Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH

”Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah


Kapita Selekta Pendidikan”

Oleh

ELVIDIO GRACIA. MF (1947441002)

BC.81

PROGRAM STUDI PGSD BILINGUAL

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan

hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang dimiliki

masih sangat kurang. Oleh karena itu, penulis harapkan kepada pembaca

untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk

kesempurnaan makalah ini.

Tersususnnya makalah ini tentu bukan usaha penulis seorang. Penulis

mengucapkan terima kasih kepada sahabat dan pihak lainnya yang

membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal

pada nereka yang telah memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua

bantuan ini sebagai ibadah.

Penulis

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah................................................................................................... 2

C. Tujuan ...................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN

A. Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Anak ........................................................... 3


B. Pendidikan Dalam Keluarga .................................................................................... 7
C. Peran Orang Tua Dalam Pembentukan Karakter Anak ........................................... 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..............................................................................................................
12
B. Saran ................................................................................................... 12
DAFTAR
PUSTAKA ....................................................................................................... 13
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil terbentuk oleh ikatan
dua orang dewasa yang berlainan jenis kelamin, wanita dan pria serta
anak-anak yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di
kemudikan oleh orang tua. Alam mempercayakan pertumbuhan serta
perkembangan anak pada mereka.
Orang tua merupakan figur orang dewasa pertama yang dikenal anak
sejak bayi. Selain kedekatan karena faktor biologis, anak biasanya cukup
dekat dengan orang tuanya karena faktor intensitas waktu yang cukup
banyak ia habiskan bersama mereka. Oleh karena itu orang tua
mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan anak, termasuk dalam
hal pembentukan karakter anak, supaya anak terhindar dari pengaruh
buruk dan kerusakan moral yang sudah membudaya di Negara. Peran
penting orang tua ini memerlukan perencanaan dan tindak lanjut, agar
orang tua dapat melakukan pengasuhan yang patut bagi anaknya. Dalam
hal pembentukan karakter, orang tua juga berperan sangat signifikan
sehingga orang tua perlu belajar tentang pengasuhan yang mampu
mengembangkan atau membentuk karakter anaknya (Mukti Amini,
2008:108).
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Kartini Kartono (1992:19), bahwa
keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat ia
belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga
umumnya anak ada dalam hubungan interaksi yang intim. Keluarga
memberikan dasar pembentukan tingkah laku, moral, dan karakter anak.

B. Rumusan Masalah
1. Peranan suatu lembaga pendidikan yang mempengaruhi pendidikan
anak!

2. Peranaan Orang Tua Dalam Pembentukan Karakter Anak


C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyususan makalah ini sebagai syarat tugas
dari mata kuliah Kapita Selekta Pendidikan.

BAB II PEMBAHASAN

A. Peranan keluarga dalam pendidikan anak


Peranan suatu lembaga pendidikan yang mempengaruhi pendidikan anak
adalah lembaga pendidikan keluarga. Peranan keluarga memegang
peranan penting dalam pendidikan anak.
1. Peranan keluarga
Menurut para ahli psikologi, lingkungan yang banyak
memberikan sumbangan dan besar pengaruhnya terhadap proses
belajar maupun perkembangan anak adalah lingkungan keluarga.
Karena lingkungan keluarga merupakan lembaga pendidikan
tertua, bersifat informal yang pertama dan utama yang dialami oleh
anak.
Ahmadi (2004: 167) menyebutkan “keluarga adalah kelompok
sosial kecil yang umumnya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang
mempunyai hubungan sosial relatif tetap dan didasarkan atas ikatan
darah, perkawinan dan atau adopsi”. Keluarga dilihat dari segi
pendidikan merupakan satu kesatuan hidup (sistem sosial), dan
keluarga menyediakan situasi belajar. Sebagai satu kesatuan hidup
bersama (sistem sosial) keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak mempunyai ikatan yang kuat dan saling kerja sama, dan
saling memberi kasih sayang (Hasbullah, 2009: 87). Keluarga
menyediakan situasi belajar berarti bahwa anak membutuhkan
bimbingan orang tua dalam kelangsungan pendidikannya. Karena
orang tua memegang peran utama dari anak sejak kecil yang
meniru apa yang diajarkan oleh orang tua.
Peranan keluarga (orang tua) dalam pendidikan anaknya tidak
hanya memberikan sebatas pendidikan saja atau memberikan uang
yang cukup, tetapi juga dengan pengasuhan dari orang tua, dengan
memberi perhatian, kasih sayang, kepedulian dan dukungan dari
anggota keluarga. Ada beberapa orang tua yang hanya memberikan
anak berupa materi saja, mungkin karena kesibukan mereka
bekerja mencari nafkah. Hal ini tergantung dari masing- masing
orang tua dalam mendidik anak, semua akan berjalan dengan baik
apabila orang tua mampu membagi waktu, dalam mendidik serta
memberi pendidikan dan perhatian yang cukup bagi anak
(Andriyani, 2010: 11-12).

