Anda di halaman 1dari 14

A.

Sejarah Bangsa Indonesia Pra- Kolonial (Zaman Kerajaan)


Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan, suku, ras, dan bahasa
serta tak lupa Indonesia merupakan negara yang kaya akan historisnya mulai dari ketika
Negara Indonesia berada pada masa kepemimpinan pra kolonialisme kemudian Negara
Belanda yang menjajah Indonesia selama 350 abad. Pada masa pra-kolonialisme Bangsa
Indonesia terkhusus wilayah berada dalam masa kepemimpinan kerajaan yang dipimpin
oleh raja-raja dari setiap wilayah yang ada. Yang dimana, setiap kerajaan itu memiliki
karakteristik masing-masing.
i. Kerajaan Hindu/Buddha
a. Kerajaan Kadiri (1042-1222)
Kerajaan Kadiri disebut juga sebagai Kerajaan Panjalu, berpusat di Kota
Dahanapura sekitar Kota Kediri Provinsi Jawa Timur saat ini. Airlangga
membelah wilayahnya menjadi dua yaitu kerajaan barat bernama Panjalu di
kota baru yaitu Daha dipimpin oleh Sri Samarawijaya dan kerajaan timur
bernama Janggala yang berpusat di kota lama yaitu Kahuripan yang dipimpin
oleh Mapanji Garasakan. Pemecahan dua wilayah ini dilaterbelakangi oleh
adalnya persaingan perebutan tahta oleh kedua putra Airlangga. 1
b. Kerajaan Kalingga
Kerajaan ini berpusat di daerah Kabupaten Jepara provinsi Jawa Tengah
sekarang. Pernah diperintah oleh Ratu Shima dengan peraturan paling dikenal
adalah, “barang siapa yang mencuri akan dipotong tangannya”. Setelah
Maharani Shima wafat tahun 732 M, kepemimpinan digantikan oleh Sanjaya
dan menjadi raja di Kalingga Utara yang kemudian disebut Bhumi Mataram.
Perkembangan selanjutnya, Sanjaya mendirikan Dinasti atau Wangsa Sanjaya
di Kerajaan Mataram Kuno.2
c. Kerajaan Kutai Martadipura
Kerajaan Kutai Martadipura menjadi kerajaan Hindu tertua di Nusantara
bahkan seluruh Asia Tenggara. Terletak di hulu sungai Mahakam, Muara
Kaman, Kalimantan Timur. Ada tujuh yupa (tugu) yang menjadi sumber
utama sejarah kerajaan ini. Dipimpin oleh Mulawarman yang merupakan anak
1
Woro Wismati. Kerajaan-Kerajaan Nusantara. (Jakarta: Be Champhion, 2011). Hal. 3
2
Ibid. Hal. 5
dari Aswawarman (diperkirakan sebagai raja petama kerajaan Kutai dan
memiliki gelar Wangsakerta yang berarti pembentuk keluarga) dan cucu dari
Kudungga (pembesar kerajaan Campa (Kamboja) yang datang ke Indonesia).
Kerajaan ini berakhir setelah Maharaja Dharma Setia yang berkuasa tewas
dalam peperangan dengan Aji Pangeran Anum Panji Mendapa (Raja Kutai
Kartanegara yang ke-13). Kerajaan ini selanjutnya menjadi kerajaan Islam
yang disebut Kutai Kartanegara.3
d. Kerajaan Majapahit (1293)
Berdiri sejak 10 November 1293 ditandai dengan dinobatkannya Raden
Wijaya sebagai raja, setelah dinobatkan beliau resmi menggunakan nama
Kertarajasa Jayawardhana. Ibu kota kerajaan ini adalah Wilatikta (Trowulan).
Dalam masa kekuasaanya, kerajaan ini terjadi beberapa pemberontakan
terutama pada orang kepercayaannya, yaitu Ranggawale, Sora dan Nambi
meskipun tidak berhasil. Setelah mencapai puncaknya, kekuasaan Majapahit
melemah, diawali dengan adanya perang saudara pada tahun 1405-1406 antara
Wirabhumi dan Wikramawardhana. Kemudian pertengkaran terjadi saat
pergantian raja pada tahun 1450-an serta adanya pemberontakan besar yang
dilancarkan oleh para bangsawan pada tahun 1968. Raja terakhir kerajaan
tersebut adalah Hudhara yang bergelar Brawijaya VII.4
e. Kerajaan Mataram (Hindu)
Awalnya dipimpin oleh Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya yang berkuasa
antara 732-760 masehi. Selama hampir tiga abad berkuasa di tanah Jawa,
setidaknya terdiri atas tiga dinasti yang memerintah, yaitu Dinasti Sanjaya
(Jawa tengah), Dinasti Syailendra (Jawa Tengah) dan Dinasti Isyana (Jawa
Timur).5
f. Kerajaan Medang
Kerajaan ini terletak diwilayah Jawa Timur abad ke-10, memiliki ibu kota
Wantan Mas di daerah kawasan Sungai Brantas. Kerajaan ini sebelumnya
3
Ibid. hal. 6
4
Ibid. hal. 8
5
Widya Lestari. Kerajaaan Mataram Kuno : Letak, Masa Kejayaan dan Peninggalan. Kompas.com.
