MEMBUAT LARUTAN
Disusun Oleh:
Asisten
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat.
Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau
solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain
dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut
dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses
pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan
atau solvasi.
Contoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan
dalam cairan, seperti garam atau gula dilarutkan dalam air. Gas juga dapat
pula dilarutkan dalam cairan, misalnya karbon dioksida atau oksigen dalam
air. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam cairan lain, sementara gas larut
dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat, misalnya aloi (campuran logam)
dan mineral tertentu. Di alam kebanyakan reaksi berlangsung di dalam
larutan air. Tubuh manusia menyerap mineral, vitamin dan makanan dalam
bentuk larutan. Obat-obatan bisanya merupakan larutan air atau alkohol dari
senyawa fisiologis aktif. Larutan biasanya terdiri dari dua zat atau lebih
yang merupakan campuran homogen. Konsentrasi adalah kuantitas relatif
suatu zat tertentu di dalam larutan. Konsentrasi merupakan salah satu faktor
penting yang menentukan cepat ataulambatnya reaksi berlangsung.
Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat larut yang terdapat
dalam suatu pelarut atau larutan. Larutan yang mengandung sebagian besar
solut relatif terhadap pelarut, berarti larutan tersebut konsentrasinya tinggi
atau pekat. Sebaliknya bila mengandung sejumlah kecilsolut, maka
konsentrasinya rendah atau encer. Dalam praktikum ini diharapkan kita
dapat mengetahui bagaimana kita membuat larutan dengan konsentrasi
sesuai yang diperluakan, lalu diharapkan praktikan juga mampu membuat
larutan dengan pengenceran dengan berbagai konsentrasi. Larutan
didefinisikan sebagai campuran yang homogen antara 2 macam zat.
1.2 Tujuan Percobaan
1.2.1 Mempelajari cara membuat larutan dari bahan cair dan padat
dengan tertentu.
1.2.2 Mengetahui temperatur mula mula hingga temperatur rata-rata.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Banyak juga zat yang tidak larut dalam air. Air murni tidak akan
melarutkan lemak hewan, karena molekul lemak nonpolar dan tidak
berinteraksi secara efektif dengan molekul air yang polar. Secara umum,
molekul polar dan ion akan lebih larut dalam air daripada zat-zat nonpolar,
karena dalam hal ini berlaku kaidah "yang serupa akan saling melarutkan"
atau lebih dikenal dengan kaidah “Like dissolves like”. Aturan ini sangat
berguna untuk memprediksi kelarutan.
Larutan adalah campuran homogen dari molekul, atom ataupun ion
dari dua zat atau lebih. Suatu larutan disebut suatu campuran karena
susunannya dapat berubah-ubah. Larutan merupakan bahan yang penting
untuk dipelajari terutama menyangkut sifat komponen dan sifat larutan itu
sendiri. Pengetahuan ini bermanfaat dalam memprediksi jenis pelarut yang
tepat dalam proses-proses tertentu, misalnya dalam isolasi bahan kimia dari
bahan alam tertentu, pelarut suatu bahan untuk berbagai keperluan praktis,
pengembangan teori terutama menyangkut campuran biner, campuran
terner, serta keperluan-keperluan lainnya dalam bidang sains dan teknologi
(Nur Aisah Malau, 2021).
Density Functional Theory (DFT) adalah salah satu metode yang
digunakan untuk perhitungan secara komputasi. Metode ini memiliki
kelebihan dibandingkan metode sebelumnya yaitu dapat menghitung
senyawa kompleks yang lebih sederhana, cepat dan terpenting hasilnya tidak
jauh berbeda dengan data riset laboratorium. Dalam hal ini metode Density
Functional Theory (DFT) mengandalkan densitas electron sebagai besaran
dasarnya maka persamaan scrodinger dapat diselesaikan dengan lebih
mudah dan sederhana (Nur Aisah Malau, 2021).
