Anda di halaman 1dari 15

LINGKUNGAN PENDIDIKAN

Tugas ini dibuat untuk melengkapi tugas matakuliah Ilmu Pendidikan


Dosen Pembimbing : Nisrokha,M.Pd.

Di Susun Oleh :
1. Aisah Amini (3180002)
2. Mas Bagus Satria Laras (3180019)
3. Muawanah (3180035)
4. Samiatun (3180031)

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)


Jl. DI Panjaitan KM 3, Paduraksa, Kec. Pemalang, Kabupaten Pemalang,
Jawa Tengah 52319
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia mempunyai kemampuan-kemampuan yang dapat dan perlu


dikembangkan melalui pengalaman yang terbentuk dalam berinteraksi antar
individu dengan lingkungan tempat tinggalnya yang dapat mempengaruhi
tingkah laku, pertumbuhan, perkembangan, serta proses dalam menjalani
kehidupannya memalui lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya.

Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan


mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani
sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Maka
dari itu, pendidikan perlu ditunjang dengan lingkungan pendidikan yang baik.
Karena lingkungan pendidikan merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar
manusia dalam berinteraksi baik berupa benda mati, makhluk hidup, maupun
hal-hal yang terjadi dan sebagai tempat dalam menyalurkan kemampuan-
kemampuan untuk membentuk perkembangan setiap individu yang mempunyai
pengaruh kuat kepada individu.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari judul makalah inii, dapat diidentifikasi ada beberapa yang akan dibahas
yaitu diantaranya :

1. Apa pengertian lingkungan pendidikan?


2. Apa saja macam-macam lingkungan pendidikan?
3. Apa perbedaa lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga?
4. Apa saja bentuk kerjasama antara keluarga dan sekolah?

C. TUJUAN
Tujuan pembahasan makalah ini adalah:
1. Mengetahui dan memahami pengertian lingkungan pendidikan
2. Mengetahui dan memahami macam-macam lingkungan
pendidikan.
3. Mengetahui dan memahami berbedaan lingkungankeluarga dan
sekolah.
4. Mengetahui dan memahami bentuk kerjasama antara keluarga
dan sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Lingkungan Pendidikan


Yang dimakud dengan lingkungan adalah sesuatu yanag berada
diluar diri anak dan mempengaruhi perkembangannya.1 Sedangkan
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spritual keagamaan,pengendalian diri,kepribadian,kecerdasan,akhlak
mulia,serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya,masyarkat,bangsa,dan negara.2
Maka lingkungan pendidikan merupakan suatu keadaan atau
berupa tempat yang memungkinkan terjadinya suatu interaksi
manusia dalam proses pendidikan dan untuk mencapai pendidikan. 3

B. Macam -Macam Lingkungan Pendidikan


1. Pendidikan dalam lingkungan keluarga
Keluarga merupakan ligkungan pertama dan utma,sebagai
pengembangan watak bagi anak dalam mengikuti pekembangan
pendidikan selanjutnya.4 Hal ini dimulai sejak anak lahir kedunia
dari kandungan ibunya, dan berhenti apabila si anak
meninggalkan keluarga asal untuk mendirikan keluarga.
Menurut M.I. Soelaeman keluarga memiliki banyak fungsi
diantaranya:5
a. Fungsi Edukasi

