Anda di halaman 1dari 9

Kerajaan Islam di Maluku

Sejarah Wajib
ALFYA INDYRAH HANAFI, S.Pd
Kesultanan Ternate
• Kesultanan Ternate atau juga dikenal dengan
Kerajaan Gapi adalah salah satu dari 4 kerajaan
Islam di Kepulauan Maluku dan merupakan salah
satu kerajaan Islam tertua di Nusantara. Didirikan
oleh Baab Mashur Malamo pada tahun 1257.
Kesultanan Ternate memiliki peran penting di
kawasan timur Nusantara antara abad ke-13
hingga abad ke-19.
• Kesultanan Ternate menikmati kegemilangan di
paruh abad ke-16 berkat perdagangan rempah-
rempah dan kekuatan militernya. Pada masa jaya
kekuasaannya membentang mencakup wilayah
Maluku, Sulawesi bagian utara, timur dan tengah,
bagian selatan kepulauan Filipina hingga sejauh
Kepulauan Marshall di Pasifik.
• Saat ini takhta kesultanan dijabat oleh Sultan
Syarifuddin Bin Iskandar Muhammad Djabir Sjah
yang menjabat sejak tahun 2016 menggantikan
Sultan Mudaffar Syah II.
Kerajaan Tidore
• Kesultanan Tidore merupakan salah satu kerajaan yang
pernah berjaya dalam sejarah kawasan timur Indonesia,
tepatnya di Maluku Utara. Riwayat Kerajaan Tidore kerap
dikaitkan dengan saudara kembarnya, yakni Kesultanan
Ternate. Kejayaan Kesultanan Tidore berlangsung dari abad
ke-16 sampai abad ke-18 Masehi.
• Masa ini ditandai dengan wilayah kekuasaan Kesultanan
Tidore yang luas, dari sebagian besar pulau Halmahera
Selatan, Pulau Buru, Pulau Seram, hingga pulau-pulau di
sekitar Papua Barat. Kesultanan Tidore menjalani peradaban
yang cukup lama dan melalui berbagai tahapan dalam riwayat
sejarah Nusantara bahkan hingga Indonesia merdeka tanggal
17 Agustus 1945.
• Sejak tahun 1999 atau setelah Reformasi 1998 yang
meruntuhkan rezim Orde Baru, Kesultanan Tidore dihidupkan
kembali dalam konteks melestarikan warisan budaya serta
sejarah dan masih eksis hingga saat ini.
• Adapun Kerajaan Tidore dan Kerajaan Ternate tetap hidup
berdampingan kendati kerap bersaing satu sama lain.
• Raja pertama Tidore adalah Sahajati yang merupakan saudara Mayshur Malamo, raja pertama
Kerajaan Ternate. Berdasarkan berbagai sumber, tidak ada keterangan yang menyebutkan bahwa
Sahajati telah memeluk agama Islam.
• Penguasa Tidore yang pertama masuk Islam adalah Ciriliyati dengan gelar Sultan Jamaluddin
(1495-1512). Sejak saat itu, Kerajaan Tidore pun berubah menjadi kesultanan atau kerajaan
bercorak Islam.
• Sepeninggal Sultan Jamaluddin, Kesultanan Tidore dipimpin oleh Sultan Al Mansur (1512-1526).
Kala itu, pengaruh asing mulai masuk ke Maluku Utara, termasuk Tidore.
• Sebelumnya, kerajaan tetangga yakni Kesultanan Ternate telah terlebih dulu menjalin relasi
dengan bangsa Portugis. Pada masa itu, Spanyol dan Portugis sedang bersaing menanamkan
pengaruh di kawasan timur Nusantara. Suasana persaingan pun semakin panas. Portugis
berambisi merebut Tidore dari pengaruh Spanyol.
• Pertikaian ini berakhir dengan perjanjian damai. Portugis bersedia menarik armadanya dari
Tidore namun dengan syarat. Syaratnya adalah semua hasil rempah-rempah dari Tidore hanya
boleh dijual kepada Portugis dengan harga seperti yang dibayarkan Portugis kepada Ternate.
• Kejayaan Kesultanan Tidore terjadi pada masa Sultan Saifuddin (1657-1689 M) yang berhasil
membawa kemajuan hingga Tidore disegani oleh kerajaan-kerajaan lain di Kepulauan Maluku.
Masa keemasan Kesultanan Tidore juga dirasakan di era kepemimpinan Sultan Nuku pada awal
abad ke-19.
