Anda di halaman 1dari 8

- Kelarutan : 10 (aq, w / v) larutan harus jelas, tidak berwarna sampai sedikit

kuning.
- Panjang Rantai: C12~ 60; C14 20 sampai 35; C16 10, C10 dan C18 1
masing-masing
IdentiIikasi bahaya : Mudah terbakar. Dapat menyebabkan alergi pernapasan. Berbahaya jika
tertelan, terhirup atau diserap melalui kulit. Kondisi untuk Dihindari: Bahan yang tidak
kompatibel, sumber pengapian, generasi debu, panas berlebih. Stabilitas : Tidak kompatibel
dengan bahan lain agen oksidasi yang kuat, asam kuat, basa kuat, asam mineral. Berbahaya
Dekomposisi Produk: Karbon monoksida, oksida belerang, karbon dioksida, oksida natrium.
Apapun tidak dapat disimpan untuk pemulihan atau daur ulang, harus dikelola dan disetujui
pembuangan limbah dan Iasilitas yang sesuai. Pemrosesan, penggunaan atau kontaminasi produk
ini dapat mengubah opsi pengelolaan limbah peraturan. Tertelan : Dapat menyebabkan iritasi
pada saluran pencernaan. Dapat menyebabkan mual dan muntah. Inhalasi : Berbahaya jika
terhirup. Menyebabkan iritasi saluran pernaIasan. Dapat menyebabkan reaksi alergi pernapasan.
Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernaIasan dengan rasa sakit terbakar di hidung dan
tenggorokan, batuk, mengi, sesak napas dan edema paru. Jika dihirup, lepaskan ke udara segar.
ika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dalam kasus
kontak kulit, segera siram kulit dengan banyak sabun dan air. Cuci pakaian sebelum digunakan
kembali. Jika tertelan, berikan jumlah besar air untuk minum. Jangan pernah memberikan
sesuatu melalui mulut kepada orang yang tidak sadar.
Mata : Menyebabkan iritasi mata.
Kulit : Menyebabkan iritasi kulit. Berbahaya jika diserap melalui kulit. Lauril sulIat Natrium
dapat menghasilkan reaksi sensitivitas alergi. Dapat menghasilkan eIek pengeringan pada kulit.
Natrium lauril sulIat meningkatkan permeabilitas kulit.
Penyimpanan: Jauhkan dari sumber penyulutan. Simpan di tempat yang kering, tempat yang
dingin. Simpan di wadah tertutup rapat. Penanganan: Minimalkan debu. Jangan sampai terkena
mata, kulit, atau pakaian. Jauhkan dari panas, percikan dan nyala api. Jangan menelan atau
menghirup. Gunakan hanya dalam lemari asam kimia. (Anonim,2010)
2.2 Konsentrasi Krisis Misel
Zat pengaktiI permukaan (surIaktan) dalam larutan encer bersiIat sebagai zat terlarut normal.
Untuk larutan dengan konsentrasi tinggi/ larutan pekat, maka akan terjadi perubahan mendadak
pada beberapa siIat Iisik seperti: tekanan osmosis, turbiditas, daya hantar listrik dan tegangan
muka. SurIaktan dan zat aktiI permukaan merupakan spesies yang aktiI pada antarmuka antara
dua Iase, seperti antarmuka antara Iase hidroIil dan hidroIob. SurIaktan berakumulasi pada
antarmuka, dan mengubah tegangan permukaan (Atkins,1997:262).
Koloid terdiri dari koloid anionic, kationik dan non ionic. SurIaktan termasuk micelles anion
yang umumnya merupakan suatu garam.. Dan pada temperature tinggi, dapat menaikkan cmc
dan tidak terjadi lagi micelles. Tetapi dengan adanya elektrolit dapat merendahkan cmc. Banyak
koloid anionic yang mrupakan emulgator, detergent dan stabilizer dispersi koloid yang baik
(Sukardjo, 1989:218).
SurIaktan (sabun) merupakan salah satu contoh koloid asosiasi. Sabun merupakan molekul
organic yang terdiri dari dua kelompok gugus.Gugus pertama, dinamakan lioIolik (hidroIob
bila medium pendespersinya adalah air) yang berarti benci air dan gugus kedua,dinamakan
