pemerintahan yang berbentuk kerajaan. Kerajaan di Nusantara didirikan oleh para pedagang dari negri
tetanga dan negri lainya seperti China, India, dan Arab. Indonesia yang saat itu menjadi jalur strategis
pelayaran menjadi salah satu faktor para pedagang masuknya aliran Hidu-Budha yang dibawa oleh
pedagang dari Cihna yang menjadi cikal bakal berdirinya kerajaan di Indonesia.
Diperkirakan Hindu masuk ke Indonesia pada awal abad ke-2 Masehi yang dibawa oleh pedagang dari
China dan India. Masuknya ajaran Hindu menjadi awal berdirinya kerajaan di Indonesia.
1. Kerajaan Salakanegara
Kerajaan Salakanegara diyakini sebagai kerajaan pertama di Indonesia dengan adanya bukti dari naskah
Wangsekerta, pada naskah tersebut disebutkan bahwa kerajaan Salakanegara terletak di Jawa Barat dan
didirikan pada tahun 130 Masehi oleh Dewawarman yang merupakan duta bangsawan yang datang dari
Calankanaya bersama rombonganya pada tahun 128 Masehi. Dewawarman menikahi putri dari Datu
Tirem penguasa Teluk Lada yang bernaman Dewi Pwahaci Larasati. Setelah Datu Tirem meninggal padah
tahun 130 Masehi Dewawarman mengambil alih kekuasaan Teluk Lada dan mendirikan sebuah kerajaan
Salakanegara dan sekaligus menjadi raja pertama Salakanegara yang diberi gelar Prabu Darmalokapala
Dewawarman Aji Raksa Gapuran dan istrinya Dewi Dwani Rahayu.
2. Kerajaan Kutai
Kerajaan kutai didirikan di tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 400 Masehi. Terdapat
tujuh buah yupa atau tugu batu yang dibuat oleh para brahmanan atas kedermawanan Mulawarman
raja dari kerajaan kutai saat itu yang memberikan 2.000 ekor sapi kepada kaum brahmana. Masa
kejayaan kerajaan kutai berakhir saat raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma tewas saat
perperangan melawan kerajaan Kutai Kartanegara dibawah pimpinan rajanya yang ke-13 yaitu Pangeran
Anum panji Mendapa.
3. Kerajaan Tarumanegara
Sejarah Kerajaan Tarumanegara didirikan pada tahun 450 Masehi di Jawa Barat. Tarumanegara dari dua
kata yaitu Taruma dan Nagara. Kata Tarum diambil dari nama sungai Citarum yang terletak di Jawa Barat
sedangkan Nagara berarti kerajaan atau negara. Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru
Jayasingawarman yang sekaligus menjadi raja pertama yang memipin Tarumanegara sampai tahun 382
Masehi. Raja Tarumanegara yang paling terkenal ialah Purnawarman yang memerintahkan penggalian
sungai Gomati dan Candrabaga. Bukti keberadaan Tarumanegara adalah ditemukanya 7 buah prasasti
batu.
4. Kerajaan Galuh
Kerajaan galuh adalah sebuah kerajaan yang terletak di Ciamis yang berdiri pada abad ke 8 Masehi. Kata
galuh berasala dari bahasa sansekerta yang berarti permata. Raja pertama dari kerajaan galuh adalah
Rahiangan Sri Medangjati yang memimpin kerajaan Galuh selama 15 Tahun.
Sejarah Kerajaan Mataram Kuno berdiri pada abad ke-8 Masehi terletak di Jawa Tengah. Raja pertama
dari kerajaan Mataram Kuno adalah Raja Sanjaya yang bergelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya. Bukti
peninggalan sejarah dari kerajaan mataram kuno adalah candi, diantaranya adalah candi Dieng, dan
Candi Prambanan.
6. Kerajaan Pajajaran
Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan bercorak hindu yang terletak di Jawa Barat dan saat itu Kerajaan
Pajajaran Beribukota di Bogor. Kerajaan Pajajaran didirikan tahun 923 Masehi oleh Sri Jayabuphati.
7. Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri terletak di Jawa Timur yang berdiri pada tahun 1042 M dan berpusat di kota Daha yang
sekarang bernama Kota Kediri. Kerajaan Kediri runtuh pada tahun 1222 M karena ditaklukan oleh Ken
Arok. Banyak peninggalan Kerajaan Kediri yang menjadi bukti sejarah kerajaan kediri.
