PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kedatangan Islam di tanah Papua, sesungguhnya sudah sangat lama. Islam datang ke
Masa antara abad XIV-XV memiliki arti penting dalam sejarah kebudayaan
Nusantara, di mana pada saat itu ditandai hegemoni Majapahit sebagai Kerajaan Hindu-
Budha mulai pudar. Se-zaman dengan itu, muncul jaman baru yang ditandai penyebaran
Melalui jalur damai perdagangan itulah, Islam kemudian semakin dikenal di tengah
masyarakat Papua. Kala itu penyebaran Islam masih relatif terbatas di kota-kota pelabuhan.
Para pedagang dan ulama menjadi guru-guru yang sangat besar pengaruhnya di tempat-
tempat baru.
Islam ke Papua, tidak bisa dilepaskan dengan jalur dan hubungan daerah ini dengan
daerah lain di Indonesia. Selain faktor pengaruh kekuasaan Kerajaan Majapahit, masuknya
Islam ke kawasan ini adalah lewat Maluku, di mana pada masa itu terdapat kerajaan Islam
B. Rumusan Masalah
1|Page
BAB II
PEMBAHASAN
sumber yang kami baca dan pelajari bahwa keempat kerajaan Islam tersebut merupakan
adalah :
Penjelasan tentang keempat kerajaan tersebut kami temui secara kolektif tanpa
terpisah-pisah atau dibahas satu-persatu, baik latar belakang lahirnya setiap kerajaan
Sejak abad ke-16, selain di Kepulauan Raja Ampat yang termasuk wilayah
Papua dari pulau Biak (serta daerah sebaran orang Biak) sampai Mimika merupakan bagian
dari wilayah mandala Kesultanan Tidore, sebuah kerajaan besar yang berdekatan dengan
wilayah Papua. Tidore menganut adat Uli-Siwa (Persekutuan Sembilan), sehingga propinsi-
propinsi Tidore seperti Biak, Fakfak dan sebagainya juga dibagi dalam sembilan distrik
(pertuanan).
Waigeo; kerajaan Salawati, dengan pusat kekuasaan di Samate, pulau Salawati Utara;
kerajaan Sailolof dengan pusat kekuasaan di Sailolof, pulau Salawati Selatan, dan kerajaan
2|Page
Misool, dengan pusat kekuasaan di Lilinta, pulau Misol. Penguasa Kerajaan Lilinta/Misol
Bugis melalui Banda dan Seram Timur oleh seorang pedagang dari Arab bernama Haweten
Attamimi yang telah lama menetap di Ambon. Proses pengislamannya dilakukan dengan
cara khitanan. Di bawah ancaman penduduk setempat jika orang yang disunat mati, kedua
mubaligh akan dibunuh, namun akhirnya mereka berhasil dalam khitanan tersebut kemudian
Islam di Papua berasal dari Bacan. Pada masa pemerintahan Sultan Mohammad al-
Bakir, Kesultanan Bacan mencanangkan syiar Islam ke seluruh penjuru negeri, seperti
Sulawesi, Fiilipina, Kalimantan, Nusa Tenggara, Jawa dan Papua. Menurut Thomas Arnold,
Raja Bacan yang pertama kali masuk Islam adalah Zainal Abidin yang memerintah tahun
1521.
Pada masa ini Bacan telah menguasai suku-suku di Papua serta pulaupulau di
sebelah barat lautnya, seperti Waigeo, Misool, Waigama, dan Salawati. Sultan Bacan
Papua tahun 1606. Melalui pengaruhnya dan para pedagang muslim, para pemuka
masyarakat di pulau-pulau kecil itu lalu memeluk agama Islam. Meskipun pesisir menganut
agama Islam, sebagian besar penduduk asli di pedalaman masih tetap menganut animisme.
Secara geografis tanah Papua memiliki kedekatan relasi etnik dan kebudayaan
dengan Maluku. Dalam hal ini Fakfak memiliki kedekatan dengan Maluku Tengah,
Tenggara dan Selatan, sedangkan dengan Raja Ampat memiliki kedekatan dengan Maluku
Utara. Oleh karena itu, dalam membahas sejarah masuknya Islam ke Fakfak kedua alur
komunikasi dan relasi ini perlu ditelusuri mengingat warga masyarakat baik di Semenanjung
Onim Fakfak maupun Raja Ampat di Sorong, keduanya telah lama menjadi wilayah ajang
3|Page
perebutan pengaruh kekuasaan antara dua buah kesultanan atau kerajaan besar di Maluku
bahwa yang terakhir inilah (Kesultanan Tidore) yang lebih besar dominasinya di pesisir
Di Kepulauan Raja Empat sendiri terdapat beberapa Distrik Kerajaan-Kerajaan Islam yaitu :
a. Kerajaan Namatota
Dari silsilah Raja Namatota diketahui bahwa Raja Namatota pertama yakni Ulan
Tua, telah memeluk Islam hingga sekarang diketahui merupakan generasi kelima.
