• Ternate dan Tidore termasuk salah satu Kerajaan Islam di
Indonesia. Kedua kerajaan ini berdiri sejak abad ke-13 M, terletak di sebelah barat Pulau Halmahera di Maluku Utara, Indonesia. SUMBER SEJARAH
• Istana Kesultanan Ternate
SUMBER SEJARAH
• Masjid Jami •Koleksi Kesultanan
BIDANG POLITIK
• Melaksanakan sistem penyerahan wajib sebagian hasil bumi
(rempahrempah) kepada VOC (contingenten).Adanya perintah penebangan/pemusnahan tanaman rempah-rempah jika harga rempah- rempah di pasaran turun (hak ekstirpasi) dan penanaman kembali secara serentak apabila harga rempah-rempah di pasaran naik/ meningkat.Mengadakan pelayaran Hongi (patroli laut), yang diciptakan oleh Frederick de Houtman (Gubernur pertama Ambon) yakni sistem perondaan yang dilakukan oleh VOC dengan tujuan untuk mencegah timbulnya perdagangan gelap dan mengawasi pelaksanaan monopoli perdagangan di seluruh Maluku. BIDANG EKONOMI
• Kehidupan ekonomi kesultanan ternate. Cengkih dan pala
merupakan rempah-rempah yang sangat diperlukan untuk ramuan obat-obatan dan bumbu masak karena mengandung bahan pemanas. Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masyarakat Kerajaan Ternate dan Tidore. BIDANG SOSIAL
Agama Islam masuk di bandar Hitu, Ambon. Banyak pemuda-pemuda
Maluku yang belajar agama Islam di Gresik, salah satunya adalah Zainal Abidin yang menjadi raja Ternate. Diceritakan dalam sejarah bahwa Sunan Giri pernah berkunjung ke Ternate dan Tidore untuk mengunjungi murid-muridnya. Sejak kedatangan Portugis yang membawa misi gospel, Franciscus Xaverius menyebarkan agama Katolik di Maluku terutama di Ternate dan Ambon. BIDANG BUDAYA
• kebudayaan Kerajaan Ternate dan Tidore yang berakulturasi
dengan budaya Islam adalah ritual kolano uci sabea. KONFLIK TERNATE DENGAN EROPA
• Perang Ternate-Portugis adalah peperangan antara Kesultanan Terna
dan Portugis yang dilancarkan oleh Sultan Baabullah untuk memba pembunuhan Sultan Hairun dan mengusir Portugis dari Ternate.Ternate, terjadi pertempuran antara tentara Portugis melawa tentara Sultan Hairun dari tahun 1550. Pada tahun 1570, Sultan Hai dibunuh oleh Portugis.[1] Akibatnya, pengganti Sultan Hairun, yait Sultan Baabullah, bersumpah akan terus memusuhi Portugis[1] Seb balasan atas pembunuhan Khairun, Baabullah meminta agar Lopes d Mesquita dibawa ke hadapannya untuk diadili.