8. Kerajaan Singasari
Sejarah Kerajaan Singasari disebut juga dengan Kerajaan Tumapel didirikan oleh Ken Arok pada tahun
1222 Masehi dan terletak di daerah Singosari, Malang. Pada tahun 1222 M terjadi perseteruan antara
Kertajaya dari kerjaan Kediri melawan Ken Arok. Kemudian kaum brahmana bergabung dengan Ken Arok
dan mengangkatnya menjadi raja pertama kerajaan Singasari. Raja terakhir dari kerajaan Singasari
adalah Kertanegara yang sekaligus menjadi raja terbesar dalam sejarah Kerajaan Singasari. Pada tahun
1929 M terajadi pembrontakan yang dipimpin oleh Jayakatawang yang menyebabkan terbunuhnya
Kertanegara dan menjadi akhir dari perjalanan Kerjaan Singasari.
9. Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit berdiri pada tahun 1293 M dan mencapai puncak kejayaannya dibawah
kepemimpinan Raja Hayam Wuruk dan patihnya Gajah Mada pada tahun 1293-1500 M. Pada abad ke-
14 Masehi kejayaan majapahit mulai memudar puncaknya saat terjadi perang saudara (Perang Paregreg)
pada tahun 1405-1406 M.
Raja Wangsa Warmadewa adalah salah satu raja terkenal yang pernah memerintah di kerajaan bali.
Peninggalan kerajaan bali salah satunya adalah 28 prasasti yang tersebar di Goa Gajang, Gunung Kawi,
Panulisan, dan Sangit. Prasasti tersebut merupakan peninggalan dari era pemerintahan Anak Wungsu
yang merupakan raja terakhir dari Kerajaan Bali.
Ajaran Budha masuk ke Indonesia beriringan dengan masuknya ajaran Hindu ke Indonesia.
Perkembangan agama Budha di Indonesia ditandai dengan berdirinya Kerajaan-Kerajaan yang bercorak
Budha di indonesia.
1. Kerajaan Holing
Kerajaan Holing disebut juga dengan kerajaan Kalingga terletak di Kabupaten jepara, Provinsi Jawa
Tengah yang didirikan pada tahun 674 M. Raja yang memerintah kerajaan Holing. Salah satu raja yang
pernah memimpin kerajaan Holing adalah Ratu Sima dan pendetanya yang terkenal adalah Jhanabhadra.
2. Kerajaan Sriwijaya
Sriwijaya adalah salah satu kerajaan terkuat di Sumatera beridiri pada abad ke-7 M. Nama Sriwijaya
sendiri diambil dari bahasa sansekerta yaitu Sri yang berarti cahaya, dan Wijaya yang berarti
kemenangan. Mencapai masa kejayaanya pada abad ke-9 sampai abad ke-10 Masehi dengan menguasai
hampir seluruh kerajaan di Asia Tenggara. Kerajaan Sriwijaya mengalami keruntuhan ketika Raja
Rajendra Chola dari Kerajaan Cholamandala melakukan persaingan dalam hal perdagangan dengan
Kerajaan Srwijaya yang menyebabkan melemahnya perekonomian Sriwjaya dan Runtuhnya armada
perangnya. Peninggalan Kerajaan Sriwijaya antara lain adalah Prasasti Kedudukan Bukit, Prasasti Talang
Tuo, Prasasti Kota Kapur, Prasasti Karang Birahi, dan Prasasti Talang Batu.
Islam merupakan merupakan agama mayoritas di Indonesia. Tapi Islam bukanlah ajaran yang pertama
masuk ke Indonesia. Banyak teori yang menjelaskan proses masuknya Islam ke Indonesia salah satunya
adalah teroi Gujarat. Pada teori Gujarat islam dipercayai masuk ke indonesia pada abad ke-13 M yang
dibawa oleh para pedagang yang berasal dari Gujarat. Berikut adalah Kerajaan di Indonesia yang dikenal
sebagai sejarah kerajaan islam di indonesia:
1. Kerajaan Perlak
Kerajaan Perlak merupakan Kerajaan Islam pertama di Indonesia yang didirikan pada tahun 840 Masehi
dan berlokasi di Aceh. Raja Pertama dari Kerajaan Perlak adalah Syed Maulana Abdul Azis Syah. Masa
kejayaan Perlak adalah saat kepemimpinan Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Syah II
Jouhan Berdaulat tahun 1225 sampai 1262 M. Kerjaan perlak runtuh akibat terjadi nya perang saudara
yang puncaknya terjadi pada tahun 1292 M.
