Anda di halaman 1dari 8

5/28/2018 Jurnalentalpipelarutan -slidepdf.

com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-entalpi-pelarutan 1/8
5/28/2018 Jurnalentalpipelarutan -slidepdf.com

kuat. Dianionnya dikenal sebagai oksalat, dan merupakan pereduktor yang baik. Banyak ion
logam yang membentuk endapan tak larut dengan asam oksalat, misalnya adalah kalsium oksalat
(CaOOC-COOCa), penyusun utama jenis batu ginjal yang sering ditemukan. Asam oksalat
o
mempunyai titik didih berkisar antara 101-102 C dengan wujud padatan berwarna kristal putih.

Massa molar untuk asam oksalat anhidrat (C 2H2O4) adalah 90,03 gram/mol dan untuk asam
oksalat dihidrat (C2H2O4.2H2O) adalah 126,07 gram/mol. Besarnya konstanta disosiasi (K 1 =
-2 -5 3
6,24.10 dan K 2 = 6,1.10 ). Massa jenis pada keadaan anhidrat adalah 1,90 gram/cm  sedangkan
3 o
 pada keadaan dihidrat adalah 1,653 gram/cm . Kepadatan dalam air dengan suhu 15 C adalah 9,5
o o
gram/100 mL, 14,30 gram/100 mL pada suhu 25 C, dan 120 gram/100 mL pada suhu 100 C.
Asam oksalat mempunyai toksisitas menengah bila terhirup ataupun tertelan. Asam ini juga
 bersifat korosif dan dapat menyebabkan luka bakar jika terkena kulit. Penanganan jika terkena
mata, segeralah dibilas dengan air bersih selama kurang lebih 15 menit dan jika terhirup maka
diusahakan agar menghirup udara yang segar dan beri bantuan pernafassan jika membutuhkan.
Penyimpanan dari asam oksalat sebaiknya dikumpulkan bersama asam-asam yang lain, di
tempatkan di daerah yang sejuk, tertutup, dan kering. Asam ini diusahakan jauh dari logam-
logam (http://www.scienelab.com/msds/php?msdsld= 9924120, 2012).
1.3.1.2 Natrium Hidroksida
 Natium hidroksida (NaOH) yang biasa disebut dengan soda api atau soda kaustik
merupakan basa kuat. Natrium hidroksida akan membentuk larutan alkali yang kuat ketika

dilarutkan dalam air. Senyawa ini dalam bidang industri digunakan sebagai basa dalam proses
 produksi bubur kayu, kertas, tekstil, air minum, sabun, maupun deterjen. NaOH mempunyai
massa molar 39,99 gram/mol dan berwujud kristal putih padat. Kristal NaOH bersifat mudah
menyerap air atau uap air dalam keadaan terbuka (higroskopis). Massa jenis NaOH adalah 2,1
3
gram/cm   pada wujud padat. Titik leleh dan titik didih dari natrium hidroksida berturut-turut
o o
adalah 318 C dan 1390 C. NaOH sangat larut dalam air hingga 111 gram/100 mL air pada suhu
o
20 C. Tingkat kebasaan (pKb) dari senyawa ini adalah -2,43. Natrium hidroksida tersedia dalam
 bentuk pellet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50 %. Senyawa ini bersifat lembab cair dan
secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Senyawa ini sangat larut dalam air
dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan, dan senyawa ini juga larut dalam etanol dan
methanol. Senyawa ini dapat menyebabkan luka bakar pada mata yang memu ngkinkan
menimbulkan kebutaan atau menyebabkan kornea mata rusak. NaOH juga bisa menyebabkan
luka bakar pada kulit. Natrium hidroksida juga menyebabkan iritasi saluran pernapasan, susah
 bernafas, dan memungkinkan terjadinya koma. Bahaya jika terkena kulit secara terus menerus

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-entalpi-pelarutan 2/8
5/28/2018 Jurnalentalpipelarutan -slidepdf.com

dan jangka waktu lama dapat menyebabkan dermatitis. Pertolongan yang seharusnya diberikan
adalah segera membilas mata dan kulit dengan air bersih selama kurang lebih 15 menit.
Penyimpanannya seharusnya diletakkan pada tempat yang tertutup agar tidak terkontaminasi
dengan udara luar (http://www.scienelab.com/msds/ php?msdsld = 9924234, 2012).

