam air, sebenarnya tidak
terdisosiasi ke dalam air dan tidak membentuk ion-ion. Sehingga,
gula dalam air adalah larutan non elektrolit yang tidak dapat
menghantarkan listrik.
c) Etanol
Contoh larutan non elektrolit selanjutnya adalah etanol
atau alkohol. Etanol bukan merupakan larutan elektrolit karena
tidak menghasilkan ion saat dilarutkan dalam air.
d) Larutan sukrosa
Larutan sukrosa adalah contoh larutan non elektrolit
selanjutnya. Sukrosa adalah zat non-elektrolit berikatan kovalen
yang tidak terdisosiasi menjadi ion saat dilarutkan dalam air.
e) Larutan urea
Contoh larutan non-elektrolit yang terakhir adalah larutan
urea. Urea yang dilarutkan dalam air tidak membentuk ion-ion dan
tidak dapat menghantarkan listrik sehingga termasuk larutan non-
elektrolit.
2.2.4 Komponen Larutan
Suatu larutan terdiri atas dua komponen yang penting. Biasanya
salah satu komponen yang mengandung jumlah zat atau lebih (solvet).
Pelarut dipandang sebagai pembawa atau medium zat terlarut yang
dapat berperan serta dalam reaksi kimia. Kemudian komponen lainnya
yang mengandung jumlah zat yang lebih sedikit di sebut zat terlarut
(solute). Kedua komponen dalam larutan dapat sebagai pelarut atau
terlarut tergantung komposisinya larutan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu
1) Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute kurang dari
yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh.
2) Larutan jenuh yaitu larutan yang mengandung sejumlah solute yang
larut dan mengadakan kesetimbangan dengan solute padatnya.
2.3 Cara Membuat Larutan
Hal yang terpenting dalam membuat larutan adalah takaran jumlah zat
harus dihitung dengan teliti dan akurat. Jika zatnya berupa padatan, maka
prosedur penimbangan harus benar sehingga massa zat diperlukan sesuai
dengan pengukuran-pengukuran volume yang diperlukan. Bukan hanya
takaran jumlah yang harus sesuai, tetapi pemindahan zat ke dalam labu ukur
harus diperhatikan agar tidak ada zat yang terjatuh. Prosedur pembuatan
larutan dalam bentuk padat. Simak langkah-langkahnya :
1. Jumlah mol yang dibutuhkan harus dihitung terlebih dahulu agar larutan
sesuai dengan volume dan konsentrasinya.
2. Tentukan massa molar dari senyawa yang digunakan untuk menghitung
massa yang dibutuhkan.
3. Langkah selanjutnya adalah tempatkan kaca arloji pada timbangan. Lalu,
atur timbangan pada angka “0”. Timbanglah secara hati-hati agar
mendapatkan berat yang dibutuhkan dari massa zat.
4. Setelah menimbang zat, pindahkan zat ke dalam gelas kimia. Lalu,
tambahkan air untuk melarutkan zat. Supaya tidak ada zat yang tertinggal,
bersihkan kaca arloji dengan cara membilasnya dengan air bersih,
kemudian pindahkan air bilasan ke dalam gelas kimia. Lakukan
pembilasan minimal dua kali.
5. Aduk dengan menggunakan batang pengaduk sampai semua zat terlarut,
kemudian pindahkan larutan ke dalam labu ukur. Untuk membersihkan
sisa di gelas kimia dan batang pengaduk, sebaiknya menggunakan air dari
botol cuci.
6. Langkah selanjutnya adalah tambahkan air ke dalam labu ukur sampai
tanda batas, kemudian tambahkan tetesan terakhir air dengan pipet tetes
berfungsi untuk memastikan bagian dasar meniskus tepat pada garis batas.
7. Tutup labu ukur dan kocok labu ukur beberapa kali agar larutan tercampur
dengan rata.
8. Langkah terakhir yaitu memberikan label larutan dengan nama larutan,
dan tanggal pembuatan.
2.4 Elektrolit Senyawa Ion dan Kovalen
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa menurut Arrhenius, larutan
elektrolit dapat menghantarkan listrik karena mengandung ion-ion yang dapat
bergerak bebas. Apakah artinya hanya senyawa ion saja yang dapat
menghantarkan listrik? Tapi mengapa HCl dapat menghantarkan listrik
padahal HCl adalah senyawa kovalen? padahal HCl adalah senyawa kovalen?
Jika ditinjau dari ikatannya, senyawa termasuk elektrolit adalah senyawa-
senyawa yang terbentuk dengan ikatan ion dan ikovalen polar, sedangkan
senyawa yang terbentuk dengan ikatan kovalen non polar merupakan larutan
non-elektrolit.
2.4.1 Senyawa Ion
Salah satu contoh senyawa ion adalah NaCl yang terbentuk dari
ion Na+ dan ion Cl-. Dalam wujud padatnya, ion-ion NaCl tidak dapat