Kerajaan Samudera pasai didirikan oleh Sutan Malik Al Saleh pada tahun 1267 Masehi di Lhouksmawe,
Aceh. Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam kedua di Indonesia. Pada masa pemerintahanya Sutan
Malik AlSaleh berhasil menggabungkan 2 kota yaitu Samudera dan Pasai. Kerajaan ini mencapai masa
kejayaannya pada masa pemerintah Sutan Malik Tahir dan berkembang menjadi pusat perdagangan
internasional.
3. Kerajaan Malaka
Kerajaan Malaka atau Kesultanan Malaka adalah sebuah kerajaan yang berdiri di Malaka, Malaysia.
Pendiri sekaligus Raja Pertama dari Kesultanan Malaka adalah Iskandar Syah. Walaupun berpusat di
Malaysia Kesultanan Malaka berjasil menduduki sebagian wilayah Sumatera, Kepulauan Riau, Indragiri,
dan Tanjung Pura.
4. Kerajaan Aceh
Kerajaan aceh muncul pada abad ke-16 oleh Sultan Ali Mughayat Syah Setelah jatuhnya kesultanan
Malaka ke tangan Portugis. Para pedagang yang tidak menerima jatuhnya Kesultanan Malaka ke tangan
Portugis memindahkan jalur perniagaan ke Aceh dan menjadikan kesultanan aceh sebagai pusat
perdagangan internasional menggantikan Kesultanan Malaka. Kerajaan Aceh mencapai masa kejayaanya
pada tahun 1607-1636 di bawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda dimana kerajaan Aceh berhasil
menduduki kembali wilayah Malaka yang sebelumnya diduduki Portugis. Sultan Iskandar Muda wafat
pada tahun 1630 kemudian ia digantikan oleh Sultan Iskandar Thani. Dibawah Kepemimpinanya
kerajaanAceh mengalami kemudran dan terjadi pertikaian antara kaum agama dan bangsawan yang
menyebakan perekenomian semakin melemah.
5. Kesultanan Demak
Sejarah Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di pulau Jawa yang didirikan oleh Raden
Patah. Demak telah menjadi salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia saat itu yang menjadikan
kerajaan demak memegan peran penting dalam perdangangan antar pulau. Salah satu peninggalan
Kerajaan Demak adalah Masjid Agung Demak.
6. Kerajaan Panjang
Kerajaan panjang muncul setelah rutnuhnya Kesultanan Demak. Kerajaan Panjang didirikan oleh Jaka
Tingkir di daerah Panjang pada abad ke-14 Masehi. Pada awal berdiri wilayah kekuasaan Kerajaan
Panjang hanya meliputi daerah Jawa Tengah saja. Dibawah kepemimpinan Sultan Hadi Wijaya kerajaan
Panjang mencapai puncak kejayaan nya dan melakukan ekspansi ke beberapa wilayah termasuk daerah
Jawa Timur. Setelah meninggalnya Sultan Hadi Wijaya kerajaan panjang mulai mengalami kemunduran
dan terjadinya perebutan kekuasaan antara anak dan menantu dari Sultan Hadi Wijaya yaitu Pangeran
Benawa dan Arya Pangiri.
Kerajaan Mataram Islam atau biasa juga disebut Kesultanan Mataram didirikan pada abad ke 17 Masehi.
Kerajaan ini awalnya adalah daerah kekuasaan dari Kerajaan Panjang yang diberikan kepada Ki Ageng
Pemanahan atas jasanya. raja pertama dari Kerajaan Mataram Islam adalah Suta Wijaya putra dari Ki
Ageng Pemanahan. Pada masa kejayaanya Kerajaan Mataram Islam berhasil menyatukan Jawa-Madura
dan Melakukan perlawanan terhadap VOC yang pada masa itu memonopoli perdagangan di Indonesia.