1.3.1.3 Indikator PP
Indikator asam-basa (phenol ptalein) menunjukkan bahwa suatu larutan bersifat asam atau
 basa. Indikator PP mempunyai warna tertentu pada trayek pH/rentang pH tertentu yang
ditunjukkan dengan perubahan warna indikator. Indikator PP, merupakan indikator yang
menunjukkan pH basa, karena berada pada rentang pH antara 8,3 hingga 10,0 (dari tak berwarna
- merah pink). NaOH yang diberi fenoftalen, lalu warnanya berubah menjadi merah lembayung,
maka trayek pH-nya mungkin sekitar 9-10. Senyawa ini dapat menyebabkan iritasi pada mata
maupun kulit. Selain itu indikator PP tidak bersifat korsif pada kulit ataupun mata. Senyawa ini
dapat menyebabkan mutagenik pada bakteri. Indikator PP akan beracun jika masuk ke dalam
darah, sistem reproduksi, maupun liver. Pertolongan yang seharusnya dilakukan adalah segera
membilas mata atau kulit yang terkena larutan ini dengan air bersih kurang lebih 15 menit.
Penyimpanan seharusnya dilakukan pada tempat tertutup (http://wikipedia.org/indikator_pp.html, 
2011).
1.3.1.4 Garam Dapur
Garam dapur merupakan suatu mineral yang sering dikonsumsi manusia. Garam dapur

 berasal dari kristalisasi air laut yang kemudian dibersihkan dan diberi beberapa kandungan
mineral lain. Garam dapur sangat diperlukan bagi tubuh namun pengonsumsian secara berlebih
dapat menimbulkan penyakit tekanan darah tinggi. Garam dapur juga sering ditambahkan pada
makanan sebagai bumbu. Garam yang ditambahkan iodium digunakan sebagai pencegah penyakit
gondok. Garam dapur biasanya paling banyak mengandung garam natrium klorida atau NaCl.
 NaCl mempunyai massa molar 58,44 gram/mol. Kerapatan atau massa jenisnya adalah 2,16
3 o o
gram/cm .NaCl memiliki titik leleh 801 C dan titik didih 1465 C. Garam natrium klorida
o
memiliki kelarutan dalam air sebesar 35,9 gram/100 mL air pada suhu 25 C. Natrium klorida
(NaCl) yang dikenal sebagai garam adalah zat yang memiliki tingkat osmotik yang tinggi. Zat ini
 pada proses perlakuan penyimpanan benih recalsitran berkedudukan sebagai medium inhibitor
yang fungsinya menghambat proses metabolisme benih sehingga perkecambahan pada benih
recalsitran dapat terhambat. Garam dapur tidak berbahaya bila tertelan namun jika dalam jumlah
 banyak dapat menyebabkan penyakit tekanan darah tinggi dalam waktu yang lama. Pertolongan

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-entalpi-pelarutan 3/8
5/28/2018 Jurnalentalpipelarutan -slidepdf.com

yang harus dilakukan membilas mata dan kulit yang terkena garam dapur selama kurang lebih 15
menit (http://wikipedia.org/garam_dapur.html, 2012).
1.3.2  Dasar Teori 
Termodinamika kimia adalah ilmu yang mempelajari perubahan energi yang terjadi dalam