Telah banyak dilakukan penelitian tentang kajian energi dan struktur
pada interaksi antar molekul pada pelarut-pelarut organik seperti pada
pengembangan metode penentuan jenis pelarut senyawa – senyawa organik
berdasarkan kajian termodinamika kimia melalui pendekatan pemodelan
molekul dan eksperimen dilaboratorium. yang membahas tentang studi
termodinamika dan kimia kuantum pada konversi chorismate menjadi
pirupat dan 4 hidroksi benzoat. Yang membahas tentang pengaruh mekanika
kuantum terhadap energi bebas pelarutan ion menggunakan metode
komputasi, yang membahas tentang pengaruh mekanika terhadap energi
bebas pelarutan ion menggunakan metode komputasi, yang membahas
tentang simulasi klasik dan kuantum pada larutan tripton, yang membahas
simulasi molekul dinamis klasik pada air dan es, yang membahas studi
ikatan hidrogen sistem metanol-metanol dan etanol-etanol dengan metode
molekular dinamik (Nur Aisah Malau,2021).
Larutan merupakan campuran homogen yang terdiri dari dua zat atau
lebih. Suatu larutan terdiri dari zat terlarut (solute) dan pelarut (solvent). Zat
yang jumlahnya banyak biasanya disebut pelarut, sementara zat yang
jumlahnya sedikit disebut zat terlarut. Tetapi ini tidak mutlak. Bisa saja
dipilih zat yang lebih sedikit sebagai pelarut, tergantung pada keperluannya,
tetapi di sini akan digunakan pengertian yang biasa digunakan untuk pelarut
dan terlarut. Campuran yang dapat saling melarutkan satu lama lain dalam
segala perbandingan dinamakan larutan “miscible”. Udara merupakan
larutan miscible. Jika dua cairan yang tidak bercampur membentuk dua fasa
dinamakan cairan “immiscible”.
Suatu larutan sudah pasti berfasa tunggal. Larutan merupakan
campuran homogen yang terdiri dari dua zat atau lebih. Suatu larutan terdiri
dari zat terlarut (solute) dan pelarut (solvent). Berdasarkan wujud dari
pelarutnya, suatu larutan dapat digolongkan ke dalam larutan padat, cair
ataupun gas. Zat terlarut dalam ketiga fasa larutan tersebut juga dapat berupa
gas, cair ataupun padat. Campuran gas selalu membentuk larutan karena
semua gas dapat saling campur dalam berbagai perbandingan.
Dalam larutan cair, cairan disebut “pelarut” dan komponen lain (gas
atau zat padat) disebut “terlarut”. Jika dua komponen pembentuk larutan
adalah cairan maka komponen yang jumlahnya lebih besar atau strukturnya
tidak berubah dinamakan pelarut. Contoh, 25 gram etanol dalam 100 gram
air, air disebut sebagai pelarut, sedangkan etanol sebagai zat terlarut, sebab
etanol lebih sedikit daripada air. Contoh lain adalah sirup, dalam sirup, gula
pasir merupakan komponen paling banyak daripada air, sementara zat yang
jumlahnya sedikit disebut zat terlarut. Tetapi ini tidak mutlak, tetapi gula
dinyatakan sebagai zat terlarut dan air sebagai pelarut, sebab struktur air
tidak berubah, sedangkan gula berubah dari padat menjadi cairan.
2.4 Campuran
Campuran adalah kombinasi dari dua atau lebih zat di mana tiap-tiap
zat masih mempertahankan identitasnya masing-masing yang berbeda.
Seperti zat murni, campuran dapat berupa padatan, cairan atau gas. Beberapa
contoh campuran yang akrab dengan kehidupan kita adalah, es jus, air laut,
dan udara.
Campuran tidak memiliki komposisi konstan yang universal. Oleh
karena itu, sampel udara yang dikumpulkan di lokasi yang berbeda akan
berbeda komposisinya karena perbedaan ketinggian, polusi, dan faktor
lainnya. Berbagai macam es jus, sangat mungkin berbeda dalam komposisi
karena penggunaan berbagai macam buahnya, atau mungkin perbedaan
dalam pengolahan, kemasan, dan sebagainya.
