TERNATE DAN
TIDORE
Ellena Aquista Margaretha / 13
Kezia Immanuelita Malau /20
Luna Ardhagia /21
Muhamad Alfa Rifky /25
Rasyadha Justitianisa / 37
Tria Nurkhosyiya / 44
Zidny Maulida N. / 46
Letak Ternate dan
Tidore
Secara geografis, letak Kerajaan Ternate dan Tidore berada di
daerah yang penting dalam dunia perdagangan pada waktu itu.
Yaitu di Kepuluan Maluku. Sebab di masa itu Maluku merupakan
daerah penghasil rempah-rempah terbesar, hingga dijuluki sebagai
“the Spice Island”.
j a
Raja yang membawa kerajaan Tidore ke
R a Puncak Kejayaan
e rk e n a l
T
Sultan Baabullah adalah Sultan Ternate
terbesar. Ia bertahta pada tahun 1570
sampai 1583. Ia menggantikan ayahnya,
Sultan Khairun
Pada saat Portugis memasuki wilayah Maluku, pihak portugis langsung
KERAJAAN TERNATE
KEHIDUPAN POLITIK memihak sekaligus membantu Ternate di tahun 1521. Sebab, Portugis
mengira bahwa Kerajaan Ternate memiliki kekuatan yang lebih besar.
Bangsa Spanyol juga datang ke Maluku. Namun pihak Spanyol langsung
membantu pihak Kerajaan Tidore, sehingga munculah perselisihan diatara
kaum putih di daerah Maluku. Untuk menghindari peperangan, Paus yang
TIDORE
ada kala itu turun tangan dengan cara menentukan garis batas antara
kedua kerajaan wilayah timur dengan melalui
Perjanjian Saragosa.
TERNATE DAN
Kepulauan Maluku merupakan tempat yang subur
serta ditumbuhi hutan rimba yang banyak
EKONOMI
KONDISI
TIDORE
menghasilkan cengkeh dan juga pala.
Di abad ke 12 M, permintaaan rempah-rempah
semakin meningkat, sehingga menyebabkan rempah-
rempah menjadi komoditi yang penting bagi
Kerajaan Ternate. Pesatnya perkembangan
perdagangan yang terjadi hingga keluar Maluku
menimbulkan terbentuknya persekutuan yang
positif. Mata pencaharian perikanan juga turut
mendukung dalam perekonomian masyarakat.
Kedatangan Portugis ke wilayah Maluku bukan tanpa sebab, mereka ingin menjalin
kerjasama dalam hal perdagangan dan juga mendapatkan hasil dari rempah-rempahnya.
Pihak Portugis juga memiliki tujuan untuk menyebarkan agama Katholik.
Dan pada tahun 1534 M, agama Katholik memang sudah memiliki kedudukan yang kuat di
wilayah Halmahera, Ternate, serta Ambon, berkat kegiatan yang dilakukan oleh Fransiskus
Xaverius.
Namun, memang agama Islam menjadi agama dari sebagian besar masyarakat Maluku. Oleh
sebab itu, perbedaan agama ini tidak dimanfaatkan oleh Kerajaan Portugis untuk
memancing perselisihan diantara rakyat kerajaan.
Setelah masuknya pihak Belanda ke tanah Maluku, rakyat yang tadinya memeluk agama
Katholik harus berganti agama menjadi Protestan. Hal tersebut memicu permasalahan serius
dalam kehidupan rakyat kerajaan. Sebab rakyat kala itu merasakan tekanan
Sultan Nuku pada waktu itu berhasil menyatukan Ternate dan Tidore
berkat bantuan dari Inggris. Sementara itu, pihak Belanda kalah dan
kemudian diusir dari Tidore dan Ternate.
KERAJAAN TERNATE DAN
Kerjaan Ternate mulai mengalami kemunduran sejak adanya
peristiwa adu domba yang dilakukan oleh pihak asing yakni
KERUNTUHAN
Portugis dan Spanyol yang tak lain ingin memonopoli daerah
penghasil rempah-rempah terbesar itu.
TIDORE
Kemudian, adu domba tersebut diketahui oleh Sultan Ternate dan
Sultan Tidore, sehingga mereka bergegas untuk bersatu dan
kemudian mengusir Portugis dan Spanyol ke luar Kepulauan
Maluku. Namun sayang, kemenangan tersebut tidak berlangsung
lama, sebab pihak VOC telah berhasil menguasai perdagangan
rempah-rempah di Maluku
Peninggalan Kerajaan Ternate
Bangunan bersejarah ini berada di
tengah Kota Ternate. Saat ini,
KERATON KESULTANAN bangunan bersejarah ini dikelola
menjadi cagar budaya untuk
melestarikan sejarah yang ada. Bukti
TERNATE
kejayaan Kerajaan Ternate bisa dilihat
dari interior bangunan yang dipenuhi
dengan emas. Didalamnya terdapat
sejumlah peninggalan perhiasan emas
yang biasa dipakai oleh sultan dan
permaisurinya pada zaman dahulu.
Selain itu, Pusaka milik sang sultan
juga masih terpajang rapi, seperti
senjata yang meliputi senapan,
meriam kecil, tombak, perisai, baju
besi, dan topi perang.
Masjid Sultan Ternate terletak di
MASJID SULTAN kawasan Jalan Sultan Khairun,
Kelurahan SoaSio, Kecamatan
Ternate Utara, Kota Ternate, Provinsi
Maluku Utara. Masjid ini menjadi
bukti keberadaan Kesultanan Islam
pertama di kawasan timur Nusantara.
TERNATE
KADATO KIE
sultan dari Kesultanan
Tidore. Istana ini terletak di
Kelurahan Soasio, Kecamatan
Tidore, Kota Tidore
Kepulauan. Istana ini pernah
hancur di awal abad ke-20.
Baru pada tahun 1997
dimulai pembangunan
kembali atas dorongan dari
Sultan Djafar Syah, dan
selesai pada Maret 2010
BENTENG TORRE DAN
Benteng Torre dibangun pada
tahun 1578 yang juga
memperoleh izin dari Sultan
Gapi Baguna. Nama benteng
TAHULA
ini diambil dari Kapten
Portugis saat itu, yakni De La
Torre. Tak jauh dari Benteng
Torre, ada Benteng Tahula
yang dibangun oleh bangsa
Spanyol pada tahun 1610.
Benteng ini berdiri gagah di
tengah Desa Soasio, Pulau
Tidore, Provinsi Maluku Utara.
THANK
YOU