Lamarora merupakan raja kedua kerajaan Namatota diperkirakan hidup pada tahun 1778-
1884. Raja Lamarora selanjutnya datang ke daerah Kokas dan disana beliau telah
menyebarkan agama Islam dan kawin dengan perempuan bernama Kofiah Batta,
selanjutnya pasangan ini merupakan cikal-bakal Raja-raja Wertuar. Salah seorang Raja
Wertual (Kokas) bernama M. Rumandeng al-Amin Umar Sekar 1934, dengan gigih
pernah menentang pemerintah Belanda dengan tidak mau menyetor uang tambang
kemudian dibebaskan.
b. Kerajaan Komisi
Aituararauw .menyebutkan bahwa kerajaan Islam pertama didirikan di Pulau Adi pada
tahun 1626 dengan nama Eraam Moon, yang diambil dari bahasa Adi Jaya yang artinya
“Tanah Haram”. Raja pertamanya bernama Woran. Namun jauh sebelumnya pada abad
ke XV (1460-1541) penguasa pertama di pulau Adi, Ade Aria Way, telah menerima
Islam yang dibawa oleh Syarif Muaz yang mendapat gelar Syekh Jubah Biru, yang
menyebarkan Islam di utara dan kawasan itu. Namun sambutan positif lebih banyak
diterima di pulau Adi dalam hal ini di daerah kekuasaan Ade Aria Way. Setelah masuk
Islam Ade Aria Way berganti nama menjadi Samai. Kemudian Samai mencatat bahwa
pada tahun 1760 Ndovin yang merupakan generasi kelima dari Samai mendirikan
4|Page
kerajaan Kaimana dan bertahta di sana dengan gelar Rat Umis As Tuararauw yang
c. Kerajaan Fatagar
menceritakan bahwa Fatagar I yaitu Tewal, diperkirakan hidup pada tahun 1724-1814.
Raja Tewal bertahta di daerah Tubir Seram, yang hijrah dari Rumbati (daerah Was). Pada
saat kerajaan Fatagar masih di Rumbati, disana Islam sudah ada dan berkembang dengan
ditemukannya puing-puing bekas reruntuhan masjid. Itu berarti Islam sudah masuk di
daerah Rumbati sebelum tahun 1724. Sementara itu, berdasarkan keterangan Raja
Rumbati ke 16, H. Ibrahim Bauw 1986, bahwa Islam masuk di Was pada tahun 1506
melalui perang besar antara Armada Kesultanan Tidore yang dipimpin Arfan dengan
Kerajaan Rumbati.
d. Kerajaan Ati-Ati
Di Kabupaten Fakfak pada masa awal masuknya agama Islam ada empat raja
yang berkuasa diantaranya Raja Ati-ati, Ugar, Kapiar dan Namatota (sekarang masuk
dalam wilayah kabupaten Kaimana). Masing-masing raja tersebut mendirikan mesjid dan
mesjid tersebut yang digunakan sebagai sarana untuk menyebarkan agama Islam. Akan
tetapi mesjid yang didirikan oleh raja Ati-ati pada saat itu pada umumnya terbuat dari
kayu sehingga tidak bisa lagi ditemukan wujud maupun sisa-sisanya. Satu-satunya mesjid
yang ditunjukkan oleh keturunan Raja Ati-ati adalah mesjid Werpigan yang dibangun
e. Kerajaan Rumbati
Salah satu raja mantan raja dari kerajaan Rumbati adalah Patipi. Beliau sudah
membawa Islam kepada orang-orang disekitarnya. Keberadaan dinasti raja ini adalah
5|Page
f. Kerajaan Pattipi
dengan masuknya agama Islam di Papua. Masuknya Islam di tanah Papua terdiri dari
tujuh versi, yaitu versi orang Papua, Aceh, Arab, Jawa, Banda, Bacan, serta versi Tidore
dan Ternate. Masing masing dengan argumentasinya yang berbeda-beda. Menurut orang
asli Papua Fakfak, yang masih kuat dengan adat dan legendanya, Islam bukan dibawa dan
disebarkan oleh Kerajaan Tidore, Arab, Jawa, atau Sulawesi. Akan tetapi, Islam sudah