• Sultan Nuku memperluas wilayah kekuasaan Tidore sampai ke Papua bagian Barat, Kepulauan
Kei, Kepulauan Aru, bahkan sampai Kepulauan Pasifik. Tak hanya itu, Sultan Nuku juga berhasil
menyatukan Ternate dan Tidore untuk menghadapi penjajah Belanda yang dibantu Inggris.
Kegemilangan mengusir bangsa asing membuat Kesultanan Tidore mencapai kemajuan dengan
pesat.
Kesultanan Jailolo
• Kesultanan Jailolo adalah salah satu kesultanan yang pernah
berkuasa di Kepulauan Maluku. Pendirian kesultanan ini berawal
dari Persekutuan Moti yang diusulkan oleh Sultan Sida Arif
Malamo.
• Kesultanan Jailolo adalah satu-satunya kesultanan di Maluku
Utara yang pusat pemerintahannya berada di Pulau Halmahera.
Selain itu, wilayah Kesultanan Jailolo adalah salah satu sumber
penghasil cengkih di Kepulauan Maluku.
• Kesultanan Jailolo telah berdiri sejak abad ke-13 Masehi. Pada
abad ke-17, kesultanan ini mengalami keruntuhan. Wilayah-
wilayahnya kemudian terbagi menjadi bagian dari Kesultanan
Tidore dan Kesultanan Ternate.
• Kesultanan Jailolo didirikan kembali secara adat setelah era
reformasi dimulai pada tahun 1998. Bersamaan dengan itu,
komunitas adat Moloku Kie Raha dibentuk kembali. Selama
periode 2002–2017, telah terpilih empat keturunan dari
Kesultanan Jailolo sebagai pemimpin adat.
• Kesultanan Jailolo tidak memiliki banyak peninggalan arkeologi.
Bekas Istana Kesultanan Jailolo tidak ditemukan sama sekali.
Peninggalan yang tersisa hanya berupa benteng, masjid, dan
makam kuno.
Kesultanan Bacan
• Kesultanan Bacan adalah suatu kerajaan yang berpusat di
Pulau Bacan, Kepulauan Maluku. Raja Bacan pertama yang
memeluk Islam adalah Raja Zainulabidin yang bersyahadat
pada tahun 1521. Meski berada di Maluku, wilayahnya
cukup luas hingga ke wilayah Papua.
• Banyak kepala suku di wilayah Waigeo, Misool dan
beberapa daerah lain yang berada di bawah administrasi
pemerintahan kerajaan Bacan.
• Sultan Ternate yaitu Sultan Musaffar Syah menyatakan
bahwa makna dari“ bacan” atau “membaca” adalah
memasukkan sesuatu, atau usaha sadar yang dilakukan
seseorang untuk memasukkan sesuatu ke dalam otaknya
untuk menjadipengetahuan. Makna tersebut tidak bisa
dilepaskan juga dengan tugas dan fungsi Sultan.
• Bacan dalam Kesultanan Moloku Kie Raha yaitu: memasok
logistik. Bacan dalam beberapa manuskrip sejarah sering
juga ditulis sebagai Bachian, Bachanatau Batjan; dan diduga
sudah eksis sejak tahun 1322.
• Kesultanan Bacan berpusat di Pulau Bacan. Wilayah Kesultanan Bacan pada saat
jayanya cukup luas, yaitu dari Maluku hingga ke wilayah Papua.Banyak kepala
suku di wilayah Waigeo, Misool dan beberapa daerah lain berada di bawah
administrasi pemerintahan Kesultanan Bacan pada masa jayanya.
• Pengaruh bangsa Eropa pertama di Pulau Bacan diawali oleh Portugis yang
kemudian membangun benteng pada tahun1 558. Bernevald Fort adalah benteng
Portugis yang masih utuh berdiri di Pulau Bacan sampai sekarang. Pada tahun16
09 benteng ini diambil alih oleh VOC yang menandai awal penguasaan Hindia
Belanda di Pulau Bacan. Pada tahun1 889 sistemmo narki Kesultanan Bacan
diganti dengan sistem kepemerintahan di bawah kontrol Hindia Belanda.
• Pulau Bacan tidak hanya mempunyai peran dalam produksi cengkeh dan pala
pada masa itu, akan tetapi juga menjadi pusat kontrol atas produksi dan distribusi
cengkeh dan paladi Ternate, Tidore, Moti, Makian dan Halmahera.

Anda mungkin juga menyukai