Anda di halaman 1dari 14

Kerajaan Ternate

Nama anggota kelompok :


1. Nashihatul ilma(25)
2. Primanita dewi (26)
3. Raihany nazwa r.(27)
4. Rayyan nuha(28)
5. Salsabiila aulia(29)
6. Sherina salsabila (30)
Kerajaan Ternate berdiri sebagai hasil konsensus para momole yang
Sejarah kerajaan ternate berkuasa ketika daerah ini mulai banyak didatangi pedangang asing
pada permulaan abad ke-13.
Para pedagang yang singgah menghadapi ancaman dari perompak di
sekitaran Kepulauan MalukuKeadaan ini mendorong para momole
yang berasal dari Toboleu, Tobanga, Tobana dan Tubo mengadakan
rembukan untuk mencari solusi atas prakarsa Momole Guna dari
Tobona.Pertemuan ini dilakukan tahun 1255 M di Foramadiahi, di
lereng bagian selatan Gunung Gamalama.Hasil rundingan para
perwakilan empat kampung itu adalah tercetusnya ide untuk
pendirian kerajaan yang dilakukan dua tahun setelahnya.Tahun 1257
M, Momole Ciko Bunga yang berasal dari kampung Sampala
dinobatkan menjadi Kolano atau raja pertama, dengan dianugerahi
gelar Baab Mashur Malamo.Pusat pemerintahan didirikan di
Sempala yang berada di pesisir barat dari Pulau Ternate.
Momentum bersejarah ini oleh masyarakat lokal disebut dengan
Tara No Ate, yang bermakna ‘turun dan merangkul’.Tara No Ate ini
adalah asal mula penggunaan nama Ternate yang dipakai sekarang.
Lokasi, Letak Geografis, Peta Wilayah

Kerajaan Ternate terletak di pulau Gapi atau sekarang


disebut dengan Ternate.Ibukota kerajaan berlokasi di
Sempala kemudian dipindahkan ke Foramadiahi.
Letak geografis Ternate dinilai sangat strategis.
Pasalnya daerah ini terletak di jalur perdagangan penting
yang menghubungkan pulau Sulawesi dengan
Papua.Kerajaan Ternate berdiri di wilayah dengan
topografi pesisir, bukit dan gunung.Salah satunya adalah
Gunung Gamalama yang merupakan gung berapi aktif.
Wilayah kekuasaan Kerajaan Ternate tidak cukup luas,
tetapi sangat berpengaruh.
Karena kawasan ini dikelilingi oleh laut sehingga iklim
yang ada di Kerajaan Ternate sangat dipengaruhi oleh
siklus pergerakan angin laut.Kerajaan Ternate berhasil
menguasai seluruh kawasan Kepulauan Maluku, Nusa
Tenggara, dan sebagian daerah di pulau Sulawesi.
Raja kesultanan Ternate yang terkenal:

