Disusun Oleh :
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam tak kami
curahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang senantiasa membimbing dan menyayangi
umatnya hingga akhir zaman.
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah “ Ilmu Pendidikan “ selain itu dapat memberikan pengetahuan dasar
tentang “Keluarga Sebagai Lingkungan Pendidikan.” Terima kasih kami sampaikan kepada ibu
Ibdaul Latifah, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah ini yang telah membimbing dan
memberikan materi demi kelancaran dan terselesaikannya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menjadi bahan, pedoman dan tuntunan bagi generasi muda
dalam mempelajari Ilmu Pendidikan, Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat,
hidayah, serta inayah-nya kepada kita semua. Amiin…
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHLUAN
1. Latar Belakang......................................................................................................1
2. Rumusan Masalah.................................................................................................1
3. Tujuan Penulisan...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
1. Kesimpulan.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tak luput dari prodi kita yaitu mengenai pendidikan maka dari itu ada strategi dalam
membina kesejahteraan anak dalam keluarga. Pembinaan kesejahteraan anak merupakan pondasi
mendasar untuk mencapai kehidupan anak yang lebh efektif dengan kesehari-hariannya. Dalam
UU No. 4 tahun 1979 Bab 1 pasal 1 (a) ditegaskan bahwa “ Kesejahteraan anak adalah suatu tata
kehidupan dan penghidupan anak yang dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangan dengan
wajar baik rohani, jasmani, dan sosial”.Kesejahteraan tersebut hyanya akan diperoleh melalui
pendidikan bermutu, karena pendidikan bermutu merupakan hak setiap warga Negara.
Peryataan tersebut diperkuat oleh UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pas 5 ayat (1) bahwa “ setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu”. Selanjutnya dalam pasal 5 ayat (5) ditegaska “setiap
warga negara berhak mendapatkan kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat”.
Untuk itu, pendidikan bermutu dan kesempatan pendidikan sepanjang hayat merupakan suatu
upaya strategis dalam meningkatkan kesejahteraan hidup setiap warga negara. Sinergitas antar
pendidikan dalam keluarga, pendidikan di sekolah dan pendidikan dalam masyarakat merupakan
solusi kolektif untuk memperdayakan lingkungan ekologis sebagai suatu system yang dijadikan
wana interaksi edukatif untuk memenuhi harapan tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tertulis diatas, maka penulis membuat rumusan masalah
yang membatasi pembahasan makalh ini:
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
3. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan
keturunan dan menambah sumberdaya manusia.
4. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi keuarga untuk memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluarga yaitu: makanan,pakaian dan tempat tinggal.
5. Fungsi perawatan keluarga
Fungsi perawatan keluarga adalah menyediakan makanan , pakaian,
perlindungan , dan asuhan keperawatan.kemampuan keluarga untuk
melakukan pemeliharaan kesehatan mempengaruhi status kesehatan
keluarga dan individu.
Keluarga merupakan agen sosialisasi pertama dan utama bagi anak. Dalam lingkungan
keluarga inti (nuclear family) agen sosial meliputi ayah, ibu, saudara kandung, dan saudara
angkat yang belum menikah dan tinggal secara bersama-sama dalam satu rumah. Sedangkan
pada msyarakat yang menganut sistem kekerabatan diperluas (extended family), agen
sosialisasinya semakin luas karena dalam satu rumah terdiri atas beberapa keluarga yang
meliputi kakek,nenek, paman, dan bibi di samping anggota keluarga inti.
1
dalam bentuk sikap dan perilaku anak. Bagaimana anak bersikap, berkomunikasi dan perilaku
juga diwarnai oleh model figur yang diperankan dan ditampilkan oleh media massa. Dimana
media massa sudah merambah berbagai penjuru tanpa batas termasuk pada lingkugan keluarga,
terutama media elektronik yaitu radio, televisi, video, fillem dll. Besarnya pengaruh media
sangat tergantung pada kuwalitas dan frekuensi pesan yang disampaikan. Seperti contoh
penayangan acara smack dowen di televisi, video porno melalui internet dan hp diyakini telah
menyebabkan penyimpangan perilaku anak-anak dan remaja dalam banyak kasus. Tentunya
sikap dan kepribadian seperti itu tidak Suhanya mampu diperbaiki dan diubah hanya melalui
pendidikan disekolah tanpa dukungan pendidikan dalam keluarga. Oleh karena iyu, meurut
ahmmad tafsir (2004: 161) wajib bagi orang tua menyelengarakan pendidikan dalam rumah
tangga dan kewajiban itu wajar (natural) karena Allah menciptakan orang tua yang bersifat
mencintai anaknya. Jadi pertama hukumnya wajib, kedua memang orang tua senang mendidik
anak-anaknya.