https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/20/161719179/kerajaan-mataram-kuno-letak-masa-kejayaan-dan-
peninggalan?page=all. Diakses pada 6 November 2021 Pukul 09.15 WIB.
terletak di Jawa tengah dengan nama Kerajaan Mataram. Berada pada puncak
kejayaannya pada tahun 898-910 M. Pertama kali dipimpin oleh seorang raja
bernama Mpu Sindok yang memerintah bersama sang istri bernama Sri
Wardhani Pu Kbih dengan kurun waktu lebih dari 20 tahun. Berakhirnya
kerajaan ini bermula sejak dipimpin oleh Raja Airlangga yang terpaksa
membagi menjadi dua kerajaan, yaitu Kerajaan Janggala dan Kerajaan
Kediri.6
g. Kerajaan Malayu Dharmasraya
Kerajaan ini dipimpin oleh Raja Adityawarman yang memeluk ajaran
Budha Trantayana. Pada abad ke-13 M, Kerajaan malayu merupakan negara
utama di Sumatera, atas dasar hal tersebut menjadikannya pada tahun 1275
Singasari mengadakan ekspedisi Pamalayu atau dengan kata lain pendudukan
atas Malayu, hal tersebutlah yang membuat kerajaan ini dikenal dalam
sejarah.7
h. Kerajaan Pajajaran
Kerajaan Pajajaran diperkirakan keberadaannya antara abad ke-7 sampai
dengan abad ke-17. Struktur birokrasi kerajaan ini bernafaskam Hindu.
Pengaruh ini dibawa dari India, tercermin dari nomenklatur yang terdapat
dalam struktur birokrasi yang terungkap dari berbagai naskah kuno yang
berkenaan dengan keberadaanya. Susunan bangunan terakhir kerajaan ini
dilihat di wilayah Pakuan Pajajaran (Bogor). 8
i. Kerajaan Singhasari
Kerajaan Singasari dipimpin oleh seorang raja bernama Ken Arok.
Diperkirakan kisahnya pada abad ke-13. Nilai yang dapat diambil dari kisah
ini adalah tokoh dari raja Ken Arok yang pekerja keras, sikap
kepemimpinannya dan gagah berani. Hal ini dilihat dari sebelum beliau

6
Puti Yasmin. Kerajaan Medang: Sejarah hingga Peninggalan Runtuhnya. https://news.detik.com/berita/d-
4955839/kerajaan-medang-sejarah-hingga-peninggalan-runtuhnya . Diakses pada tanggal 6 November, 2021, Pukul
10.20 WIB.
7
Arnisyah Srinayu. Arca Bairawa Pada Masa Kerajaan Dharmawangsa. Volume 02, Nomor 1 Tahun 2013.
September, 2013
8
Yasmis. Struktur Birokrasi Kerajaan Pajajaran Abad X-XI. Jurnal Sejarah: Volume 05 Nomor 01 Tahun 2008. Hal.
