Anda di halaman 1dari 17

Kelompok 7:

Clarissa Alveenia / 3
Kenneth A.S. / 12
Nicholas D.C. / 18
Sandy N. / 23
Lokasi dan Sumber Sejarah
• Kesultan Ternate dan Tidore adalah dua dari empat kesultanan di maluku.
• Dua kesultanan islam lainnya adalah kesultanan Bacan dan Jailolo.
• Secara geografis , Kedua kesultanan ini terletak di kepulauan Maluku , antara Sulawesi dan Papua.
• Karena posisi dan kancah aktivitas kedua keslutanan ini sangat penting sebagai penghasil rempah –
rempah sehingga dijuluki The Spice Islands.

• Komoditas utama dalam dunia perdagangan di dunia saat itu menarik minat bangsa – bangsa lain dari
Eropa, seperti Portugis, Belanda, Spanyol, dan Inggris, untuk datang ke Maluku,

• Kesultanan Ternate didirikan oleh Baab Mashur Malamo pada tahun 1527, dan sekaligus menjadi raja
pertamanya.

• Kesultanan Tidore berpusat di Tidore, Maluku Utara. Pada tahun 1322, pada abad XIV sampai abad XVIII.
• Tidore dipimpin oleh seorang yang bernama Hasan Syah.
Kondisi Sosial-politik Kesultanan
• Kesultanan Ternate resmi memeluk Islam pada pertengahan XV ketika Kolano
( Raja ) Marhum lalu diikuti oleh seluruh kerabat dan pejabat istana.

• Islam berkembang pesat pada masa pemerintahan Sultan Zainal Abidin, ia


memperdalam ajaran islam dengan berguru pada Sunan Giri di Pulau Jawa

• Sultan Zainal Abidin meninggalkan gelar “Kolano” dan menggantinya


dengan “Sultan”. Langkahnya kemudian diikuti oleh kesultanan lain di Maluku.
Ia juga mendirikan madrasah pertama di Ternate.
Sultan yang Memerintah di Ternate
Sirullah atau Bayanullah
(1500-1521)
Khairun
(1534-1570)
Baabullah
(1570-1583)
• Untuk kepentingan perdagangan, Kesultanan Ternate membangun
persekutuan yang disebut Uli Lima yang terdiri dari wilayah:
• Bacan
• Obi
• Seram
• Ambon
• Ternate
• Kesultanan Ternate juga membangun Uli Siwa yang terdiri dari:
• Makyan
• Jailolo atau Halmahera
• Pulau Raja Ampat
• Kai
• Papua
• Konflik terjadi ketika para pedagang Eropa mulai berdatangan. Pada 1512,
Bangsa Portugis dan Spanyol masuk ke wilayah Maluku (Ternate).

• Bangsa Portugis mendirikan Benteng Sao Paolo di Ternate, dengan alasan


untuk melindungi Ternate dari serangan Kesultanan Tidore yang bersekutu
dengan Spanyol

• Bangsa Portugis dan Bangsa Spanyol sebenarnya sama-sama ingin menguasai


kedua wilayah tersebut. Mereka sengaja membina hubungan baik dengan
penguasa setempat.
• Lama kelamaan sikap Portugis membuat Sultan Ternate, Sultan Khairun
merasa tidak nyaman, karena mereka mulai melakukan hal-hal seperti:
• Melakukan kegiatan monopoli perdagangan
• Mencampuri urusan internal kesultanan Ternate

• Sultan Khairun berhasil mempersatukan daerah di Maluku Utara dan


melakukan penyerangan terhadap Portugis namun ia dijebak dan
dibunuh. Puteranya, Sultan Baabullah menggantikan dan meneruskan
perlawanannya.

• Sultan Baabullah kemudian melakukan perlawanan pada 1570 dan


berhasil mengusir Bangsa Portugis dari Ternate pada 1575
• Di bawah pemerintahan Sultan Baabullah, Kesultanan Ternate mengalami
kemajuan pesat. Ia memperluas wilayah kekuasaan higga ke Sulawesi, Bima,
dan Mindanau (Filipina).

• Di sisi lain, kekalahan Portugis menjadi pintu masuk Belanda untuk


menguasai perdagangan rempah-rempah

• Pada tahun 1580, Spanyol bersatu dengan Bangsa Portugis mencoba


menguasai Maluku dengan menyerang Ternate. Kekalahan demi kekalahan
dialami Ternate, hingga Ternate terpaksa untuk meminta bantuan kepada
Belanda tahun 1603.
• Dengan bantuan Belanda akhirnya Ternate berhasil menahan Spanyol.
Namun, Belanda secara perlahan menguasai Ternate. Pada 26 Juni 1607,
sultan Ternate menandatangi monopoli VOC di Maluku sebagai imbalan
bantuan Belanda melawan Spanyol

• Pada tahun yang sama Belanda membangun Benteng Oranje yang


merupakan banteng pertama mereka di Nusantara

• Untuk memperkuat kedudukannya Belanda membentuk badan administrative


yang disebut Governement van Amboina di Maluku yang juga mencakup
Banda, Kei, Aru, Tanimbar, serta Teon-Nila Serua.
• Sistem monopoli yang diterapkan Belanda dalam perdagangan rempah-
rempah lambat laun mengundang perlawanan rakyat Maluku, tetapi selalu
gagal membendung kekuatan Belanda

• Sultan Mansur dari Tidore menerima Spanyol sebagai sekutu pada 1521,
dalam rangka mengimbangi kekuatan Kesultanan Ternate yang bersekutu
dengan bangsa Portugis

• Tidore menjadi kesultanan yang paling independen di Maluku terutama di


bawah kepemimpinan Sultan Saifuddin, setelah mundurnya Spanyol dari
wilayah tersebut pada 1663 karena protes pihak Portugis yang menganggap
Spanyol melanggar Perjanjian Tordesillas 1494
• Kesultanan Tidore mencapai masa kejayaan pada masa Sultan Nuku dengan
sikapnya yang anti-imperialis. Karena sikapnya ini, pengaruh VOC lebih
berpusat di luar Kesultanan Ternate dan Tidore, seperti di Maluku Selatan
(Ambon) yang menjadi pusat penyebaran agama Katolik dan Protestan,
sedangkan agama Islam lebih berkembang di wilayah Maluku Utara

• Sultan Zainal Abidin membentuk organisasi kesultanan serta penerapan


syariat Islam yang menjadi standar yang diikuti semua kesultanan di Maluku

• Keberhasilan rakyat Ternate mengusir bangsa Portugis merupakan


kemenangan pertama pribumi Nusantara sekaligus menunda penjajahan barat
atas bumi Nusantara selama 100 tahun dan memperkokoh kedudukan Islam
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai