Anda di halaman 1dari 4

Rangkuman Kerajaan Ternate dan Tidore

Kerajaan Ternate dan Tidore adalah dua kerajaan besar yang berlokasi di kepulauan Halmahera,
Maluku Utara. Kerajaan Ternate dikenal sebagai kerajaan maritim terkemuka di wilayah timur
Indonesia. Kerajaan Ternate adalah kerajaan islam yang bahkan masih berdiri hingga saat ini.

Kaya akan Rempah-Rempah


Berdasarkan riwayat, Kerajaan Ternate dan Tidore sangat dikenal dengan kekayaan rempah-
rempahnya, seperti pala, lada, dan cengkih.
Oleh karena itu, kepulauan Maluku mendapatkan gelar “The Spicy Island” yang artinya “Pulau
Rempah-rempah”, dikarenakan banyaknya rempah-rempah yang dihasilkan, khususnya cengkih
dan pala. Yang kemudian membuat arus perdagangan Ternate berkembang di Nusantar maupun
antarbangsa.
Inilah yang menjadi alasan mengapa Kerajaan Ternate dan Tidore sering di singgahi oleh
pedagang dari beragam negara.
Pada abad ke 14-15, umumnya rempah-rempah banyak diperlukan oleh bangsa Eropa untuk
kepentingan kuliner, oleh karena itu kehadiran Kerajaan Ternate di kancah Internasional
mengundang banyak perhatian negara-negara Eropa.

Kehadiran bangsa Portugis di Maluku


Bangsa Eropa yang pertama kali sampai di Maluku adalah Portugis yang tiba pada tahun 1512.
Tiga kapal yang dipimpin oleh Kapten Antonio de Abreu dikirim ke Maluku dengan tujuan
memonopoli perdagangan rempah-rempah, khususnya cengkih dan pala.
Awalnya, kedatangan Portugis di Ternate mendapat sambutan yang baik dari Raja Ternate,
Sultan Aby Lais yang tujuannya untuk membantu mereka melawan Kerajaan Tidore. Bahkan,
Sultan Aby Lais juga berjanji akan memberikan cengkih bagi Portugis setiap tahunnya, dengan
syarat dibangun sebuah benteng di Pulau Ternate.
Akan tetapi, hubungan dagang mereka baru dapat dirintis oleh Antonio de Brito bersama Sultan
Kaicili Abu Hayat yang waktu itu masih belia. Pihak Ternate pun merasa ragu mengizinkan De
Brito untuk mendirikan benteng Portugis pertama yang bernama Sao Paulo atau Gamalama yang
selesai dibangun pada tahun 1522. Sejak saat itulah hubungan dagang antara Portugis dan
Ternate mulai terjalin, khusus cengkih.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, terjadi konflik antara kedua belah pihak, dikarenakan
Portugis yang hendak mendominasi Ternate. Pada saat yang sama, Portugis juga ikut campur
dalam urusan dalam negeri kerajaan yang membuat rakyat Ternate resah.
Yang akhir berujung pada Peperangan besar antara Portugis dan Ternate. Peperangan ini terjadi
cukup lama, yang pada akhir berhasil dimenangkan oleh Kerajaan Ternate dan mengusir Portugis
pada pada tahun 1577 M, ketika Sultan Baabullah berkuasa.
Kemenangan Ternate atas Portugis ini tercatat sebagai kemenangan pertama putra nusantara
melawan kekuatan barat. Selain itu, Sultan Baabullah yang berkuasa pada tahun 1570 sampai
1583 berhasil mengantarkan Kerajaan Ternate menuju puncak kejayaannya.

Sejarah singkat Kerajaan Ternate


Berdirinya Kerajaan Ternate bermula dari keberadaan empat kampung yang masing-masing
dikepalai oleh seorang kepala marga atau disebut Momole.
Empat kampung tersebut kemudian sepakat untuk membentuk kerajaan, tetapi kala itu raja dan
rakyatnya belum diketahui agamanya.
Sejak zaman dahulu, Ternate dikenal sebagai penghasil rempah-rempah, sehingga penduduknya
telah lama berhubungan dengan para pedagang dari Antarbangsa seperti Arab,Melayu,maupun
China.
Seiring ramainya aktivitas perdagangan, ancaman dari para perompak pun semakin meresahkan,
sehingga para Momole melakukan musyawarah untuk menunjuk pemimpin yang akan
menyatukan ternate. Para Momole pun sepakat untuk menunjuk Momole Ciko sebagai Kolano
atau raja mereka.
Sejak 1257 M, Momole Ciko resmi menjadi raja pertama Kerajaan Ternate dengan gelar Baab
Mashur Malamo. Pada saat itu Ternate belum menjadi kerajaan Islam.

Masuknya Islam ke Ternate


Agama Islam mulai disebarkan di Ternate pada abad ke-14. Sedangkan keluarga kerajaan baru
secara resmi memeluk Islam pada masa pemerintahan Kolano Marhum(1432-1486 M).
Hikayat Ternate menyebutkan bahwa ketika Kolano Marhum berkuasa, datang seorang alim dari
Jawa yang bernama Maulana Husein yang mengajarkan cara membaca Al-Qur’an dan menulis
huruf Arab.
Hal inilah yang membuat raja, keluarga kerajaan, dan masyarakat Ternate semakin tertarik untuk
memeluk Agama Islam.
Meskipun Kolano Marhum adalah Raja Ternate pertama yang memeluk Agama Islam, namun
nanti pada zaman putranya , Zainal Abidin, yang berkuasa pada tahun 1486-1500 M, kerajaan
Ternate mulai memberlakukan hukum-hukum Islam.
Setelah berganti menjadi kesultanan Islam, gelar kolano atau raja kemudian diganti dengan
sultan.
Kemunduran Kerajaan Ternate
Kerajaan Ternate mulai mengalami kemunduran setelah Sultan Baabullah wafat pada 1583 M.
Tidak lama kemudian, Spanyol berani melakukan serangan dan berhasil merebut Benteng
Gamulamu pada 1606 M.
Kehidupan politik Kerajaan Ternate pun semakin kacau saat VOC datang dan memenangkan
persaingan melawan bangsa barat lainnya.
Sejak saat itu, VOC memegang hak atas monopoli perdagangan dan mulai mendirikan benteng di
Ternate. Menjelang akhir abad ke-17, Kerajaan Ternate sepenuhnya berada dibawah kendali
VOC. Meski begitu, kerajaan ini tidak benar-benar hancur.

Peninggalan Kerajaan Ternate


Berikut adalah peninggalan-peninggalan Kerajaan Ternate :
- Istana Kesultanan Ternate
- Masjid Jami Kesultanan Ternate
- Kompleks pemakaman sultan Ternate
- Benda-benda peninggalan di Museum kesultanan Ternate (alat-alat perang, singgasana
raja, Al-Qur’an tulisan tangan raja)
Daftar Referensi
 Google
 Kompas.Com
 Amarseto, Binuko. (2017).
Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia. Yogyakarta: Relasi Inti Media
 Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. (2008).
Sejarah Nasional Indonesia IV: Kemunculan Penjajahan di Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1977).
Sejarah Daerah Maluku. Proyek Pengembangan Media Kebudayaan,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
 Stellarium.org. Manual User Guide ( Penentuan Susunan Bintang )

Anda mungkin juga menyukai