1-2
menjadi seorang raja sudah merebut kekuasaan dari seorang Akuwu di
Tumapel yang terkenal kejam bernama Tungul Ametung. 9
j. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan ini lahir pada abad ke-7 M, yang didirikan oleh Daputahyang Sri
Jayanasa. Berdasarkan prasasti peninggalannya di pulau Bangka, diperkirakan
kerajaan ini berhasil menguasai Sumatera bagian selatan, Bangka dan
Belitung bahkan sampai ke Lampung.10 Kerajaan Sriwijaya menguasai
wilayah maritimnya melalui hukum adat “paksaan menimbun barang” yang
mewajibkan kapal-kapal singgah ke pelabuhannya, sehingga Raja Kerajaan
Sriwijaya dapat memungut bea dari perdagangan yang melalui wilayah
maritim Sriwijaya.11
k. Kerajaan Tanah Hitu
Berdasarkan tradisi tutur masyarakat juga keterangan tentang makam
Bainayariullah seorang penyebar agama dari Persia yang dipercaya datang
pada sekitar abad ke-11, kemungkinan introduksi Islam di Jazirah Leihitu
dimulai sekitar abad ke-11 dan ke-12. Tapi itu perlu diuji dengan kajian yang
lebih mendalam lagi baik berdasarkan data arkeologis maupun data sejarah
dan etnografis untuk meperoleh perkiraan kuat soal kronologi awal masuknya
Islam di Hitu. Namun yang bisa menjadi penjelasan kuat, pada abad 14 M,
barulah berdiri Kerajaan Islam di Jazirah Leihitu tepatnya kerajaan Hitu Masa
itu ditandai dengan berdirinya masjid tua Amahitu pada bad tersebut. Sebelum
abad tersebut, penyebaran Islam, hampirhampir tak banyak berarti.12
l. Kerajaan Tarumanagara (358-669 M)
Dipimpin oleh Punawarman yang merupakan raja paling dikenal dalam
catatn sejarah Kerajaan Tarumanagara. Beliau menjadi raja paling dikenal
karena diduga berhasil mengantarkan kerajaan ini dalam masa kejayaannya.
9
Roberto Nainggolan. Nilai-Nilai Karakter Perjuangan Ken Arok dalam Mendirikan Kerajaan Singasari tahun 1222.
Bihari, Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sejarah. Volume 4 Nomor 1 Tahun 2021. Hal. 1
10
Rahma Indina Harbani. Kerajaan Sriwijaya: Sejarah Berdiri, Letak, Raja-Raja dan Masa Kejayaanya.
https://www.google.com/amp/s/www/detik.com/edu/detikpedia/d-5681304/kerajaan/sriwijaya-sejarah-berdiri-letak-
raja-raja-dan-masa-kejayaannya/amp. Diakses pada 6 November 2021. Pukul 12.10 WIB.
11
Sartika Intaning Pradani. Sejarah Hukum Maritim Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit dalam hukum masa
kini. Lembaran Sejarah. Volume 13 Nomor 2 Tahun 2017.
12
Wuri Handoko. Periode Awal Kerajaan Hitu Hingga Masa Surutnya. Restropeksi Arkeologi Sejarah. Volume 02
Nomor 3. November 2006. Hal. 41
Pada abad ke-7 kerajaan ini mengalami keruntuhan, dimungkinkan karena
adanya serangan kerajaan Sriwijaya yang ada di Sumatra. Kerajaan Sriwijaya
pada masa itu berusaha menguasai peraian Selat Sunda. Bersamaan dengan
runtuhnya Tarumanagara, muncul kerajaan-kerajaan kecil di wilayah Sunda.13
m. Kerajaan Sunda Galuh (669-1482 M)
Kerajaan Sunda Galuh disebut juga sebagai Kerajaan Pajajaran yang
merupakan hasil penyatuan dua kerajaan besar di Tanah Sunda yang saling
berhubungan erat, yaitu Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh. 14
ii. Kerajaan Islam
a. Kerajaan Surakarta Hadiningrat
Pembangunan Keraton Surakarta Hadiningrat dimulai pada tahun 1744 M,
oleh Sunan Paku Buwono II. Dalam tradisinya, keratin Surakarta menggelar
tiga kali upacaya yang berhubungan dengan agama Islam yang dikenal dengan
upacara grebeg, yaitu grebeg mulud setiap tanggal 12 Rabiul Awal, grebeg
pasa setiap tanggal 1 Syawal dan grebeg besar setiap tanggal 10 Dzulhijah.15
b. Kesultanan Aceh
Terbentuk mulai pada akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16, didirikan
oleh Sultan Ali Mughayat Syah16. Namun, kerajaan ini baru mencapai
kejayaannya setelah menjadi penguasa sehabis mengambil alih Samudera
Pasai pada 1524 M mencapai puncak kejayaanya pada pemerintahan Sultan
Iskandar Muda (1607-1636 M) dan runtuh pada awal abad ke-20. Ibu Kotanya
terletak di Kutaraja atau disebut Banda Aceh masa kini.17
c. Kesultanan Banten
Kesultanan Banten memasuki era kemakmuran pada tahun 1680-1780 yang
diintervensi aktif oleh VOC. Hubungan baik antara baik Banten dan intervensi
aktif VOC dalam urusan politik dan ekonomi, mereka menganggap bahwa

13
P. Mardiyono. Generalisasi Kerajaan Islam di Jawa. (Yogyakarta: Araska, 2021). Hal. 31
14
Ibid. hal. 38
15
Purwadi. Harmoni Masjid Agung Keraton Surakarta Hadiningrat. Jurnal Kajian Islam dan Budaya. Volume 12
Nomor 1 Tahun bulan Juni 2014. Hal. 73
16
Amirul Hadi. Aceh: Sejarah, Budaya dan Tradisi. (Jakarta: Yayasan Pusat Obor Indonesia, 2010). Hal. 20
17
Widya Lestari Ningsih. Kerajaan Aceh. Raja-Raja, Puncak Kejayaan, Keruntuhan dan Peninggalan.