8. Kerajaan Cirebon
Kerajaan Cirebon adalah sebuah kerajaan bercorak Islam didirikan oleh Pangeran Walangsungsang pada
abad ke 15 Masehi dan terletak di pantai Utara Jawa yang menjadi perbatasan antara Jawa Tengah dan
Jawa Barat. Kerajaan Cirebon atau Kesultanan Cirebon memiliki perbaduan antara dua budaya yaitu
budaya Jawa dan budaya Sunda.
9. Kerajaan Banten
Kerajaan banten adalah kerajaan bercorak Islam yang terletak di wilayah pesisir barat pulau Jawa. Raja
pertama dari Kerajaan Banten adalah Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Djati. Runtuhnya kerajaan
banten merupakan akibat dari terjadinya perang saudara antara Sultan Ageng dengan putranya sendiri
yaitu Sultan Haji.
Kerajaan Gowa-Talo adalah salah satu kerajaan terbesar di Sulawesi. Kerajaan Gowa-Tallo berdiri pada
tahun 1605. Kerajaan Gowa-Tallo merupakan hasil penggabungan dari dua kerajaan yaitu kerajaan
Gowa yang dipimpin oleh Daeng Manrabia dan Kerajaan Tallo yang dipimpin oleh Karaeng Matoaya.
Daeng Manrabia kemudian mengganti namanya menjadi Sultan Alaudin dan menjadi raja pertama dari
kerajaan Gowa-Tallo dan Karaeng Matoaya mengganti namanya menjadi Sultan Abdullah yang menjadi
Perdana Mentri saat itu. Setelah Sultan Alaudin wafat ia digantikan oleh putranya Sultan Muhammad
Said dan terjadi perseteruan dengan VOC. Tahun 1653 ia digantikan oleh putranya yang bernama
Hasanudin. Pada masa pemerintahan Hasanudin perseteruan dengan VOC semakin memanas.
Kerajaan Ternate dan Tidore terletak di sebelah selatan Ternate. Raja pertamanya adalah Syahadati alias
Muhammad Naqal. Kerajaan Ternate Tidore menjadi kerajaan Islam setelah rajanya yang ke 9 Ciriliyah
memeluk agama Islam. Ciriliyah kemudian mendapat gelar Sultan Jamalludin.
Kerajaan Banjar terletak di Banjarmasin dan berdiri pada tahun 1520. Raja pertama dari kerajaan Banjar
adalah Samudera yang bergelar Sultan Suriansyah.
Jadi itulah kerajaan di indonesia yang menjadi asal mula indonesia. Kerajaan di indonesia ini
meninggalkan banyak peninggalan bersejarah yang bisa dijadikan sebagai sumber sejarah.
https://www.google.com/amp/s/sejarahlengkap.com/indonesia/kerajaan/kerajaan-di-indonesia/amp
Menurut sejarahnya, Indonesia telah dijajah oleh banyak Negara. Yaitu, Portugis,
spanyol, VOC dan Belanda. Selama dijajah oleh bangsa tersebut, rakyat Indonesia tidak
tinggal diam. Rakyat Indonesia juga melawan. Berikut selengkanya:
Sejak kedatangan orang Portugis di Malaka pada tahun 1511, telah terjadi persaingan
yang berbuntut permusuhan antara Portugis dan Kesultanan Aceh. Sultan Aceh pada
waktu itu diperintah oleh Sultan Ali Mughayat Syah (1514- 1528), menganggap bahwa
orang Portugis merupakan saingan dalam politik, ekonomi, dan penyebaran agama.
Untuk itulah, Kesultanan Aceh tetap pada pendiriannya, bahwa Portugis harus segera
diusir dari Malaka. Itulah sebabnya, ketika terjadi penyerangan Kerajaan Demak ke
Malaka, Aceh membantunya dengan sekuat tenaga.
Sejak Kesultanan Aceh diperintah oleh Sultan Iskandar Muda (1607-1636), perjuangan
mengusir Portugis mencapai puncaknya. Untuk mencapai tujuannya, Sultan Iskandar
Muda menempuh beberapa cara untuk melumpuhkan kekuatan Portugis, seperti blokade
perdagangan. Sultan Aceh melarang daerah-daerah yang dikuasai Aceh menjual lada dan
timah kepada Portugis. Cara ini dimaksudkan agar kekuatan Portugis benar-benar
lumpuh, karena tidak memiliki barang yang harus dijual di Eropa. Upaya ini ternyata
tidak berhasil sepenuhnya, sebab raja-raja kecil yang merasa membutuhkan uang secara
sembunyi-sembunyi menjual barang dagangannya kepada Portugis. Gagal dengan taktik
blokade ekonomi, Sultan Iskandar Muda menyerang kedudukan Portugis di Malaka pada
tahun 1629. Seluruh kekuatan tentara Aceh dikerahkan. Namun, upayaitu mengalami
kegagalan. Pasukan Kesultanan Aceh dapat di pukul mundur oleh pasukan Portugis.