1. Sultan Zainal Abidin (1486-1500 M)


Zainal Abidin adalah raja Ternate pertama yang menggunakan gelar Sultan. Sultan
yang mendapat julukan Sultan Bualawa atau Sultan Cengkih ini pernah mendalami
Islam secara langsung kepada Sunan Giri di Jawa.
Beberapa langkah besar yang dilakukan oleh Sultan Zainal Abidin selama
mempimpin Kerajaan Ternate meninggalkan gelar Kolano yang digunakan
pendahulunya Islam diakui sebagai agama resmi kerajaan Memberlakukan Syariat
Islam Membentuk lembaga kerajaan sesuai hukum Islam dengan melibatkan para
ulama Mendirikan madrasah Islam pertama di Ternate Sikap dan arahan Sultan
Zainal Abidin ini kemudian diikuti secara total oleh kerajaan-kerajaan lain di Maluku.
2. Sultan Bayanullah (1500 - 1522 M)
Sultan Bayanullah adalah putra pertama Sultan Zainal Abidin yang turut membuat
Kerajaan Ternate semakin berkembang.
Pada masa pemerintahannya, terjadi kemajuan teknik pembuatan perahu dan
senjata untuk memperkuat pasukan Ternate.
Pada periode ini pula datang orang Eropa pertama di Maluku, Ludovico Varthema
(Lodewijk de Bartomo). Pada Tahun 1512 armada Portugis untuk pertama kalinya
menginjakkan kaki di Maluku di bawah pimpinan Francisco Serrao. Karena
menganggap kedatangan Portugis untuk berdagang, Sultan Bayanullah
menyambutnya dengan senang hati, bahkan mengizinkan mereka untuk
mendirikan pos dagang. Tetapi, kedatangan Portugal adalah ingin menguasai
perdagangan rempah-rempah pala dan cengkih di Maluku, sehingga langkah Sultan
Bayanullah ini pada akhirnya membawa kehancuran bagi negerinya.
3. Sultan Hidayatullah (1522 - 1529 M) Sultan Hidayatullah adalah putra Sultan Bayanullah
yang naik takhta di usia sangat belia, sehingga pemerintahan dijalankannya bersama sang
ibu dan pamannya, Pangeran Taruwese. Namun, dua walinya tersebut segera dimanfaatkan
oleh Portugis untuk diadu domba hingga akhirnya terjadilah perang antara pihak Sultan
Hidayatullah dan Pangeran Taruwese. Pangeran Taruwese yang didukung oleh Portugis pun
menang.
4. Sultan Khairun Jamil (1535 - 1570 M) Sebelum Sultan Khairun Jamil berkuasa, Portugis
telah menunjukkan sikap sewenang-wenang terhadap Sultan Abu Hayat II (1529 - 1533 M)
dan Sultan Tabariji (1533 - 1534 M). Hal ini membuat Sultan Khairun Jamil membuat Aliansi
Tiga bersama Aceh dan Demak untuk membendung Portugis di nusantara. Langkah ini
berhasil menyulitkan Portugis hingga akhirnya memohon damai kepada Sultan Khairun Jamil.
Namun saat Sultan Khairun datang ke meja perundingan, ia justru dibunuh dengan kejam.
5. Sultan Baabullah Datu Syah (1570 - 1583 M) Pembunuhan terhadap Sultan Khairun
Jamil membuat rakyat terbakar amarahnya dan mendukung Sultan Baabullah untuk
menggempur pos-pos Portugis di Maluku juga wilayah timur Indonesia lainnya.
Setelah peperangan selama lima tahun, Portugis akhirnya meninggalkan Maluku
pada 1575 M. Kemenangan Ternate atas Portugis ini tercatat sebagai kemenangan
pertama putra nusantara melawan kekuatan barat.
Di bawah kekuasaan Sultan Baabullah, wilayah kekuasaan Kerajaan Ternate
membentang dari Maluku, Sulawesi Utara, Sulawesi Timur, Sulawesi Tengah, bagian
selatan Kepulauan Filipina, dan Kepulauan Marshall di Pasifik. Hal ini membuat
Sultan Baabullah dijuluki sebagai Penguasa 72 Pulau yang semuanya berpenghuni.
Kehidupan dikerajaan
ternate
a. Kehidupan ekonomi
Roda penggerak perekonomian di Kerajaan
Ternate adalah pertanian, perdagangan dan
sebagian kecil perikanan.
Hasil pertanian utama yang dihasilkan dan
menjadi daya tarik utama bangsa Eropa
adalah rempah-rempah lada, cengkeh dan
pala.
Perdagangan rempah-rempah yang
menggeliat menjadikan Kerajaan Ternate
menjadi makmur dan mengalami
perkembangan kesejahteraan yang
signifikan.
b. Keadaan sosial dan budaya
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Ternate
terlihat dari interaksi masyarakat lokal dengan
pedagang asing yang singgah di kawasan ini.Berbagai
pengaruh terjadi termasuk penyebaran agama Islam
yang dibawa oleh pedagang dari Arab dan juga agama
Katolik yang disebarkan oleh Fransiscus Xaverius,
seorang misionaris berkebangsaan portugis.Setelah
Islam menjadi agama utama di Ternate, setelah
kedatangan bangsa Portugis agama Katolik mulai
berkembang di sebagian wilayah Ternate, Ambon dan
pulau Halmahera.
Sementara itu, kehidupan budaya adanya Kerajaan
Ternate memberikan pengaruh terhadap meningkatnya
penggunaan Bahasa Ternate di Indonesia bagian timur
khususnya penduduk yang mendiami daerah Sulawesi
Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Timur, Maluku dan
sebagian Papua.Meskipun menggunakan dialek yang
berbeda tetapi bahasa yang dinomorsatukan adalah
bahasa ternate.
Selain itu, di Kerajaan Ternate sudah mengenal musik
dan tari-tarian.Hal ini terbukti dari adanya Korp.
musik dan tari-tarian untuk penyambutan ketika ada
tamu di Kerajaan Ternate.
c. Kehidupan politik
Kehidupan politik Kerajaan Ternate bertumpu pada filosofi Jou Sengofa Ngare.Filosofi ini
mewajibkan sultan menjadi ujung tombak dari keselamatan dan kesejahteraan segenap
rakyat Kerajaan Ternate.Sultan diposisikan sebagai khalifah sehingga perlakuan dzolim
adalah larangan keras, termasuk kepada rakyatnya.Apabila Sultan melakukan pelanggaran
maka rakyat berhak melayangkan kritik melalui dean legu kedaton.