Hubungan antara keluarga dengan anak harus terjalin dengan baik demi
keberhasilan anak dengan perhatian dan kasih sayang yang cukup bagi anak.
Menurut Hasbullah (2009: 88-89) tanggung jawab keluarga bagi pendidikan anak
adalah sebagai berikut.

a) Memelihara dan membesarkannya, tanggung jawab ini merupakan


dorongan alami untuk dilaksanakan karena si anak memerlukan makan,
minum dan perawatan agar dia dapat hidup secara berkelanjutan;
b) Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah maupun
rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang
dapat membahayakan dirinya;
c) Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
berguna bagi kehidupannya kelak sehingga bila ia telah dewasa mampu
berdiri sendiri dan membantu orang lain;
d) Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya
pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah SWT, sebagai tujuan
akhir hidup muslim.

Adanya kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak secara
kontinue perlu dikembangkan kepada setiap keluarga agar pendidikan yang
dilakukan sesuai dengan perkembangan zaman yang cenderung selalu berubah.

Keluarga mempunyai peranan yang penting dalam pendidikan anak. Peranan


itu dapat dilakukan oleh orang tua secara langsung kepada anak dengan
mendampingi serta membimbing anak dalam belajar. Selain itu juga dapat
dilakukan dengan cara tidak berinteraksi secara langsung dengan anak, yaitu
menyediakan fasilitas-fasilitas yang mendukung pendidikan anak, penyediaan
sarana-prasarana, pemilihan pendidikan, menanyakan nilai rapor, pemberian kasih
sayang, serta mendorong anak untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi
(Andriyani, 2010: 15).

1. Pemilihan pendidikan
Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan
mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun
rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan
kebudayaan. Atau dengan kata lain bahwa pendidikan dapat
diartikan sebagai suatu hasil peradaban bangsa yang dikembangkan
atas dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri (nilai dan norma
masyarakat) yang berfungsi sebagai filsafat pendidikannya atau
sebagai cita-cita dan pernyataan tujuan pendidikan (Ihsan, 2008:
1-2).
Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya mendapatkan
pendidikan yang layak. Orang tua yang memiliki pengetahuan
tentang pendidikan yang luas akan memberikan pendidikan kepada
anaknya yang terbaik. Philip H. Combs dalam Zahara (1984: 5859)
mengklasifikasikan pendidikan, meliputi pendidikan informal,
pendidikan formal, dan pendidikan non formal. a) Pendidikan
Informal
Pendidikan informal adalan proses pendidikan yang
diperoleh seseorang dari kehidupan sehari-hari dengan sadar
atau tidak sadar. Pada umumnya tidak teratur dan tidak
sistematis, sejak seseorang lahir sampai mati. Seperti dalam
keluarga, merupakan pendidikan yang pertama dan utama bagi
setiap manusia. Waktu seseorang lebih banyak dirumah
dibandingkan dengan tempat-tempat yang lain.
b) Pendidikan Formal
Pendidikan formal adalah pendidikan di sekolah yang
teratur dan sistematis, berjenjang dan dibagi dalam waktuwaktu
tertentu yang berlangsung dari taman kanak-kanak (TK)
sampai perguruan tinggi. Walaupun masa sekolah bukan
satusatunya untuk belajar namun kita menyadari bahwa sekolah
adalah tempat dan saat yang strategis bagi pemerintah dan
masyarakat untuk membina seseorang dalam menghadapi masa
depannya.
c) Pendidikan Non Formal
Pendidikan non formal adalah pendidikan yang
diselenggarakan secara sengaja, tertib, terarah, terencana diluar
kegiatan persekolahan. Dalam hal ini tenaga pendidik, fasilitas,
cara penyampaian dan waktu yang dipakai serta komponen
lainnya disesuaikan dengan keadaan peserta didik supaya
menciptakan hasil yang memuaskan.