1
Nur Uhbiyati,Ilmu Pendidikan Islam 1,Cet ke-2,(Bandung:CV Pustaka Setia,1998), hlm.209.
2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab 1 Pasal 1.
3
Uyoh Sadulloh dkk, Pedagogik (Ilmu Mendidik), Cet ke-1, (Bandung: CV Alfabeta,2010) hlm.
186.
4
Ibid., hlm. 196.
5
Ibid., hlm. 188.
Dimana orangtua harus dapat menciptakan situasi pendidikan
yang dihayati anak didik sebagai iklim pendidikan dan
mengarahkan pada tujuan pendidikan dengan memberi contoh
teladan disertai dengan fasilitas yang memadahi.
b. Fungsi Sosialisasi
Dimana keluarga tidak hanya mengembangkan individu yang
memiliki kepribadian yang utuh, namun juga menjadikan
individu yang bersifat sosial yang mampu memberikan
kemanfaatan bagi bangsa dan negara.
c. Fungsi Proteksi (Perlindungan)
Dimana keluarga dapat memberikan rasa aman,nyaman,
damai,bahagia serta dapat memenuhi kebutuhan baik
fisik,psikis,sandang,pangan,papan,dan lain-lain.
d. Fungsi Afeksi (Perasaan)
Dimana keluarga mampu menumbuhkan rasa cinta dan kasih
sayang antar sesama anggota kelurga,masyarakat,serta
lingkungannya.
e. Fungsi Religius
Dimana keluarga berkewajiban mengenalkan iklim keluarga
yang religius,sehingga bisa menjadi insan yang beragama serta
sadar akan kedudukannya sebagai makhluk yang beragama.
f. Fungsi Ekonomi
Dimana keluarga mampu memenui ekonomi,fisik,dan materil.
g. Fungsi Rekreasi
Dimana keluarga mampu mewujudkan kondisi yang
menyenangkan bagi semua anggota keluarga.
h. Fungsi Biologi
Dimana keluarga menjai tempat untuk dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dasar seperti kebutuhan akan
keterlindungan fisik seperti kesehatan,pangan,sandang,dan
papan dengan syarat-syarat tertentu sehingga keluarga
memungkinkan seluruh anggota keluarganya dapat hidup
didalamnya.
Lingkungan keluarga ini merupakan lingkungan yang
pertama dan utama bagi anak untuk memperoleh pendidikan
terutama pendidikan akhlak yang akan membentuk karakter
pibadinya. Maka semampu mungkin lingkungan keluarga ini
dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dan penuh
kasih sayang.
Menurut Ki Hajar Dewantara,suasana kehidupan
keluarga merupakan tempat yang sebik-baiknya untuk
melakukan pendidikn,baik pendidikan individual maupun
pendidikan sosial.
Selain itu, dalam lingkungan ini setiap anggota keluarga
memiliki peran tertentu sesuai kedudukannya. Tanggung
jawab keluarga atas pendidikan anggota keluarganya sangat
urgen. Ada beberapa dasar tanggung jawab keluarga yang
perlu diperhatikan,diantaranya:6
a. Dorongan atau motivasi cinta kasih yang menjiwai
hubungan orangtua dengan anak.
b. Dorongan atau motivasi kewajiban moral, sebagai
konsekuensi dan kedudukan orangtua terhadap
keturunannya.
c. Tanggung jawab sosial sebagai bagian dari keluarga,yang
ada gilirannya juga menjadi bagian dari
masyarakat,bangsa,dan negaranya, bahkan kemanusiaan.
d. Memlihara dan membesarkan anak.
e. Membahagiakan anak,baik dunia maupun akhirat,sesuai
dengn pandangan dan tujuan hidup muslim.

2. Lingkungan Pendidikan Sekolah


6
Abdul Kadir,Dasar-Dasar Pendidikan,Cet ke-1,(jakarta:Kencana,2012),hlm. 162.
Sekolah adalah pendidikan yang mempunyai dasar, tujuan, isi,
metode, alat-alatnya, disusun secara eksplisit, sistematis, dan
distandarisasikan.7
Setelah anak mulai tumbuh dan berkembang,lingkungan yang
dilalui anak semakin luas,anak sudah tidak hanya berada
dilingkungan keluarga saja. Anak mulai dikenalkan dengan yang
namanya sekolah,karena keluarga merasa anak perlu pengetahuan
serta pengalaman yang lebih luas lagi sesuai perkembangannya.
Dimana sekolah merupakan lembaga pendidikan yang sengaja
didirikan khusus untuk tempat pendidikan,maka sekolah
merupakan lembaga pendidikan kedua setelah keluarga,yang
mana guru sebagai pendidiknya. Guru sangat berperan dalam
membantu perkembangan anak didik untuk mewujudkan tujuan
hidupnya secara optimal. Namun guru tidak hanya sebagai
pendidik,tetapi juga sebagi
pengajar,pembimbing,pengarah,pelatih,dan penilai.
Dalam lingkungan ini terdapat serangkaian kegiatan yang
memunginkan terjadinya perubahan struktur atau pola
tingkahlaku seseorang dalam kemampuan kognitif,afektif,dan
ketrampilan yang selaras,seimbang,dan bersama-sama turut serta
meningkatkan kesejahteraan sosial.8
Selain berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk wata serta peradaban bangsa yang bermartabat dala
rangka mencerdaskan bangsa serta mengembangkan potensi
peserta didik. Sekolah menurut Soleh Soegiyanto juga sebagai
lembaga sosial yang mana memiliki fungsi:9

a. Sebagai lembaga sosialisasi,yaitu membantu anak dalam


mempelajari cara-cara hidup ditempat mereka dilahirkan,
b. Untuk menstransmisi dan mentransformasi kebudayaan,dan
7
Ibid., hlm. 171.
8
Ibid., h. 197
9
Ibid., h. 199
c. Menyeleksi murid untuk melanjutkan pendidikan yang lebih
tinggi.
Selain itu juga,sekolah sebagai lembaga pendidikan formal
menerima fungsi pendidikan berdasarkan asas-asas tanggung
jawab berikut ini:
a. Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan
tujuan yang ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan yang
berlaku (undang-undang pendidikan).
b. Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk,isi,tujuan,dan
tingkat pendidikan yang dipercayakan kepadanya oleh
masyarakat dan negara.
c. Tanggung jawab fungsional ialah tanggungjawab profesional
pengelola dan pelaksana pendidikan (para guru dan pendidik)
yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuan-
ketentuan jabatannya.

Karena sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak


selama mereka diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai
sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap
pendidikan,diantaranya sebagai berikut:

a. Sekolah membantu orangtua mengerjakan kebiasaan-


kebiasaan yang baik serta menanamkan budu pekerti yang
baik.
b. Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan didalam
masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan dirumah.
c. Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan
seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-
ilmu lain sifatnya mengembangkan kecerdasan dan
pengetahuan.
d. Disekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika,
membenarkan benar atau salah, dan sebagainya.
3. Pendidikan dalam Lingkungan Masyarakat
Pada hakikatnya masyarakat merupakan kumpulan dari
beberapa keluarga yang antara satu dan lainnya terikat oleh tata
nilai atau aturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis.10
Dimana lingkungan ini sebagai tempat pengaplikasian
pengetahuan, ketrampilan, serta pengalaman yang telah diperoleh
dari pendidikan keluarga dan sekolah.
Menurut Tirtarahardja dan La Sulo, ada kaitannya antara
masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga aspek
diantaranya:

a. Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang


dikembangkan (jalur sekolah dan luar sekolah) maupun yang
tidak dikembangkan (jalur luar sekolah).
b. Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan/kelompok sosial di
masyarakat baik langsung maupun tidak langsung, ikut
mempunyai peran dan fungsi pendidikan.
c. Dalam masyarakat terdapat banyak sumber belajar,baik yang
dirancang maupun yang dimanfaatkan.

Masyarakat sebagai lingkungan pendidikan yang lebih luas


turut berperan dalam terselenggaranya proses pendidikan. Setiap
individu sebagai anggota dari masyarakat tersebut harus
bertanggung jawab dalam menciptakan suasana yang nyaman dan
mendukung. Oleh karena itu, dalam pendidikan anak pun, umat
Islam dituntut untuk memilih lingkungan yang mendukung
pendidikan anak dan menghindari masyarakat yang buruk. Sebab,
ketika anak atau peserta didik berada di lingkungan masyarakat
yang kurang baik, maka perkembangan kepribadian anak tersebut

10
Abuddinata Nata, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: kencana 2010), hlm. 301.
akan bermasalah. Dalam kaitannya dengan lingkungan keluarga,
orang tua harus memilih lingkungan masyarakat yang sehat dan
cocok sebagai tempat tinggal orang tua beserta anaknya. Begitu
pula sekolah atau madrasah sebagai lembaga pendidikan formal,
juga perlu memilih lingkungan yang mendukung dari masyarakat
setempat dan memungkinkan terselenggaranya pendidikan
tersebut.

Bentuk lingkungan pendidikan yang dapat dikategorikan


kepada lembaga pendidkan non formal adalah pesantren. Kata
“pesantren” mengandung pengertian sebagai tempat para santri
atau murid pesantren, sedangkan kata “santri” diduga berasal dari
istilah sansekerta “sastri” yang berarti “melek huruf”, atau dari
bahasa Jawa “cantrik” yang berarti orang yang mengikuti gurunya
kemanapun pergi.11 Dalam jangka panjang, pesantren berada
dalam kedudukan kultural yang relatif lebih kuat dari pada
masyarakat di sekitarnya. Kedudukan ini dapat dilihat dari
kemampuan pesantren untuk melakukan transformasi total dalam
sikap hidup masyarakat sekitarnya, tanpa ia sendiri
mengorbankan identitas dirinya. Perubahan ini bukan hanya
dalam bidang pengetahuan saja tetapi juga dalam hal keterampilan
untuk kemudian sebagai bekal untuk hidup di lingkungan
masyarakat yang lebih luas.

Pendidikan non formal diselenggarakan bagi warga


masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi
sebagai pengganti, penambah, dan atau pelengkap pendidikan
formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
Contoh pendidikan nonformal: Taman Pendidikan Al-
Qur’an,Madrasah,berbagai kursus,bimbingan belajar dan
sebagainya.