bergerak bebas, sehingga NaCl padat tidak dapat menghantarkan listrik.
Namun jika senyawa ion ini dilelehkan atau dilarutkan, ion-ionnya dapat
bergerak bebas sehingga dapat menghantarkan listrik.
2.4.2 Senyawa Kovalen
Bagaimana dengan senyawa kovalen yang terdiri dari molekul-
molekul? molekul bersifat netral dan tidak dapat menghantarkan listrik.
Namun untuk senyawa kovalen yang bersifat polar, jika dilarutkan
dalam air (pelarut polar) akan mengalami ionisasi sehingga dapat
menghantarkan listrik. Hal ini terjadi karena di antara molekul polar
tersebut terdapat gaya tarik menarik yang dapat memutuskan ikatan-
ikatan tertentu dalam molekul. Artinya untuk senyawa kovalen polar
hanya yang merupakan larutannya saja yang dapat menghantarkan
listrik. Sedangkan untuk senyawa kovalen non polar, baik padatan,
lelehan maupun larutannya tidak dapat menghantarkan listrik. Senyawa
kovalen merupakan senyawa yang unsur-unsurnya berikatan dengan
cara pemakaian elektron bersama.
2.5 Campuran
Pengertian campuran adalah gabungan dari beberapa zat dengan
perbandingan tidak tetap tanpa melalui suatu reaksi kimia. Dalam kehidupan
sehari-hari banyak terdapat contoh dari campuran. Sebagai contohya adalah
air sungai, udara, makanan, minuman, larutan garam, larutan gula, dll. Sifat
asli dari zat pembentuk campuran ada yang masih bisa dibedakan antara yang
satu dengan yang lainnya, namun ada juga yang tidak bisa dibedakan. Di
dalam udara yang ada di sekitar kita tercampur beberapa unsur yang berwujud
gas, antara lain nitrogen, oksigen, karbon dioksida dan gas-gas yang lainnya.
Di udara segar yang kita hirup terdapat adanya kandungan gas oksigen yang
jumlahnya lebih banyak jika dibanding dengan udara yang tercemar. Dalam
udara juga terdiri dari beberapa senyawa, misalnya asap dan debu.
2.4.1 Macam-Macam Campuran
a. Campuran Homogen
Campuran homogen adalah campuran antara dua zat atau
lebih yang partikel-partikel penyusunnya tidak bisa dibedakan lagi.
Campuran homogen sering juga dikenal dengan sebutan larutan.
Contoh campuran homogen misalnya campuran antara air dengan
gula disebut larutan gula, campuran antara air dengan garam disebut
larutan garam. Ukuran partikel dalam larutan mempunyai diameter
sekitar 0,000000001 m, dan tidak bisa dilihat dengan menggunakan
mikroskop. Apakah ada campuran antar logam, sehingga terbentuk
campuran homogen? Ada campuran antara logam dengan logam
lain, oleh karenanya terbentuk campuran homogen. Sebagai contoh
adalah stainless steel yang banyak dipakai untuk keperluan alat-alat
kesehatan dan juga rumah tangga. Stainless steel adalah campuran
antara logam besi, krom, dan nikel. Campuran homogen yaitu suatu
campuran yang terjadi antara dua zat atau lebih dengan partikel-
partikel penyusun yang sulit atau tidak dapat dibedakan lagi.
Campuran homogen disebut sebagai larutan. Ukuran partikel dalam
larutan memiliki diameter sangat kecil yaitu sekitar 0,000000001 m,
dan sulit atau tidak dapat dengan mikroskop. Campuran homogen
tidak dapat di bedakan partikel penyusunnya (Achmad, 2014).
Emas merupakan campuran homogen. Pencampuran logam
dilakukan dengan melelehkan logam-logam tersebut. Campuran
logam satu dengan logam lain disebut paduan logam. Emas murni
adalah logam yang lunak, dengan mudah untuk dibengkokkan.
Supaya emas berubah menjadi keras, maka emas murni perlu
dicampur dengan logam yang lainnya yaitu tembaga. Apa maksud
perhiasan yang dijual mempunyai kadar 22 karat, 20 karat atau 18
karat ? Emas murni mempunyai kadar 24 karat, sedangkan emas
yang telah dilakukan pencampuran dengan logam tembaga memiliki
kadar 22 karat, 20 karat, atau 18 karat. Terkadang tidak hanya
dicampur dengan tembaga saja namun juga masih dicampur lagi
dengan perak. Hal tersebut bertujuan supaya menambah menarik
atas penampilan emas tersebut. Ketiga campuran tersebut dikenal
dengan sebutan emas putih. Jenis campuran homogen, antara lain
campuran gas dalam gas, campuran gas dalam zat cair, campuran
gas dalam zat padat, campuran zat cair dalam zat cair, dan campuran
zat padat dalam zat cair. Pencampuran logam dilakukan dengan
melelehkan logam-logam tersebut.
b. Campuran Heterogen