lioIilik (hidroIilik bila medium pendespirsinya air) yang mempunyai arti suka air.Pada sabun,
gugus hidroIilik memiliki aIinitas yang sangat kuat terhadap medium air, sedangkan gugus
hidroIob bergabung dengan gugus hidroIob dari molekul sabun lain membentuk agregat yang
dinamakan misel. Misel-misel ini dapat terdiri dari 100 molekul. Gugus-gugus hidroIob akan
berkumpul dibagian dalam misel, sedangkan gugus hidroIilik akan berada diluar (Bird,
1993:297).
Misel adalah kumpulan molekul berukuran koloid, walaupun tidak ada tetesan lemak. Hal ini,
disebabkan oleh adanya ekor hidroIobnya cenderung berkumpul, dan kepala hidroIilnya
memberikan perlindungan. Dan misel merupakan penggabungan (agregasi dari ion ion
surIaktan), dimana rantai hidrokarbon yang lipoIil akan menuju ke bagian dalam misel,
meninggalkan gugus hidroIil yang berkontak dengan medium air. Misel hanya terbentuk diatas
konsentrasi misel kritis (CMC) dan di atas temperature KraIt (Atkins, 1997:259).
Fenomena terbentuknya misel dapat diterangkan, yaitu dibawah konsentrasi kritis misel,
konsentrasi surIaktan (sabun) yang mengalami adsorpsi pada antar muka bertambah jika
konsentrasi surIaktan total dinaikkan. Akhirnya tercapailah suatu titik dimana baik antar muka
maupun dalam cairan menjadi jenuh dengan monomer keadaan inilah yang disebut KKN jika
sulIaktan terus bertambah lagi hingga berlebihan, maka mereka akan beragregasi terus
membentuk misel.Pada peristiwa ini tenaga bebas system berkurang (Tim kimia Iisik, 2010:11).
Pembentukan misel dapat terjadi pada konsentrasi diatas kkm untuk mengetahui harga kkm yang
paling tepat diperlukan tabel entalpi, karena entalpi sangat erat kaitannya dengan kkm. Jika
konstanta kesetimbangan k, dan perubahan energy standart AG
0
, maka untuk miselisasi 1 mol
zat pemantap sesuai dengan persamaan berikut:
Pada kkm x 0 dan AG
0
RT ln (kkm)
Sehingga:
Dengan mengintegralkan persamaan diatas diperoleh persamaan:
Membuat graIik ln (kkm) lawan 1/T dapat diperoleh harga AH
o
/Rsebagai slopenya (Tim kimia
Iisik, 2010:12).
Termodinamika terbentuknya misel menunjukan bahwa entalpi pembentukan dalam system air
mungkin positiI ( jadi, pembentukan tersebut endotermik ) dengan AH 1-2 kJ per mol satuan
surIaktan. Pembentukan misel di atas, CMC menunjukkan bahwa perubahan entropi yang
menyertai pembentukannya pasti positiI, dan pengukuran menghasilkan nilai sekitar 140 Jk
-
1
mol
-1
pada temperature kamar. Perubahan entropi yang positiI walaupun molekul itu
berkumpul, menunjukkan adanya kontribusi pelarut pada entropi molekul akan lebih bebas
bergerak setelah molekul pelarut terkumpul menjadi kumpulan kecil. Hal ini masuk akal, karena
tiap molekul terlarut individual terkurung dalam pelarut yang teratur, tetapi setelah sel misel
terbentuk, molekul pelarut hanya perlu membentuk satu kurungan yang lebih besar. Kenaikan
energi ketika gugus hidroIob berkumpul dan mengurangi tuntutan strukturnya pada pelarut,
merupakan asal-usul antaraksi hidroIob yang akan menstabilkan pengelompokan gugus hidroIob
dalam makromolekul biologis. Antaraksi hidroIob merupakan contoh dari proses keteraturan,
yang distabilkan oleh kecenderungan menuju ketakteraturan pelarut yang lebih besar (Atkins,
1997 : 259).
BAB. 3 METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat :
- Labu ukur 100ml
- Labu ukur 1 L
- Gelas beker
- Gelas arloji
- Pipet Ukur 1 ml
- Konduktometer
- Tensiometer
3.1.2 Bahan :
- Gelatin
- Aquades
3.2 Skema Kerja
Gelatin