https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/30/204418979/kerajaan-aceh-raja-raja-puncak-kejayaan-keruntuhan-
dan-peninggalan?page=all. Diakses pada 6 November 2021, Pukul 12.58 WIB.
adanya intervensui VOC ini menjadikan sultan-sultan terlindungi dan
perdagangan sultan berjalan mulus. Pada tahun 1780-1808 M, terjadi
kemunduran hal ini dikaitkan dengan adanya dua faktor, yang pertama karena
sifat dasar kepemerintahannya yang buruk sehingga muncul stagnansi sosial
ekonomi di Banten, kedua berkurangnya peran VOC akibat kalah perang
dengan Inggris dalam mengamankan rute perdagangan dan juga pertanian lada
dari perompakan dan perampokan yang dilakukan oleh orang Inggris dan
Palembang yang sebenarnya membeli lada dengan harga yang lebih tinggi
daripada yang ditetapkan VOC.18
d. Kesultanan Cirebon
Kesultanan Cirebon didirikan oleh Syarif Hidayatullah pada tahun 1479 M.
Syarif Hidayatullah yang naik ke panggung kekuasaan dengan gelar
Tumenggung Syarif Hidayatullah bin Maulana Muhammad Syarif Abdullah
disambut oleh para wali tanah Jawa dengan memberi gelar Panetep
Panatagama Rasul di Tanah Sunda atau Inkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan
Jati Purba Panetep Panatagama Awlya Allah Kutubid zaman Khalifatur
Rasulullah, sudah memberikan indikasi dari awal bahwa dia seorang
pemimpin yang istimewa.19
e. Kesultanan Demak
Kerajaan ini menjadi kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa yang berdiri
sejak akhir abad ke-15, setelah runtuhnya ibukota kerajaan Majapahit di
trowulan oleh Wangsa Girindra Wardhana dari kerajaan Kadiri pada 1474.
Kesultanan Demak dipimpin oleh Raden Fatah putra dari Brawijaya dan
ibunya yang seorang putri dari Campa. 20
f. Kesultanan Gowa (1528-1670 M)
Gowa telah mengalami pasang surut dalam perkembangan sejak raja gowa
pertama, Tumanurung (abad 13) hingga mencapai puncak keemasannya pada
abad 18 kemudian sampai mengalami transisi setelah bertaun taun berjuang

18
Mufti Ali. Historiografi Kesultanan Banten. Jurnal Kajian Keislaman. Volume 24 nomor 1, Januari 2007
19
Heru Erwantoro. Sejarah Singkat Kerajaan Cirebon. Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Pelestarian bandung.
Volume 04 Nomor 1, Mei 2012
20
Achmad Fahrijal. Sejarah Islam Nusantara. Islamuna. Volume 2 Nomor 2, Desember 2015. Hal. 244
menghadapi penjajahan. Dalam pada itu, sistem pemerintahan pun mengalami
transisi dimasa raja gowa xxxvi andi itjo karaeng lalolang, setelah menjadi
bagian republik Indonesia yang bersatu, berubah bentuk dari kerajaan menjadi
daerah tingkat II otonom. Sehingga dengan perubahan tersebut, andi itjo pun
tercatat dalam sejarah sebagai raja gowa terakhir dan sekaligus bupati gowa
pertama.21
g. Kesultanan Kutai Karta Negara ing Madipura
Kerajaan Kutai merupakan kerajaan pertama yang berdiri pada tahun 400
M. Menurut kamus Jawa Kuno Indonesia, Kartanegara berasal dari bahasa
Sansekerta, kata “krta” memiliki arti peraturan atau nagara. Dalam
Nagarakertagama nama Kutai sendiri disebut dengan istilah “Tanjung Kute”,
yang berarti Negeri vasal Kerajaan Majapahit di kota Kalimantan. Ketika
datangnya pedangang Cina ke Kerajaan Kutai, para pedagang cina tersebut
menyebutnya dengan Kho-Thay, Kho “kerajaan” sedangkan Thay “besar”.