Perlawanan Rakyat Terhadap Spanyol
Pada pasa pemerintahan kolonial Belanda maka daerah ini semula masih otonom tetapi
lama kelamaan kelamaan kekuasaan para raja dikurangi dengan diangkatnya raja menjadi
pejabat pemerintahan Belanda, sehingga raja tinggal menjadi pejabat wilayah setingkat
'camat'.
Kalah persenjataan.
Rakyat Maluku menolak kehadiran Belanda karena pengalaman mereka yang menderita
dibawah VOC
Akibat penderitaan yang panjang rakyat menetang Belanda dibawah pimpinan Thomas
Matulesi atau Pattimura. Tanggal 15 Mei 1817 rakyat Maluku mulai bergerak dengan
membakar perahu-perahu milik Belanda di pelabuhan Porto. Selanjutnya rakyat
menyerang penjara Duurstede. Residen Van den Berg tewas tertembak dan benteng
berhasil dikuasai oleh rakyat Maluku.
Sebagai balasan atas kekalahan nya, belanda mendatangkan bantuan yang lebih banyak
lagi dengan senjata yang lengkap. Akhirnya benteng duurstede dapat direbut kembali.
Pattimura ditangkap oleh Belanda. Belanda membujuk pattimura untuk bekerja sama, tapi
ia menolaknya dengan tegas. Pattimura dihukum gantung!
Pemimin perlawanan ini adalah Sultan Ageng Tirtayasa. Awal nya, VOC berniat
menguasai kerajaan benten karma memiliki pelabuhan yang penting untuk perdagangan.
Sehingga VOC menggunakan cara Devide et Imera atau Adu Domba. Mereke membujuk
putra sultan ageng tirtayasa, yaitu Sultan Haji untuk memberontak Sultan Ageng dan
bekerjasama dengan VOC.
Sehingga terjadilah perang antara sultan haji (dibantu oleh VOC) dan Sultan Ageng (
dibantu Pangeran Purboyo). Sultan Ageng Tirtoyoso dan Pangeran Purboyo terdesak ke
luar kota, dan akhirnya Sultan Ageng Tirtoyoso berhasil di tawan oleh VOC sampai
wafat ada tahun 1692; sedangkan Pangeran Purboyo mengundurkan diri ke daerah
Priangan. Pada tahun 1682 Sultan Haji dipaksa oleh VOC untuk menandatangani suatu
perjanjian yang isinya :
Sejak adanya perjanjian ini, maka penguasa Banten sebenarnya ialah VOC
Wilayah Makasar terbatas pada Goa, wilayah Bone dikembalikan kepada Aru Palaka.
Makasar tertutup untuk semua bangsa, kecuali VOC dengan hak monopolinya.
Semua benteng harus dihancurkan, kecuali satu benteng Ujung Pandang yang kemudian
diganti dengan nama Benteng Roterrdam.
Untung Suropati adalah pejuang yang malang melintang dari Jawa barat Jawa timur.
Perlawanan mulai dikobarkan di Jawa Barat pada tahun 1686, kemudian keJawa Tengah
dan Jawa Timur. Untung Suropati berhasil mengalahan pasukan Belanda dan membunuh
KAPTEN TACK.
Pada tahun 1706, dengan bantuan pasukan mataram yang waktu itu diperintah oleh Paku
Buwana I, Belanda menyerang kota Bangil. Untung suriopati terluka parah dan kemudian
gugur!
Pada tahun 1605 Belanda mulai memasuki wilayah Maluku dan berhasil merebut
benteng Portugis di Ambon. Praktik monopoli dengan sistem pelayaran hongi
menimbulkan kesengsaran rakyat. Pada tahun 1635 muncul perlawanan rakyat Maluku
terhadap VOC di bawah pimpinan Kakiali, Kapten Hitu. Perlawanan segera meluas ke
berbagai daerah. Oleh karena kedudukan VOC terancam, maka Gubernur Jederal Van
Diemen dari Batavia dua kali datang ke Maluku (1637 dan 1638) untuk menegakkan
kekuasaan Kompeni. Untuk mematahkan perlawanan rakyat Maluku, Kompeni
menjanjikan akan memberikan hadiah besar kepada siapa saja yang dapat membunuh
Kakiali. Akhirnya seorang pengkhianat berhasil membunuh Kakiali.
