SEJARAH INDONESIA
TUGAS INDIVIDU Kl3 PENGETAHUAN (TUGAS 1)
JAWABAN
1. Konflik dan Pergolakan yang Berkait dengan Ideologi.
a. Pemberontakan PKI (Partai Komunis Indonesia) Madiun
b. Pemberontakan DI/TII
c. Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI)
Setidaknya terdapat enam teori mengenai peristiwa kudeta G30S tahun 1965 ini :
1. Gerakan 30 September merupakan persoalan internal Angkatan Darat (AD).
2. Dalang Gerakan 30 September adalah Dinas Intelijen Amerika Serikat (CIA).
3. Gerakan 30 September merupakan pertemuan antara kepentingan Inggris-AS.
4. Soekarno adalah dalang Gerakan 30 September.
5. Tidak ada pemeran tunggal dan skenario besar dalam peristiwa Gerakan 30 September (teori chaos).
6. Dalang Gerakan 30 September adalah PKI
Pada awal September 1948 pimpinan PKI dipegang Muso. Ia membawa PKI ke dalam pemberontakan
Bersenjata yang dicetuskan di Madiun pada tanggal 18 September 1948
Di awal pemberontakan, pembunuhan terhadap pejabat pemerintah dan para pemimpin partai yang
anti komunis terjadi. Puncaknya adalah ketika Muso tewas tertembak. Amir Syarifuddin juga tertangkap.
Ia akhirnya dijatuhi hukuman mati. Tokoh-tokoh muda PKI seperti Aidit dan Lukman berhasil melarikan
diri.
Merekalah yang kelak di tahun 1965, berhasil menjadikan PKI kembali menjadi partai besar di
Indonesia sebelum terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965. Ribuan orang tewas dan ditangkap
pemerintah akibat pemberontakan Madiun ini. PKI gagal mengambil alih kekuasaan.
5. Pemberontakan DI/TII
Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) adalah pemberontakan yang hendak mendirikan
negara dengan dasar syariat Islam di Indonesia, yang disebut dengan Negara Islam Indonesia.
Pemberontakan ini dipimpin oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, dimulai pada tahun 1948 dan diawali sebagai
penolakan terhadap perjanjian Renville dengan Belanda.
Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat dipimpin oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo pada tahun
1948 dan berusaha mendirikan negara berpaham Islam di Jawa Barat. Pemberontakan ini kemudian
diikuti oleh pemberontakan serupa di Aceh, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Jawa Tengah.
Pemberontakan ini dilancarkan mulai tahun 1948. Penyebab pemicu pemberontakan Kartosuwiryo
adalah penolakan Perjanjian Renville, yang menempatkan daerah Jawa Barat di wilayah kekuasaan
Belanda.
Namun demikian, sekembalinya pemerintahan Indonesia ke Jawa Barat, terutama Divisi Siliwangi,
Kartosuwiryo terus melakukan perlawanan dan serangan yang memakan banyak korban. Kartosuwiryo
bahkan memerintahkan percobaan pembunuhan atas Presiden Soekarno pada 30 November 1957 di
Peristiwa Cikini.
Pemberontakan ini berakhir, setelah Operasi Pagar Betis, operasi militer untuk mengepung markas
pemberontak di Gunung Geber. Akhirnya pada 4 Juni 1962, Kartosuwiryo berhasil di tangkap di Gunung
Geber. Tertangkapnya Kartosuwiryo ini mengakhiri pemberontakan DI/TII di Jawa Barat.