Intan Nurminah Hasibuan M.Yasphi Matondang Tasha Nadifa Goche Di masa ini pula datang orang Eropa pertama di Maluku, Loedwijk de Bartomo (Ludovico Varthema) tahun 1506. Tahun 1512 Portugal untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di Ternate dibawah pimpinan Fransisco Serrao, atas persetujuan Sultan, Portugal diizinkan mendirikan pos dagang di Ternate. Portugal datang bukan semata – mata untuk berdagang melainkan untuk menguasai perdagangan rempah – rempah Pala dan Cengkih di Maluku. Untuk itu terlebih dulu mereka harus menaklukkan Ternate. Sultan Bayanullah wafat meninggalkan pewaris - pewaris yang masih sangat belia. Janda sultan, permaisuri Nukila dan Pangeran Taruwese, adik almarhum sultan bertindak sebagai wali. Permaisuri Nukila yang asal Tidore bermaksud menyatukan Ternate dan Tidore dibawah satu mahkota yakni salah satu dari kedua puteranya, pangeran Hidayat (kelak Sultan Dayalu) dan pangeran Abu Hayat (kelak Sultan Abu Hayat II). Sementara pangeran Tarruwese menginginkan tahta bagi dirinya sendiri. Portugal memanfaatkan kesempatan ini dan mengadu domba keduanya hingga pecah perang saudara. Kubu permaisuri Nukila didukung Tidore sedangkan pangeran Taruwese didukung Portugal. Setelah meraih kemenangan pangeran Taruwese justru dikhianati dan dibunuh Portugal. Gubernur Portugal bertindak sebagai penasihat kerajaan dan dengan pengaruh yang dimiliki berhasil membujuk dewan kerajaan untuk mengangkat pangeran Tabariji sebagai sultan. Tetapi ketika Sultan Tabariji mulai menunjukkan sikap bermusuhan, ia difitnah dan dibuang ke Goa – India. Disana ia dipaksa Portugal untuk menandatangani perjanjian menjadikan Ternate sebagai kerajaan Kristen dan vasal kerajaan Portugal, namun perjanjian itu ditolak mentah- mentah Sultan Khairun (1534-1570). Beberapa raja atau sultan yang pernah berkuasa pada masa Kerajaan Ternate dan Tidore
1.Sultan Zainal Abidin
Sultan Zainal Abidin merupakan pendiri Kerajaan Ternate pada abad ke-13 Masehi. Ia memerintah dari tahun 1486 sampai 1500. 2. Sultan Nuku Sultan Nuku merupakan pendiri Kerajaan Tidore pada abad ke-15 Masehi. Pada abad ke- 15 rakyat Ternate dan Tidore telah memeluk agama Islam. 3. Sultan Bayansirullah Sultan Bayansirullah merupakan pengganti Sultan Zainal Abidin. Ia terkenal dengan sebutan Abu Hayat. Ia memerintah dari tahun 1500 sampai 1522. 4. Sultan Hairun Sultan Hairun merupakan raja Ternate yang memerintah dari tahun 1536 sampai 1570. Sultan Hairun menjadi semakin geram dan marah melihat keangkuhan penjajah. Sultan Hairun bertempur melawan Portugis dan akhirnya gugur dalam pertempuran tersebut. 5. Sultan Baabullah Sultan Baabullah merupakan pengganti Sultan Hairun yang memerintah dari tahun 1570 sampai 1583. Pada masa ini Kerajaan Ternate mencapai puncak masa kejayaan. Sultan Baabullah terkenal sebagai raja 27 pulau. Tokoh sejarah yang terkenal pada masa Kerajaan Ternate-Tidore adalah Sultan Baabullah dan Sultan Nuku.Sultan Baabullah berhasil memajukan Kerajaan Ternate. Bukti keberhasilannya antara lain sebagai berikut : a. Berhasil merebut benteng Portugis dan mengusirnya dari Ternate pada tanggal 18 Desember 1577. b. Kerajaan Ternate memperluas wilayah sampai ke Mindanau (bagian utara), Bima (bagian selatan), Papua (bagian timur), dan Makassar (bagian barat). c.Pada masa Sultan Nuku, Kerajaan Tidore mampu memperluas wilayah hingga ke Halmahera, Seram, dan Papua. Pada abad ke-15 rakyat Ternate-Tidore telah memeluk agama Islam Ternate dan Tidore merupakan kerajaan yang berada di wilayah bagian timur Nusantara dan kedua kerajaan ini merupakan penghasil rempah-rempah terbanyak di dunia. Oleh karena itu, bila menggunakan Selat Malaka sebagai jalur perdagangan Ternate dan Tidore seakan-akan seperti pangkal perdagangan yang berakhir di tempat tujuan yang siap membeli.Banyak memberikan hasil berupa cengkih dan pala. Cengkih dan pala merupakan rempah-rempah yang sangat diperlukan untuk ramuan obat-obatan dan bumbu masak, karena mengandung bahan pemanas. Oleh karena itu, rempah-rempah banyak diperlukan di daerah dingin seperti di Eropa. Eropa merupakan konsumen rempah-rempah terbanyak, cuaca yang dingin mengharuskan mereka mencari sumber rempah-rempah berada. Selain untuk tujuan mencari kebutuhan, bangsa Eropa juga ingin menguasai perdagangan karena harganya akan jauh lebih murah bila langsung dibeli di tempat asalnya. KEHIDUPAN SOSIAL-BUDAYA
Agama Islam masuk di bandar Hitu, Ambon. Banyak pemuda-
pemuda Maluku yang belajar agama Islam di Gresik, salah satunya adalah Zainal Abidin yang menjadi raja Ternate. Diceritakan dalam sejarah bahwa Sunan Giri pernah berkunjung ke Ternate dan Tidore untuk mengunjungi murid-muridnya. Sejak kedatangan Portugis yang membawa misi gospel, Franciscus Xaverius menyebarkan agama Katolik di Maluku terutama di Ternate dan Ambon. Masuknya Belanda ke Maluku menjadikan Maluku menjadi wilayah yang terjajah. Pada awalnya mereka diterima dengan tujuan mengusir Portugal dari Maluku, namun hal itu berubah setelah Belanda terlalu banyak turut campur dalam pemerintahan dan kehidupan bermasyarakat. Orang Maluku yang semula beragama Kristen Katolik harus diganti menjadi Kristen Protestan. Kemunduran Kerajaan Ternate Tidore disebabkan karena diadu domba yang dilakukan oleh bangsa asing ( Portugis dan Spanyol ) yang bertujuan untuk memonopoli daerah penghasil rempah-rempah tersebut. Setelah Sultan Ternate dan Sultan Tidore sadar bahwa mereka telah diadu domba oleh Portugis dan Spanyol, mereka kemudian bersatu dan berhasil mengusir Portugis dan Spanyol ke luar Kepulauan Maluku. Namun kemenangan tersebut tidak bertahan lama sebab VOC yang dibentuk Belanda untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Maluku berhasil menaklukkan Ternate dengan strategi dan tata kerja yang teratur, rapi dan terkontrol dalam bentuk organisasi yang kuat. Peninggalan kerajaan Ternate : 1. Istana Sultan Ternate 2. Benteng Kerajaan Ternate 3. Masjid di Ternate Peninggalan kerajaan Tidore : 1. Benteng-benteng peninggalan portugis 2. Keraton Tidore TERIMA KASIH