 proses atau reaksi. Studi ini mencakup dua aspek penting yaitu penentuan atau perhitungan kalor
reaksi dan studi tentang arah proses dan sifat-sifat sistem dalam kesetimbangan. Bagian alam
semesta yang dipilih untuk penelititan termodinamika disebut sistem, dan bagian alam semesta
yang berinteraksi dengan sistem tersebut disebut dengan keadaan sekeliling lingkungan dari
sistem. Perpindahan energi dapat berupa kalor (q) atau dalam beberapa bentuk lainnya secara
keseluruhan disebut kerja. Perpindahan energi berupa kalor atau kerja yang mempengaruhi
 jumlah keseluruhan energi dalam sistem, yang disebut energi dalam (U) (Petrucci, 1996:194).
Energi dalam (U) adalah keseluruhan energi potensial dan energi kinetik zat-zat yang
terdapat dalam sistem. Energi dalam merupakan fungsi keadaan, besarnya hanya tergantung pada
keadaan sistem. Setiap sistem mempunyai energi karena partikel-partikel materi (padat, cair atau
gas) selalu bergerak acak dan beragam disamping itu dapat terjadi perpindahan tingkat energi
elektron dalam atom atau molekul (Syukri, 1999:74).
Kalor (q) adalah bentuk energi yang dipindahkan melalui batas-batas sistem, sebagai
akibat adanya perbedaan suhu antara sistem dengan lingkungan.Sistem yang menyerap kalor, q
 bertanda positif dan q bertanda negatif bila sistem melepaskan kalor. Kalor (q) bukan merupakan

fungsi keadaan karena besarnya tergantung pada proses. Kapasitas kalor adalah banyaknya energi
o
kalor yang dibutuhkan untuk mengikatkan suhu zat 1 C. kapasitas kalor tentu saja tergantung
 pada jumlah zat. Kapasitas kalor spesifik dapat disederhanakan, kalor jenis adalah banyaknya
o
energi kalor yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu 1 gram zat sebesar 1 C. Kalor jenis
molar adalah banyaknya energi kalor yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu 1 mol zat
o
sebesar 1 C (Petrucci, 1996:196).
Pada tekanan tetap, kalor yang diberikan sama dengan perubahan dalam sifat
termodinamika yang lain dari sistem, yaitu entalpi (H), yang dinyatakan dengan H = U + pV
dimana p adalah tekanan sistem dan pV adalah sebagian dari definisi H untuk sembarang sistem
dan tidak terbatas untuk gas sempurna. Entalpi hanya bergantung pada keadaan sistem sekarang,
sehingga entalpi merupakan fungsi keadaan. Seperti halnya fungsi keadaan lainnya, perubahan
entalpi antara setiap pasangan keadaan awal dan keadaan akhir tidak bergantung pada jalannya
(Atkins, 1999:44).

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-entalpi-pelarutan 4/8
5/28/2018 Jurnalentalpipelarutan -slidepdf.com

  Secara umum entalpi ada beberapa macam salah satunya yaitu entalpi pelarutan yang
dapat diartikan sebagai perubahan entalpi pada peristiwa melarutnya 1 mol suatu zat dalam n mol
 pelarut (air) atau jika suatu zat yang dilarutkan (dalam air) yang disertai dengan pembebasan
kalor (eksoterm) atau penyerapan kalor (endoterm). Efek kalor yang terdapat pada peristiwa

tersebut disebut dengan Entalpi Pelarutan yang mana besarnya bergantung pada molalitas zat
yang terbentuk dalam larutan (Suwandi,1995).
Penentuan perubahan entalpi yang terjadi pada larutan maka konsentrasi larutannya perlu
ditetapkan terlebih dahulu. Panas pelarutan suatu zat adalah perubahan entalpi yang terjadi bila 1
mol zat itu dilarutkan ke dalam suatu pelarutan untuk mencapai konsentrasi tertentu. Panas
 pelarutan tersebut dinamakan panas pelarutan integral atau panas pelarutan total. Panas pelarutan
 bukan bergantung pada jenis zat yang dilarutkan, jenis pelarut, suhu, dan tekanan, tetapi
 bergantung pada konsentrasi larutan yang hendak dicapai. Suatu zat terlarut yang dilarutkan
dalam pelarut, kalor dapat diserap atau dilepaskan, kalor reaksi bergantung pada konsentrasi
larutan akhir (Alberty, 1992: 33-34).
Larutan ada yang jenuh, tidak jenuh, dan lewat jenuh. Larutan disebut jenuh pada
temperatur tertentu, bila larutan tidak dapat melarutkan lebih banyak zat terlarut. Bila jumlah zat
terlarut kurang, disebut dengan larutan tidak jenuh dan bila lebih disebut lewat jenuh. Zat yang
dapat membentuk larutan lewat jenuh adalah asam oksalat (Sukardjo, 1997:141-142).
Pada larutan jenuh terjadi kesetimbangan antara zat terlarut dalam larutan dan zat yang