Campuran dari dua zat atau lebih yang seragam dan sama di semua
bagiannya disebut campuran homogen, sedangkan campurannya yang tidak
seragam disebut campuran heterogen. Campuran tidak memiliki komposisi
konstan yang universal. Oleh karena itu, sampel udara yang dikumpulkan di
lokasi yang berbeda akan berbeda komposisinya. Campuran adalah
kombinasi dari dua atau lebih zat di mana tiap-tiap zat masih
mempertahankan identitasnya masing-masing yang berbeda.
Campuran natrium klorida dalam air adalah campuran homogen karena
komposisi campuran adalah seragam di seluruh bagiannya. Kita tidak bisa
membedakan komponen dari campuran homogen seperti air garam, karena
semua bagian sampel memiliki komposisi yang sama. Jika kita mencampur
pasir dengan kikiran besi, maka pasir dan kikiran besi tetap berbeda dan
masing-masing dapat dilihat. Jenis campuran heterogen ini memiliki
komposisi yang tidak seragam di setiap bagiannya.
Campuran, baik yang homogen maupun heterogen, dapat dipisahkan
menjadi zat-zat penyusunnya tanpa mengubah identitas masing-masing zat.
Untuk memisahkan campuran pasir besi, Anda dapat menggunakan magnet
untuk menarik kikiran besi dari pasir. Campuran garam dapur air dapat
dipisahkan melalui penguapan (evaporasi). Garam dapur padat akan
tertinggal, dan komponen air yang menguap dapat dipulihkan dengan cara
kondensasi. Setelah pemisahan, komponen campuran akan memiliki
komposisi dan sifat-sifat yang sama seperti sifat mereka sebelum dicampur.
2.5 Konsentrasi Larutan
Reaksi kimia sering berlangsung ketika dua larutan dicampur. Untuk
melakukan perhitungan stoikiometri dalam kasus tersebut, kita harus tahu
dua hal: (1) sifat reaksi, yang tergantung pada sifat-sifat bahan kimia yang
ada dalam larutan, dan (2) jumlah bahan kimia yang hadir dalam larutan,
biasanya dinyatakan sebagai komposisi. Jadi komposisi itu digunakan untuk
menyatakan banyaknya masing-masing komponen yang hadir dalam suatu
larutan.
Jika suatu larutan dalam air dicampur dengan larutan lainnya, yang
bereaksi biasanya adalah zat terlarut. Untuk menyatakan banyaknya zat
terlarut dalam suatu larutan atau dalam sejumlah pelarut digunakan istilah
konsentrasi. Jadi konsentrasi larutan menunjukkan banyaknya zat terlarut
dalam suatu larutan atau dalam sejumlah pelarut. Walaupun istilah
konsentrasi lebih populer daripada komposisi, namun keduanya dapat Anda
gunakan. Apabila jumlah zat terlarut banyak, secara kualitatif disebut larutan
pekat dan jika jumlah zat terlarutnya sedikit maka larutannya disebut encer.
Secara kuantitatif, konsentrasi larutan dapat digambarkan dalam
berbagai cara, seperti yang kita akan bahas dalam kegiatan belajar ini. Jika
suatu larutan dalam air dicampur dengan larutan lainnya, yang bereaksi
biasanya adalah zat terlarut. Di antara banyak cara menyatakan konsentrasi,
yang akan kita bahas dalam kegiatan belajar ini adalah persen massa, fraksi
mol, molaritas, molalitas, dan part per million (ppm) atau bagian per juta
(bpj). Agar bisa menyatakan konsentrasi dalam berbagai cara maka kita akan
mempelajari cara mengubah satuan konsentrasi ke satuan konsentrasi
lainnya dan mengubah besarnya konsentrasi melalui pengenceran atau
penambahan pelarut.
2.5.1 Fraksi Mol
Fraksi mol adalah banyaknya mol suatu komponen dibagi dengan
banyaknya mol total semua komponen dalam larutan. Fraksi mol juga
banyak digunakan untuk mempelajari sifat-sifat koligatif larutan,
misalnya dalam larutan terdapat n mol zat terlarut A atau n mol zat B
pelarut. Oleh karena itu, fraksi mol dapat ditentukan berdasarkan
rumus. Fraksi mol adalah pernyataan konsentrasi suatu larutan yang
menyatakan perbandingan mol zat terlarut terhadap jumlah mol total
komponen larutan. Fraksi mol merupakan salah satu satuan konsentrasi
larutan selain molalitas dan juga molaritas.
Cara kedua menyatakan konsentrasi yang akan kita bahas adalah
fraksi mol yang umumnya diberi simbol 𝑥 (huruf 𝑥 kecil). Fraksi mol
menyatakan banyaknya mol zat terlarut dibagi jumlah mol total (yakni
jumlah mol zat terlarut ditambah jumlah mol pelarut), sehingga fraksi
mol dapat dihitung dengan rumus:
Satuan massa adalah gram (g) sehingga satuan massa bisa saling
dicoret dan di dapatkan mol A. Fraksi mol ini bisa dibilang merupakan
bagian dari zat terlarut atau zat pelarut dari mol totalnya. Fraksi mol
adalah pernyataan konsentrasi suatu larutan yang menyatakan
perbandingan mol zat terlarut terhadap jumlah mol total komponen
larutan.
2.5.2 Molaritas
Molaritas adalah salah satu ukuran kelarutan yang menyatakan
jumlah mol suatu zat per volume larutan. Molaritas ini dilambangkan
dengan huruf “M” dengan satuannya molar atau M yang setara dengan
mol/liter. Rasa asam atau manis yang kita rasakan, itu dihasilkan dari
suatu padatan yang dilarutkan dalam cairan. Contohnya ialah, untuk
menghasilkan rasa manis, maka kita memerlukan gula untuk dilarutkan
dalam air.
Molaritas dalam konsentrasi larutan dikenal dengan istilah
konsentrasi molar atau molaritas dengan simbol yang dimiliki yaitu M.
Molaritas digunakan untuk mendapatkan konsentrasi larutan secara
kuantitatif. Dinyatakan sebagai jumlah mol suatu Solut dalam larutan
dibagi dengan volume larutan yang ditentukan dalam liter. Molaritas
menyatakan banyaknya mol solute yang terdapat dalam 1liter atau
1000 mL larutan. Molaritas atau Kemolaran menyatakan jumlah mol
zat terlarut dalam 1 literlarutan. Satuan kemolaran adalah molar dan
diberi notasi M.
Molaritas digunakan untuk mendapatkan konsentrasi larutan
secara kuantitatif. Dinyatakan sebagai jumlah mol suatu Solut dalam
larutan dibagi dengan volume larutan yang ditentukan dalam liter.
Rasa asam atau manis yang kita rasakan, itu dihasilkan dari suatu
padatan yang dilarutkan dalam cairan. Cara ketiga menyatakan
konsentrasi yang akan kita bahas adalah molaritas. Molaritas
menyatakan banyaknya mol zat terlarut dibagi volume total larutan
dalam satuan liter, sehingga satuan molaritas adalah mol per liter (mol
L-1). Satuan mol L-1 ini diberi simbol M (huruf besar M). Molaritas
larutan dapat dihitung dengan rumus:
mola zat terlarut
M=
liter larutan
2.5.3 Molalitas
Molalitas adalah besaran turunan yang memiliki satuan. Dilansir
dari ChemistryGod, satuan standar molalitas adalah mol per kilogram
(mol/kg) atau kerap disebut sebagai molal. Molal biasanya
dilambangkan dengan huruf “m”. Misalnya, molalitas suatu larutan
adalah 12 mol/kg, maka dapat dinyatakan sebagai 12 molal atau 12 m.