g. Kerajaan Sekar
Informasi atau tentang situs-situs khusus Kerajaan Sekar sulit diperoleh, namun
dapat diyakini bahwa Kerajaan Sekar merupakan salah satu kerajaan dari 9 kerajaan
h. KerajaanWertuar
Raja Wetuar ke X yakni Musa Haremba, bahwa Raja pertama Wertuar adalah
Vijao. Penduduk meyakini bahwa asal muasal Raja Vijao ini dari cahaya, sedang Raja
kedua bernama Ukir. Selanjutnya Raja ketiga bernama Winey yang beristrikan Boko
Kopao dari Namatoria. Dari susunan Raja-raja Wertuar, yang dilantik Sultan Tidore
adalah Raja ketujuh yakni Lakate pada tahun 1886. Namun pendapat lain mengatakan
bahwa yang dilantik adalah Raja Wertuar keenam, yakni Sanempe. Hubungan Lakate
dengan Sanempe adalah hubungan saudara dan bukan hubungan bapak anak, yang berarti
mereka hidup dalam satu zaman. • Terlepas dari siapa yang dilantik dari kedua raja
tersebut, kedua sumber tadi menjelaskan bahwa Raja Wertuar tersebut dilantik oleh
Sultan Tidore yang bernama Muhammamd taher Alting pada tahun 1886 di Karek, Sekar
Lama. Turut hadir dalam peristiwa pelantikan adalah Raja Rumbati, Abdul Jalil, dan Raja
6|Page
i. Kerajaan Arguni.
ada pula beberapa kerajaan lain yaitu kerajaan-kerajaan yang pada mulanya berada di
sebagai kerajaan tersendiri terutama pada masa awai pax neerlandica (1898).
1. Kerajaan Patipi,
2. Kerajaan Sekar,
3. Kerajaan Wertuar dan
4. Kerajaan Arguni.
Seperti halnya Kerajaan Sekar, informasi ataupun data lengkap dari kerajaan ini
sulit ditemukan.
Papua sangat unik, karena di satu sisi agama Islam telah merupakan ”agama resmi” bagi
(Kaimana). Hal ini ditandai dengan raja dan keluarganya telah memeluk agama Islam, serta
adanya institusi resmi yang berkaitan pengaturan kehidupan masyarakat. Pengaruh raja
umumnya sangat besar dalam membantu tersebarnya Islam di daerah ini. Akan tetapi di sisi
lain tampak pengamalan ajaran Islam sebagian penduduk Papua masih kurang mendalam
sehingga terjadi keadaan yang kontradiktif. Diterimanya Islam sebagai agama dan jalan
hidup masyarakat Papua, maka pranata-pranata kehidupan sosial budaya memperoleh warna
baru. Keadaan ini terjadi karena penerimaan mereka kepada Islam sebagai agama, tidak
telah ada sebelumnya. Apa yang dibawa oleh Islam pada mulanya datangnya, hanyalah
7|Page
masyarakat yang ada. Islam mengisi sesuatu dari aspek kultural mereka, karena sasaran
utama dari pada penyebaran awal Islam hanya tertuju kepada soal iman dan kebenaran
tauhid.
1. Teori Papua
Teori ini merupakan pandangan adat dan legenda yang melekat di sebagaian
rakyat asli Papua, khususnya yang berdiam di wilayah Fakfak, Kaimana, Manokwari dan
Raja Ampat (Sorong). Teori ini memandang Islam bukanlah berasal dari luar Papua dan
bukan di bawa dan disebarkan oleh Kerajaan Ternate dan Tidore atau pedagang Muslim
dan da’I dari Arab, Sumatera, Jawa, maupun Sulawesi. Namun Islam berasal dari Papua
itu sendiri sejak pulau Papua diciptakan oleh Allah Swt. mereka juga mengatakan bahwa
agama Islam telah terdapat di Papua bersamaan dengan adanya pulau Papua sendiri, dan
mereka meyakini kisah bahwa dahulu tempat turunya Nabi Adam dan Hawa berada di
daratan Papua.
2. Teori Aceh
kabupaten Fakfak pada tahun 2006, menyimpulkan bahwa Islam datang pada tanggal 8
Agustus 1360 M, yang ditandai dengan hadirnya mubaligh Abdul Ghafar asal Aceh di
Fatagar Lama, kampong Rumbati Fakfak. Penetapan tanggal awal masuknya Islam
tersebut berdasarkan tradisi lisan yang disampaikan oleh putra bungsu Raja Rumbati XVI
(Muhamad Sidik Bauw) dan Raja Rumbati XVII (H. Ismail Samali Bauw), mubaligh
kemudian ia wafat dan di makamkan di belakang masjid kampong Rumbati pada tahun
1374 M.
3. Teori Arab
Menurut sejarah lisan Fakfak, bahwa agama Islam mulai diperkenalkan di tanah
Papua, yaitu pertamakali di Wilayah jazirah onin (Patimunin-Fakfak) oleh seorang sufi
8|Page
bernama Syarif Muaz al-Qathan dengan gelar Syekh Jubah Biru dari negeri Arab, yang di
perkirakan terjadi pada abad pertengahan abad XVI, sesuai bukti adanya Masjid
Tunasgain yang berumur sekitat 400 tahun atau di bangun sekitar tahun 1587. Selain dari
sejarah lisan tadi, dilihat dalam catatan hasil Rumusan Seminar Sejarah Masuknya Islam
dirumuskan bahwa :
a. Islam dibawa oleh sultan abdul qadir pada sekitar tahun 1500-an (abad XVI), dan
diterima oleh masyarakat di pesisir pantai selatan Papua (Fakfak, Sorong dan
sekitarnya)
4. Teori Jawa
menceritakan bahwa orang Papua yang pertama masuk Islam adalah Kalawen yang
kemudian menikah dengan siti hawa farouk yakni seorang mublighat asal Cirebon.
Kalawen setelah masuk Islam berganti nama menjadi Bayajid, diperkirakan peristiwa
tersebut terjadi pada tahun 1600. Jika dilihat dari silsilah keluarga tersebut, maka
Kalawen merupakan nenek moyang dari keluarga Arfan yang pertama masuk Islam.
5. Teori Banda
melalui seram timur oleh seorang pedagang dari Arab bernama haweten attamimi yang
telah lama menetap di ambon. Microb juga mengatakan bahwa cara atau proses Islamisasi
yang pernah dilakuka oleh dua orang mubaligh dari banda yang bernama salahuddin dan
jainun, yaitu proses pengIslamanya dilakukan dengan cara khitanan, tetapi dibawah
ancaman penduduk setempat yaitu jika orang yang disunat mati, kedua mubaligh tadi
akan dibunuh, namun akhirnya mereka berhasil dalam khitanan tersebut kemudian
9|Page
6. Teori Bacan
Kesultanan bacan dimasa sultan mohammad al-bakir lewat piagam kesiratan yang
dicanangkan oleh peletak dasar mamlakatul mulukiyah atau moloku kie raha (empat
kerajaan Maluku: ternate, tidore, bacan, dan jailolo) lewat walinya ja’far as-shadiq (1250
Menurut Arnold, raja bacan yang pertama masuk Islam bernama zainal abiding
yang memerintah tahun 1521 M, telah menguasai suku-suku di Papua serta pulau-pulau
disebelah barat lautnya, seperti waigeo, misool, waigama dan salawati. Kemudian sultan
bacan meluaskan kekuasaannya sampai ke semenanjung onin fakfak, di barat laut Papua
pada tahun 1606 M, melalui pengaruhnya dan para pedagang muslim maka para pemuka
masyarakat pulau – pulau tadi memeluk agama Islam. Meskipun masyarakat pedalaman
masih tetap menganut animisme, tetapi rakyat pesisir menganut agama Islam.
