Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kepulauan Maluku yang terkenal kaya dengan hasil bumi yang

melimpah membuat wilayah ini sejak zaman antik dikenal dan dikunjungi

para pedagang seantero dunia. Karena status itu pula Islam lebih dulu mampir

ke Maluku sebelum datang ke Makassar dan kepulauan-kepulauan lainnya.

Kerajaan Ternate adalah kerajaan terbesar di kepulauan ini. Islam masuk ke

wilayah ini sejak tahun 1440. Sehingga, saat Portugis mengunjungi Ternate

pada tahun 1512, raja Ternate adalah seorang Muslim, yakni Bayang Ullah.

Kerajaan lain yang juga menjadi representasi Islam di kepulauan ini

adalah Kerajaan Tidore yang wilayah teritorialnya cukup luas meliputi

sebagian wilayah Halmahera, pesisir Barat kepulauan Papua dan sebagian

kepulauan Seram. Ada juga Kerajaan Bacan. Raja Bacan pertama yang

memeluk Islam adalah Raja Zainul Abidin yang bersyahadat pada tahun 1521.

Di tahun yang sama berdiri pula Kerajaan Jailolo yang juga dipengaruhi oleh

ajaran-ajaran Islam dalam pemerintahannya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan permasalahan

dalam makalah ini adalah kerajaan-kerajaan Islam apa saja yang ada di pulau

Maluku.

Page 1 of 10
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kerajaan Tanah Hitu

Kerajaan Tanah Hitu adalah sebuah kerajaan Islam yang terletak di

Pulau Ambon, Maluku. Kerajaan ini memiliki masa kejayaan antara 1470-

1682 dengan raja pertama yang bergelar Upu Latu Sitania (raja tanya) karena

Kerajaan ini didirikan oleh empat perdana yang ingin mencari tahu faedah

baik dan tidak adanya raja. Kerajaan Tanah Hitu pernah menjadi pusat

perdagangan rempah-rempah dan memainkan peran yang sangat penting di

Maluku, di samping melahirkan intelektual dan para pahlawan pada

zamannya. Beberapa di antara mereka misalnya adalah Imam Ridjali,

Tagglukabessy, Kakiali, dan lainnya yang tidak tertulis di dalam sejarah

Maluku sekarang, yang beribu kota Negeri Hitu. Kerajaan ini berdiri sebelum

kedatangan imperialisme barat ke wilayah nusantara.

Kerajaan ini memiliki hubungan erat dengan berbagai kerajaan Islam

di Pulau Jawa seperti Kesultanan Tuban, Kesultanan Banten, Sunan Giri di

Jawa Timur dan Kesultanan Gowa di Makassar seperti dikisahkan oleh Imam

Rijali dalam Hikayat Tanah Hitu, begitu pula hubungan antara sesama

kerajaan Islam di Maluku (Al Jazirah Al Muluk; semenanjung raja-raja)

seperti Kerajaan Huamual (Seram Barat), Kerajaan Iha (Saparua), Kesultanan

Ternate, Kesultanan Tidore, Kesultanan Jailolo dan Kerajaan Makian.

Sesudah perginya Portugis, Belanda makin mengembangkan

pengaruhnya dan mendirikan benteng pertahanan di Tanah Hitu bagian barat

di pesisir pantai kaki Gunung Wawane. Akibat politik adu domba yang

dilancarkan oleh Belanda maka ketiga perdana (Perdana Totothatu, Perdana

Jamilu dan Perdana Patituban) pergi meninggalkan Hitu dan mendirikan

negeri baru, dan kemudian Negeri tersebut dinamakan Negeri Hila yaitu

Page 2 of 10
negeri Hila sekarang dan negeri asal mereka negeri Hitu berganti nama

menjadi negeri Hitu yang lama.

Belanda tiba di Tanah Hitu pada tahun 1599 dan kemudian mendirikan

kongsi dagang bernama VOC pada tahun 1602 sejak itulah terjadi perlawanan

antara Belanda dengan Kerajaan Tanah Hitu, karena mendirikan monopoli

dagang tersebut. Puncaknya terjadi Perang Hitu II atau Perang Wawane yang

dipimpin oleh Kapitan Pattiwane II keturunan dari perdana Patituban dan

Tubanbesi II, yaitu Kapitan Tahali Elei tahun 1634 -1643. Perlawanan

terakhir yaitu Perang Kapahaha (1643 – 1646) yang dipimpin oleh Kapitan

Talukabesi (Muhammad Uwen) dan Imam Ridjali setelah Kapitan Tahali Elei

menghilang. Berakhirnya Perang Kapahaha ini Belanda dapat menguasai

Jazirah Lei Hitu.

