Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KELARUTAN
B. ISTILAH KELARUTAN
C. KELARUTAN ENDAPAN
D. PERUBAHAN KELARUTAN
E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELARUTAN
F. KECEPATAN KELARUTAN
G. SIFAT LARUTAN
H. TIPE LARUTAN
1.2.Tujuan praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Menentukan kelarutan suatu zat secara kuantitatif
2. Menerangkan factor-faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat
3. Menjelaskan usaha-usaha yang di gunakan untuk meningkatkan kelarutan
suatu zat aktif dalam air dalam pembuatan sediaan cair
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu,
zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut
(solvent). Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang lat
dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh.
Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu
pelarut. Contohnya adalah etanol di dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa
Inggris lebih tepatnya disebut miscible.
B. Istilah kelarutan
Tingkat kelarutan terentang luas, dari sangat larut (tanpa batas) (larut
sepenuhnya) seperti etanol dalam air, hingga sangat tidak larut, seperti perak
klorida dalam air. Istilah tak larut terkadang digunakan untuk senyawa yang
sangat tidak larut. Sejumlah istilah deskriptif lainnya digunakan untuk
mengelompokkan tingkat kelarutan pada aplikasi yang diberikan.
Ambang batas untuk menggambarkan sesuatu sebagai tidak dapat larut, atau
istilah yang serupa dengan itu, mungkin tergantung pada aplikasinya. Sebagai
contoh, satu sumber menyatakan bahwa suatu zat digambarkan sebagai "tidak
larut" ketika kelarutannya kurang dari 0,1 g per 100 mL pelarut.
Mudah larut 1 – 10
Larut 10 – 30
C. Kelarutan endapan
D. Perubahan kelarutan
Zat terlarut yang sifatnya polar akan mudah larut dalam solvent yang
polar pula. Misalnya garam-garam anorganik larut dalam air.
Sedangkan zat terlarut yang nonpolar larut dalam solvent yang nonpolar pula.
Misalnya, alkaloid basa (umumnya senyawa organik) larut dalam kloroform.
2. Cosolvensi (zat penambah kelarutan)
Misalnya luminal tidak larut dalam air, tetapi larut dalam campuran air dan
gliserin atau solutio petit.
3. Kelarutan
Zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, sedangkan zat yang
sukar larut memerlukan banyak pelarut.
4. Temperatur
Zat padat umumnya bertambah larut bila suhunya dinaikkan, zat padat
tersebut dikatakan bersifat endoterm karena pada proses kelarutannya
membutuhkan panas.
5. Salting Out
Contohnya: kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun bila ke dalam air
tersebut ditambahkan larutan NaCl jenuh.
6. Salting In
Contohnya: Riboflavin tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutan yang
mengandung Nicotinamida.
7. Pembentukan Kompleks
Pembentukan kompleks adalah peristiwa terjadinya interaksi antara
senyawa tak larut dengan zat yang larut dengan membentuk garam kompleks.
Contohnya: Iodium larut dalam larutan KI atau NaI jenuh.
F. KECEPATAN KELARUTAN
1.Ukuranpartikel.
Makin halus solute, makin kecil ukuran partikel; makin luas permukaan solute
yang kontak dengan solvent, solute makin cepat larut.
2.Suhu.
Umumnya kenaikan suhu menambah kenaikan kelarutan solute.
3.Pengadukan.
Pengadukan mekanik akan menambah kecepatan kelarutan dibanding jika tidak
diaduk.
Fase larutan dapat berwujud gas, padat ataupun cair. Larutan gas
misalnya udara. Larutan padat misalnya perunggu, amalgam dan paduan logam
yang lain. Larutan cair misalnya air laut, larutan gula dalam air, dan lain-lain.
Komponen larutan terdiri dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pada
bagian ini dibahas larutan cair. Pelarut cair umumnya adalah air. Pelarut cair
yang lain misalnya bensena, kloroform, eter, dan alkohol. Jika pelarutnya bukan
air, maka nama pelarutnya disebutkan. Misalnya larutan garam dalam alkohol
disebut larutan garam dalam alkohol (alkohol disebutkan), tetapi larutan garam
dalam air disebut larutan garam (air tidak disebutkan).
Zat terlarut dapat berupa zat padat, gas atau cair. Zat padat terlarut
dalam air misalnya gula dan garam. Gas terlarut dalam air misalnya amonia,
karbon dioksida, dan oksigen. Zat cair terlarut dalam air misalnya alkohol dan
cuka. Umumnya komponen larutan yang jumlahnya lebih banyak disebut
sebagai pelarut. Larutan 40 % alkohol dengan 60 % air disebut larutan alkohol.
Larutan 60 % alkohol dengan 40 % air disebut larutan air dalam alkohol. Larutan
60 % gula dengan 40 % air disebut larutan gula karena dalam larutan itu air
terlihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan (kristal) menjadi
terlarut (menyerupai air).
G. Sifat Larutan.
1. Sifat koligatif
2. Sifat Aditif
Bergantung pada andil atom total dalam molekul atau pada jumlah sifat
konstituen dalam larutan. Contoh sifat aditif dari suatu senyawa adalah berat
molekul, yaitu jumlah massa atom konstituen. Massa dari komponen suatu
larutan juga bersifat aditif, massa total dari larutan adalah jumlah massa masing-
masing komponen.
3. Sifat Konstitutif
Bergantung pada penyusunan dan untuk jumlah yang lebih sedikit, pada
jenis dan jumlah atom dalam suatu molekul. Sifat ini memberikan petunjuk
terhadap aturan senyawa tunggal, dan kelompok molekul dalam sistem. Banyak
sifat fisik yang sebagian aditif dan sebagian konstitutif. Pembiasan cahaya, sifat
listrik, sifat permukaan dan antarpermukaan dan kelarutan obat setidak-
tidaknya sebagian berupa sifat konstitutif dan sebagian sifat aditif.
H. Tipe Larutan
Kelarutan yang tanpa angka adalah kelarutan pada suhu kamar (250C) pernyataan
bagian dalam kelarutan berarti bahwa 1 gram zat padat atau 1 mL zat cair dalam
sejumlah mL pelarut.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Disamping itu, kelarutan adalah fungsi sebuah parameter molekul Pengionan
struktur dan ukuran molekul stereokimia dan struktur elektronik. Semuanya akan
mempengaruhi antar aksi pelarut dan terlarut, seperti pada bagian terdahulu, air
membentuk ikatan hydrogen dengan ion atau dengan senyawa non ionik, sedangkan
polar melalui gugus –OH, -NH, atau dengan pasangan elektron tak mengikat pada atom
oksigen atau nitrogen. Ion atau molekul akan memperoleh sampel hidrat dan akan
memisah dari bongkahan zat padat dan artinya melarut.
Kelarutan yang tanpa angka adalah kelarutan pada suhu kamar (250C) pernyataan
bagian dalam kelarutan berarti bahwa 1 gram zat padat atau 1 mL zat cair dalam
sejumlah mL pelarut.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M . 2003 . Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik . Yogyakarta : UGM-Press.
Ditjen POM . 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan RI,.
Martin, Alfred dkk. 1990. Farmasi Fisika jilid I dan II Edisi III. Press; Yogyakarta.
R. Voight . 1994 . Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi Kelima . Yogyakarta : Gadjah
https://www.dictio.id/t/faktor-faktor-apa-saja-yang-mempengaruhi-kelarutan/12028/2
https://id.wikipedia.org/wiki/Kelarutan?wprov=sfla1