Anda di halaman 1dari 24

Kerajaan Islam di Indonesia (Nusantara) dan

Sejarahnya
Written by Fandy
Kerajaan Islam di Indonesia (Nusantara) dan Sejarahnya – Menurut berbagai sumber
sejarah, agama Islam masuk pertama kalinya ke nusantara sekitar abad ke 6 Masehi. Saat
kerajaan-kerajaan Islam masuk ke tanah air pada abad ke 13, berbagai kerajaan Hindu Budha
juga telah mengakhiri masa kejayaannya.
Kerajaan Islam di Indonesia yang berkembang saat itu turut menjadi bagian terbentuknya
berbagai kebudayaan di Indonesia. Kemudian, salah satu faktor yang menjadikan kerajaan-
kerajaan Islam makin berjaya beberapa abad yang lalu ialah karena dipengaruhi oleh adanya
jalur perdagangan yang berasal dari Timur Tengah, India, dan negara lainnya.

Daftar Isi

 Sejarah Kerajaan Islam di Indonesia Nusantara


 Kerajaan Islam Pertama di Indonesia
 Kerajaan Islam di Jawa
o 1. Kerajaan Demak
o 2. Kerajaan Banten
o 3. Kesultanan Cirebon
 Kerajaan Islam di Maluku
o 1. Kerajaan Jailolo
o 2. Kerajaan Ternate
o 3. Kerajaan Tidore
o 4. Kerajaan Bacan
 Kerajaan Islam di Sulawesi
o 1. Kesultanan Buton
o 2. Kesultanan Banggai
o 1. Kerajaan Gowa Tallo
o 2. Kerajaan Bone
o 3. Kerajaan Konawe
 Kerajaan Islam di Nusa Tenggara Barat & Timur
o 1. Kesultanan Bima
o 2. Kesultanan Sumbawa
o 3. Kerajaan Dompu
 Kerajaan Islam di Kalimantan
o 1. Kerajaan Selimbau
o 2. Kerajaan Mempawah
o 3. Kerajaan Tanjungpura
o 4. Kerajaan Landak
o 5. Kerajaan Tayan
o 6. Kesultanan Paser
 Buku Terkait Kerajaan Islam di Indonesia (Nusantara)
o Sejarah Islam di Jawa
o Genealogi Kerajaan Islam Di Jawa
o Jejak Islam Dalam Kebudayaan Jawa
 Rekomendasi Buku & Artikel Terkait Kerajaan Islam di Indonesia
o
 Buku Terkait Kerajaan Indonesia
 Materi Terkait Kerajaan Indonesia

Sejarah Kerajaan Islam di Indonesia Nusantara

Semakin berkembangnya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia sekitar abad ke 13 juga didukung


oleh faktor lalu lintas perdagangan laut nusantara saat itu. Banyak pedagang-pedagang Islam dari
berbagai penjuru dunia seperti dari Arab, Persia, India hingga Tiongkok masuk ke nusantara.
Para pedagang-pedagang Islam ini pun akhirnya berbaur dengan masyarakat Indonesia. Semakin
tersebarnya agama Islam di tanah air melalui perdagangan ini pun turut membawa banyak
perubahan dari sisi budaya hingga sisi pemerintahan nusantara saat itu.

Munculnya berbagai kerajaan-kerajaan bercorak Islam yang tersebar di nusantara menjadi


pertanda awal terjadinya perubahan sistem pemerintahan dan budaya di Indonesia. Keterlibatan
kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia juga turut berperan dalam tersebarnya agama Islam hingga
ke seluruh penjuru tanah air.

Dalam memahami sejarah dari kerajaan Islam yang ada di Nusantara, kamu dapat membaca buku
Mengenal Kerajaan Islam Nusantara yang ada di bawah ini, karena berisi pengenalan tentang
berbagai kerajaan Islam di Nusantara pada zamannya.