Belanda melakukan perubahan besar-besaran dalam struktur

pemerintahan Kerajaan Tanah Hitu yaitu mengangkat Orang Kaya menjadi

raja dari setiap uli sebagai raja tandingan dari Kerajaan Tanah Hitu. Hitu yang

lama sebagai pusat kegiatan pemerintahan Kerajaan Tanah Hitu dibagi

menjadi dua daerah administrasi yaitu Hitulama dengan Hitumessing dengan

politik pecah belah inilah (devide et impera). Belanda benar-benar

menghancurkan pemerintah Kerajaan Tanah Hitu sampai akar-akarnya.

B. Kerajaan Iha

Kerajaan Iha adalah sebuah kerajaan Islam yang terletak di Pulau

Saparua, Maluku. Di Pulau Saparua sampai pada masa penjajahan Belanda

ada dua kerajaan yang terkenal yaitu Iha dan Honimoa (Siri Sori Islam).

Kedua kerajaan Islam yang cukup berpengaruh ini sempat dikenal sebagai

sapanolua artinya dua sampan atau dua perahu. Yang dimaksudkan ialah

pulau Saparua mempunyai dua jasirah yang besar yang di atasnya berkuasa

dua orang raja dengan tanahnya yang sangat luas itu yaitu di sebelah utara

Page 3 of 10
Raja Iha dengan kerajaannya dan di sebelah tenggara Raja Honimoa (Siri Sori

dengan Kerajaannya).

Kerajaan Iha terlibat dalam sebuah perlawanan melawan kolonial

Belanda yang disebut Perang Iha (1632-1651) yang mengakibatkan kerajaan

ini kehilangan sebagian daerah dan rakyatnya sehingga kemudian mengalami

kemunduran.

C. Kesultanan Ternate

Kesultanan Ternate atau juga dikenal dengan Kerajaan Gapi adalah

salah satu dari 4 kerajaan Islam di Kepulauan Maluku dan merupakan salah

satu kerajaan Islam tertua di Nusantara. Didirikan oleh Baab Mashur Malamo

pada tahun 1257. Kesultanan Ternate memiliki peran penting di kawasan

timur Nusantara antara abad ke-13 hingga abad ke-17. Kesultanan Ternate

menikmati kegemilangan di paruh abad ke-16 berkat perdagangan rempah-

rempah dan kekuatan militernya. Pada masa jaya kekuasaannya membentang

mencakup wilayah Maluku, Sulawesi bagian utara, timur dan tengah, bagian

selatan kepulauan Filipina hingga sejauh Kepulauan Marshall di Pasifik.

Pulau Gapi (kini Ternate) mulai ramai di awal abad ke-13. Penduduk

Ternate awal merupakan warga eksodus dari Halmahera. Awalnya di Ternate

terdapat 4 kampung yang masing-masing dikepalai oleh seorang momole

(kepala marga). Merekalah yang pertama-tama mengadakan hubungan dengan

para pedagang yang datang dari segala penjuru mencari rempah–rempah.

Penduduk Ternate semakin heterogen dengan bermukimnya pedagang Arab,

Jawa, Melayu dan Tionghoa. Oleh karena aktivitas perdagangan yang semakin

ramai ditambah ancaman yang sering datang dari para perompak maka atas

prakarsa Momole Guna pemimpin Tobona diadakan musyawarah untuk

membentuk suatu organisasi yang lebih kuat dan mengangkat seorang

pemimpin tunggal sebagai raja.

Page 4 of 10
Tahun 1257 Momole Ciko pemimpin Sampalu terpilih dan diangkat

sebagai kolano (raja) pertama dengan gelar Baab Mashur Malamo (1257-

1272). Kerajaan Gapi berpusat di kampung Ternate, yang dalam

perkembangan selanjutnya semakin besar dan ramai sehingga oleh penduduk

disebut juga sebagai Gam Lamo atau kampung besar (belakangan orang

menyebut Gam Lamo dengan Gamalama). Semakin besar dan populernya

Kota Ternate, sehingga kemudian orang lebih suka mengatakan kerajaan

Ternate daripada kerajaan Gapi. Di bawah pimpinan beberapa generasi

penguasa berikutnya, Ternate berkembang dari sebuah kerajaan yang hanya

berwilayahkan sebuah pulau kecil menjadi kerajaan yang berpengaruh dan

terbesar di bagian timur Indonesia khususnya Maluku.