Persen massa merupakan satuan konsentrasi yang juga biasa
digunakan dalam larutan kimia. Contohnya adalah larutan yang bisa
kita temukan sehari-hari yaitu larutan alkohol 75% dan larutan asam
cuka 24%. Persen masa adalah jumlah gram zat terlarut dalam
100gram massa larutan. Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut
dalam satu liter larutan. Molaritas dapat dikonversikan menjadi
molalitas, yaitu dengan merubah volume larutan menjadi massa
larutan. Molalitas ini adalah satuan konsentrasi yang menyatakan
jumlah mol zat yang terdapat pada 1 kg pelarut dengan satuan mol.
Jika, molaritas memiliki satuan Molar (M), berbeda dengan molalitas
yang memiliki satuan dalam molal (m).
Cara keempat menyatakan konsentrasi yang akan kita bahas
adalah molalitas. Molalitas menyatakan banyaknya mol zat terlarut
dibagi massa pelarut dalam satuan kilogram, sehingga satuan molalitas
adalah mol per kg (mol kg-1). Satuan mol kg-1 ini diberi simbol m
(huruf kecil m). Molalitas larutan dapat dihitung dengan rumus:
Ppm adalah istilah dalam ilmu kimia singkatan dari part per
milion atau dapat diartikan perbandingan konsentrasi zat terlarut dan
pelarutnya. Berarti untuk dosis obat mengatakan gunakan 1 Ppm, maka
gunakan 1 bagian obat itu untuk satu juta bagian pelarutnya misalkan
air.
2.5.5 Pengenceran
Pengenceran Larutan adalah proses penurunan Konsentrasi
larutan dengan penambahan zat pelarut seperti air ke dalam Larutan
yang pekat untuk menurunkan Konsentrasi Larutan dari yang semula
pekat menjadi lebih encer guna keperluan didalam Laboratorium.
Pengenceran pada prinsipnya hanya menambahkan pelarut saja,
sehingga jumlah mol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan
jumlah mol zat terlarut sesudah pengenceran.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.2 Bahan
a. Padatan NaOH (Natrium Hidroksida)
b. Larutan CH3COOH (Asam Asetat) atau HCl (Asam Klorida) pekat
c. Aquadest
4.3 Perhitungan
w
M=
Mr ×v
gram
= g
× 0,1
m
4,0634
=
4 × 0,1
4,0634
=
0,4
= 10,15
w = M × Mr × V
w = 10,15 mol/L × 4,0 g/mol × 0,1 L
= 4,06 g
% × Bj ×1000
M HCl =
Mr HCl
38
×1,19 g /mol ×1000
M HCl = 100
36,5 g/mol
V1 . M1 = V2 . M2
100 mL ×0,5 M 50
V1. 4M = = =12,5 mL
4 4
4.4 Pembahasan
Pada praktikum pembuatan larutan dilakukan dua kali percobaan yaitu
percobaan membuat larutan dari bahan padat dan cair. Pada percobaan
membuat larutan dari bahan padat menggunakan padatan NaOH. Padatan
NaOH yang ditimbang menggunakan neraca analitik seberat 4 g lalu
dicampur dengan aquadest di dalam gelas ukur 100 ml. Padatan NaOH yang
diaduk hingga Merata menggunakan batang pengaduk tersebut kemudian
dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml menggunakan corong kaca.
Kemudian semua alat dibilas dan air bilasannya pun ikut dimasukkan ke
dalam labu takar kemudian ditambahkan aquadest hingga batas miniskus.
Pada percobaan membuat larutan dari bahan cair yaitu dengan
menggunakan larutan HCl pekat, di mana pada percobaan ini di pipet 10 ml
larutan HCl pekat kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml yang
sudah terisi dengan aquadest sekitar 50 ml. Setelah itu, dibiarkan larutan
tersebut menjadi dingin kemudian tambahkan lagi aquadest nya hingga
mencapai batas miniskus. Setelah ditambahkan aquadest, tutup labu takar
dan bolak balikan labu takar tersebut dan dilakukan selama beberapa kali.
Setelah pengenceran dan persen beratnya sebesar 38%.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan