Anda di halaman 1dari 10

KERAJAAN

TERNATE TIDORE
LETAK KERAJAAN
TERNATE DAN TIDORE
Kerajaan Ternate dan Tidore merupakan dua kerajaan besar yang
terletak di Kepulauan Halmahera Maluku Utara.

Letak kedua kerajaan berada di Kepulauan Maluku merupakan


menjadi sumber atau penghasil rempah-rempah Nusantara dan
dunia.
KERAJAAN TERNATE DAN TIDORE

Di Maluku terdapat dua kerajaan yang berpangaruh, yakni


Ternate dan Tidore. Kerajaan Ternate terdiri dari
persekutuan lima daerah, yaitu Ternate, Obi, Bacan,
Seram, Ambon, (disebut Uli Lima) sebagai pimpinannya
adalah Ternate. Adapun Tidore terdiri dari sembilan satuan
negara disebut Uli Siwa yang terdiri dari Makyan, Jailolo,
dan daerah antara Halmahera — Irian.
SUMBER SEJARAH
KERAJAAN TERNATE DAN TIDORE
1. Istana Sultan Ternate
Istana ini merupakan peninggalan dari Kesultanan Tidore yang sempat
memiliki kekuasaan yang cukup diperhitungkan di daerah Maluku. Istana
ini dibangun sekitar tahun 1810 atas inisiasi dari Sultan Tidore ke-28 yang
bernama Muhammad Tahir Muijuddin.

2.Makam Sultan Baabullah


Sultan Baabullah merupakan penguasa ke-24 dari Kerajaan Ternate.
Saat berkuasa, Ternate berhasil mencapai puncak kejayaan.
SUMBER SEJARAH
KERAJAAN TERNATE DAN TIDORE
3. Kadato Kie
Tempat ini adalah istana peristirahatan Sultan Tidore. Lokasinya ada di
Kelurahan Soasio, Kecamatan Tidore, Kota Tidore Kepulauan.

4. Benteng Tahula dan Torre


Benteng Tahula terletak di Kelularah Soa Sio, Kota Tidore Kepulauan.
Benteng kokoh ini didirikan oleh Spanyol, sebagai benteng pertahanan
untuk mengusir Portugis dari Indonesia
ASPEK POLITIK
KERAJAAN TERNATE DAN TIDORE
Di kepulauan Maluku terdapat kerajaan kecil, diantaranya kerajaan ternate sebagai pemimpin Uli Lima yaitu
persekutuan lima bersaudara. Uli Siwa yang berarti persekutuan sembilan bersaudara. Ketika bangsa Portugis
masuk, Portugis langsung memihak dan membantu Ternate, Hal ini dikarenakan Portugis mengira Ternate lebih
kuat. Begitu pula bangsa Spanyol memihak Tidore akhirnya terjadilah peperangan antara dua bangsa kulit, untuk
menyelesaikan, Paus turun tangan dan menciptakan perjanjian Saragosa. Dalam perjanjian tersebut bangsa
Spanyol harus meninggalkan Maluku dan pindah ke Filipina, sedangkan Portugis tetap berada di Maluku.

Untuk dapat memperkuat kedudukannya, portugis mendirikan sebuah benteng yang di beri nama Benteng
Santo Paulo. Namun tindakan Portugis semakin lama di benci oleh rakyat dan para penjabat kerajaan Ternate.
Oleh karena itu Sultan Hairun secara terang-terangan menentang politik monopoli dari bangsa Portugis. Sultan
Baabullah (Putra Sultan Hairun) bangkit menentang Portugis. Tahun 1575 M Portugis dapat dikalahkan dan
meninggalkan benteng.
ASPEK EKONOMI
KERAJAAN TERNATE DAN TIDORE
Kerajaan Ternate dan Tidore menjadi perhatian dunia karena merupakan daerah pusat penghasil
rempah-rempah yang diminati dunia. Kerajaan Ternate dan Tidore banyak disinggahi oleh para
pedagang baik asing maupun nusantara seperti dari Jawa, Malaka, Cina, Arab, Persia, dan Turki. Pada
abad ke 16 M permintaan rempah-rempah meningkat, sehingga cengkeh merupakan komoditi yang
penting. Orang Eropa menganggap rempah-rempah sebagai kebutuhan pokok karena itu harganya
sangat mahal. Mereka menggunakan rempah-rempah salah satunya adalah untuk bumbu daging yang
diawetkan pada musim dingin, ramuan obat-obatan dan sebagai bahan penyedap makanan. Harga
rempah-rempah di Eropa sangat mahal sehingga mendorong mereka mencari sendiri ke pusat
penghasil rempah-rempah agar dapat membelinya dengan harga murah dan menjual dengan harga
tinggi sehingga mendapat keuntungan yang sangat besar.
ASPEK SOSIAL KERAJAAN
TERNATE DAN TIDORE
Kegiatan perdagangan rempah-rempah di Maluku pada abad ke-15 telah ramai dikunjungi oleh
pedagang Jawa, Melayu, Arab, dan Cina. Mereka datang untuk membeli rempah-rempah dan
menjual barang dagangan seperti beras, kain tenun, gading, perak, manik-manik, dan keramik. Para
pedagang Maluku sudah sering mengunjungi Bandar-bandar perdagangan di Surabaya, Gresik dan
TUban untuk berdagang. Hubungan ini kelak sangat berpengaruh terhadap proses penyebaran
Islam di Maluku. Agama Islam pertama kali masuk di kepulauan Maluku dibawa oleh pedagang-
pedagang dari Malaka dan para mubaligh dari pulau Jawa. Banyak pemuda ternate belajar agama
Islam di Gresik, slah satunya adalah Zainal Abidin yang menjadi Sultan Ternate pada tahun 1486-1500
M. Demikian pula dengan kerajaan Tidore, Bacan, Jailolo memeluk agama Islam dan raja-rajanya
memakai nama-nama Arab dan bergelar Sultan.
ASPEK SOSIAL KERAJAAN
TERNATE DAN TIDORE
Kerajaan Ternate dan Tidore merupakan kerajaan Islam dengan
struktur pemerintahan :
1. Sultan: merupakan pemimpin kerajaan
2. Jugugu : membantu Sultan menjalankan pemerintahan sebagai
mentri pertama
3. Kapten Laut : Pemimpin angkatan laut
Hukum : setingkat hakim tinggi
4. Soasiwa : Dewan bangsawan yang berpengaruh dalam
pemerintahan dan bahkan pengangkatan seorang Sultan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai