Kelas : IX F
No absen : 30
Kerajaan Samudera Pasai terletak di Aceh, dan merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia.
Kerajaan ini didirikan oleh Meurah Silu pada tahun 1267 M. Bukti-bukti arkeologis keberadaan kerajaan
ini adalah ditemukannya makam raja-raja Pasai di kampung Geudong, Aceh Utara. Makam ini terletak di
dekat reruntuhan bangunan pusat kerajaan Samudera di desa Beuringin, kecamatan Samudera, sekitar
17 km sebelah timur Lhokseumawe. Di antara makam raja-raja tersebut, terdapat nama Sultan Malik al-
Saleh, Raja Pasai pertama. Malik al-Saleh adalah nama baru Meurah Silu setelah ia masuk Islam, dan
merupakan sultan Islam pertama di Indonesia. Berkuasa lebih kurang 29 tahun (1297-1326 M). Kerajaan
Samudera Pasai merupakan gabungan dari Kerajaan Pase dan Peurlak, dengan raja pertama Malik al-
Saleh.
Seorang pengembara Muslim dari Maghribi, Ibnu Bathutah sempat mengunjungi Pasai tahun 1346 M. ia
juga menceritakan bahwa, ketika ia di Cina, ia melihat adanya kapal Sultan Pasai di negeri Cina.
Memang, sumber-sumber Cina ada menyebutkan bahwa utusan Pasai secara rutin datang ke Cina untuk
menyerahkan upeti. Informasi lain juga menyebutkan bahwa, Sultan Pasai mengirimkan utusan ke
Quilon, India Barat pada tahun 1282 M. Ini membuktikan bahwa Pasai memiliki relasi yang cukup luas
dengan kerajaan luar
Pada masa jayanya, Samudera Pasai merupakan pusat perniagaan penting di kawasan itu, dikunjungi
oleh para saudagar dari berbagai negeri, seperti Cina, India, Siam, Arab dan Persia. Komoditas utama
adalah lada. Sebagai bandar perdagangan yang besar, Samudera Pasai mengeluarkan mata uang emas
yang disebut dirham. Uang ini digunakan secara resmi di kerajaan tersebut. Di samping sebagai pusat
perdagangan, Samudera Pasai juga merupakan pusat perkembangan agama Islam.
Seiring perkembangan zaman, Samudera mengalami kemunduran, hingga ditaklukkan oleh Majapahit
sekitar tahun 1360 M. Pada tahun 1524 M ditaklukkan oleh kerajaan Aceh.
2. Kerajaan Demak
Kerajaan Demak adalah sebuah kerajaan Islam pertama yang ada di pantai utara Jawa. Dulu, wilayah
Demak pertama muncul sebagai kabupaten dari Kerajaan Majapahit. Kesultanan atau Kerajaan Demak
menjadi salah satu pelopor yang cukup besar dalam menyebarkan Agama Islam di wilayah Pulau Jawa.
Namun, umur Kerajaan Demak relatif pendek dibandingkan dengan kerajaan lainnya. Salah satu
peninggalan yang cukup terkenal dari Kerajaan Demak yaitu Masjid Agung Demak, yang didirikan oleh
para Wali Songo.
Selain itu, Kerajaan Demak juga menjadi salah satu pusat persebaran Agama Islam yang ada di
Indonesia. Pastinya, Kerajaan Demak mempunyai sejarah yang cukup kompleks. Mulai dari proses
berdirinya sampai berakhirnya kerajaan tersebut.
Di dalam proses perjalanannya, Kerajaan Demak mempunyai peristiwa atau kejadian yang sangat
penting di dalamnya. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah beberapa pembahasan mengenai sejarah
berkuasanya Kerajaan atau Kesultanan Demak sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia.
Pendiri Kerajaan Demak sendiri yaitu Raden Patah. Selain pendiri, Raden Patah juga menjadi raja
pertama di kesultanan tersebut. Setelah Ia pergi meninggalkan Majapahit, Raden Patah memperoleh
dukungan dari Bupati yang berkuasa di sekitar wilayah Demak. Lalu, Ia mendirikan Kerajaan Demak.
Hingga kemudian kerajaan tersebut menjadi sebuah kerajaan Islam, sehingga aturan dan norma yang
diterapkan berlandaskan pada nilai-nilai dan ajaran Islam.
Tak hanya itu saja, berdirinya Kerajaan Demak ditandai oleh keberadaan condro sengkolo. Menurut
cerita yang beredar hingga saat ini, ketika Raden Patah pergi berkunjung ke Glagah Wangi, Ia berjumpa
dengan seorang yang dikenal dengan panggilan Nyai Lembah. Disana Raden Patah kemudian disarankan
untuk menetap di Glagah Wangi.
Setelah menerima saran tersebut, akhirnya Raden Patah menerimanya dan mulai tinggal di wilayah
tersebut. Sekarang, daerah Glagah Wangi dikenal dengan julukan Bintoro Demak. Seiring berjalannya
waktu, wilayah Bintoro Demak berubah menjadi pusat Ibu Kota untuk seluruh kegiatan Kerajaan Demak.
3. Kerajaan Ternate
Kesultanan Ternate atau juga dikenal dengan Kerajaan Gapi adalah salah satu dari empat kerajaan Islam
di Kepulauan Maluku dan merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di Nusantara. Didirikan oleh Baab
Mashur Malamo pada tahun 1257. Kesultanan Ternate memiliki peran penting di kawasan timur
Nusantara antara abad ke-13 hingga abad ke-19.
Kesultanan Ternate menikmati kegemilangan di paruh abad ke-16 berkat perdagangan rempah-rempah
dan kekuatan militernya. Pada masa jaya kekuasaannya membentang mencakup wilayah Maluku,
Sulawesi bagian utara, timur dan tengah, bagian selatan kepulauan Filipina hingga sejauh Kepulauan
Marshall di Pasifik. Saat ini, takhta kesultanan dijabat oleh Sultan Syarifuddin Bin Iskandar Muhammad
Djabir Sjah yang menjabat sejak tahun 2016 untuk menggantikan Sultan Mudaffar Syah II.
Kerajaan ini berdiri pada sekitar abad ke 16. Kerajaan Gowa Tallo juga dikenal sebagai Kerajaan
Makassar. Kerajaan Gowa Tallo adalah kerajaan gabungan antara Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo
yang dimiliki dua orang bersaudara. Dua kerajaan ini bersatu saat pemerintahan Raja Daeng Matanre
Karaeng Tumapara'risi Khallona
Kesultanan Banten merupakan kerajaan Islam yang pernah berdiri dan berjaya di ujung barat
Kesultanan Banten didirikan pada abad ke-16 Masehi oleh Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah,
meski sang sunan tidak pernah menjadi raja di sana.
Raja pertama Kesultanan Banten adalah Sultana Maulana Hasanuddin (1552-1570 Masehi), yang juga
putra Sunan Gunung Jati.
Adapun raja terbesar Kesultanan Banten adalah Sultan Ageng Tirtayasa, yang berkuasa pada periode
1651-1683 Masehi.
Kerajaan Mataram Islam atau Kesultanan Mataram adalah kerajaan Islam di Pulau Jawa yang berkuasa
antara abad ke-16 hingga abad ke-18.
Pendiri Kerajaan Mataram Islam adalah Danang Sutawijaya atau Panembahan Senopati.
Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan ketika diperintah oleh Sultan Agung (1613-1645 M).
Di bawah kekuasaannya, Mataram mampu menyatukan tanah Jawa dan sekitarnya, termasuk
Madura.
Selain itu, kerajaan yang terletak di Kotagede, Yogyakarta, ini pernah memerangi VOC di Batavia untuk
mencegah didirikannya loji-loji dagang di pantai utara.
Ibu kota Kerajaan Aceh terletak di Kutaraja atau Banda Aceh (sekarang).
Kerajaan ini mencapai puncak kejayaanya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636
M).
Di bawah kekuasaannya, Aceh berhasil menaklukkan Pahang yang merupakan sumber timah utama dan
melakukan penyerangan terhadap Portugis di Melaka.
Selain itu, kejayaan Aceh tidak lepas dari letak kerajaannya yang strategis, yaitu di dekat jalur pelayaran