Dari sumber – sumber tertulis maupun lisan serta bukti – bukti peninggalan nama
– nama tempat dan keturunan raja bacan yang menjadi raja – raja Islam di kepulauan raja
ampat. Maka diduga kuat bahwa yang pertama menyebarkan Islam di Papua adalah
kesultanan bacan sekitar pertengahan abad XV. Dan kemudian pada abad XVI barulah
Dalam sebuah catatan sejarah kesultanan Tidore yang menyebutkan bahwa pada
tahun 1443 M Sultan Ibnu Mansur ( Sultan Tidore X atau sultan Papua I ) memimpin
ekspedisi ke daratan tanah besar ( Papua ). Setelah tiba di wilayah pulau Misool, raja
ampat, maka sultan ibnu Mansur mengangkat Kaicil Patrawar putra sultan Bacan dengan
dengan putri sultan Ibnu Mansur bernama Boki Tayyibah. Kemudian berdiri empat
10 | P a g e
Misool/kerajaan Sailolof, kerajaan Batanta dan kerajaan Waigeo. Dari Arab, Aceh, Jawa,
Di peluknya Islam oleh masyarakat Papua terutama didaerah pesisir barat pada
abad pertengahan XV tidak lepas dari pengaruh kerajaan – kerajaan Islam di Maluku
( Bacan, Ternate dan Tidore ) yang semakin kuat dan sekaligus kawasan tersebut
mengatakan bahwa Islam telah berada di Maluku dan raja yang pertama masuk Islam 50
tahun yang lalu, berarti antara tahun 1460-1465. Berita tersebut sejalan pula dengan berita
Antonio Galvao yang pernah menjadi kepala orang – orang Portugis di Ternate (1540-
1545 M). mengatakan bahwa Islam telah masuk di daerah Maluku dimulai 80 atau 90
kekuatan militer. Penyebaran Islam tersebut dilakukan secara damai dan berangsur-
lembaga pendidikan pesantren dan lain sebagainya, akan tetapi jalur yang paling utama
dalam proses Islamisasi di nusantara ini melalui jalur perdagangan, dan pada akhirnya
melalui jalur damai perdagangan itulah, Islam kemudian semakin dikenal di tengah
masyarakat Papua. Kala itu penyebaran Islam masih relatif terbatas hanya di sekitar kota-
kota pelabuhan. Para pedagang dan ulama menjadi guru-guru yang sangat besar
Bukti-bukti peninggalan sejarah mengenai agama Islam yang ada di pulau Papua
a. Terdapat living monument yang berupa makanan Islam yang dikenal dimasa lampau
yang masih bertahan sampai hari ini di daerah Papua kuno di desa Saonek, Lapintol,
11 | P a g e
b. Tradisi lisan masih tetap terjaga sampai hari ini yang berupa cerita dari mulut ke mulut
c. Naskah-naskah dari masa Raja Ampat dan teks kuno lainnya yang berada di beberapa
masjid kuno.
d. Di Fakfak, Papua Barat dapat ditemukan delapan manuskrip kuno brhuruf Arab. Lima
berukuran kurang lebih 50 x 40 cm, yang berupa mushaf Al Quran yang ditulis dengan
tulisan tangan di atas kulit kayu dan dirangkai menjadi kitab. Sedangkan keempat
kitab lainnya, yang salah satunya bersampul kulit rusa, merupakan kitab hadits, ilmu
tauhid, dan kumpulan doa. Kelima kitab tersebut diyakini masuk pada tahun 1214
ekspedisi kerajaannya ke wilayah timur. Mereka masuk melalui Mes, ibukota Teluk
Patipi saat itu. Sedangkan ketiga kitab lainnya ditulis di atas daun koba-koba, Pohon
khas Papua yang mulai langka saat ini. Tulisan tersebut kemudian dimasukkan ke
dalam tabung yang terbuat dari bambu. Sekilas bentuknya mirip dengan manuskrip
yang ditulis di atas daun lontar yang banyak dijumpai di wilayah Indonesia Timur.
e. Masjid Patimburak yang didirikan di tepi teluk Kokas, distrik Kokas, Fakfak yang
12 | P a g e
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengaruh Islam terhadap penduduk Papua dalam hal kehidupan sosial budaya
memperoleh warna baru, Islam mengisi suatu aspek kultural mereka, karena sasaran pertama
Islam hanya tertuju kepada soal keimanan dan kebenaran tauhid saja, oleh karena itu pada
masa dahulu perkembangan Islam sangatlah lamban selain dikarenakan pada saat itu tidak
ada generasi penerus untuk terus mengeksiskan Islam di pulau Papua, dan merekapun tidak
memiliki wadah yang bisa menampungnya. Selain itu para raja di Maluku, Fak-fak dan
Kaimana masih membatasi peredaran agama Islam karena jangkauan saat itu masih susah
dicapai
B. Saran
Kami sebagai penyusun sangat yakin, walaupun Islam merupakan agama minoritas di
Papua, namun kehadiran Islam di Papua tetap memiliki sejarah. Harapan adanya situs yang
memuat secara lengkap tentang sejarah kerajaan-kerajaan Islam di Papua sangat penting
13 | P a g e