Pada tanggal 2 Juli 1677, pasukan Trunojoyo telah berhasil menduduki Plered, .
Amangkurat I yang sering sakit bersama putra mahkota, Adipati Anom melarikan diri
untuk minta bantuan kepada Kompeni di Batavia. Dalam perjalanan, Amangkurat I
meninggal di Tegal Arum (selatan Tegal), sehingga dikenal dengan sebutan Sultan Tegal
Arum. Adipati Anom kemudian menaiki takhta dengan gelar Amangkurat II. Untuk
menghadapi Trunojoyo, Amangkurat II minta bantuan Kompeni, akan tetapi tidak ke
Batavia namun ke Jepara. Pimpinan Kompeni (VOC) Speelman menerima dengan baik
Amangkurat II dan bersedia membantu dengan suatu perjanjian (1678) yang isinya:
Setelah perjanjian ini ditandatangani penyerangan di mulai. Pada waktu itu Trunojoyo
telah berhasil mendirikan istana di Kediri dengan gelar Prabu Maduretno. Tentara VOC
di bawah pimpinan Anthonie Hurdt, yang dibantu oleh tentara Aru Palaka dari Makasar,
Kapten Jonker dari Ambon beserta tentara Mataram menyerang Kediri. Dengan mati-
matian tentara Trunojoyo menghadapi pasukan gabungan Mataram-VOC, tetapi akhirnya
terpukul mundur. Pasukan Trunojoyo terus terdesak, masuk pegunungan dan
menjalankan perang gerilya. Demi keselamatan sebagian pengikutnya, pada tanggal 25
Desember 1679 menyerah dan akhirnya gugur ditikam keris oleh Amangkurat II pada
tanggal 2 Januari 1680. Dengan gugurnya Trunojoyo, terbukalah jalan bagi VOC untuk
meluaskan wilayah dan kekuasaannya di Mataram.
4) Perang Aceh
Semangat jihad (perang membela agama Islam) merupakan spirit perlawanan rakyat
Aceh terhadap Pemerintah Hindia Belanda. Jendral Kohler terbunuh saat pertempuran di
depan masjid Baiturrahman Banda Aceh. Kohler meninggal dekat dengan pohon yang
sekarang diberi nama Pohon Kohler. Siasat konsentrasi stelsel dengan sistem bertahan
dalam benteng besar oleh Belanda tidak berhasil. Belanda semakin terdesak, korban
semakin besar, dan keuangan terus terkuras.
Pemerintah Hindia Belanda sama sekali tidak mampu menghadapi secara fisik
perlawanan rakyat Aceh. Menyadari hal tersebut, Belanda mengutus Dr. Snouck
Hurgroje yang memakai nama samaran Abdul Gafar seorang ahli bahasa, sejarah ,dan
sosial Islam untuk mencari kelemahan rakyat Aceh. Setelah lama belajar di Arab, Snouck
Hugronje memberikan saran-saran kepada Belanda mengenai cara mengalahkan orang
Aceh. Menurut Hurgronje, Aceh tidak mungkin dilawan dengan kekerasan, sebab
karakter orang Aceh tidak akan pernah menyerah, jiwa jihad orang Aceh sangat tinggi.
Taktik yang paling mujarab adalah dengan mengadu domba antara golongan
Uleebalang (bangsawan) dengan ulama. Pemerintah Hindia Belanda menjanjikan
kedudukan pada Uleebalang yang bersedia damai. Taktik ini berhasil, banyak Uleebalang
yang tertarik pada tawaran Belanda. Belanda memberikan tawaran kedudukan kepada
para Uleebalang apabila kaum ulama dapat dikalahkan. Sejak tahun 1898 kedudukan
Aceh semakin terdesak. Belanda mengumumkan perang Aceh selesai tahun 1904. Namun
demikian perlawanan sporadis rakyat Aceh masih berlangsung hingga tahun 1930-an.
Untuk menghadapi Perang Batak (sebutan perang di Sumatra Utara), Pemerintah Hindia
Belanda menarik pasukan dari Aceh. Pasukan Sisingamangaraja dapat dikalahkan setelah
Kapten Christoffel berhasil mengepung benteng terakhir Sisingamangaraja di Pakpak.
Kedua putra beliau Patuan Nagari dan Patuan Anggi ikut gugur, sehingga seluruh
Tapanuli dapat dikuasai Belanda.
6) Perang Banjar
Perang Banjar berawal ketika Pemerintah Hindia Belanda campur tangan dalam urusan
pergantian raja di Kerajaan Banjarmasin. Belanda memberi dukungan kepada Pangeran
Tamjid Ullah yang tidak disukai rakyat. Pangeran Antasari dengan kekuatan 300 prajurit
menyerang tambang batu bara milik Belanda di Pengaron pada tanggal 25 April 1859.
Selanjutnya peperangan demi peperangan dilakukan oleh Pangeran antasari di seluruh
wilayah Kerajaan Banjar. Pangeran Antasari menyerang pos-pos Belanda di Martapura,
Hulu Sungai, Riam Kanan, Tanah Laut, Tabalong, sepanjang sungai Barito sampai ke
Puruk Cahu dengan dibantu para panglima dan prajuritnya yang setia.
Pemberontakan dilakukan oleh Prabu Anom dan Pangeran Hidayat. Pada tahun
1859, Pangeran Antasari memimpin perlawanan setelah Prabu Anom tertangkap Belanda,
dengan bantuan pasukan dari Belanda, pasukan Pangeran Antasari dapat didesak. Tahun
1862 Pangeran Hidayat menyerah dan berakhirlah perlawanan Banjar di pulau
Kalilmantan. Perlawanan benar- benar dapat dipadamkan pada tahun 1866.
Pemberontakan besar pertama setelah Indonesia merdeka adalah pemberontakan PKI yang berlangsung
pada 18 September 1948 di Madiun. Pemberontakan yang dipimpin oleh Amir Sjarifuddin dan Muso ini
bertujuan untuk mendirikan Negara Soviet Indonesia yang berideologi komunis.
Namun, pemberontakan PKI akhirnya digagalkan oleh Pemerintah Indonesia di bawah Presiden
Soekarno. Bahkan, Muso selaku pimpinan PKI tewas ditembak dan tokoh-tokoh lainnya berhasil
ditangkap.
Kemudian pada 7 Agustus 1949, terjadi pemberontakan DI/TII yang dilakukan untuk mengganti Pancasila
sebagai dasar negara dengan syari’at islam, bahkan sempat didirikan Negara Islam Indonesia (NII) atau
Darul Islam.
Pemberontakan ini dipimpin oleh Sekarmaji Marjian Kartosuwiryo, seorang politisi Muslim. Upaya
menumpas pemberontakan ini memakan waktu yang cukup lama. Kartosuwiryo dan para pengikutnya
baru berhasil ditangkap pada 4 Juni 1962.
4. Pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) atau Perjuangan Rakyat Semesta
(Permesta)
Pemberontakan yang dipimpin oleh Sjarifuddin Prawiranegara dan Ventje Sumual pada 1957-1958 ini
terjadi di Sumatera dan Sulawesi.
Tujuan dari pemberontakan PRRI adalah untuk mengoreksi pemerintah pusat yang dipimpin oleh
Presiden Soekarno, karena pada saat itu Presiden Soekarno tidak bisa lagi diberikan nasihat dalam
menjalankan pemerintahan. Pemerintah dianggap telah melanggar undang-undang, ditambah adanya
pemerintahan yang tersentralisasi mengakibatkan pembangunan di daerah menjadi terabaikan dan
terjadi ketimpangan sosial.
APRA adalah milisi yang didirikan oleh Kapten KNIL Raymond Westerling pada 15 Januari 1949, ini
merupakan gerakan yang bertujuan untuk mempertahankan bentuk negara federal di Indonesia dan
memiliki tentara sendiri bagi negara-negara RIS.
