Anda di halaman 1dari 2

A.

Kehidupan Sosial Kerajaan Ternate - Tidore

Agama Islam masuk di bandar Hitu, Ambon. Banyak pemuda-pemuda Maluku yang belajar
agama Islam di Gresik, salah satunya adalah Zainal Abidin yang menjadi raja Ternate. Diceritakan
dalam sejarah bahwa Sunan Giri pernah berkunjung ke Ternate dan Tidore untuk mengunjungi
murid-muridnya.

Kedatangan Portugis di Maluku dengan membawa misi gospel, yang semula untuk
berdagang dan mendapatkan rempah-rempah, juga menyebarkan agama Katolik. Pada tahun 1534
missionaris Katolik, Fransiscus Xaverius telah berhasil menyebarkan agama Katolik di Halmahera,
Ternate, dan Ambon.

Masuknya Belanda ke Maluku menjadikan Maluku menjadi wilayah yang terjajah. Pada
awalnya mereka diterima dengan tujuan mengusir Portugal dari Maluku, namun hal itu berubah
setelah Belanda terlalu banyak turut campur dalam pemerintahan dan kehidupan bermasyarakat.
Orang Maluku yang semula beragama Kristen Katolik harus diganti menjadi Kristen Protestan.

B. Kebudayaan dan Peninggalan Kerajaan Ternate-Tidore

Telah kita ketahui bahwa sebelumnya di Maluku telah berkembang agama Islam. Dengan
demikian kehidupan agama telah mewarnai kehidupan sosial masyarakat Maluku. Dalam kehidupan
budaya, rakyat Maluku diliputi aktivitas perekonomian, maka tidak banyak menghasilkan budaya.
Salah satu karya seni bangun yang terkenal ialah Istana Sultan Ternate dan Masjid kuno di Ternate.

Perdagangan dan pelayaran mengalami perkembangan yang pesat sehingga pada abad
ke-15 telah menjadi kerajaan penting di Maluku. Para pedagang asing datang ke Ternate
menjual barang perhiasan, pakaian, dan beras untuk ditukarkan dengan rempah-rempah.
Ramainya perdagangan memberikan keuntungan besar bagi perkembangan Kerajaan Ternate
sehingga dapat membangun laut yang cukup kuat.Sebagai kerajaan yang bercorak Islam,
masyarakat Ternate dalam kehidupan sehari-harinya banyak menggunakan hukum Islam . Hal
itu dapat dilihat pada saat Sultan Hairun dari Ternate dengan De Mesquita dari Portugis
melakukan perdamaian dengan mengangkat sumpah dibawah kitab suci Al-Qur’an. Hasil
kebudayaan yang cukup menonjol dari kerajaan Ternate adalah keahlian masyarakatnya
membuat kapal, seperti kapal kora-kora.

Salah satu akulturasi budaya yang berkembang di Kerajaan Ternate dan Tidore adalah
ritual wajib, yakni ritual kolano uci sabea. Ritual ini bermakna turunnya sultan ke masjid untuk
sholat dan berdoa. Ini adalah pesona religi yang menarik dan berbeda dengan kesultanan
lainnya di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan dalam proses ini, sang sultan di tandu dan
dikawal masyarakat adat Ternate dari kedaton menuju masjid sultan.

Peninggalan Kerajaan Ternate

• Istana Kesultanan Ternate


• Masjid Jami Kesultanan Ternate
• Kompleks pemakaman sultan Ternate
• Benda-benda peninggalan di Museum Kesultanan Ternate (alat-alat perang,
singgasana raja, Al-Qur’an tulisan tangan raja)

Anda mungkin juga menyukai