TUJUAN
PENGENCERAN
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan
cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Defenisi
lain dari pengenceran diartikan pencampuran homogen yang bersifat homogen
antara zat terlarut dan pelarut dalam larutan Satuan konsentrasi yang biasanya
diencerkan adalah molar, normal, dan persen. Jika suatu larutan senyawa kimia
yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan.
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom
ataupun ion dari dua zat atau lebih. Disebut campuran karena susunannya atau
komposisinya dapat berubah. Disebut homogen karena susunanya begitu seragam
sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan
mikroskop optis sekalipun. Fase larutan dapat berwujud gas, padat ataupun cair.
Rumus sederhana pengenceran menurut Lansida (2010), adalah sebagai berikut :
1. Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap liter larutan.
M1 x V1 = M2 x V2
Dimana :
M1 = Molaritas larutan sebelum pelarutan
V1 = Volume larutan sebelum pelarutan
M2 = Molaritas larutan sesudah pelarutan
V2 = Volume Molaritas larutan sesudah pelarutan
2. Normalitas adalah jumlah ekivalen zat terlarut dalam setiap liter larutan.
N1 x V1 = N2 x V2
Dimana :
N1 = Normalitas larutan sebelum pelarutan
V1 = Volume larutan sebelum pelarutan
N2 = Normalitas larutan sesudah pelarutan
V2 = Volume Molaritas larutan sesudah pelarutan
3. Persentase :
%1 X V1 = %2 x V2
Dimana :
%1 = Persentase larutan sebelum pelarutan
V1 = Volume larutan sebelum pelarutan
%2 = Persentase larutan sesudah pelarutan
V2 = Volume Molaritas larutan sesudah pelarutan
google/HCl
Asam klorida dengan konsentrasi yang pekat (asam klorida berasap) bisa
menimbulkan kabut asam. Keduanya memiliki sifat yang korosif terhadap jaringan
tubuh dan berpotensi menimbulkan kerusakan di beberapa organ tubuh seperti mata,
kulit, usus, serta organ pernafasan.
Asam sulfat, H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat
ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak
kegunaan dan merupakan salah satu produk utama industri kimia. Produksi dunia
asam sulfat pada tahun 2001 adalah 165 juta ton, dengan nilai perdagangan
seharga US$8 juta. Kegunaan utamanya termasuk pemrosesan bijih mineral,
sintesis kimia, pemrosesan air limbah dan pengilangan minyak.
Asam sulfat murni yang tidak diencerkan tidak dapat ditemukan secara
alami di bumi oleh karena sifatnya yang higroskopis. Walaupun demikian, asam
sulfat merupakan komponen utama hujan asam, yang terjadi
karena oksidasi sulfur dioksida di atmosfer dengan keberadaan air (oksidasi asam
sulfit). Sulfur dioksida adalah produk sampingan utama dari pembakaran bahan
bakar seperti batu bara dan minyak yang mengandung sulfur (belerang).
Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan, termasuk dalam
kebanyakan reaksi kimia dan proses pembuatan. Ia digunakan secara meluas
sebagai bahan kimia pengilangan. Kegunaan utama termasuk produksi baja,
memproses bijih mineral, sistesis kimia, pemrosesan air limbah dan penapisan
minyak.
Google.com/Asam Sulfat
Asam sulfat bersifat sebagai oksidator kuat. Reaksi asam sulfat pekat
dengan air sangat kuat dan menimbulkan panas yang sangat tinggi.
Kegunaan utama dari asam sulfat adalah :
Untuk Memproses biji mineral;
Untuk sintesis kimia;
Untuk proses air limbah;
Untuk pengilangan minyak
REAKSI EKSOTERN DAN ENDOTERM
Suatu reaksi kimia dapat menghasilkan energi atau menyerap energi. Energi ini
bisa dalam bentuk panas.
Reaksi Eksoterm
Reaksi Endoterm
Reaksi Endoterm adalah reaksi yang menyerap panas dari lingkungan ke sistem.
Panas dari lingkungan akan diserap oleh sistem kemudian diubah menjadi ikatan kimia.
Contoh dari reaksi Endoterm ialah antara N2 dan O2 yang menghasilkan senyawa oksida
nitrogen ( NO ). Panah berwarna merah menunjukkan energi panas yang diserap dari
lingkungan menuju ke sistem, dan PE merupakan perubahan energi potensial dari reaktan
menjadi produk.
Pada reaksi ini, jumlah energi potensial reaktan ditambah dengan panas yang
diserap sistem akan sama dengan energi potensial dari produk. Dengan kata lain, panas
yang diserap akan sama dengan PE.
Sifat
Persentase 1 V1 Persentase V2 Perubaha
NO ZAT Pengencera
(% 1) (ml) 2 (% 2) (ml) n
n
Dingin ->
1 HCl 37 1,5 0,55 100 Indotermis
Dingin
Dingin ->
2 H2SO4 97 2 1,94 100 Eksotermis
Panas
b. PERHITUNGAN
1. % 1 x V1 = % 2 x V2
37 x 1,5 = % 2 x 100
55,5 = 100% 2
55,5
= %2
100
0,55 = %2
2. % 1 x V1 = % 2 x V2
97 x 1,5 = % 2 x 100
194 = 100% 2
194
= %2
100
1,94 = %2
VI. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini, terjadi reaksi pencampuran antara HCl yang
konsentrasinya sebesar 37% diubah menjadi 0,55%. NaOH yang konsentrasinya
97% menjadi 1,94%. Reaksi pada HCl dimasukkan ke dalam labu ukur sebesar
1,5 ml dengan dicapurkan aquades ke dalam labu ukur hingga mencapai batas
labu ukur 100ml. Labu ukur tidak berubah menjadi panas / tetap dingin, ini
menunjukkanbahwa HCl mempunyai sifat endotermis.
Reaksi pada H2SO4 , masukkan aquades terlebih dahulu ke labu ukur
sebesar 10ml dan masukkan ke dalam labu ukur H2SO4 sebesar 2 ml dengan
dicapurkan aquades ke dalam labu ukur hingga mencapai batas labu ukur 100ml.
Labu ukur berubah menjadi panas , ini menunjukkanbahwa H2SO4 mempunyai
sifat eksotermis.
VII. KESIMPULAN
VIII. DAFTARPUSTAKA
http://misskalabur.blogspot.com/2013/12/laporan-pengenceran-dan-
pembuatan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_klorida
http://armanpeternakan14.blogspot.com/2014/12/laporan-praktikum-pembuatan-
larutan-dan.html
https://halosehat.com/farmasi/kimia/fungsi-asam-klorida
https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_sulfat
https://luhputumegaw.wordpress.com/2014/10/22/laporan-kimia-dasar-ii/
https://mystupidtheory.com/pengertian-reaksi-eksoterm-dan-reaksi/
https://rzyunus.wordpress.com/info-lain/reaksi-eksoterm-endoterm-materi-kimia-
kelas-xi/