- Dilarutkan sebanyak
2,283 gram dalam 1 liter
aquades
- Dari larutan tersebut, diambil sebanyak 2,0; 4,0; 6,0; 8,0 dan 10,0 ml
- Diencerkan dalam labu ukur 100 ml dengan aquades sampai tanda batas
- Diukur daya hantar dan tegangan mukanya pada temperatur 30C, 34C, 36C, 38C, 40
o
c
untuk masing-masing larutan.
Hasil

BAB.4 HASIL DAN PENGAMATAN
4.1 Hasil Pengamatan
T
K 30C 32C 34C 36C 38C 40C
0,002 M
0,004 M
0,006 M
0,008 M
0,01 M
24
45,3
68,6
92,7
117
25
46,1
69,7
93,4
117,5
25,2
47,1
69,8
93,5
117,6
25,4
47,2
70,1
93,7
117,8
25,5
47,5
70,2
93,8
117,3
25,7
47,8
70,4
94
117,6
4.2 Pembahasan
SurIaktan adalah senyawa pengaktiI permukaan yang dapat diproduksi dari reaksi kimia atau
biokimia. Ciri utama surIaktan asalah memiliki molekul ampiIilik (konIigurasi kepala-ekor),
yang berarti memiliki gugus plar dan non polar yang molekulnya sama. SDS (Sodium Dodesil
Sulphat) merupakan surIaktan anionic yang secara luas diproduksi untuk pembersih.
Menurut siIat ionik dari molekul dalam larutan, surIaktan digolongkan:
1) surIaktan anionik, terionisasi memberi muatan negatiI anion hidroIobik dan sedikit muatan
positiI.
2) SurIaktan kationik, terionisasi membentuk banyak muatan positiI kationik hidroIobik dan
sedikit muatan negatiI anionik hidroIobik.
3) SurIaktan amIoterik, surIaktan ini dapat bersiIat anionik kationik atau netral tergantung pada
pH larutan.
4) SurIaktan non ionik, tidak terionisasi dalam larutan. SurIaktan ini biasanya tidak toksik,
netral, stabil terhadap elektrolit dan stabil dengan zat ionik.
Konduktometer adalah alat yang digunakan untuk menentukan daya hantar suatu larutan dan
mengukur derajat ionisasi suatu larutan elektrolit dalam air dengan cara menetapkan hambatan
suatu kolom cairan selain itu konduktometer memiliki kegunaan yang lain yaitu mengukur daya
hantar listrik yang diakibatkan oleh gerakan partikel di dalam sebuah larutan. Menurut literatur
Iaktor-Iaktor yang mempengaruhi daya hantar adalah perubahan suhu dan konsentrasi. Dimana
jika semakin besar suhunya maka daya hantar pun juga akan semakin besar dan apabila semakin
kecil suhu yang digunakan maka sangat kecil pula daya hantar yang dihasilkan dan begitu
dengan sebaliknya antara konsentrasi dan daya hantar. Oleh sebab itu pengaruh suhu dan
konsentrasi dapat mempengaruhi daya hantar.
Prinsip kerja konduktometer adalah bagian konduktor atau yang di celupkan dalam larutan akan
menerima rangsang dari suatu ion-ion yang menyentuh permukaan konduktor, lalu hasilnya
akan diproses dan dilanjutkan pada outputnya yakni berupa angka . Semakin banyak konsentrasi
suatu misel dalam larutan maka semakin besar nilai daya hantarnya karena semakin banyak ion-
ion dari larutan yang menyentuh konduktor dan semakin tinggi suhu suatu larutan maka semakin
besar nilai daya hantarnya, hal ini karena saat suatu partikel berada pada lingkungan yang
suhunya semakin bertambah maka pertikel tersebut secara tidak lansung akan mendapat
tambahan energi dari luar dan dari sinilah energi kinetik yang dimiliki suatu partikel semakin
tinggi (gerakan molekil semakin cepat). Sehingga semakin sering suatu konduktor menerima
sentuhan dari ion-ion larutan.
Proses terbentuknya misel, yaitu dibawah konsentrasi kritis misel, konsentrasi surIaktan yang
mengalami adsorpsi pada antar muka bertambah jika konsentrasi surIaktan total dinaikkan.
Akhirnya tercapailah suatu titik dimana baik antar muka maupun dalam cairan menjadi jenuh
dengan monomer. Pada peristiwa ini tenaga bebas sistem berkurang. Dan termodinamika
pembentukan misel menunjukkan bahwa entalpi pembentukan dalam air bertanda negatiI (jadi,
pembentukan tersebut eksotermik).
Dari hasil pengukuran, didapatkan hasil kkm (konsentrasi krisis misel) sebagai berikut :
0.0031M, 0.0032M, 0.0032M, 0.0034M, 0.0036M, 0.0034M. Diperoleh hasil yang sama pada
suhu 32
o
C dan 34
o
C serta pada suhu 36
o
C dan 40
o
C. Hal tersebut disebabkan oleh banyak Iaktor,
salah satu diantaranya adalah human error dalam proses pengukuran, kebersihan alat dan
termometer kurang dapat terjaga, sehingga terjadi kesalahan.
Didapatkan nilai konduktivitas yang cukup sesuai dengan literatur yaitu semakin tinggi suhu
maka semakin besar nilai konduktiIitasnya, begitu pula dengan nilai konduktivitas yang
berbanding lurus dengan suhu, semakin tinggi suhu maka semakin besar nilai konduktiIitasnya.
Namun ada beberapa data yang kurang sesuai, misalnya pada kinsentrasi surIaktan 0,01
diperoleh nilai konduktiIitas yang lebih rendah pada suhu 38
o
C dan 40
o
C dibanding pada suhu
36
o
C. Pada suhu 36
o
C , 38
o
C dan 40
o
C yaitu 117.8, 117.3, 117.6.
Hasil akhir pembuatan graIik entalpi miselisasi (graIik harga ln kkm vs 1/T) kurang sesuai
dengan literatur, pada literatur didapatkan garis yang linier namun pada percobaan ini didapatkan
garis yang tidak linier. Seharusnya semakin tinggi suhu maka semakin besar konduktivitasnya.
Begitu pula dengan konsentrasi, semakin besar konsentrasi maka semakin besar pula harga
konduktivitasnya.
Besarnya entalpi diperoleh dari persamaan pada graIik hubunngan ln kkm dengan seper suhu
yaitu : y -1131.3x 2.072. Dari percobaan didapatkan entalpi sebesar -2,81 Mj.
BAB.5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Konsentrasi kritis misel merupakan suatu keadaan dimana saat misel mulai terbentuk
Faktor-Iaktor yang mempengaruhi konsentrasi kritis misel diantaranya suhu dan
konsentrasi. Semakin tinggi suhu dan konsentrasi maka daya hantar listriknya semakin
besar.
Harga entalpinya diperoleh dari nilai kkm pada graIik antara konsentrasi dan daya hantar.
5.2 Saran
Selalu periksa kondisi alat sebelum melakukan percobaan guna mendapatkan hasil yang
lebih akurat.
Selalu tingkatkan ketelitian dalam pengamatan untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Ikuti petunjuk asisten dan buku penuntun untuk meminimalisasi kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010.Sodium Sulfat.http://msds.chem.ox.ac.uk/SO/sodiumsulIate. html , diakses pada
18 November 2010
Anonim. 2010. aquades. http://wikipedia.com. Diakses pada tanggal 18 November 2010.
Atkins, P. W. 1990. Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga
Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Sukardjo. 1997. Kimia Fisik. Yogyakarta : Rineka Cipta
Tim Kimia Fisik. 2010. !enentun !raktikum Termodinamika Kimia.Jember : FMIPA Universitas
Jember
LAMPIRAN
Perhitungan
1. Membuat larutan SDS 0,002 M;0,004 M;0,006 M;0,008 M;0,01 M dari larutan SDS 0,2 M
'
1
untuk konsentrasi 0,002 M
'
1
M
1
'
2
M
2