Pengertian campuran heterogen adalah campuran antara 2
macam zat atau lebih yang partikel-partikel penyusunnya masih bisa
untuk dibedakan antara yang satu sama lainnya. Contoh campuran
heterogen adalah tanah, air sungai, makanan, minuman, air laut,
adonan kue, adonan beton cor, dsb. Untuk campuran heterogen,
dinding pembatas antar zat masih dapat untuk terlihat, contohnya
campuran antara air dengan minyak, campuran antara besi dengan
pasir, campuran antara serbuk besi dan air, dsb. Pada campuran
heterogen dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu :
1) Koloid Pada Koloid, partikel-partikelnya hanya bisa dilihat
dengan menggunakan mikroskop ultra. Ukuran partikel antara
0,5 M sampai dengan 1 mm. sebagai contohnya adalah susu,
asap, kabut, agar-agar.
2) Suspensi Pada Suspensi, partikel-partikelnya hanya bisa dilihat
dengan menggunakan bantuan mikroskop biasa. Ukuran
partikelnya yaitu antara lebih besar dari 0,3 m. Sebagai
contohnya adalah minyak dengan air, air keruh, dan juga air
kapur.
2.5 Zat
Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Zat
tersusun atas partikel-partikel yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang. Susunan dan sifat partikel setiap zat berbeda-beda.
Susunan dan sifat partikel sangat menentukan wujud zat. Zat cair mempunyai
sifat bentuk berubah-ubah dan volumenya tetap. Larutan adalah suatu
campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat dalam komposisi yang
bervariasi. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat)
terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain
dalam larutan disebut pelarut. Sebagai contoh, jika sejumlah gula dilarutkan
dalam air dan diaduk dengan baik, maka campuran tersebut pada dasarnya
akan sama di semua bagian (Styarini, L.W. 2012).
Sifat-sifat suatu larutan sangat dipengaruhi oleh susunan komposisinya.
Untuk menyatakan komposisi larutan tersebut maka digunakan istilah
konsentrasi larutan yang menunjukkan perbandingan jumlah zat terlarut
terhadap pelarut. Dalam kondisi tertentu suatu larutan dapat mengandung
lebih banyak zat terlarut dari pada dalam keadaan jenuh (Khikmah, N. 2015).
Pada kenyataan yang sesungguhnya jumlah kalor yang sama diberikan pada
beberapa jenis benda yang berbeda menunjukkan bahwa masing-masing
benda mengalami kenaikan suhu yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan
bahwa setiap jenis benda memiliki kemampuan menyerap kalor yang
berbeda-beda. Di samping itu pada umumnya yang mempunyai sifat
menyerap kalor yang baik, maka benda tersebut juga bersifat melepas kalor
yang baik (Saufiyah, R., dkk. 2015).
Konsentrasi larutan merupakan komposisi yang menunjukkan dengan
jelas perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut. Konsentrasi larutan
adalah jumlah zat yang terlarut dalam pelarut Kelarutan dapat kecil atau besar
sekali, dan jika jumlah zat terlarut melewati titik jenuh, zat itu akan keluar
(mengendap di bawah larutan). Dalam kondisi tertentu suatu larutan dapat
mengandung lebih banyak zat terlarut dari pada dalam keadaan jenuh (Adha,
S. D. 2015). Garam adalah suatu senyawa ion yang terdiri dari kation basa
dan anion sisa asam. Garam (NaCl) tidak dikonsumsi pada proses elektro
kimia, oleh karena itu untuk membuat konsentrasi elektrolit konstan perlu
ditambahkan larutan dalam hal ini adalah H2O atau aquades. Konsentrasi
yang semakin tinggi yaitu gabungan antara NaCl dan H2O akan menyebabkan
kadar hidrogen dan asam yang terbentuk semakin tinggi (Budiman, A. 2012).
Air adalah suatu zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan
yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Konsentrasi
karutan adalah jumlah zat yang terlarut dalam pelarut Kelarutan dapat kecil
atau besar sekali, dan jika jumlah zat terlarut melewati titik jenuh, zat itu akan
keluar (mengendap di bawah larutan). Air merupakan bahan pelarut yang
universal, sehingga air merupakan pelarut yang baik. Air mampu melarutkan
berbagai jenis senyawa kimia misalnya seperti garam-garam, gula, asam,
beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik (Utomo. S, 2015).
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
a. Alat

Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3


Batang Pengaduk Corong Pipet Tetes

Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6


Pipet Skala Neraca Analitik Spatula

Gambar 3.7 Gambar 3.8 Gambar 3.9


Labu Ukur Gelas Piala Botol Semprot
b. Bahan
a. Padatan NaOH (Natrium Hidroksida) atau NaCl (Natrium Klorida
atau Garam Dapur)
b. Larutan CH3COOH (Asam Asetat) atau HCL (Asam Klorida) pekat
c. Aquadest
3.2 Cara Kerja
1. Bahan padat
Alat dan bahan disiapkan oleh para praktikan, kemudian gelas piala 100
ml dalam keadaan kosong ditimbang, dan juga NaOH yang dimasukkan
dalam gelas kosong ditimbang dan dicatat hasilnya. NaOH dilarutkan
dengan aquadest dan dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml dengan
bantuan corong. Larutan dihimpitkan hingga tanda garis atau miniskus.
Larutan kemudian dihomogenkan dan diberi label sesuai dengan
konsentrasinya.
2. Bahan Cair
Alat dan bahan disiapkan oleh para praktikan, kemudian pipet larutan
HCl dengan volume tertentu kedalam labu ukur 100 ml yang telah berisi
aquadest kurang lebih setengah volume labu ukur tersebut. Aquadest
ditambahkan hingga garis miniskus kemudian didinginkan. Larutan
kemudia dihomogenkan dan diberi label sesuai konsentrasinya.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
a. Bobot NaOH : 4,025 gr
b. Volume NaSO44 : 12,5 ml
c. Volume larutan : 100ml→0,1 L
d. BM NaOH : 40 gr/mol
e. BJ H2SO4 : 1,18gr/mol
f. % H2SO4 : 31%
4.2 Reaksi
NaOH (s) + H2O (aq) → NaOH (c)

H2SO4 (aq) + H2O (aq) → H2SO4(c)


4.3 Pembuatan Larutan NaOH 1 M dalam 100 ml
M = gr . Bm . L
g = L . m . Bm
= 0,1 . lm . 40 gr
= 4 gram
4.4 Pembuatan Larutan H2SO4 31% dalam 100 ml
V1 . m1 = v2 . m2
4x = 0,5 . 100
V1 . m1 = V2 . m2
4.5 Pembahasan
Dari hasil percobaan, kami dapat mengetahui cara membuat larutan dari
bahan padat dan cair. Untuk bahan padat dilakukan dengan cara menimbang
bahan yang akan dijadikan larutan. Sedangkan untuk bahan yang akan
dijadikan larutan yang cair, dilakukan dengan cara memipet bahan yang akan
dijadikan larutan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Massa awal larutan NaOH dan CuSO4 sama dengan massa campuran
karena sesuai dengan sistem stoikiometri hukum kekekalan massa yang
berbunyi “massa zat sebelum dan sesudah reaksi itu sama” yang dibuktikan
dengan perbocabaan pengukuran berat yang masing-masing berat larutan jika
dijumlahkan sama dengan berat larutan campuran, begitu pula yang terjadi
pada larutan NaOH dan HCl.
5.2 Saran
Laboratorium
Perlu pembagian waktu yang sesuai dalam pelaksaan praktikum kimia,
sehingga setiap praktikum yang di laksanakan benar-benar bermanfaat bagi
mahasiswa menunjang pemahamannya terhadap materi pembelajaran.
Asisten
Jika asisten bisa membuat mahasiswa membangun percaya diri maka
kami sebagai mahasiswa, akan lebih maksimal untuk mempelajari kegiatan-
kegiatan praktikum di laboratorium yang di laksanakan.
AYAT YANG BERHUBUNGAN
Ayat yang berhubungan (QS. An-Nahl : 69) yang artinya :
“Kemudian makanlah dari tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan
tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebih itu keluar minuman
(madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda (kebesaran tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.
DAFTAR PUSTAKA
Adha. S. D. 2015. Pengaruh Konsentrasi Larutan HNO3 dan Waktu Kontak
Terhadap Desorpsi Kadmium (II) yang Terikat Pada Biomassa Azolla
Micropylla-Sitrat. Kimia Student Journal. Vol.1 (1) : 636-642.
Budiman , A. 2012. Studi Eksperimental Pengaruh Konsentrasi Larutan Terhadap
Laju Pelepasan Material Pada Proses Electrochemical Mechining. Jurnal
Teknik Pomits. Vol.1 (1) : 1-5.
Khikmah, N. 2015. Pengaruh Konsentrasi NaOH dan Laju Alir pada Penentuan
Kreatinin Dalam Urin Secara Sequential Injection Analysis. Kimia Student
Journal. Vol.1 (1) : 613-615.
Saufiyah, R., Ingriyani , L., & Putra, M. D. 2015. Pengaruh Konsentrasi NaHSO3
dan Suhu Pada Produksi Surfaktan Dari Sekam Padi Melalui Sulfonasi
Langsung. Konversi. Vol.4 (1) : 6-11.
Utomo, S. 2015. Pengaruh Konsentrasi Larutan NaNO2 Sebagai Inhibitor Terhadap
Laju Korosi Besi dalam Media Air Laut. Jurnal Teknologi. Vol.7 (2) : 93-103
Styarini, L. W. 2012. Perancangan Sistem Pengukuran Konsentrasi Larutan Gula
Putri, Pengaruh Konsentrasi Larutan...153 Menggunakan Metode Difraksi.
Jurnal Teknik Pomits. Vol.1 (1) : 1-5.

Anda mungkin juga menyukai