tidak terlarut. Pada keadaan kesetimbangan ini kecepatan melarut sama dengan kecepatan
mengendap dan konsentrasi zat dalam larutan akan selalu tetap (Sukardjo, 1997 : 142).
Kesetimbangan terganggu jika ada perubahan temperatur yang mengakibatkan konsentrasi
larutannya akan berubah. Menutur Van’t Hoff pengaruh temperatur terhadap kelarutan
dinyatakan sebagai berikut :
2  
d ln S/dt = (∆H)/RT ............................................................................(1)
dengan mengintegralkan dari T1 ke T2 maka akan dihasilkan
-1 -1
ln S2/S1 = (∆H/R) (T1 -T2 )....................................................................(2)
Ln S = -(∆H)/RT + konstanta...................................................................(3)
Dimana :
S1,S2 = kelarutan masing –  masing zat pada temperature T 1 dan T2 (g/1000gram solven).
∆H = panas pelarutan (panas pelarutan/ g (gram)).
R = konstanta gas umum.

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-entalpi-pelarutan 5/8
5/28/2018 Jurnalentalpipelarutan -slidepdf.com

Secara umum panas pelarutan adalah positif (endodermis) sehingga menurut Van’t Hoff makin
tinggi temperatur maka akan semakin banyak zat yang larut sedangkan untuk zat –  zat yang panas
 pelarutannya negatif (eksotermis), maka semakin tinggi suhu maka akan semakin berkurang zat
yang dapat larut (Tim Penyusun, 2014 : 1).

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-entalpi-pelarutan 6/8
5/28/2018 Jurnalentalpipelarutan -slidepdf.com

BAB 2. METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1 Alat dan Bahan 

2.1.1 Alat
-  Termometer 50 C
o

-  Buret 50 mL
-  Erlenmeyer 250 mL
-  Gelas ukur 250 mL
-  Pipet volume 10 mL
-  Pengaduk gelas
-  Gelas beaker
2.1.2 Bahan
-  Asam oksalat
-  Larutn NaOH 0,5 N
-  Indikator pp
-  Es batu
-  Garam dapur

2.2 Prosedur Kerja
Kristal asam oksalat

- dilarutkan dalam 100 ml akuades (Bj diketahui) sedikit demi sedikit sampai larutan
menjadi jenuh pada temperatur kamar (25 °C)
-dimasukkan 100 mL larutan jenuh dalam tabung reaksi, dilengkapi dengan termometer
dan pengaduk dan dimasukkan ke dalam termostat secara bergantian pada temperatur
yang dikehendaki (5, 10, 15, 20, 25 °C)

- diaduk larutan tersebut supaya menjadi homogen


- dimasukkan 5 mL larutan ke dalam erlenmeyer yang telah ditimbang sebelumnya
- ditimbang erlenmeyer + larutan, sehingga didapat massa larutan
- dititrasi dengan larutan NaOH 0,5 M dengan menggunakan indikator pp
- dilakukan duplo

Hasil

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-entalpi-pelarutan 7/8
5/28/2018 Jurnalentalpipelarutan -slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-entalpi-pelarutan 8/8

Anda mungkin juga menyukai