Sepeninggal Sultan Baabullah, Ternate mulai melemah, Kerajaan

Spanyol yang telah bersatu dengan Portugal pada tahun 1580 mencoba

menguasai kembali Maluku dengan menyerang Ternate. Dengan kekuatan

baru Spanyol memperkuat kedudukannya di Filipina, Ternate pun menjalin

aliansi dengan Mindanao untuk menghalau Spanyol namun gagal, bahkan

Sultan Said Barakati berhasil ditawan Spanyol dan dibuang ke Manila.

Kekalahan demi kekalahan yang diderita memaksa Ternate meminta

bantuan Belanda pada tahun 1603. Ternate akhirnya berhasil menahan

Spanyol namun dengan imbalan yang amat mahal. Belanda akhirnya secara

perlahan-lahan menguasai Ternate. Pada tanggal 26 Juni 1607 Sultan Ternate

menandatangani kontrak monopoli VOC di Maluku sebagai imbalan bantuan

Belanda melawan Spanyol. Pada tahun 1607 pula Belanda membangun

benteng Oranje di Ternate yang merupakan benteng pertama mereka di

nusantara.

Sejak awal hubungan yang tidak sehat dan tidak seimbang antara

Belanda dan Ternate menimbulkan ketidakpuasan para penguasa dan

bangsawan Ternate. Di antaranya adalah Pangeran Hidayat (15??-1624), raja

Page 5 of 10
muda Ambon yang juga merupakan mantan wali raja Ternate ini memimpin

oposisi yang menentang kedudukan sultan dan Belanda. Ia mengabaikan

perjanjian monopoli dagang Belanda dengan menjual rempah–rempah kepada

pedagang Jawa dan Makassar.

Imperium Nusantara timur yang dipimpin Ternate memang telah

runtuh sejak pertengahan abad ke-17 namun pengaruh Ternate sebagai

kerajaan dengan sejarah yang panjang masih terus terasa hingga berabad

kemudian. Ternate memiliki andil yang sangat besar dalam kebudayaan

nusantara bagian timur khususnya Sulawesi (utara dan pesisir timur) dan

Maluku. Pengaruh itu mencakup agama, adat-istiadat dan bahasa.

Sebagai kerajaan pertama yang memeluk Islam, Ternate memiliki

peran yang besar dalam upaya pengislaman dan pengenalan syariat-syariat

Islam di wilayah timur nusantara dan bagian selatan Filipina. Bentuk

organisasi kesultanan serta penerapan syariat Islam yang diperkenalkan

pertama kali oleh Sultan Zainal Abidin menjadi standar yang diikuti semua

kerajaan di Maluku hampir tanpa perubahan yang berarti.

Keberhasilan rakyat Ternate di bawah Sultan Baabullah dalam

mengusir Portugal pada tahun 1575 merupakan kemenangan pertama pribumi

nusantara atas kekuatan barat, oleh karenanya Buya Hamka bahkan memuji

kemenangan rakyat Ternate ini telah menunda penjajahan barat atas bumi

nusantara selama 100 tahun sekaligus memperkukuh kedudukan Islam, dan

sekiranya rakyat Ternate gagal niscaya wilayah timur Indonesia akan menjadi

pusat Kristen seperti halnya Filipina.

Kedudukan Ternate sebagai kerajaan yang berpengaruh turut pula

mengangkat derajat Bahasa Ternate sebagai bahasa pergaulan di berbagai

wilayah yang berada di bawah pengaruhnya. Prof E.K.W. Masinambow dalam

tulisannya, “Bahasa Ternate dalam konteks bahasa-bahasa Austronesia dan

Non Austronesia” mengemukakan bahwa bahasa Ternate memiliki dampak


Page 6 of 10
terbesar terhadap bahasa Melayu yang digunakan masyarakat timur Indonesia.

Sebanyak 46% kosakata bahasa Melayu di Manado diambil dari Bahasa

Ternate. Bahasa Melayu Ternate ini kini digunakan luas di Indonesia Timur

terutama Sulawesi Utara, pesisir timur Sulawesi Tengah dan Selatan, Maluku

dan Papua dengan dialek yang berbeda-beda.

Dua naskah surat sultan Ternate, dari Sultan Abu Hayat II kepada Raja

Portugal tanggal 27 April dan 8 November 1521 diakui sebagai naskah

Melayu tertua di dunia setelah naskah Melayu Tanjung Tanah. Kedua surat

Sultan Abu Hayat tersebut saat ini masih tersimpan di Museum Lisabon,

Portugal.

D. Kesultanan Bacan

Kesultanan Bacan adalah suatu kerajaan yang berpusat di Pulau

Bacan, Kepulauan Maluku. Raja Bacan pertama yang memeluk Islam adalah

Raja Zainulabidin yang bersyahadat pada tahun 1521. Meski berada di

Maluku, wilayahnya cukup luas hingga ke wilayah Papua Barat. Banyak

kepala suku di wilayah Waigeo, Misool yang terletak di Raja Ampat dan

beberapa daerah lain yang berada di bawah administrasi pemerintahan

kerajaan Bacan.

E. Kesultanan Tidore

Kesultanan Tidore adalah kerajaan Islam yang berpusat di wilayah

Kota Tidore, Maluku Utara, Indonesia sekarang. Pada masa kejayaannya

(sekitar abad ke-16 sampai abad ke-18), kerajaan ini menguasai sebagian

besar Pulau Halmahera selatan, Pulau Buru, Pulau Seram, dan banyak pulau-

pulau di pesisir Papua barat. Pada tahun 1521, Sultan Mansur dari Tidore

menerima Spanyol sebagai sekutu untuk mengimbangi kekuatan Kesultanan

Ternate saingannya yang bersekutu dengan Portugal. Setelah mundurnya

Spanyol dari wilayah tersebut pada tahun 1663 karena protes dari pihak

Page 7 of 10
Portugal sebagai pelanggaran terhadap Perjanjian Tordesillas 1494, Tidore

menjadi salah satu kerajaan paling merdeka di wilayah Maluku.

Terutama di bawah kepemimpinan Sultan Saifuddin (memerintah

1657-1689), Tidore berhasil menolak penguasaan VOC terhadap wilayahnya

dan tetap menjadi daerah merdeka hingga akhir abad ke-18. Kerajaan Tidore

terletak di sebelah selatan Ternate. Menurut silsilah raja-raja Ternate dan

Tidore, Raja Tidore pertama adalah Muhammad Naqil yang naik takhta pada

tahun 1081. Baru pada akhir abad ke-14, agama Islam dijadikan agama resmi

Kerajaan Tidore oleh Raja Tidore ke-11, Sultan Djamaluddin, yang bersedia

masuk Islam berkat dakwah Syekh Mansur dari Arab.

Kemunduran Kesultanan Tidore disebabkan karena diadu domba

dengan Kesultanan Ternate yang dilakukan oleh bangsa asing (Spanyol dan

Portugis) yang bertujuan untuk memonopoli daerah penghasil rempah-rempah

tersebut. Setelah Sultan Tidore dan Sultan Ternate sadar bahwa mereka telah

diadu Domba oleh Portugal dan Spanyol, mereka kemudian bersatu dan

berhasil mengusir Portugal dan Spanyol ke luar Kepulauan Maluku.

Page 8 of 10
BAB III 

PENUTUP

A. Kesimpulan

Islam di Maluku Utara memiliki sejarah yang panjang. Kepulauan

Maluku yang terkenal kaya dengan hasil bumi yang melimpah membuat

wilayah ini sejak zaman antik dikenal dan dikunjungi para pedagang seantero

dunia. Karena status itu pula Islam lebih dulu mampir ke Maluku sebelum

datang ke Makassar dan kepulauan-kepulauan lainnya.

Kerajaan Ternate adalah kerajaan terbesar di kepulauan ini. Islam

masuk ke wilayah ini sejak tahun 1440. Sehingga, saat Portugis mengunjungi

Ternate pada tahun 1512, raja Ternate adalah seorang Muslim, yakni Bayang

Ullah. Kerajaan lain yang juga menjadi representasi Islam di kepulauan ini

adalah Kerajaan Tidore yang wilayah teritorialnya cukup luas meliputi

sebagian wilayah Halmahera, pesisir Barat kepulauan Papua dan sebagian

kepulauan Seram. Ada juga Kerajaan Bacan. Raja Bacan pertama yang

memeluk Islam adalah Raja Zainulabidin yang bersyahadat pada tahun 1521.

Pada tahun yang sama berdiri pula Kerajaan Jailolo yang juga dipengaruhi

oleh ajaran-ajaran Islam dalam pemerintahannya.

B. Saran

Kepada para siswa agar jangan melupakan sejarah, terutama sejarah

masuknya Islam ke wilayah nusantara.

Page 9 of 10
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Iha

https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Tanah_Hitu

https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Bacan

https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Ternate

https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Tidore

https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Nusantara_pada_era_kerajaan_Islam

Page 10 of 10

Anda mungkin juga menyukai