Raja pertama Kerajaan Kutai bernama Aji Bathara Agung Dewa Sakti
yang berasal dari Jaitan Layar. Jaitan Layar sendiri merupakan sebuah desa
yang berada disebuah bukit. Desa ini memiliki peranan yang penting terhadap
perkembangan Kerajaan Kutai Kartanegara, pada masa kepemimpinan
Pangeran Aji Dipati tua (1732), pangeran Aji Dipati Tua tersebut berhasil
memindahkan kerajaan di Hulu Sungai Mahakam, yang disebabkan ketika
kerajaan itu berdiri di Jaitan Layar banyak sekali mengalami kekacauan
22
karena mendapat serangan dari Lanun Solok”. peninggalan dari kerajaan
Kutai ini berupa 7 buah Yupa (Tugu Batu) yang dibuat oleh para brahmanan.
h. Kesultanan Mataram
Dipimpin oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma Senopati ing Ngalag
Ngabdurrahman pada tahun 1613-1646 M. beliau memiliki niat untuk
menyatukan seluruh wilayah pulau Jawa dibawah panju Kesultanan Mataram,
berdasarkan kesultanan Mataram Islam ingin menjadi sebuah negeri yang
besar yang menjadi kiblat politik, ekonomi, sosial budaya dan agama Islam

21
Made Andika. Makalah Sejarah Indonesia, Kerajaan Gowa Talo (1528-1620 M). academica,edu
22
Ni Komang Ayu Astiti. Pusat Kerajaan Kutai Kartanegara Abad XIII dalam pembangunan pariwisata daerah.
(Sleman : Deepublish, 2012), hal. 10
kerajaan-kerajaan di Nusantara. Hingga cita-cita tersebut tercapai ketika Jawa
Timur, Jawa Tengah dan sebagian wilayahh Jawa Barat berada dalam
kekuasaan Kesultanan Mataram Islam. Keinginan terus berlanjur untuk
menguasai Kesultanan Banten yang ketika itu dipimpin oleh Sultan Ageng
Tirtayasa yang dinilai memiliki letak strategis dalam perdagangan yang luas.
Meskipun langkah tersebut dinilai sangat sulit karena Kesultanan Banten
sedang mengalami kejayaan.
Ancaman VOC di Batavia begitu berat sehingga jika melawan harus
menggunakan kekuatan yang besar, hingga sang Sultan memerintahkan
pasukannya untuk memerangi VOC di Batavia terlebih dahulu. Tiga kali
perlawanan yang telah dilakukan, pertama mengalami kegagalan karena
kurangnya swasembada makanan bagi pasukan, serangan kedua kembali gagal
karena strateginya diketahui VOC dengan membakar lumbung padi
dibeberapa titik di wilayah kekuasaan Mataram. Penyerangan ketiga belum
sempat terlaksana hingga akhirnya Sultan Agung Hanyakrakusuma Senopati
ing Ngalaga Ngabdurrahman wafat dan digantikan oleh Amangkutat I sebagai
pemimpin Kesultanan Mataram Islam selanjutnya. 23
i. Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
Sultan Hamengku Buwwono I waktu muda bernama Bendara Raden Mas
Sujono kemudian jumeneng Bendara Pangeran Harya Mangkubumi yang
merupakan sosok pendiri Kasultanan Ngayogyakarta yang hingga saat ini
tetap dikenal sebagai kota perjuangan hingga kota mahasiswa dan predikat
24
yang disandang lainnya. Dalam sejarah tertulis bahwasannya pada akhir
abad ke-16 terdapat sebuah Kerajaan Islam di Jawa bagian tengah-selatan
bernama Mataram yang berpusat di daerah Kota Gede (sebelah tenggara kota
Yogyakarta masa kini), kemudian pindah ke Kerta, Plered, Kartasura dan
Surakarta. Lambat laun, kewibawaan dan kedaulatan Mataram semakin
terganggu akibat adanya intervensi dari Kumpeni Belanda. Di bawah
pimpinan Mangkubumi timbullah adanya gerakan anti penjajah yang

23
Agus Susilo. Sultan Agung Hanyakrakusumo dan Eksistensi Kerajaan Mataram. Diakronika. Volume 20 Nomor 2
Tahun 2020.