'
1
. 0,2 M 100 mL. 0,002 M
'
1
1 mL
'
1
untuk konsentrasi 0,004 M
'
1
M
1
'
2
M
2

'
1
. 0,2 M 100 mL. 0,004 M
'
1
2 mL
'
1
untuk konsentrasi 0,006 M
'
1
M
1
'
2
M
2

'
1
. 0,2 M 100 mL. 0,006 M
'
1
3 mL
'
1
untuk konsentrasi 0,008 M
'
1
M
1
'
2
M
2

'
1
. 0,2 M 100 mL. 0,008 M
'
1
4 mL
'
1
untuk konsentrasi 0,01 M
'
1
M
1
'
2
M
2

'
1
. 0,2 M 100 mL. 0,01 M
'
1
5 mL
GRAFIK HUBUNGAN KONDUKTIFITAS DAN KONSENTRASI PADA SUHU 30
O
C
GRAFIK HUBUNGAN KONDUKTIFITAS DAN KONSENTRASI PADA SUHU 32
O
C
GRAFIK HUBUNGAN KONDUKTIFITAS DAN KONSENTRASI PADA SUHU 34
O
C
GRAFIK HUBUNGAN KONDUKTIFITAS DAN KONSENTRASI PADA SUHU 36
O
C
GRAFIK HUBUNGAN KONDUKTIFITAS DAN KONSENTRASI PADA SUHU 38
O
C
GRAFIK HUBUNGAN KONDUKTIFITAS DAN KONSENTRASI PADA SUHU 40
O
C
2.Harga ln KKM
Nilai KKM pada suhu 30
0
C adalah 0.0031M, maka ln kkm -5.777
Nilai KKM pada suhu 32
0
C adalah 0.0032M, maka ln kkm -5.745
Nilai KKM pada suhu 34
0
C adalah 0.0032M, maka ln kkm -5.745
Nilai KKM pada suhu 36
0
C adalah 0.0034M, maka ln kkm -5.684
Nilai KKM pada suhu 38
0
C adalah 0.0036M, maka ln kkm -5.627
Nilai KKM pada suhu 40
0
C adalah 0.0034M, maka ln kkm -5.684
Nilai AH ini dapat diketahui dari persamaan berikut :
T
x 298 K
-2,81 mJ

Anda mungkin juga menyukai