11
Dindin Jamaludin, Potret Konstruksi Pendidikan Karakter, 2010, hlm. 3.
C. Perbedaan Lingkungan Keluarga dan Lingkungan Sekolah
Beberapa perbedaan antara pendidikan yang diperoleh di
keluarga dan di sekolah antara lain:
a. Pendidikan di keluarga bersifat informal,sedangkan pendidikan di
sekolah bersift formal. Maksudnya pendidikan informal
merupakan pendidikan yang kegiatannya tidak dilakukan secra
sistematis dimana nilai-nilai yang didapat dalam pendidikan ini
bersumber dari pengalaman hidup sehari-hari didalam keluarga.
Sedangkan pendidikan formal merupakan pendidikan yang
kegiatannya dilakukan secara sistematis serta berjenjang dimulai
dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
b. Pendidikan di keluarga tidak mengenal waktu,sedangkan
pendidikan sekolah terbatas oleh waktu tertentu.
c. Pendidikan di keluarga dapat diperankan oleh kedua
orangtua,serta bagian keluarga bak dari kakek,nenek,paman,dsb.
Sedangkan pendidikan di sekolah hanya diperankan oleh pengajar
yitu guru maupun dosen.

D. Kerja Sama Antara Keluarga dan Sekolah


Usaha-usaha yang dapat dilakukan guru untuk mengadakan
kerjasama dengan orangtua dalam kegiatan pembelajaran,yaitu: 12
1. Mengadakan petemuan dengan orangtua pada hari penerimaan
peserta didik baru,serta membicarakan tentang perlunya
kerjasama dalam mendidik anak-anaknya agar jangan sampai
timbul salah paham,mengadakan sekedar ceramah tentang cara-
cara mendidik anak-anak yang baru masuk sekolah,dan lain
sebagainya.
2. Mengadakan surat-meyurat antara sekolah atau guru dengan
pihak keluarga atau orangtua pserta didik, terutama pada waktu-

12
Barsihanoor, Kerjasama antar Sekolah dan Keluarga dalam Pendidikan Karakter,hlm. 54.
waktu yang sangat diperlukan bagi perbaikan pendidikan anak-
anak.
3. Adanya daftar nilai atau buku laporan yang setiap semester atau
catur wulan dibagikan kepada peserta didik.
4. Kunjungan guru ke rumah orangtua siswa,atau sebaliknya.
Kunjungan ini dilakukan bilamana diperlukan. Misalnya, untuk
membicarakan kesulitan-kesulitan yang dialami disekolah,atau
menjenguk siswa yang sakit.
5. Mengadakan perayaan pesta sekolah atau pameran-pameran hasil
karya peserta didik.
6. Mendirikan kumpulan orangtua peserta didik dan guru atau
dikenal dengan komite sekolah.13

13
M. Ngalim Purwanto,2007,hlm. 129
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat kita ketahui bahwa setiap
manusia akan melalui tiga dalam lingkungan pendidikan,yaitu
lingkungan keluarga,lingkungan sekolah,dan lingkungan masyarakat
yang ketiganya biasa dikenal dengan tri pusat pendidikan. Ketiga
lingkungan tersebut satu sma lain saling mempengaruhi,maka setiap
lingkungan tersebut harus mampu memberikan kontribusi yang
positif hingga mampu berlanjut untuk memasuki lingkungan yang
telah luas dan mampu membangun kemajuan pendidikandinegeri ini.
DAFTAR PUTAKA
Kadir,Abdul. 2012. Dasar-Dasar Pendidikan. Cet ke-1,Jakarta: Kencana.
Nata,Abbudin. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.
Sadullah,Uyoh,dkk. 2010. Pegadogik (Ilmu Mendidik). Cet kke-. Bandung: CV
Alfabeta.
Uhbiyati,Nur. 1998. Ilmu Pendidikan Islam 1. Cet ke-2. Bandung: CV Pustaka
Setia.
BIODATA
Nama : Aisah Amini
TTL : Pemalang, 15 Juni 2000
NIM : 3180002
Alamat : Ds. Banjarmulya, Kec. Pemalang, Kab. Pemalang

Nama : Mas Bagus Satria Laras


TTL : Pemalang, 4 Ffebruari 1999
NIM : 3180019
Alamat : Ds. Pegundan Kec. Petarukan, Kab. Pemalang

Nama : Muawanah
TTL : Purbalingga, 26 Juni 1986
NIM : 3180035
Alamat : Ds. Badak, Kec Belik, Kab. Pemalang
Nama : Samiatun
TTL : Pemalang, 9 Jnuari 1990
NIM : 3180031
Alamat : Ds. Badak, Kec. Belik, Kab. Pemalang

Anda mungkin juga menyukai