24
Ki Sabdacarakatama. Sejarah Keraton Yogyakarta. (Yogyakarta: Narasi, 2009). Hal.4
mengobarkan sayapnya untuk melawan kumpeni dan tokoh-tokoh local yang
terpengaruh oleh Belanda. Untuk mengakhiri perselisihan tersebut akhirnya
dicapai sebuah perjanjian Giyanti atau Palihan Nagari.
j. Kesultanan Pajang
Kerajaan ini berdiri pada tahun 1568 hingga akhirnya runtuh pada 1587
M, dipelopori oleh pendirinya yaitu Sultan Hadiwijaya atau dikenal dengan
Jaka Tingkir. Kerajaan ini merupakan kerajaan bercorak Islam pertama di
Jawa yang terletak dibagian perlawanan, hingga membawa sifat agraris dan
mengandalkan pertanian sebagai tulang punggung perekonomian. Setelah
kurun waktu 21 tahun berdiri, kerajaan ini mengalami kemunduran dan
akhirnya menjadi sebagian negeri bawahan Mataram.
B. Sejarah munculnya kolonialisme di Indonesia
Hubungan kekuasaan antara Indonesia dan Belanda pada abad ke-19
menimbulkan dua buah gejala yang sangat bertolak belakang, yang dimana sisalah satu
pihak menunjukan betapa meluasnya kekuasaan pimpinan belanda, sedangkan, disisi lain
semakin merosotnya kekuasaan negara tradisional. Pengaruh yang ditimbulkan akibat
adanya hubungan negara ini sangat berkesinambungan diberbagai bidang kehidupan baik
dari bidang pendidikan, politik, sosial, ekonomi dan budaya.25 Tindakan sewenang –
wenang serta adanya penindasan yang dilakukan oleh penguasa kolonial. Hal ini
menimbulkan kesengsaraan bagi Negara Indonesia, masyarakat pribumi dikuras
tenaganya tanpa diberi upah, dipekerjakan dengan tidak manusiawi inilah yang
menyebabkan rakyat Indonesia memberikan sebuah perlawanan yang pertama-tama
ditujukan untuk kekuasaan potrugis dan VOC. Sebelum VOC berkuasa, portugis telah
berkuasa didaerah malaka dan maluku, dibawah pimpinan Alfonso d’Albuquerqee pada
tahun 1511 berhasil menguasai malaka, dimulai dari malaka inilah negara Portugis
memperluas daerah kekuasaannya.26
Kebijakan yang digunakan pada saat pemerintahan kolonial di berbagai daerah
Nusantara mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, yang disebabkan oleh :
a. Perbedaan alam,

25
M. Djoened Poesponegoro Nugroho Notosusanto. Sejarah Nasional Indonesia IV. (Jakarta : PN. Balai Pustaka,
1984), hal. 147
26
b. Perbedaan letak/nilai strategis,
c. Perbedaan pendekatan kaum kolonial,
d. Kekuasaan/kekuatan politik
Dengan adanya hal tersebut, banyak perlawanan yang ditunjukan rakyat indonesia
diberbagai daerah dan sampai puncaknya tepatnya pada masa pemerintahan Hindia
Belanda, perlawanan semakin menjadi-jadi. Hingga pada akhir abad ke XVIII, Belanda
pun juga belum berhasil dalam menguasai Indonesia secara utuh.
C. Sejarah perlawanan Bangsa
Indoesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, yang sebelum tanggal tersebut
Indonesia dirundung problematika perang yang dimana Negara Indonesia terjajah oleh
Belanda selama 350 Abad. Perjuangan para pahlawan pun taklupa terabadikan pada kala
itu demi memperjuangkan kemerdekaanNegara NKRI. Ketika itu, masyarakat pribumi
diperbudak oleh Belanda dengan menjadikan rakyat pribumi sebagai budak, memberi
aturan-aturan yang dapat merugikan rakyat pribumi dsb. Segala perlawanan pun
dilakukan oleh para pahlawan kita untuk memperjuangkan hak-hak Negara Indonesia.
a. Perlawanan Saparua 1817
Dimulai dari Daerah Maluku, yang menjadi incaran Negara
Belanda kala itu dikarenakan daerah ini merupakan penghasil rempah-
rempah yang sangat berlimpah yang ditandai oleh jatuhnya VOC pada
tahun 1799 yang pada akhirnya berhasil dikuasai oleh oleh Negara Inggris.
Pada saat itu daerah Maluku mendengar kembali bahwa Belanada akan
kembali berkuasa yang dimana masyarakat Maluku tidak menginginkan
hal tersebut terjadi kembali dengan adanya monopoli yang telah
ditentukan oleh Belanda. Dan juga masyarakat Maluku juga trauma jika
pelayaran Hongi kembali serta menurunnya harga pasaran karena
kebanyakn produksi maka untuk mencegah hal tersebut belanda
memerintahkan rakyat maluku untuk menebang pohon cengkeh yag ada.
Kemudian, peraturan yang dibuat oleh negara Belanda semakin
membuat rakyat menderita, maka rakyat Maluku pada tahun 1817 bangkit
dengan melakukan perlawanan terhadap kekuasaan Belanda yang
dipimpin oleh Thomas Matualessi (Kapten Pattimura), yang dimana
perlawanan tersebut terjadi di Pulau Saparua. Tidak sedikit penduduk
didaerah pulau tersebut bersatu melawan Belanda baik itu beragama
kristen maupun Islam yang menjadikan perang saparua ini mempunyai
nilai religius.27
b. Perlawanan Palembang
Perlawanan Palembang dipimpin oleh Sultan Mahmud
Badaruddin, sebelum jawa jatuh ke tangan Inggris. Raffles menulis surat
kepada Sultan Mahmud Badaruddin untuk menyingkirkan Belanda dan
inggris memberikan janji akan memberikan bantuan militer. Tanpa
menanggapi surat tersebut Sultan memerintahkan pasukannya utuk
menyerang loji Belanda dan orang-orang Belanda diasingkan ke hilir
untuk dibunuh pada tanggal 14 September 1811. Lalu setelah itu untuk
menghilangkan bekas-bekas loji diratakan dengan tanah dan sultan
mendirikan bangunan pertahanan bernama benteng Palembang yang sudah
dipasangi ratusan meriam.28 Kemenangan berada dipihak sultan
Badaruddin yang membuat daerah lain utuk ikut melawan Belanda, untuk
mengantisipasi adanya serangan balik dari Belanda, Sultan Badaruddin
membangun pertahanan yang kuat disepanjang Sungai Musi, Pada tahun
1822 perlawanan Palembang Berakhir.
c. Perlawanan Diponegoro
Sejak Deandels berkuasa, wilayah wilayah kerajaan Jawa terutama
dikota Yogyakarta dan Surakarta, dipersempit. Dengan sebab, banyaknya
daerah yang diberikan kepada Belanda sebagai imbalan atas bantuannya.
Pada tahun 1823 Gubernur Jendral Van Der Capellen memerintahkan agar
tanah-tanah yang disewa oleh kaum bangsawan dikembalikan. Perpecahan
yang adaa dikerajaan mataram menyebabkan lemahnya sistem kerajaan
dan juga menyebabkan pengaruh Belanda makin kuat. Deandels juga
mencampuri urusan tata cara dan tata aturan yang ada di istana, misalnya
deandels menyamakan derajat dengan Sultan pada waktu kunjungan
upacara resmi yang diadakaan dikeraton, pembesar Belanda diijinkan
27
Sartono Kartodirjo, Pengantar Sejarah Indonesia Baru. (Jakarta : PT. Gramedia,1987),hal.371
28
Ibid. hal.273
untuk duduk sejajar dengan raja. Akibatnya menyebabkan rasa
kekecewaan kaim bangsawan kepada Belanda, yang dimana Belanda
semakin menjadi-jadi dengan membawa minum-minuman keras
dikalangan bangsawan atau rakyat umum. Dan muncullah pemimpin besar
bernama Pangeran Diponegoro yang merupakan Putra sulung Sultan
Hamengkubuwono III dari garwa ampeyan.perlawanan Pangeran
Diponegoro membawa akibat yang cukup berat, korban dipihak Belanda
mencapai 15000 tentara, yang terdiri dari 8000 ribu orang Eropa dan 7000
orang serdadu pribumi, perkebunan swasta banyak yang rusak, dan
kemakmuran lenyap. Akibat perlawanan Diponegoro, batas-batas
Surakarta dan Yogyakarta dirubah, diperkecil. Lalu Sunan Paku Buwono
VI merasa kecewa dan meninggalkan Ibu Kota. Peerintah Belanada
menangkap Sunan dan membuangnya ke Ambon pada tahun 1849 dan
berakhirlah perlawanan dengan meninggalnya raja-raja Jawa.29
d. Peran dan posisi Nahdhiyin dalam perjuangan Bangsa Indonesia
Dengan kedatangan dua imperalis Barat Khatolik dan Protestan
yang dikemukakan oleh J.C. Van Leur didalam Indonesian Trade and
Society, yang dimana hal tersebut menjadikan Negara Indonesia terlibat
dalam suatu Perang Agama Segitiga dikarenakan perang Agama antar
salib di Negara Eropa telah diekspor Ke Indonesia. Agama Islam yang
menjadi agama terbesar melawan Imperialis Barat Khatolik dan Protestan
serta menjadikan Negara Indonesia sebagai arena untuk perang Agama
antar sesama salib. Dengan melihat tantangan tersebut para ulama dan
santri menjawab kedua tantangan kedua imperialisme Barat Katolik dan
Protestan dengan cara meningkatkan kesadaran Nasionalisme Indonesia
yang didasari oleh ajaran Islam. Pada abad ke-17 M, para ulama
melakukan sebuah perlawanan bersenjata terhadap invasi Imperialisme
Protestan Belanda yang pada saat itu sudah menguasai Jayakarta pada
tahun 1619 M.