Kerajaan Ternate mengalami gejolak politik yang hebat.Ancaman dan perjuangan tidak
hanya berasal dari kerajaan lain tetapi juga dari kolonial bangsa asing.Setelah berhasil
mengentaskan diri dari perang saudara, Kerajaan Ternate masih harus terus berjuang untuk
mengusir penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Portugis, Spanyol, Belanda dan bahkan
juga Jepang.Keberhasilan Kerajaan Ternate memukul mundur Portugis di bawah pimpinan
Sultan Baabullah adalah salah satu bukti bahwa Kerajaan Ternate menduduki posisi
penting dalam sejarah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Masa kejayaan

Kerajaan Ternate berada di puncak kejayaan pada abad ke-16


akhir.Tepatnya ketika Kerajaan Ternate dipimpin oleh Sultan
Baabullah.
Bukti kejayaannya terletak pada wilayah kekuasaannya yang
luas.Bahkan Sultan Baabullah mendapat julukan Sultan 72 Pulau
karena berhasil menundukkan kepulauan sebanyak itu.
Daerah yang dikuasai Kerajaan Ternate membentang dari wilayah
Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Timur dan semua
pulau pulau kecil yang terhampar di sebelah barat hingga
mencapai kepulauan Marshall.
Wilayah Filipina bagian utara berhasil diduduki sampai kepulauan
Kai.Pulau Nusa Tenggara juga berhasil dikuasai hingga bagian
selatan.
Sultan Baabullah kemudian menunjuk Sangaji sebagai wakil
Kerajaan Ternate yang ditempatkan di masing-masing wilayah
kekuasaan.
Penyebab runtuhnya kerajaan
Ternate
Kerajaan Ternate runtuh akibat adanya adu domba yang digerakkan oleh koalisi Portugis dan Spanyol.Untuk menangkal
gempuran yang terjadi secara terus menerus, akhirnya Sultan Mudaffar Syah I menjalankan politik aliansi dengan
Pemerintah Hindia Belanda.
Bantuan yang diberikan kemudian harus dibayar mahal karena setelahnya Kerajaan Ternate berada di bawah pengaruh
Belanda.Disebabkan tekanan Belanda semakin mendesak, Sultan Sibori Amsterdam terpaksa menandatangani sebuah
perjanjian yang menegaskan Kerajaan Ternate sebagai dependen Belanda pada tanggal 7 Juli 1683.Sejak saat itu
kedaulatan di Kerajaan Ternate pun runtuh.
Silsilah raja di Kerajaan Ternate tetap dilanjutkan meskipun berada di bawah naungan Belanda.Saat Indonesia
memperoleh kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Kerajaan Ternate tunduk dan meleburkan diri menjadi bagian dari
NKRI.Meskipun begitu hingga pada tahun 2015 Kerajaan Ternate masih memiliki sultan yang aktif.
Setelah sultan terakhir dari Kerajaan Ternate wafat dan tidak ada keturunan yang mumpuni untuk menggantikan,
akhirnya posisi Kerajaan Ternate saat ini digunakan sebagai simbol adat dan lambing kejayaan Islam di Indonesia
bagian timur.
Peninggalan sejarah kerajaan Ternate:
1. Istana sultan Ternate
Istana Sultan Ternate menjadi salah satu benda cagar budaya Indonesia sejak 7 Desember 1976.Kerajaan Ternate diserahkan kepada
Pemerintah Direktorat Jenderal Kebudayaan untuk dilakukan pemugaran pada masa pemerintahan Sultan Mudafar Syah
2. Masjid jami Ternate
Masjid Jami Kerajaan Ternate juga dikenal dengan nama Sigi Lamo.Pembangunannya dilakukan saat berkuasanya sultan ke-28 Kerajaan
Ternate.Beberapa hal unik yang melekat dengan Masjid Jami Kerajaan Ternate antara lain adalah kewajiban mengenakan kopiah saat
memasuki masjid, dan juga larangan menggunakan sarung.
3. Makan Raja
Makam Sultan Baabullah terletak di pucak bukit Foramadiahi.Akses menuju makam dilalui dengan pendakian di kaki gunung Gamalama
kurang lebih 1 km.Jalananya dibangun tembok dengan pohon cengkih dan pala berada di sisi kiri dan kanan jalan.
4. Al quran tulisan tangan
Al Quran tulis tangan peninggalan Kerajaan Ternate adalah Al Quran tertua di Asia Tenggara.Penulisannya dilakukan di pelepah kulit
kayu menggunakan tinta berwarna hitam dan merah.Saat ini Al Quran tulis tangan ini tersimpan di kediaman Saleh Panggo Gogo, di Alor
Besar, Nusa Tenggara Timur.
5. Benteng Tulokko
Benteng Tolukko adalah benteng buatan bangsa Portugis ketika berada di Ternate dengan mengantongi izin dari Sultan Kerajaan
Ternate.Benteng ini dibangun tahun 1540 atas prakarsa Panglima Fransisco Serao di sepanjang daerah Sangadji, Ternate Utara, Kota
Ternate.Konstruksinya terbuat dari batu kali, pecahan batu bata dan batu karang yang dicampur dengan pasir dan batuan kapur sebagai
perekat.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai