Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Sifat koligatif larutan

Edukawan dapat mendefinisikan sifat koligatif sebagai sifat larutan yang hanya dipengaruhi oleh jumlah
partikel terlarut, bukan oleh sifat milik zat terlarut yang ada di dalamnya. Sifat koligatif larutan dibagi menjadi
empat jenis, yaitu:

1. Penurunan titik beku

Jika Edukawan mencampurkan suatu senyawa dengan pelarutnya dan kemudian mendapatkan larutan sebagai
hasilnya, suhu untuk berubah fase dari cair menjadi padat (titik beku) akan berubah menjadi lebih rendah
dibandingkan dengan senyawa murni.

Hal ini dikarenakan energi yang berperan dalam proses pembekuan campuran akan menjadi lebih banyak jika
dibandingkan pada senyawa murni. Adapun penurunan titik beku ini dinyatakan dalam persamaan:

2. Kenaikan titik didih

Dengan penambahan zat terlarut, energi yang dibutuhkan oleh sebuah larutan untuk berubah fase dari air
menjadi gas lebih besar dibandingkan dengan senyawa pelarut murni yang menyebabkan titik didih akan
mengalami kenaikan.

Untuk dapat menentukan kenaikan titik didih, Edukawan dapat menggunakan persamaan:

3. Penurunan tekanan uap

Kecepatan penguapan pada berbagai cairan berbeda – beda. Tekanan uap adalah besaran yang digunakan untuk
mengukur jumlah uap yang terbentuk pada permukaan cairan. Menurut Francois Marie Raoult, tekanan uap
sebuah larutan dapat dinyatakan dengan persamaan:

4. Tekanan osmosis

Tekanan hidrostatis yang dapat mengimbangi gerakan dari molekul pelarut yang melewati dinding
semipermeabel disebut dengan tekanan osmosis, dinyatakan dengan persamaan:

Konsep Dasar Sifat Koligatif


Hukum yang dinyatakan oleh ilmuwan bernama Francois Marie Raoult merupakan hukum yang digunakan
sebagai konsep dasar pada sifat koligatif larutan, dimana dalam hukum ini Raoult mengungkapkan bahwa
besarnya nilai tekanan uap pada larutan akan sebanding (berbanding lurus) dengan fraksi mol pelarut dan
tekanan uap murni dari pelarutnya.

Hal ini dapat Raoult simpulkan dari percobaannya saat menambahkan zat terlarut ke dalam air murni sehingga
menyebabkan sulitnya air untuk melakukan penguapan sehingga kemudian jumlah uap air dalam permukaan
larutan menjadi menurun.
Besaran dan Rumus
Rumus atau persamaan yang digunakan pada sifat koligatif larutan berkisar pada persamaan penurunan
tekanan uap, penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan juga persamaan tekanan osmosis.

Sifat Koligatif Larutan Elektrolit


Larutan elektrolit memiliki sifat dimana larutan tersebut dapat terdisosiasi menghasilkan ion – ion, maka dari itu
pendekatan yang dilakukan pada sifat koligatif larutan elektrolit sedikit berbeda dengan yang dilakukan
terhadap senyawa nonelektrolit dengan memperhitungkan Faktor Van Hoff yang dinotasikan dengan i.

Kamu dapat mencari nilai Faktor Van’t Hoff dengan persamaan:

i = 1 +(n-1)α

dimana

n = jumlah ion terdisosiasi

α = derajat disosiasi

Untuk larutan elektrolit, nilai  = 1

Untuk larutan elektrolit lemah 0 <  < 1

Untuk larutan non elektrolit   = 0

Pada larutan elektrolit, persamaan yang digunakan untuk mencari nilai penurunan titik beku dan kenaikan titik
didih juga berbeda.

∆Tb = i x Kb x m

Dan

∆Tf = i x Kf x m

Contoh larutan elektrolit adalah asam sulfat (H2SO4), kalium hidroksida (KOH), natrium klorida atau garam
dapur (NaCl), asam klorida (HCl), dan asam asetat atau cuka (CH3COOH).

Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit


Pada larutan nonelektrolit, jumlah partikelnya akan lebih banyak jika dibandingkan dengan larutan elektrolit
karena partikel yang terdapat di dalam senyawa nonelektrolit tersebut tidak mengalami disosiasi. Adapun
contoh senyawa atau larutan nonelektrolit adalah sukrosa, urea, dan amonia.

Penerapan Sifat Koligatif Larutan Dalam Kehidupan Sehari Hari


Dalam kehidupan kita sehari hari ternyata banyak sekali penerapan dari sifat koligatif larutan. Adapun
penerapan tersebut di antaranya adalah:

1. Membuat campuran pendingin

Jika Edukawan pernah membeli es tradisional yang biasanya dijual menggunakan gerobak dorong, pasti akan
tahu bahwa rasa es tersebut berbeda dengan es yang sekarang bisa Edukawan dapatkan dari minimarket.

Es tradisional seperti es serut dan es putar dibuat dengan mencampurkan kepingan es batu dengan garam dapur
(NaCl) di dalam bejana (tempat) yang dilapisi dengan kayu. Pada proses pencampuran, es batu akan mengalami
pencairan seiring dengan turunnya suhu campuran. Campuran bahan pembuat es tersebut kemudian dimasukkan
ke dalam tempat lain.

Tempat kedua ini terbuat dari bahan stainless steel yang dimasukkan ke dalam cairan pendingin sambal diaduk
hingga campuran berubah fase menjadi padatan (membeku). Proses ini adalah salah satu contoh penurunan titik
beku.

2. Mesin dialisis (cuci darah)

Para penderita gagal ginjal biasanya harus menjalani pengobatan berupa dialisis atau cuci darah, dimana
molekul kecil seperti urea akan melewati membrane semipermeabel dan berpindah ke dalam cairan lain
sebelum kemudian dibuang. Pada proses ini, molekul besar seperti protein tidak dapat melewati membran
sehingga akan tetap di dalam darah.

3. Mengawetkan makanan

Pernahkan Edukawan mendengar makanan yang berupa manisan atau asinan buah? Manisan dan asinan adalah
makanan yang dibuat dengan tujuan untuk mengawetkan buah tersebut karena penambahan gula atau garam
yang membuat buah kebal terhadap paparan mikroba seperti jamur dan bakteri.

Proses pengawetan makanan ini merupakan salah satu penerapan tekanan osmosis dalam kehidupan sehari –
hari.

4. Laut mati

Jika berenang di dalam laut mati, kita tidak akan pernah tenggelam. Apakah Edukawan tahu mengapa? Hal itu
disebabkan oleh konsentrasi zat terlarut (garam) pada laut mati terlalu tinggi sehingga larutan tersebut tidak
mudah menguap dan tekanan uap pun akan menurun. Biasanya, Edukawan dapat menemukan laut mati di gurun
dengan cuaca yang sangat panas.

Karena hal ini, banyak yang menjadikan laut mati sebagai tempat rekreasi karena bisa mengapung tanpa perlu
berenang atau bahkan hanya menggerakkan anggota badan saja. Prinsip ini juga dapat Edukawan temui di
kolam apung.

Melalui pembahasan Burhan mengenai sifat koligatif larutan ini semoga Edukawan dapat memahami dan
mendalami materi ini. Jika Edukawan memerlukan pembahasan mengenai materi atau mata pelajaran yang
lainnya, jangan lupa untuk membaca ulasan dan penjelasan Burhan lainnya! Sampai jumpa di materi
selanjutnya!

Anda mungkin juga menyukai