Kerajaan Islam Pertama di Indonesia


Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di
Indonesia yang berlokasi di Aceh

Beberapa kerajaan Islam tertua di tanah air yang menjadi bukti jejak peninggalan Islam dan
masih bisa disaksikan hingga hari ini di antaranya ialah Kerajaan Perlak (840-1292), Kerajaan
Ternate (1257), Kerajaan Samudera Pasai (1267-1521), Kerajaan Gowa (1300-1945), Kesultanan
Malaka (1405-1511), Kerajaan Islam Cirebon (1430-1677), Kerajaan Demak 1478-1554),
Kerajaan Islam Banten (1526-1813), Kerajaan Pajang (1568-1586), dan Kerajaan Mataram Islam
(1588-1680).

Sebagai kerajaan Islam pertama, Kesultanan Samudra Pasai seringkali dikagumi oleh berbagai
orang. Salah satunya adalah penjelajah dunia asal Italia Marco Polo yang dapat kamu baca pada
buku Mneyusuri Kota Jejak Kejayaan Islam.
Kerajaan Islam di Jawa
1. Kerajaan Demak
Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama yang terdapat di pulau Jawa. Kerajaan ini
didirikan oleh Raden Patah di tahun 1478. Kerajaan Demak berkembang sebagai pusat
perdagangan sekaligus pusat penyebaran agama Islam kala itu. Penyebaran Islam saat itu sangat
dipengaruh oleh jasa para wali baik di pulau Jawa maupun yang berada di luar pulau Jawa seperti
Maluku hingga ke wilayah Kalimantan Timur.

Di masa pemerintahan Raden Patah, kerajaan Demak mendirikan masjid yang kala itu juga
dibantu oleh para wali ataupun sunan. Kemudian, kebudayaan yang berkembang di kerajaan
Demak juga mendapat dukungan dari para wali terutama dari Sunan Kalijaga. Kehidupan
masyarakat di sekitaran Kerajaan Demak juga telah diatur oleh aturan-aturan Islam tapi tetap tak
meninggalkan tradisi lama mereka.
Pada masa kerajaan Islam di Jawa, terjadinya transformasi politik serta religius dari kerajaan
Hindu-Buddha menuju kerajaan Islam di Jawa dan hal ini dapat kamu baca pada buku Genealogi
Kerajaan Islam Di Jawa oleh P. Mardiyono yang ada di bawah ini.

2. Kerajaan Banten
Kerajaan Islam di Indonesia berikutnya adalah Banten yang berada di ujung pulau Jawa yaitu
daerah Banten. Tanda penyebaran Islam di wilayah ini bermula ketika Fatahillah merebut Banten
dan mulai melakukan penyebaran Islam. Islam tersebar dengan baik saat itu karena dipengaruhi
oleh banyaknya pedagang-pedagang asing seperti dari Gujarat, Persia, Turki, dan lain
sebagainya. Masjid Agung Banten menjadi salah satu hasil peninggalan Islam yang dibangun
sekitar abad ke 16 Masehi.

3. Kesultanan Cirebon
Kesultanan Cirebon masuk sebagai kesultanan Islam ternama di wilayah Jawa Barat sekitar abad
ke 15 dan 16 masehi. Wilayah Cirebon juga masuk dalam area strategis jalur perdagangan antar
pulau.
Kerajaan ini didirikan oleh Sunan Gunung Jati. Sebelum mendirikan kerajaan Cirebon, Sunan
Gunung Jati menyebarkan Islam terlebih dahulu di Tanah Pasundan. Beliau juga berkelana ke
Mekkah dan Pasai. Sunan Gunung Jati juga berhasil menghapus kekuasaan kerajaan Padjajaran
yang saat itu masih bercorak Hindu.

Kerajaan Islam di Maluku

1. Kerajaan Jailolo
Kerajaan Jailolo terletak di bagian pesisir utara pulau Seram dan sebagian Halmahera. Kerajaan
ini termasuk ke dalam kerajaan tertua di wilayah Maluku. Menurut sejarah kerajaan Jailolo
berdiri sejak tahun 1321 dan mulai masuk Islam setelah kedatangan mubaligh dari Malaka.

2. Kerajaan Ternate
Menurut sejarah kerajaan Ternate telah berdiri sekitar abad ke 13 Masehi. Kerajaan ini berada di
Maluku Utara dan beribukotakan di Simpalu. Penyebaran Islam di kerajaan Ternate dipengaruhi
oleh ulama-ulama dari Jawa, Arab dan Melayu.
Kemudian, kerajaan ini pun resmi memeluk Islam setelah raja Zainal Abidin belajar tentang
Islam dari Sunan Giri pada tahun 1486 Masehi. Sebagai pusat perdagangan rempah-rempah,
maka banyak pedagang dari berbagai penjuru dunia yang singgah di wilayah Ternate.

3. Kerajaan Tidore
Kerajaan ini terletak di sebagian pulau Halmahera dan sebagian lagi di pulau Seram. Kerajaan
Tidore memeluk Islam sekitar abad ke 15 Masehi. Cirali Lijitu merupakan sultan Tidore yang
pertama kali memeluk agama Islam dan memiliki gelar Sultan Jamaludin.

Sultan Jamaludin memeluk Islam berkat seorang mubaligh bernama Syekh Mansyur. Kerajaan
ini sendiri terkenal karena ekonomi perdagangan di sektor rempah-rempah. Menurut sumber
sejarah, kerajaan Tidore kala itu memiliki persekutuan yang disebut dengan Ulisiwa yang terdiri
atas wilayah Halmahera, Makyan, Kai, Jailolo serta pulau-pulau lainnya di wilayah sebelah timur
Maluku.

4. Kerajaan Bacan
Kekuasaan kerajaan Bacan telah meliputi seluruh kepulauan Bacan, Obi, Waigeo, Solawati
hingga di wilayah Irian Barat. Penyebaran agama Islam di kerajaan Bacan ini sendiri bermula
ketika seorang Mubalig dari kerajaan Islam Maluku lainnya datang dan mulai menyebarkan
Islam.

Adapun raja pertama dari kerajaan Bacan ini bernama Zainal Abidin. Ketika memimpin
Kerajaan Bacan, Zainal Abidin pun mulai menerapkan ajaran dan aturan-aturan Islam di wilayah
Kerajaan Bacan.

Kerajaan Islam di Sulawesi


1. Kesultanan Buton
Kerajaan Kesultanan Buton merupakan kerajaan Islam yang terletak di Sulawesi Tenggara.
Menurut sejarah, kerajaan ini telah lama berdiri bahkan sebelum agama Islam masuk ke wilayah
Sulawesi. Kerajaan ini muncul pada awal ke 14 Masehi.

Kerajaan Kesultanan Buton ini sendiri awalnya memiliki corak agama Hindu Budha, akan tetapi
seiring semakin berkembangnya agama Islam di wilayah Sulawesi, kerajaan ini pun kemudian
berubah menjadi kerajaan bercorak Islam.

Kerajaan Buton menguasai banyak wilayah di kepulauan Buton termasuk di kawasan


perairannya. Nama Buton memang sudah terkenal sejak zaman Majapahit. Bahkan dalam kitab
Negarakertagama dan dalam Sumpah Palapa dari Gajah Mada, nama Buton sering sekali
disebutkan. Hingga hari ini Kesultanan Buton tetap masih ada dan menjadi tempat yang sering
dikunjungi oleh banyak pelancong.
2. Kesultanan Banggai
Kerajaan Islam di wilayah Sulawesi selanjutnya ialah kerajaan Banggai. Kerajaan Banggai ini
terletak di wilayah Semenanjung Timur pulau Sulawesi dan Kepulauan Banggai. Kesultanan
Banggai telah lama berdiri yaitu sekitar abad ke 16 Masehi.

Hingga hari, Kerajaan Banggai masih tetap eksis dan selalu didatangi banyak pengunjung.
Sebenarnya, Kerajaan ini juga pernah mengalami masa-masa keterpurukan akibat kalah dari
kerajaan Majapahit. Namun, setelah keruntuhan kerajaan Majapahit, Kerajaan Banggai kembali
bangkit dan menjadi kerajaan independen kembali serta telah bercorak Islam.
1. Kerajaan Gowa Tallo
Sesuai namanya, Kerajaan Gowa Tallo sebenarnya memang terdiri atas dua kerajaan yang
menjalin persatuan atau persekutuan. Persatuan dua kerajaan besar di wilayah Sulawesi ini
kemudian memberikan dampak yang begitu besar.

Kerajaan Gowa sendiri menguasai wilayah dataran tinggi, adapun untuk wilayah Tallo
menguasai daratan pesisir. Pengaruh yang cukup kuat menjadikan dua persekutuan kerajaan ini
sebagai kerajaan yang sangat berpengaruh pada jalur perdagangan di wilayah timur tanah air.
Sejarah juga menyebutkan jika kerajaan Gowa Tallo ini telah berdiri sejak sebelum Islam masuk
ke wilayah Sulawesi atau lebih tepatnya sekitar tahun 13 Masehi.
Kerajaan ini akhirnya bergabung menjadi bagian dari NKRI pada tahun 1946 dengan Andi Ijo
Daeng Mattawang Karaeng Lalolang Sultan Muhammad Abdul Kadir Aidudin sebagai raja
terakhirnya.

2. Kerajaan Bone
Bila dibandingkan dengan kerajaan-kerajaan Islam lainnya di wilayah Sulawesi, kerajaan Bone
termasuk kerajaan yang cukup kecil. Karena posisinya sebagai kerajaan kecil maka saat itu
kerajaan Bone sangat dipengaruhi oleh Kerajaan Gowa dan Tallo.

Kekuatan kerajaan Gowa Tallo memang sangat besar pada setiap kerajaan-kerajaan kecil kala
itu. Oleh sebab itu, karena pengaruh dari kerajaan Gowa Tallo ini maka kerajaan Bone pun
akhirnya menjadikan kerajaannya sebagai kerajaan yang bercorak Islam.

Agama Islam ini sendiri masuk ke kerajaan Bone pada masa pemerintahan Raja Bone XI atau
sekitar tahun 1611 Masehi. Setelah itu, agama Islam pun makin tersebar karena dapat diterima
dengan baik oleh masyarakat di wilayah kekuasaan kerajaan Bone.

3. Kerajaan Konawe
Kerajaan Konawe berada di wilayah Sulawesi Tenggara. Sebelum bercorak Islam, kerajaan ini
awal mulanya merupakan kerajaan bercorak Hindu. Akan tetapi, seiring berkembangnya agama
Islam di Konawe, sekitar tahun 18 Masehi, kerajaan Konawe pun secara perlahan mulai
mengalami perubahan sistem pemerintahan dan pada akhirnya juga masuk menjadi bagian
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Beberapa kerajaan yang telah disebutkan di atas merupakan sejumlah kerajaan Islam yang paling
Berjaya di wilayah Sulawesi di masa lalu. Meskipun beberapa di antaranya ada yang telah runtuh
akan tetapi beberapa kerajaan juga telah menjadi peninggalan budaya yang patut untuk tetap
dijaga.

Sejumlah kerajaan Islam di wilayah Sulawesi ini menjadi bukti yang kuat bahwa pengaruh Islam
di Sulawesi memang sangat berkembang dengan pesat. Ketika beberapa kerajaan masih
memegang corak Hindu Budha, secara pelan tapi pasti, penyebaran agama Islam di Sulawesi
mengambil alih corak Hindu Budha menjadi kerajaan yang bercorak Islam.

Kerajaan Islam di Nusa Tenggara Barat & Timur


1. Kesultanan Bima
Kesultanan ini didirikan pada tanggal 7 Februari 1621 Masehi. Masuknya Islam di kerajaan
Bima diawali ketika pada tahun 1540 Masehi para mubalig dan pedagang dari Kesultanan
Demak datang dan menyebarkan Islam.

Penyebaran Islam terus berlanjut dan diteruskan oleh Sultan Alauddin sekitar tahun 1619. Beliau
mengirimkan para mubalig dari Kesultanan Luwu, Kerajaan Tallo dan Kerajaan Bone.

2. Kesultanan Sumbawa
Menurut Zolinger, sebelum masuk ke pulau Lombok, Islam terlebih dahulu masuk ke pulau
Sumbawa yaitu sekitar tahun 1450-1540. Ajaran Islam dibawa langsung oleh para pedagang
Islam dari Jawa dan Sumatera.
Runtuhnya kekuasaan Majapahit menjadikan banyak kerajaan kecil di wilayah pulau Sumbawa
menjadi merdeka. Kondisi semakin memudahkan masuknya agama Islam di lingkungan
kesultanan Sumbawa. Sekitar tahun 16 Masehi, Sunan Prapen yang merupakan keturunan Sunan
Giri masuk ke pulau Sumbawa dan menyebarkan Islam ke kerajaan-kerajaan bercorak Hindu.

3. Kerajaan Dompu
Kerajaan Dompu terletak di wilayah Kabupaten Dompu saat ini. Kerajaan ini berada di wilayah
Kabupaten Bima dan Kabupaten Sumbawa. Mayoritas penduduk setempat kini telah memeluk
agama Islam dengan tradisi dan budaya Islam.

Keturunan raja atau dikenal dengan istilah Bangsawan Dompu hingga kini masih tetap ada.
Mereka sering dipanggil dengan sebutan Ruma ataupun Dae. Istana Dompu yang menjadi simbol
kekuasaan zaman dahulu kala kini telah diubah menjadi Masjid Raya Dompu.

Kerajaan Islam di Kalimantan


1. Kerajaan Selimbau
Kerajaan Islam pertama di wilayah Kalimantan ialah Kerajaan Selimbau. Kerajaan ini terletak di
wilayah kecamatan Selimbau, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat. Sebelum
memeluk Islam, kerajaan Selimbau menjadi kerajaan Hindu tertua di Kalimantan Barat.

Selama bertahun-tahun, Kerajaan Selimbau diperintah dengan garis turun temurun yang
berjumlah 25 generasi. Mulai dari raja-raja yang beragama Hindu hingga sampai pada masa
pemerintahan Kerajaan bercorak Islam.

2. Kerajaan Mempawah
Kerajaan ini merupakan kerajaan Islam yang berlokasi sekitar wilayah Kabupaten Mempawah,
Kalimantan Barat. Nama Mempawah ini sendiri diambil dari istilah Mempauh yang berarti nama
pohon yang tumbuh di hulu sungai yang kemudian dikenal dengan sebutan Sungai Mempawah.

Di masa perkembangannya, pemerintahaan kerajaan dibagi menjadi dua periode yang pertama
ialah masa kerajaan Suku Dayak yang bercorak Hindu lalu masa Kesultanan yang bercorak
Islam.

3. Kerajaan Tanjungpura
Salah satu kerajaan tertua di Kalimantan Barat ialah Kerajaan Tanjungpura atau sering juga
disebut dengan Tanjompura. Kerajaan ini telah mengalami beberapa kali perpindahan ibu kota
kerajaan.

Awalnya ibu kota kerajaan terletak di Negeri Baru atau di Kabupaten Ketapang saat ini, setelah
itu berpindah lagi ke wilayah Sukadana yang menjadi Kabupaten Kayong Utara. Kemudian, di
abad ke 15 Masehi berubah nama menjadi Kerajaan Matan ketika Rajanya Sorgi atau Giri
Kesuma masuk Islam.

4. Kerajaan Landak
Kerajaan Landak atau dikenal juga dengan Kerajaan Ismahayana landak ialah sebuah kerajaan
yang berada di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Kerajaan Landak ini sendiri memiliki
kronik sejarah yang cukup panjang. Beberapa sumber tertulis mengenai kerajaan ini memang
cukup terbatas.

Namun, berbagai bukti arkeologis berupa bangunan istana kerajaan atau keraton hingga berbagai
atribut-atribut kerajaan yang masih bisa dilihat hingga saat ini menjadi bukti eksisnya kerajaan
ini. Menurut sejarah kerajaan Landak ini juga terbagi menjadi dua fase yang bertema ialah masa
kerajaan bercorak Hindu dan kemudian menjadi kerajaan bercorak Islam yang telah dimulai
sekitar tahun 1257 M.
5. Kerajaan Tayan
Kerajaan Islam ini terletak di kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Tayan, Provinsi Kapuas Raya.
Pendiri dari kerajaan Tayan ialah Putra Brawijaya yang berasal dari Kerajaan Majapahit. Beliau
bernama Gusti Likar atau sering juga disebut dengan Lekar.

Gusti Lekar ini sendiri merupakan anak kedua dari Panembahan Dikiri yang merupakan Raja
Matan. Anak pertama dari Panembahan Dikiri bernama Duli Maulana Sultan Muhammad
Syarifuidin yang kemudian menggantikan ayahnya sebagai Raja Matan.
Sultan Muhammad Syarifudin ini sendiri merupakan Raja pertama yang masuk Islam berkat jasa
tuan Syech Syamsuddin. Beliau kemudian mendapatkan hadiah berupa sebuah Qur’an kecil serta
sebentuk cincin bermata jamrud merah yang didapatkan langsung dari Raja Mekkah.

6. Kesultanan Paser
Sebelumnya Kesultanan Paser disebut sebagai Kerajaan Sadurangas yang merupakan sebuah
kerajaan yang berdiri sekitar tahun 1516. Saat itu kerajaan dipimpin oleh seorang Ratu yang
bernama Putri Di Dalam Petung.

Sebelum Ratu menikah dengan Abu Mansyur Indra Jaya, Putri Petong masih menganut ajaran
animisme atau kepercayaan menyembah roh-roh halus. Lewat jalur perkawinan antara Ratu
Petong dan Abu Mansyur Indra Jaya, Kesultanan Panser mulai memeluk Islam. Selain itu, jalur
perdagangan yang berasal dari berbagai pedagang muslim juga berperan besar tersiarnya agama
Islam di Kesultanan Paser.

Buku Terkait Kerajaan Islam di Indonesia (Nusantara)


Sejarah Islam di Jawa
Tidak mudah mengkaji sejarah Islam, khususnya di Tanah Jawa, sebab terbatasnya data-data
tentang kapan dan bagaimana Islam datang dan berkembang di Jawa. Narasi yang dipahami
hingga saat ini bahwa Islam masuk ke Jawa dibawa oleh para pedagang muslim sekaligus
pendakwah dan kemudian dikembangkan lebih kreatif oleh para wali, khususnya Walisongo.

Tetapi, apakah narasi itu sudah cukup menjelaskan tentang sejarah Islam di Jawa?
Para sejarahwan berbeda pendapat. Berbagai hasil riset mereka sudah dibukukan berdasarkan
perspektif serta fokus kajian yang berbeda-beda sehingga menghadirkan kebergaman
pemahaman. Banyaknya publikasi buku-buku sejarah Islam di Jawa, termasuk buku ini, tentu
dapat memperkaya khazanah pemahaman kita tentang bagaimana Islam di Tanah Jawa.

Namun, buku ini menjelaskan tiga hal pokok, yaitu awal mula kedatangan Islam, para penyebar
Islam dan strategi penyebaran Islam di Tanah Jawa. Keunggulan buku ini adalah pada penjelasan
kondisi sosial masyarakatJawa, asal-usul orang Jawa, serta keadaan Jawa pra-Hindu-Budha.
Dengan demikian, kajian buku ini lebih komprehensif dari buku lainnya.

Genealogi Kerajaan Islam Di Jawa


Buku ini menyajikan sejarah kerajaan-kerajaan di Jawa dari masa Hindu-Buddha hingga
peralihan ke masa Islam. Titik fokus yang diangkat dalam tulisan ini adalah bagaimana
terjadinya transformasi politik dan religius dari kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha menuju
kerajaan-kerajaan Islam di Jawa.

Dengan gaya bahasa yang populer, buku ini bermaksud memberikan penjelasan ringan dan
mudah dipahami tentang peralihan peradaban di Jawa pada masa lalu.

Jejak Islam Dalam Kebudayaan Jawa

Agama dan budaya adalah pengikat kuat bagi masyarakat agar selalu terhubungan dengan nilai
luhur, dengan nilai sosial, dan dengan kehangatan masa lalu. Di saat perubahan terjadi secara
cepat, agama, dan budaya menyediakan ruang untuk membangun kohesivitas sosial dan sarana
untuk mencapai ketenangan rohani.

Peran Islam dalam budaya Jawa tidak bisa diabaikan untuk pembangunan masyarakat dan
kebudayaannya. Buku ini muncul sebagai upaya untuk melihat jejak Islam dalam kebudayaan
Jawa. Islam di Jawa tumbuh berkembang dengan pesat dan menjadi satu anyaman yang kuat dan
menguatkan dengan nilai sosial yang ada di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai