Anda di halaman 1dari 2

Nama : John B.

Daberto C
Kelas : X IPS 2
Mata pelajaran : Sejarah Indonesia

Kerajaan Waigeo
Kerajaan Waigeo terletak di pulau Waigeo atau yang juga sering disebut dengan pulau
Amberi atau Waigiu, Provinsi Papua Barat dengan pusat kekuasaan di Wewayai. Pulau
tersebut merupakan salah satu pulau terbesar dari kepulauan Raja Ampat dan diapit oleh
Pulau Halmahera dan Pulau Papua, luasnya mencapai 3155 km dengan titik tertinggi 1000
mdpl. Letak koordinat pulau ini adalah o°12ˈLU 130°50ˈBT / 0,2°LS 130,833°BT dengan jarak
sekitar 65 km dari barat laut pulau Papua.

Kehidupan di Kerajaan Waigeo


1. Kehidupan Politik
Penguasa Kerajaan Waigeo yang paling sering disebut dalam sejarah adalah Gandzun yang
berkuasa pada tahun 1900 – 1918. Sangat sedikit sumber yang membahas tentang politik di
kerajaan ini karena Kerajaan Waigeo masuk dalam wilayah kekuasaan Bacan dari Kesultanan
Maluku, maka sistem pemerintahan yang berlaku adalah tunduk kepada Bacan.

2. Kehidupan Ekonomi
Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Kerajaan Waigeo adalah berdagang karena
tanah Papua memiliki kekayaan alam berupa tambang dan rempah yang sejak dulu menjadi
incaran para pedagang.

Sementara di wilayah Ternate dan Tidore, masyarakatnya memiliki sumber mineral dan
bahan pangan yang melimpah sehingga terjalin lah hubungan perdagangan dan politik
antara Kerajaan Kepulauan Raja Ampat dan Kerajaan Ternate Tidore. Sedangkan sistem
ekonomi di daerah pesisir Waigeo didominasi oleh nelayan dan kegiatan bahari lainnya.
3. Kehidupan agama
Menurut beberapa literatur sejarah, agama islam sudah mulai masuk ke tanah Papua sejak
abad ke delapan di mana Kerajaan Hindu Majapahit mengalami keruntuhan dan empat
tokoh islam mulai menyebarkan agama islam ke seluruh wilayah Indonesia. Keempat tokoh
tersebut adalah Syekh Mansyur, Syekh Yakub, Syekh Amin, dan Syekh Umar.
Riwayat perkembangan islam di Kerajaan Waigeo sendiri tidak lepas dari kondisi peradaban
islam yang berkembang di Kerajaan Maluku karena pada abad ke 15 terjadi perebutan
kekuasaan atas wilayah Kepulauan Raja Ampat oleh dua kerajaan besar yaitu Kerajaan
Ternate dan Kerajaan Tidore. Setelah berhasil dikuasai oleh Sultan Bacan yang merupakan
Kesultanan islam dari Maluku pada masa pemerintahan Sultan Mohammad al-Bakir, namun
Thomas Arnold dalam bukunya menyebutkan bahwa raja Bacan yang pertama kali masuk
Islam dan menyebarkannya adalah Zainal Abidin yang memerintah pada tahun 1521.

Penjelasan dari sumber lain juga menyebutkan bahwa Islam pertama kali masuk ke Papua
Sultan Ibnu Mansyur atau yang terkenal dengan gelar Sultan Tidore X atau Sultan Papua I,
memimpin ekspedisi ke daratan tanah besar (Papua). Sultan Ibnu Mansyur kemudian
mengangkat Kaicil Patrawar putera Sultan Bacan dengan gelar Komalo Gurabesi dan dia
kawinkan dengan puterinya yang bernama Boki Tayyibah. Setelah itu berdirilah empat
kerajaan di empat pulau besar di gugusan Kepulauan Raja Ampat, salah satunya adala
Kerajaan Waigeo.

Perlahan agama islam mulai menyebar di Kerajaan Waigeo dan menjadi agama resmi di
kerajaan tersebut sehingga Kerajaan Waigeo hingga kini dikenal sebagai salah satu Kerajaan
Islam yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan Islam di tanah Papua.

4. Kehidupan Sosial Budaya


Sejak zaman nenek moyang, masyarakat Papua telah terkenal sebagi masyarakat yang
memiliki jiwa sosial tinggi, hingga masyarakat kerajaan Waigeo selalu menjunjung tinggi rasa
sosial dengan saling membantu tanpa membedakan suku, agama, dan ras. Karena kerajaan
tersebut termasuk kerajaan Islam di Papua, maka masyarakatnya juga hidup dengan syariat
dan hukum yang berlaku dalam agama islam.

Anda mungkin juga menyukai