Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah Kerajaan Perlak atau Kesultanan Perlak. Kerajaan ini bahkan yang tertua di Asia Tenggara. Wilayah kerajaan Perlak berada di daerah Aceh Timur. Dinamakan Kerajaan Perlak karena pada saat itu, daerah di Aceh Timur tersebut merupakan daerah penghasil kayu perlak yang mana merupakan kayu yang bagus dan kayu terbaik terutama untuk bahan pembuatan kapal. Karena hasil alam yang melimpah dan posisi yang strategis inilah maka perlak menjadi pelabuhan yang cukup ramai pada abad ke-8. Selain itu juga menjadi tempat singgah para pedagang-pedagang dari seluruh negri salah satunya adalah dari Arab dan Persia. Raja pertama kerajaan Perlak adalah Raja Abdul Aziz Syah, kemudian setelah Raja Abdul Aziz syah wafat digantikan oleh Sultan Alaidin Saiyid Maulana Abdrahim Syah kemudian kepemimpinan terus berganti hingga 18 kali pergantian kepimpinan dan hingga akhirnya pada tahun 1292 kerajaan Perlak runtuh.
2. Kerajaan Ternate (1257)
Kerajaan Ternate atau biasa di kenal juga dengan sebutan Kerajaan Gapi adalah kerajaan Islam pertama di wilayah timur Indonesia, tepatnya di daerah kepulauan Maluku. Kerajaan Ternate berperan penting dalam penyebaran agama Islam nusantara terutama di wilayah timur Indonesia. Kerajaan Ternate ini berdiri pada tahun 1257 dan mengalami masa kejayaannya pada abad ke-16 atau sekitar tahun 1600.Kejayaan Kerajaan Ternate ini dikarenakan kerajaan Ternate merupakan kerajaan besar yang memiliki komoditas rempah-rempah yang mana pada masa itu rempah-rempah merupakan salah satu bahan makanan yang paling dicari dan cukup bernilai. Selain memiliki komoditas rempah-rempah yang melimpah, kerajaan Ternate juga memiliki kekuatan militer yang patut diperhitungkan karena banyaknya prajurit yang ada di kerajaan Ternate tersebut. Keruntuhan kerajaan Ternate berawal ketika negara-negara barat mulai melakukan penjajahan, kala itu Portugis datang dan ingin menguasai Kerajaan Ternate namun gagal karena Kerajaan Ternate berhasil melawan Portugis. Namun ketika Belanda datang, akhirnya Ternate kalah karena Belanda memonopoli perdagangan dari kerajaan Ternate dengan kontrak yang tidak adil dan merugikan kerajaan Ternate.
3. Kerajaan Samudera Pasai (1267-1521)
Kerajaan Samudra Pasai atau di sebut juga dengan sebutan kerajaan Samudra Darussalam adalah sebuah kerajaan yang terletak di bagian utara pulau Sumatera tepatnya sekarang berada di provinsi Aceh di kota Lhokseumawe. Pusat pemerintahan kerajaan Samudra Pasai berada di pinggiran sungai Krueng Jambu Aye dan Krueng Pase. Kerajaan samudra pasai tidak memiliki benteng batu seperti umumnya kerajaan lainnya. Namun benteng Kerajaan Samudra Pasai ini berbentuk pagar yang terbuat dari kayu yang mengelilingi kerajaan. Kerajaan Samudra Pasai memiliki komoditas utama lada sebagai komoditas unggulan. Lada dari Kerajaan Samudra Pasai terkenal memiliki kualitas yang bagus dan banyak diminati oleh para pembeli. Keruntuhan Kerajaan Samudra Pasai bermula dari adanya perang saudara yang tak kunjung usai hingga datanglah Portugis dan akhirnya Portugis menaklukan kerajaan samudra Pasai ini. Sebagai kerajaan Islam pertama, Kesutanan Samudra Pasai seringkali dikagumi oleh berbagai orang. Salah satunya adalah penjelajah dunia asal Italia Marco Polo yang dapat kamu baca pada buku Mneyusuri Kota Jejak Kejayaan Islam.
4. Kerajaan Gowa (1300-1945)
Kerajaan Gowa atau biasa di sebut juga dengan kesultanan Goa adalah kerajaan Islam yang berada di daerah timur Indonesia tepatnya berada di provinsi Sulawesi Selatan. Kerajaan Gowa merupakan kerajaan Islam yang cukup besar dan berjaya pada abad ke-17, pada saat itu Kerajaan Gowa menjadi kerajaan yang memiliki kekuatan militer yang cukup besar serta menjadi pusat perdagangan di Indonesia bagian timur mulai dari daerah Sulawesi, Maluku, NTT hingga ke timur Kalimantan. Masyarakat Gowa kebanyakan merupakan nelayan dan pedagang, karena daerah Gowa ini terletak di pesisir pantai dan menjadi salah satu jalur perdagangan laut yang cukup strategis yang dilalui oleh para pedagang dari berbagai negri. Salah satu pemimpin dari kerajaan Gowa yang cukup terkenal dan menjadi pahlawan nasional adalah Sultan Hasanudin. Sultan Hasanudin menjadi pemimpin Gowa yang adil, bijaksana dan berani. Bahkan Sultan Hasanudin mampu menyatukan kerajaan-kerajaan kecil di daerah Sulawesi dan bersatu melawan Belanda yang waktu itu menjajah Indonesia. Kerajaan Gowa tidak pernah runtuh dan bahkan ada hingga kemerdekaan Indonesia, setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya kesultanan Gowa secara resmi juga bergabung ke republik Indonesia dan berubah nama bukan Kerajaan Gowa namun menjadi salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yakni Kabupaten Gowa.
5. Kesultanan Malaka (1405-1511)
Kesultanan Malaka adalah salah satu Kerajaan Melayu yang berdiri di wilayah Malaysia yakni di Malaka. Kesultanan Malaka didirikan oleh Parameswara, sebelumnya Kesultanan Malaka ini merupakan kerajaan yang berada di wilayah sekitar Singapura. Namun karena serangan dari kerajaan di Jawa dan Siam maka kerajaan Malaka ini pindah ke daerah bernama Malaka. Kejayaan Kesultanan Malaka ini pada abad ke-15 dan menjadi salah satu kerajaan Islam yang cukup besar. Kerajaan Malaka ini berada di Selat Malaka yang mana merupakan selat yang memisahkan kepulauan Sumatera dengan Malaysia dan salah satu jalur yang sangat strategis untuk perdagangan internasional di kala itu. Keruntuhan Kerajaan Malaka ini terjadi ketika bangsa Portugis datang dan menaklukan Kesultanan Malaka ini, dengan kekalahan kesultanan Malaka ini maka jalur Selat Malaka sepenuhnya menjadi jalur yang bebas di lalui oleh para penjajah. Keruntuhan Kesultanan Malaka ini juga membuka pintu gerbang para penjajah untuk datang ke nusantara. 6. Kerajaan Islam Cirebon (1430-1677) Kerajaan Islam Cirebon atau Kesultanan Cirebon adalah salah satu Kerajaan Islam tertua di Indonesia dan peninggalannya pun masih ada hingga sekarang dan masih terjaga kelestariannya. Kesultanan Cirebon ini berada di daerah Cirebon yang mana merupakan daerah yang cukup strategis di utara pulau Jawa dan merupakan perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Barat. Kesultanan Cirebon juga menjadi kesultanan yang ternama di daerah Jawa barat dan kesultanan Cirebon ini memiliki pengaruh yang besar terhadap Islam di Pulau Jawa terutama dalam hal penyebaran Islam di Pulau Jawa. Kesultanan Cirebon bergabung dengan Indonesia setelah Indonesia merdeka dan berubah nama menjadi kabupaten dan kota Cirebon yang masing-masing dipimpin oleh Bupati dan Walikota.
7. Kerajaan Demak (1478-1554)
Kerajaan demak juga sering disebut juga sebagai Kesultanan Demak merupakan sebuah Kerajaan Islam yang berada di daerah Demak, Jawa Tengah. Kerajaan Demak ini cukup memiliki andil yang besar dalam persebaran Islam di tanah air khususnya di Pulau Jawa. Kesultanan Demak ini tidak berlangsung lama dikarenakan terjadinya perebutan kekuasaan oleh para kerabat kerajaan. Adanya perebutan kekuasaan oleh para kerabat kerajaan inilah menyebabkan Kesultanan Demak menjadi runtuh. Masjid Agung Demak merupakan salah satu peninggalan Kesultanan Demak yang ada sampai sekarang. Masjid Agung Demak ini dipercaya merupakan masjid pada masa Kesultanan Demak yang didirikan oleh Walisongo. 8. Kerajaan Islam Banten (1526-1813) Kerajaan Islam Banten merupakan Kerajaan Islam yang berada di daerah Banten yang sekarang menjadi Provinsi Banten. Kesultanan Banten berawal dari Kesultanan Cirebon dan kesultanan Demak yang sedang berekspansi memperluas wilayahnya di wilayah utara Pulau Jawa. Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Demak kemudian berhasil menaklukan beberapa kawasan pelabuhan di pesisir barat Pulau Jawa salah satunya Banten. Penaklukan pelabuhan di beberapa kawasan pesisir barat pulau jawa ini dimaksudkan untuk mengantisipasi terjadinya monopoli perdagangan antara perjanjian Portugis dengan Kerajaan Sunda pada masa itu. Hingga akhirnya setelah berhasil menaklukan Banten, kemudian Maulana Hasanudin yang merupakan putra dari Sunan Gunung Jati mendirikan kesultanan sendiri yakni Kesultanan Banten dan menjadikannya pangkalan militer karena kesultanan Banten dikenal memiliki kekuatan militer yang kuat pada masa itu.
9. Kerajaan Pajang (1568-1586)
Kerajaan Pajang atau Kesultanan Pajang merupakan kerajaan yang berada di Jawa Tengah, Kerajaan Pajang ini merupakan kerajaan yang didirikan oleh salah satu pewaris Kerajaan Demak setelah runtuhnya Kerajaan Demak di karenakan terjadinya perang saudara karena perebutan kekuasaan di kerajaan Demak pada masa itu. Kerajaan Demak awalnya memiliki wilayah yang cukup luas, namun setelah berganti menjadi Kerajaan Pajang. Wilayah Kerajaan Pajang semakin mengecil hanya sebagian dari Jawa Tengah dan wilayah Demak itu sendiri. Hal ini dikarenakan setelah kerajaan demak runtuh, banyak daerah di Jawa Timur yang tadinya merupakan bagian dari kekuasaan wilayah kerajaan Demak kemudian memisahkan diri sehingga wilayah kerajaan Pajang menjadi semakin kecil. Kerajaan Pajang runtuh juga diakibatkan oleh peperangan antar kerabat kerajaan yang menyebabkan pemerintahan berantakan dan saling memperebutkan kekuasaan hingga akhirnya kerajaan Pajang runtuh.
10. Kerajaan Mataram Islam (1588-1680)
Kerajaan Mataram Islam atau kesultanan Mataram Islam adalah kerajaan yang berada di Pulau Jawa tepatnya berada di Jawa Tengah. Kerajaan Mataram menjadi salah satu kerajaan islam yang kuat dan memiliki wilayah yang cukup luas yakni meliputi pulau Jawa, Madura hingga Sukadana atau sekarang ini daerah Kalimantan barat. Kerajaan Mataram dipimpin oleh dinasti yang di sebut dengan Dinasti Mataram yang dipimpin oleh Wangsa Mataram. Kerajaan Mataram ini puncak kejayaanya pada abad ke-16 tepatnya ketika di bawah kepemimpinan Hanyakrakusuma. Saat penjajahan Belanda, Kesultanan Mataram secara de facto merupakan kerajaan sendiri atau Negara sendiri yang berdaulat dan tidak berada di bawah jajahan Belanda. Sehingga Kerajaan Mataram dan Belanda (VOC) saling mengirim utusannya masing-masing layaknya duta besar untuk menjalin kerjasama dan mempererat hubungan antara kerajaan Mataram dengan pihak Belanda (VOC). Salah satu Raja yang cukup terkenal dari kerajaan Mataram ini adalah Sultan Agung, Raja Sultan Agung menjadi Raja yang sangat di agung-agung kan oleh rakyatnya karena kepemimpinannya membuat kerajaan Mataram menjadi makmur, damai dan sejahtera. Bahkan Sultan Agung juga dinobatkan sebagai salah satu pahlawan nasional Indonesia. Sultan Agung mendirikan pemakaman di daerah Imogiri yang terletak belasan kilometer dari Yogyakarta, bahkan pemakaman Imogiri ini sampai sekarang masih ada dan menjadi pemakanan khusus sultan atau keturunan kerajaan di Surakarta maupun di Yogyakarta. Peninggalan dari Kerajaan Mataram pun masih ada hingga saat ini dan menjadi daya tarik wisatawan karena masih terjaga dengan asli peninggalan- peninggalannya.