Bermakna atau tidaknya interaksi orang tua dengan anak dalam keluarga tergantung
kepada bagaimana sikap dan komunikasi yang dibangun oleh orang tua dalam keluarga. Salah
satu karateristik dari manusia adalah adanya komunikasi antara yang satu dengan yang lainnya.
Komunikasi yang dimaksud adalah bagaimana hubungan dialogis yang terjalin tiimbal balik
antara orang tua dengan anak dalam keluarga. Memeperkuat pernyataan itu, Danil(1981:7)
mengemukakan bahwa manusia tidak dapat membebaskan diri dari relasi. Setiap manusia bebas
dari relasi itu karena relasi itu telah ada sebelum kita menolak atau menerimanya. Selanjutnya
Soelaiman (1988:271) mengungkapkan bahwa manusia pertama-tama tampil sebagai makhluk
komunikatif , kehidupannnya sehari-hari selalu terlibat dalam situasi dan interaksi komunikatif.
Interaksi orang tua dengan anaknya dalam keluarga terutama bertuan untuk membantu
anak memecahkan sosial mereka.Ada dua tahapan yang perlu dilakukan orang tua dalam
berkomunikasi, sebagaimana dikemukakan oleh Norton (1988:7) yaitu: tahapan pertama, hadapi
persoalan itu anak itu seolah-olah sama serius dan besar seperti persoalan Anda, jawaban ini
sebagai alasan membantu anak menangani masalahnya. Selanjutnya tahapan kedua, memberi
petunjuk bagaimana menghadapi dan memecahkan masalah, karena setiap persoalan anak
dengan lingkungan sosialnya itu tidak dapat dipecahkan.
1
Melihat kecenderungan yang tidak baik dalam komunikasi antara orang tua dan anak,
maka perlu dilakukan suatu pola interaksi dan komunikasi yang bersifat edukasi religius yang
memungkinkan anak dapat memberikan dan menerima ide dan saran orang tuanya. Ada beberapa
prinsip dari pola tersebut yaitu :
Aziz Saleh (dalam Ilyas, 2005:92) mengemukakan tiga jenis pendekatan yang
dapat dilakukan orang tua dalam mendidik anak-anaknya dalam era globalisasi sekarang
yaitu;
1
KESIMPULAN
Dari uraian yang telah dikemukakan terdahulu maka dapat disimpulkan bahwa; Pertama,
lingkungan keluaraga sebagai wahana sosialisasi dan interaksi edukatif merupakan strategi
pembinaan kepribadian dan kesejahteraan anak secara optimal. Kedua, diantara fungsi keluaraga
adalah fungsi edukatif, sosialisasi, protektif, efeksional, relegius, rekreatif, biologis, dan fungsi
ekonom. Ketiga, interaksi orang tua dengan anak dalam keluarga yang bersifat edukatif terbentuk
dengan adanya hubungan dengan timbal balik yang dinamis antara orang tua dengan anak yang
bersuasana mendidik dalam keluarga. Kemudian interaksi edukatif dalam dalam mendidik anak
agar tercapainya tujuan pendidikan. Penedekatan yang dilakukan oleh orangtua dalam mendidik
anak-anaknya dalam era globalisasi yaitu (1) pendekatan dialog secara terbuka dengan anak-
anak; (2) pendekatan berpikir kritis serta kreatif; (3) pendekatan klarifikasi nilai. Untuk itu orang
tua perlu menerapkan; (1) menerapkan gaya mendidik yang bersifat moderat(cukup/layak)
dengan anak-anak; (2) menumbuhkan suasana keakraban orang tua dengan anak; (3)
mengembangkan budaya rasa bersalah pada anak-anak (4) memberi kesempatan kepada anak
untuk bergaul dengan lingkungan sekitarnya secara positif dan baik.