Pemberontakan APRA terjadi pada 23 Januari 1950 di Bandung dan berhasil menguasai markas Staf
Divisi Siliwangi. Bahkan pemberontakan ini hampir menyerang sampai Jakarta. Namun akhirnya
pemberontakan ini berhasil digagalkan oleh APRIS yang mengirimkan pasukan dari wilayah Jawa Tengah
dan Jawa Timur. Berkat peristiwa ini juga, pembubaran RIS (Republik Indonesia Serikat) menjadi lebih
cepat dan kembali ke bentuk NKRI pada 17 Agustus 1950.
https://www.brainacademy.id/blog/sejarah-penerapan-pancasila-saat-masa-awal-kemerdekaan
Lahirnya orde baru ditandai TRITURA atau Tri Tuntutan Rakyat yang merupakan ide perjuangan
Angkatan 66/KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia). TRITURA terdiri dari tiga tuntutan yaitu
pembubaran PKI, perombakan Kabinet Dwikora, dan penurunan harga.
TRITURA semakin panas karena sikap Presiden Soekarno yang bertolak belakang dengan aksi-aksi
mereka. Hingga terjadi peristiwa G30S/PKI yang membuat rakyat Indonesia menurunkan
kepercayaannya terhadap pemerintahan Soekarno.
Peristiwa G30S/PKI adalah salah satu penyebab menurunnya kredibilitas Soekarno dan membuatnya
mengeluarkan Surat Perintah kepada Letjen Soeharto yang disebut Surat Perintah 11 Maret 1966
(Supersemar).
Dalam Surat Perintah tersebut Soekarno menunjuk Soeharto untuk melakukan segala tindakan demi
keamanan, ketenangan, dan stabilitas politik. Supersemar menjadi titik awal berkembangnya
kekuasaan Orde Baru.
Pemerintahan orde baru menggunakan konsep Demokrasi Pancasila. Visi utama pemerintahan orde
baru adalah menerapkan nilai Pancasila dan UUD 1945, secara murni serta konsekuen dalam aspek
kehidupan masyarakat Indonesia.
Di masa orde lama, komunisme dan gagasan yang bertolak belakang dengan Pancasila sempat
meluas. Hal ini membuat Soeharto di masa jabatannya melakukan indoktrinasi Pancasila. Beberapa
metode indoktrinasi yang dilakukannya yaitu:
Soeharto mengizinkan masyarakat membentuk organisasi dengan syarat menggunakan asas pancasila
Sistem pemerintahan pada masa orde baru adalah presidensial dengan bentuk pemerintahan
Republik dan UUD 1945 sebagai dasar konstitusi yang berlaku. Dalam periode masa orde baru, terjadi
banyak perubahan-perubahan politik dan ekonomi.
Ekonomi Indonesia berkembang pesat walaupun dibarengi dengan praktik korupsi yang merajalela.
Lewat beberapa kebijakannya, politik dan ekonomi negara juga semakin kuat. Namun kondisi ini
menurun ketika di tahun 1997 saat terjadi krisis moneter.
Krisis inilah yang membuat pemerintah kehilangan kepercayaan rakyat sehingga Soeharto sebagai
presiden mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998 yang mengakhiri kekuasaan Orde Baru.
Meski selama masa tersebut perekonomian Indonesia melaju pesat dan pembangunan infrastruktur
yang merata untuk masyarakat, namun perkembangan tersebut diikuti dengan praktik korupsi, kolusi
dan nepotisme.
Hal ini menyebabkan kurangnya kepercayaan terhadap Presiden Soeharto dan memicu aksi demo
mahasiswa dan masyarakat umum. Demonstrasi semakin gencar setelah pemerintah menaikkan
harga BBM di tanggal 4 Mei 1998.
Belum lagi terjadi Tragedi Trisakti yaitu tertembaknya 4 mahasiswa di depan Universitas Trisakti yang
semakin mendorong masyarakat menentang kebijakan pemerintah. Tahun 1997-1998 merupakan
periode orde baru yang menjadi masa kelam bagi rakyat Indonesia.
Perekonomian yang tadinya melesat langsung mengalami penurunan disusul dengan berakhirnya
rezim orde baru. Besarnya gelombang demonstrasi di berbagai daerah, membuat Presiden Soeharto
mundur pada 21 Mei 1998. Setelah tiga dasawarsa lebih menjabat, orde baru ambruk akibat krisis
ekonomi yang melanda negeri sejak tahun 1997.
https://www.google.com/amp/s/www.detik.com/edu/detikpedia/d-6042076/masa-orde-baru-latar-
belakang-sistem-pemerintah-dan-penyebab-jatuhnya/amp