Manusia sepanjang hidupnya sebagian besar akan menerima pengaruh dari tiga
lingkungan pendidikan yang utama yakni, keluarga, sekolah, dan masyarakat dan
ketiganya biasa disebut dengan tripusat pendidikan (Syarah, Erie Siti, 2009).

Menurut Munib (2007: 75) menyebutkan bahwa salah satu masukan dalam
sistem pendidikan adalah masukan lingkungan. Salah satunya adalah lingkungan
pendidikan meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat.

a) Lingkungan pendidikan keluarga


Lingkungan keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama
dan utama karena sebelum manusia mengenal lembaga pendidikan yang
lain, lembaga inilah yang pertama ada. Pendidikan keluarga merupakan
pendidikan yang utama karena didalam lingkungan ini segenap potensi
yang dimiliki manusia terbentuk dan sebagian dikembangkan.
b) Lingkungan pendidikan sekolah
Karena perkembangan peradaban manusia, orang merasa tidak mampu
untuk mendidik anaknya, pada masyarakat yang semakin komplek dan
terspesialisasi, seorang anak memerlukan persiapan yang khusus untuk
memasuki usia dewasa. Persiapan ini memerlukan waktu yang khusus,
tempat yang khusus, dan proses yang khusus pula. Oleh karena itu, orang
tua memerluakan lembaga yang disebut sekolah. Sekolah bukan
menggantikan tugas orang tua sebagai pendidik tetapi sebagai pelengkap
dari pendidikan yang diberikan oleh orang tua.
c) Lingkungan pendidikan masyarakat
Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan pelengkap kedua dari
pendidikan yang diberikan oleh orang tua. Masyarakat melengkapi yang
tidak ada di sekolah karena sekolah hanya mencetak manusia yang
berkepribadian inovatif dan juga dapat menjadi motivator. Sedangkan
masyarakatlah yang memiliki sumber daya yang memungkinkan untuk
mengembangkan inovasi.
B. Pendidikan dalam Keluarga

Keluarga sebagai sebuah lembaga pendidikan yang pertama dan utama.


Keluarga diharapkan senantiasa berusaha menyediakan kebutuhan, baik
biologis maupun psikologis bagi anak, serta merawat dan mendidiknya.
Keluarga diharapkan mampu menghasilkan anak-anak yang dapat tumbuh
menjadi pribadi, serta mampu hidup di tengah-tengah masyarakat. Sekaligus
dapat menerima dan mewarisi nilai-nilai kehidupan dan kebudayaan. Menurut
Selo Soemarjan, keluarga adalah sebagai kelompok inti, sebab keluarga adalah
masyarakat pendidikan pertama dan bersifat alamiah. Dalam keluarga, anak
dipersiapkan untuk menjalani tingkatan-tingkatan perkembangannya sebagai
bekal ketika memasuki dunia orang dewasa, bahasa, adat istiadat dan seluruh
isi kebudayaan, seharusnya menjadi tugas yang dikerjakan keluarga dan
masyarakat di dalam mempertahankan kehidupan oleh keluarga.

Tugas keluarga sangat urgen, yakni menciptakan suasana dalam keluarga


proses pendidikan yang berkelanjutan (continues progress) guna melahirkan
generasi penerus (keturunan) yang cerdas dan berakhlak (berbudi pekerti yang
baik). Baik di mata orang tua, dan masyarakat. Fondasi dan dasar-dasar yang
kuat adalah awal pendidikan dalam keluarga, dasar kokoh dalam menapaki
kehidupan yang lebih berat, dan luas bagi perjalanan anak-anak manusia
berikutnya.

Ki Hajar Dewantara merupakan salah seorang tokoh pendidikan Indonesia,


juga menyatakan bahwa alam keluarga bagi setiap orang (anak) adalah alam
pendidikan permulaan. Untuk pertama kalinya, orang tua (ayah maupun ibu)
berkedudukan sebagai penuntun (guru), sebagai pengajar, sebagai pendidik,
pembimbing dan sebagai pendidik yang utama diperoleh anak. Maka tidak
berlebihan kiranya manakala merujuk pada pendapat para ahli di atas konsep
pendidikan keluarga. Tidak hanya sekedar tindakan (proses), tetapi ia hadir
dalam praktek dan implementasi, yang dilaksanakan orang tua (ayah-ibu)
degan nilai pendidikan pada keluarga.

Perlu diketahui, mayoritas orang tua belum mengetahui bagaimana konsep


pendidikan keluarga itu. Hal tersebut tanpa disadari para orang tua (ayah dan
ibu) dalam praktek kesehariannya. Mereka telah menjalankan fungsi keluarga
dalam pendidikan anak-anak. Pada hakikatnya, fungsi keluarga adalah sebagai
pendidikan budi pekerti, sosial, kewarganegaraan, pembentukan kebiasaan dan
pendidikan intelektual anak.

Mollehnhaur dalam Abdullah membagi tiga fungsi keluarga dalam


pendidikan anak, yaitu:

1. Fungsi kuantitatif, yaitu menyediakan bagi pembentukan perilaku dasar,


artinya keluarga tidak hanya menyediakan kebutuhan dasar fisik anak,
berupa pakaian, makanan dan minuman, serta tempat tinggal yang layak.
Akan tetapi, keluarga dituntut untuk menyediakan dan memfasilitasi
ketersediaan dasar-dasar kebaikan, berupa perilaku, etika, sopan santun
dan pembentukan karakter anak yang santun dan berakhlak baik sebagai
fitrah manusia yang hakiki.
2. Fungsi-fungsi selektif, yaitu menyaring pengalaman anak dan
ketidaksamaan posisi kemasyarakatan karena lingkungan belajar. Artinya
pendidikan keluarga berfungsi sekaligus memerankan diri sebagai fungsi
kontrol pengawasan terhadap diri anak akan berbagai informasi yang
diterima anak. 12 Terutama anak usia 00 tahun hingga 05 tahun yang
belum memiliki pengetahuan dan pengalaman. Sehingga diharapkan
mampu membedakan mana yang baik dan buruk. Oleh sebab itu, keluarga
(ayah dan ibu) berkewajiban memberikan informasi dan pengalaman yang
bermakna. Berupa pengalaman belajar secara langsung maupun tidak
langsung, diharapkan pengalaman tersebut mampu diserap dan
ditransformasi dalam diri anak.

3. Fungsi pedagogis, yaitu mewariskan nilai-nilai dan normanorma. Artinya


pendidikan keluarga berfungsi memberikan warisan nilai-nilai yang
berkaitan dengan aspek kepribadian anak. Tugas akhir pendidikan keluarga
tercermin dari sikap, perilaku dan kepribadian personality) anak dalam
kehidupan sehari-hari yang ditampilkan.

Sementara itu, ternyata fungsi keluarga bukan sebatas itu, misalnya


Berns13, ia mengemukakan fungsi keluarga, yaitu: (a) fungsi reproduksi,
(b) melaksanakan pendidikan dan sosialisasi di masyarakat, (c)
membangun aturan-aturan sosial, (d) melakukan tindakan ekonomi, dan
(e) membangun dan mendukung proses perkembangan emosi anak-anak.