29
Gilbert Khoo, Sejarah Asia Tenggara. (Kualalumpur : Fajar Bakti,1976), hal.27
Dengan menyebarnya para ulama di Nusantara, ulama-ulama
tersebut berhasil membangkitkan kesadaran nasionalisme yang digunakan
sebagai gerakan anti imperialisme. Akan tetapi, gerakan tersebut dihambat
oleh kalangan Prijaji yang terletak di Pulau Jawa atau Oelebalang dan
Pengholoe di luar Pulau Jawa yang dimana gerakan tersebut berpihak pada
kolonial Belanda. (diangkat sebagai bupati atau jabatan lainnya). Segala
kekuatan yang bersumber Islam ditolak oleh Pemerintahan Belanda,
dengan dirusaknya jiwa kwirausahaan dengan memindahkan hak
monopoli dagang yang diserahkan oleh Vreemde Oosterlingen Cina, India
dan Arab. Serta diacuhkannya kekuasaan politik Islam melalui Korte
Verklaring (perjanjian pendek).
Maka, mengakibatkan perjuangan membangkitkan kesadaran
nasionalisme yang pada saat itu di pimpin oleh ulama dan santri yang
berhasil membebaskan indonesia dari penjajahan kerajaan protestan
belanda dengan proses yang sangat sulit. Ketika pemerintahan kolonial
belanda menyerahkan diri kepada bala tentara dai nippon pada tanggal 8
maret 1942. Namun tidak berhenti disitu munculah gerakan nasionalisme
yang di pimpin oleh ulama (1363 H/1944 M), dan tentara pembela tanah
air PETA (1364 H/1945 M) dengan melakukan perlawanan senjata
terhadap imperialis timur, dengan perjuangan oleh ulama yang istiqomah
maka penjajahan politik timur akhirnya berakhir tepat pada 9 ramadhan
1364 jum’at legi 17 agustus 1945 yang melahirkan bangsa indonesia
merdeka. Maka dari itu kemerdekaan indonesia berlimpah untuk segenap
bangsa indonesia sebagai mana yang telah dirumuskan didalam
pembukaan undang undang dasar 1945 sebagai berkat rahmat allah yang
maha kuasa. Ketika republik indonesia berdiri pendaratan tentara dan
NICA 29 september 1945 di tanjung priok jakarta tidak memahami
atlantik charter 14 agustus 1941 dan djakarta charter pada tanggal 22 juni
1945 yang dimana ingin menjadikan kembali indonesia sebagai tanah
jajahanya, dan hal itu menimbulkan reaksi moektamar oemat islam yang
melahirkan partai politik islam indonesia, masjoemi, melopori menjawab
tantangan ini dengan perkataan :
“Resoloesi djihad, 60 miljon kaoem moeslimin indonesia siap
berdjihad fi sabilillah. Perang di jalan allah oentoek menentang tiap tiap
pendjadjahan pada 1 dzulhijah 1364H, rabu pon, 7 nov 1945.”
“Resoloesi djuhad tersebut sebagai kelanjutan resoloesi djihad
nahdlotul oelama, 22 oktober 1945, senin pahing, 15 dzulqoidah 1364 H
yang dirumuskan di kantor pengurus besar anshor nahdlotul oelama – PB
ANO, jalan bubutan VI/2surabaya.”

Dengan digunakanya tempat tersebut mengartikan bahwa NU ikut


berpartisipasi aktif dalam menjawab pendaratan tentara sekutu dan NICA.
Serta juga NU merealisasikan langkah lanjut berdirinya gerakan pemuda
islam indonesia GPII di jakarta, 3 okt 1945. NU tidak asing GPII
dikarenakan gerakan tersebut merupakan inisiatif dari anwar hardjono,
salah satu santri dari pesantren tebu ireng, jombang jawa timur.30

30
Ahmad Mansur Suryanegara. Sejarah Api 2. Cet II. (Bandung : Salamadani,2010), hal.139

Anda mungkin juga menyukai