Islam seperti diketahui menjadi agama yang paling banyak dianut oleh masyarakat
Indonesia saat ini. Sekitar 87,2 persen penduduk Indonesia diketahui beragama
islam.
Persentase tersebut tak lepas dari sejarah yang ada di wilayah Indonesia atau
Nusantara. Seperti diketahui ada beberapa kerajaan islam besar tersebar di
Indonesia. Kerajaan-kerajaan itu lantas mempengaruhi penyebaran agama islam di
Indonesia. Berikut ini, adalah 10 kerajaan islam yang pernah ada di Indonesia.
Kerajaan Islam Pertama Di Indonesia
1. Kerajaan Perlak atau Kesultanan Peureulak (840-1292)
Kerajaan Perlak atau yang dikenal juga dengan Kesultanan Peureulak adalah
kerajaan islam di Indonesia yang didirikan pada 840 masehi. Kerajaan Perlak ini
terletak di daerah Peureulak, Aceh Timur.
Ketika itu, wilayah Perlak banyak dikunjungi oleh para pedagang yang berasal dari
Arab, Gujarat, dan Persia karena mampu memproduksi kayu perlak yang menjadi
bahan baku dari kapal.
Kedatangan para pedagang dari Timur Tengah itu lantas membuat perkembangan
islam di Perlak berkemban pesat. Sebab, beberapa wanita lokal menikah dengan
para pedagang muslim pendatang.
Alhasil, munculah Kerajaan Perlak yang pertama kali dipimpin oleh Alaidin Sayyid
Maulana Aziz Syah. Kerajaan Perlak berdiri cukup lama, yaitu dari periode 840
masehi hingga 1292.
Pada akhir masa kejayaannya, Kerajaan Perlak dipimpin oleh Muhammad Amir
Syah yang merupakan mertua dari sosok penting di Kerajaan Samudera Pasai, yaitu
Malik Saleh.
Peninggalan Sejarah
Peninggalan dari Kerajaan Perlak adalah makam dari salah satu raja bagian
Kerajaan Perlak, yaitu Benoa yang diketahui berada di Sungai Trenggulon.
Berdasarkan penelitian batu nisan makam tersebut diperkirakan dibuat pada abad
ke-11 M.
Kerajaan Demak merupakan kerajaan islam pertama di Pulau Jawa. Kerajaan ini
berdiri pada 1478 saat Kerajaan Majapahit mengalami keruntuhan dan dipimpin oleh
Raden Patah. Selain pertama di Pulau Jawa, kerajaan ini juga menjadi salah satu
kerajaan terbesar di Pulau Jawa.
Kerajaan Demak ini juga diketahui sebagai kerajaan yang paling berperan dalam
penyebaran islam di Nusantara. Hal itu disebabkan karena Kerajaan Demak
mendapatkan dukungan dari sembilan tokoh penyebar agama islam yang dikenal
dengan sebutan Wali Songo.
Raja-raja dari Kerajaan Demak yang paling tersohor adalah Raden Patah,
Pati Unus, Sultan Trenggono, Sunan Prawoto, dan Arya Penangsang.
Kerajaan Demak akhirnya runtuh karena adanya perang saudara yang dilakukan
oleh Sultan Trenggono dan Pangeran Surowiyoto. Akhirnya, kerajaan ini benar-
benar runtuh setelah pemberontakan Jaka Tingkir.
Peninggalan Sejarah
Peninggalan sejarah dari Kerajaan Demak antara lain Masjid Agung Demak, Makam
Sunan Kalijaga, Lawang Bledek, Dampar Kencana, Soko Guru, dan Surya
Majapahit.
7 Kerajaan Hindu di Indonesia
1. Kerajaan Kediri
Salah satu kerajaan Hindu di Indonesia adalah Kerajaan Kediri. Letak Kerajaan
Kediri berada di Jawa Timur, berpusat di Daha atau sekarang kita
kenal dengan Kota Kediri. Sistem kepercayaan yang berkembang di Kerajaan Kediri
adalah Hindu Syiwa.
Pada tahun 1041 atau 963 M Raja Airlangga memerintahkan membagi kerajaan
menjadi dua bagian wilayah. Keduanya adalah Kahuripan menjadi Jenggala
(Kahuripan) dan Panjalu (Kediri) yang dibatasi oleh Gunung Kawi dan sungai
Brantas.
Di bawah pemerintahan Jayabaya, luas wilayah Kerajaan Kediri terus meluas dari
Jawa Timur hingga hampir seluruh Jawa.
Akhirnya, pasukan yang dipimpin oleh Ken Arok berhasil mengalahkan pasukan
Kediri yang dipimpin oleh Kertajaya pada tahun 1222 M. Lantaran kekalahan yang
sangat telak, maka runtuhlah Kerajaan Kediri digantikan oleh Kerajaan Singasari.
2. Kerajaan Kalingga
Kerajaan Kalingga dipimpin oleh Ratu Shima yang dikenal dengan peraturan, barang
siapa yang mencuri maka akan dipotong tangannya.
Berikutnya, salah satu kerajaan Hindu di Indonesia adalah Kerajaan Kutai yang
berada di Pulau Kalimantan. Letak kerajaan Kutai diperkirakan berada di daerah
Muarakaman di tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur.
Letak geografis Kerajaan Kutai berada pada jalur perdagangan antara Cina dan
India. Sehingga, Kerajaan Kutai menjadi tempat yang menarik untuk disinggahi para
pedagang.
Kerajaan Kutai pertama ini bernama Kerajaan Kutai Martadipura awal berdirinya
dipimpin oleh Maharaja Kudungga bergelar anumerta Dewawarman.
Nama Maharaja Kundungga ditafsirkan sebagai nama asli orang Indonesia yang
belum terpengaruh budaya lain. Dari namanya, para ahli memperkirakan bahwa ia
sama sekali tidak memeluk Hindu.
Setelah Raja Kudungga, Kerajaan Kutai diteruskan oleh anaknya yakni Raja
Aswawarman yang menjadi seorang Hindu. Selanjutnya, Kerajaan Kutai mencapai
puncak kejayannya ketika dipegang oleh Raja Mulawarman, anak dari Raja
Aswawarman.
Raja Mulawarman adalah raja terbesar dari Kerajaan Kutai dan banyak disebut
dalam Prasasti Kutai karena besar kemungkinan Prasasti Kutai dibuat pada masa
pemerintahannya.
Kemudian, Kerajaan Kutai runtuh saat raja Kerajaan Kutai terakhir yang bernama
Maharaja Dharma Setia tewas di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran
Anum Panji Mendapa.
4. Kerajaan Majapahit
Kemudian, salah satu kerajaan Hindu di Indonesia yang sangat terkenal adalah
Kerajaan Majapahit. Kerajaan Majapahit dibangun di atas Hutan Terik, sekitar tepi
sungai Brantas.
Pada masa puncak kejayaan Kerajaan Majapahit, Raja Hayam Wuruk dengan
bantuan Mahapatih Gajah Mada yang memiliki sumpah yang terkenal dengan
“Sumpah Palapa“ yang bertekad untuk mempersatukan nausantara dibawah
kekuasaannya.
Setelah wafatnya Hayam Wuruk pada tahun 1389, Majapahit memasuki masa
kemunduran akibat konflik perebutan takhta. Selain itu, pada akhir abad ke-14 dan
awal abad ke-15, pengaruh Majapahit di seluruh Nusantara mulai berkurang.
Pada saat bersamaan, sebuah kerajaan perdagangan baru yang berdasarkan Islam,
yaitu Kesultanan Malaka, mulai muncul di bagian Barat Nusantara dan melemahkan
kekuasaan Majapahit .
5. Kerajaan Tarumanegara
Salah satu kerajaan Hindu di Indonesia yang berpusat di Jawa Barat adalah
Kerajaaan Tarumanegara. Menurut para ahli arkeolog, letak Kerajaan
Tarumanegara berada di Jawa Barat di tepi Sungai Cisadane, yang saat ini
merupakan wilayah Banten.
Bahkan, Kerajaan Tarumanegara juga memiliki pengaruh besar pada kerajaan yang
ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Berdasarkan naskah wangsakerta
Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358.
Sementara itu, tanda keruntuhan Kerajaan Tarumanegara sudah dimulai pada masa
kepemimpinan Raja Sudawarman. Salah satu faktornya adalah Raja Sudawarman
kurang peduli terhadap masalah-masalah yang terjadi di kerajaannya serta
munculnya pesaing Kerajaan Tarumanegara yakni Kerajaan Galuh.
Kerajaan galuh didirikan oleh Wretikandayun, cucu dari Kretawan, Raja ke 8
Kerajaan Tarumanegara. Sebelum menjadi sebuah kerajaan, Galuh adalah bagian
dari Kerajan Tarumanegara.
Masyarakat Mataram Kuno terbilang maju dalam hal budaya, terbukti dengan
banyaknya bangunan candi yang dibuat. Termasuk dua candi besar yakni Candi
Borobudur yang dibuat pada masa pemerintahan Samaratungga dari dinasti
Syailendra yang bercorak Budha.
Serta, Candi Prambanan yang dibangun pada masa pemerintahan Rakai Pikatan
dan selesai pada masa pemerintahan Daksa dari Dinasti Sanjaya yang bercorak
Hindu. Berdasarkan Prasasti Canggal, Kerajaan Medang didirikan oleh Sanjaya,
keturunan dari Kerajaan Kalingga dan Kerajaan Galuh.
Agama resmi Kerajaan Medang pada masa pemerintahan Sanjaya adalah Hindu
aliran Siwa. Ketika wangsa Syailendra berkuasa, agama resmi kerajaan berganti
menjadi Budha aliran Mahayana.
7. Kerajaan Singasari
Salah satu kerajaan Hindu di Indonesia adalah Kerajaan Singasari yang berada di
Jawa Timur. Letak Kerajaan Singasari diperkirakan berada di sekitar Supit Urang,
yakni lahan di sekitar pertemuan antara Sungai Brantas dan Sungai Bango.
Kerajaan Singasari didirikan atas perintah Ken Arok sejak tahun 1222-1227 M.
Kerajaan ini beribu kota di Tumapel, Jawa Timur.
Kerajaan Singasari berdiri kurang lebih berdiri selama 70 tahun. Ken Arok berasal
dari sebuah desa kecil yaitu Singasari yang termasuk wilayah Tumapel. Dia adalah
anak buah Tunggul Ametung, penguasa Tumapel.
Sejarah Singkat 7 Kerajaan Buddha di Indonesia
1. Kerajaan Kalingga (594 – 782 M)
Kerajaan Kalingga merupakan kerajaan Hindu yang terletak di Jawa Tengah. Pusat
Kerajaan Kalingga berada di wilayah Kabupaten Jepara. Kerajaan ini terkenal
dipimpin oleh ratu yang bijaksana, yaitu Ratu Shima.
Saat masa kepemimpinan Ratu Shima, ada sebuah peraturan yang terkenal, barang
siapa yang mencuri maka akan dipotong tangannya.
Majapahit adalah sebuah kerajaan kuno di Indonesia yang pernah berdiri dari sekitar
tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan pada masa
kekuasaan Hayam Wuruk yang berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389. Kerajaan
Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai Semenanjung
Malaya dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar
dalam sejarah Indonesia.
Majapahit banyak meninggalkan tempat-tempat suci, sisa-sisa sarana ritual
keagamaan masa itu. Bangunan-bangunan suci ini dikenal dengan nama candi,
pemandian suci (pertirtan) dan gua-gua pertapaan. Bangunan-bangunan yang
ditinggalkan tersebut kebanyakan beraliran agama Siwa dan sedikit yang bersifat
agama Buddha, yaitu lain Candi Jago, Bhayalangu, Sanggrahan, dan Jabung.
Peninggalan lain dari kerajaan ini adalah Kakawin Nagarakretagama, Arjunawijaya,
dan Sutasoma.
Candi Jabung merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit.
Berdasarkan sumber tertulis, raja-raja Majapahit umumnya beragama Siwa dari
aliran Siwasiddhanta, kecuali Tribuwanattungadewi (ibunda Hayam Wuruk) yang
beragama Buddha Mahayana. Namun demikian, agama Siwa dan
agama Buddha tetap menjadi agama resmi kerajaan hingga akhir tahun 1447.
Pada masa pemerintahan Raden Wijaya (Kertarajasa), terdapat dua pejabat resmi
keagamaan tinggi Siwa dan Buddha, yaitu Dharmadyaksa ring Kasiwan dan
Dharmadyaksa ring Kasogatan, kemudian lima pejabat Siwa di bawahnya yang
disebut Dharmapapati atau Dharmadihikarana.
Pada zaman Majapahit, ada dua buku yang menguraikan ajaran Buddhisme
Mahayana, yaitu Sanghyang Kamahayanan Mantrayana yang berisi mengenai
ajaran yang ditujukan kepada biksu yang sedang ditahbiskan, serta Sanghyang
Kamahayanikan yang berisi mengenai kumpulan pengajaran bagi seseorang untuk
dapat mencapai pelepasan.