C. Peran Orang Tua Dalam Pembentukan Karakter Anak


Orang tua merupakan salah satu lembaga pendidikan yang pertama dan
paling utama dalam diri seorang anak, karena seorang anak dibesarkan dan
dilahirkan dari orag tua, serta akan berkembang menuju dewasa. Orang tua
merupakan panutan pagi seorang anak. karena setiap anak mula-mula
mengagumi orang tuanya semua tingkah orang tuanya di tiru oleh anak
anaknya. Tingkah laku anak akan menjadi baik jika tingkah laku orang tua
nya baik. Dan tinggah laku anak akan menjadi buruk jika orang tuanya
berprilaku buruk. Dengan kata lain orang tua lah yang memiliki tugas dan
tanggung jawab dalam menentukan karakter baik buruknya anak. Peran
orang tua yang dapat dilakukan dengan mendidik, membina dan
membesarkannya hingga menjadi dewasa. 3 Dalam hal ini orang tua
memiliki peran yang sangat penting, serta orang tua merupakan guru
pertama dan utama bagi pendidikan dan membentuk karakter anak.
Maka orang tua lah kunci utama kesuksesan dalam membentuk karakter
anak. Langkah pertama merupakan hal penting yang harus diperhatikan
dan dijaga sebaik-baiknya, karena sesungguhnya seorang anak diciptakan
dalam keadaan siap untuk menerima kebaikan dan keburukan. Tiada lain
hanya kedua orang tualah yang membuat cenderung pada salah satu
diantara keduanya.
Pembentukan karakter juga sangat ditentukan oleh orang tua, terutama
pada masa pertumbuhan. Masa yang menentukan bagaimana pembentukan
karakter. Karena itu anak yang sering diberikan nasehat, melihat hal-hal
yang baik, kasih sayang yang cukup, maka setelah dewasa karakter anak
akan terbentuk dengan baik.Karakter adalah nilai-nilai perilaku manusia
yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama manusia,
lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap perasaan,
perkataan, dan pernuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum tata
krama, budaya, dan adat istiadat.
Nilai-nilai karakter yang harus ada pada anak yaitu nilai nurani dan
nilai memberi. Nilai nurani seperti keberanian, kejujuran, cinta damai.
Sedangkan nilai memberi seperti, setia, dapat dipercaya, hormat, sopan,
ramah dan baik hati.6 Oleh karena itu orang tua sebagai pendidik pertama
bagi anak sebaiknya juga memiliki kemampuan mengenai nilai-nilai
karakter.Pembentukan karakter tidak dapat dilakukan dengan cara
menghafal, karena ini melekat di dalam diri manusia. Namun “Karakter
akan terbentuk karena kebiasaan yang dilakukan, sikap yang diambil
dalam mengambil keadaan, dan kata-kata yang diucapkan kepada orang
lain”
Oleh karena itu mengingat penting serta kompleknya masalah yang ada
pada anak maka orang tua sebaiknya menanamkan karakter anak yang baik
sejak dini, untuk memperkokoh pondasi yang dimiliki anak sehingga
dikemudian hari anak tidak terjebak dan terpengaruh akan lingkungan luar
rumah. Dengan harapan kelak anak mempunyai karakter yang baik.
Pada umumnya orang tua mengharapkan anak-anaknya untuk tumbuh dan
menjadi orang yang memiliki karakter yang baik dengan demikian orang
tua harus mengetahui fungsi sebagai orang tua.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Peran keluarga memiliki peranan yang penting, agar proses dalam
setiap jenjang, jalur, dan jenis pendidikan serta berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan bertanggung jawab.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan anak, yaitu terdiri dari
faktor keluarga yang berperan sebagai pendidik dan motivator bagi anak
dan faktor lingkungan, yang meliputi lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah termasuk teman sebayanya, lingkungan sekitar, motivasi anak
serta dari intelegensi anak itu sendiri.
Untuk itu, peran keluarga dalam pendidikan anak sangatlah penting,
karena apa yang akan anak daptkan dan pelajari hanya bisa didapat dari
restu orangtua. Dan apabila orangtua tidak merestui pendidikan anak,
maka anak tersebut tidak akan bebas mendapatkan pendidikan dengan
bebas.
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat
banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik
yang membangun dari para pembaca.

Daftar Pustaka
Makhmudah, S. (2018). Penguatan Peran Keluarga dalam Pendidikan Anak.
Martabat, 2(2), 269-286.

Napis, A. D. (2017). Peran keluarga dalam pendidikan. Jurnal Buah Hati, 4(2),

96103. http://journal.walisongo.ac.id/index.php/nadwa

https://repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/3473/1/SKRIPSI%20TIA%20INDRIA
NI%20NPM.%201601010072.pdf

http://digilib.uinsgd.ac.id/2184/4/4_bab1.pdf

Anda mungkin juga menyukai