Anda di halaman 1dari 2

Kerajaan ternate dan tidore

March 9, 2012admin Leave a comment

Kerajaan Ternate
Kerajaan Ternate berdiri pada abad ke-13. Ibu kota kerajaan ini di Sampalu, letaknya di
kepulauan Maluku bagian utara. Ketika Bandar Malaka menjadi ramai, permintaan rempah-
rempah dari Maluku semakin besar. Bersamaan dengan ini pengaruh Islam masuk ke Ternate,
Islam mulai disebarkan ke Ternate pada abad ke-14. Masa kejayaan Demak, beberapa
pemuda Ternate telah belajar agama Islam kepada Sunan Giri. Salah satu pemuda tersebut
adalah Sunan Zainal Abidin, Raja Ternate.

Maluku merupakan daerah yang kaya rempah-rempah. Dengan kekayaan rempah-rempah ini
menjadikan posisi Kerajaan Ternate menjadi penting pada masa itu. Banyak pedagang dari
Jawa, Aceh, Arab, dan Cina datang ke Ternate. Para pedagang ini pada umumnya membeli
rempah-rempah dan menjual beras, madu, dan pakaian ke Ternate.

Melalui jalan dagang ini Islam berkembang ke Maluku,


seperti Ambon, Ternate, dan Tidore. Rempah-rempah yang dihasilkan Maluku terutama pala
dan cengkih. Pala dan cengkih ini sangat dibutuhkan bangsa Eropa sebagai bahan ramuan
obat-obatan dan penghangat badan.

Semula pala dan sengkih ini dihasilkan di hutan secara alam, tetapi dengan banyaknya
permintaan pada abad ke-12 mulai diusahakan dalam bentuk perkebunan. Pengusaha
perkebunan rempah-rempah ini terutama di Pulau Buru, Seram, Ambon, dan Halmahera.

Ramainya perdagangan rempah-rempah di Maluku mendorong timbulnya persekutuan-


persekutuan dagang, seperti berikut ini:

 Uli-Lima yang berarti persekutuan lima. Anggotanya lima pulai kecil di Kepulauan
Maluku. Kelima pulau tersebut adalah Ternate sebagai ketuanya. Obi, Bacan, Seram,
dan Ambon sebagai anggotanya.
 Uli-Siwa yang berarti persekutuan sembilan. Anggotanya sembilan pulau di
kepulauan Maluku. Kesembilan pulau tersebut adalah Pulau Makian, Halmahera,
Mare, Moti, dan pulau-pulau kecil lain, sedangkan Tidore sebagai ketuanya.
Kedua persekutuan ini akhirnya bersaing setelah kedatangan bangsa Barat di Maluku.
Portugis datang di Maluku (1512) dan bersekutu dengan Ternate, sedangkan Spanyol datang
ke Maluku (1521) dan bersekutu dengan Tidore. Kedua kerajaan yang diperalat bangsa asing
ini, akhirnya bersaing dan bermusuhan.

Portugis yang lebih awal datang ke Maluku dan telah membangun Benteng Sao Paulo merasa
lebih kuat. Portugis berbuat sewenang-wenang terhadap rakyat Ternate dan memonopoli
perdagangan di Maluku. Tindakan yang demikian ini membuat perlawanan dari Spanyol di
Tidore. Rakyat Ternate sendiri juga mengadakan perlawanan dengan pimpinan Sultan Hairun
(1550-1570). Spanyol kalah dan menyingkir dari Maluku, sedangkan Sultan Hairun di
tangkap Portugis. Setelah Sultan Hairun dipenjarakan, perdagangan Portugis di kuasai rakyat
Maluku. Kemudian, Sultan Hairun dikeluarkan daan diajak berunding, tetapi keesokan
harinya Sultan Hairun dibunuh ketika berkunjung di Benteng Portugis.

Peristiwa ini menimbulkan kemarahan besar bagi rakyat Maluku dan Sultan Baabullah, anak
Sultan Hairun (1570-1583). Sultan Baabullah bersama rakyat Ternate mengadakan
perlawanan besar-besaran terhadap Portugis. Dalam perlawanan ini ternyata mendapat
dukungan dari Tidore, sehingga Baabullah berhasil mengepung Benteng Portugis selama lima
tahun. Hal ini menyebabkan pasukan Portugis kekurangan bahan makanan dan menyerah
kepada Sultan Baabullah.

Ternate mencapai kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Baabullah. Wilayah Ternate
sampai ke daerah Filipina bagian selatan. Bersamaan ini pula penyebaran Islam sampai ke
wilayah Filipina bagian selatan, sehingga sampai sekarang penduduk Filipina bagian selatan
banyak yang memeluk agama Islam.

Kerajaan Tidore
Kerjaan Tidore berdiri hampir bersamaan dengan Kerajaan Ternate yaitu abad ke-13. Kedua
kerajaan ini bersahabat dan hidup berdampingan. Karena Tidore juga kaya rempah-rempah,
banyak pedagang yang berlabuh ke Ternate juga singgah di Tidore.

Sultan Tidore yang terkenal adalah Sultan Nuku. Pada saat pemerintahannya berhasil
memperluas wilayahnya hingga ke Halmahera, Seram, Kai, dan Misol Iran. Bersamaan
dengan itu penyebaran Islam dilakukan di daerah kekuasaannya. Berkat jasa sultan-sultan di
kedua kerajaan ini, Islam dapat menyebar, khususnya di wilayah nusantara bagian timur.

Tagged as: kerajaan ternate dan tidore . peta kerajaan ternate dan tidore . Apa yang
dimaksudkan dengan Ulilima dan Ulisiwa . apa yg dimaksud uli siwa .

Anda mungkin juga menyukai