Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

LINGKUNGAN DAN PESERTA DIDIK


MATA KULIAH : PEDAGOGIK
DOSEN PENGAMPUH : HENDRIKUS JULUNG, M.Pd

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 8

1. Alif Pratama ( 2011061855 )


2. Nurnadia Maryani ( 2011061872 )
3. Tri Wanda Rahman ( 2011061880 )
4. Yudi Apriadi ( 2011061885 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEILMUAN DAN PENDIDIKAN (STKIP)
PERSADA KHATULISTIWA SINTANG
TAHUN AJARAN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkah dan
rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “LINGKUNGAN DAN
PERSERTA DIDIK”. Dengan tepat pada waktunya. Makalah ini di buat untuk memenuhi
tugas mata kuliah PAEDAGOGIK.

Kami mengucapakan terima kasih kepada Bapak: HENDRIKUS JULUNG, M.Pd selaku
dosen pengampu. Dengan adanya pemberian tugas ini kami banyak mendapatkan pengetahuan
dan wawasan ilmu yang baru. Semoga dengan pembuatan makalah ini dapat memberikan
manfaat dan wawasan bagi kita semua baik untuk pembaca maupun buat pendengar.

Kami pun menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih mempunyai banyak
kekurangan dan kesalahan. Kami sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca maupun dari pendengar guna untuk menyempurnakan makalah ini.
Sekian dari kami Terimakasih.

Sintang, 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................

A. Latar Belakang................................................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................................................
C. Tujuan dan Manfaat..........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................
A. Pendidikan dan Lingkungan Keluarga…………………………………………………
B. Lingkungan Pendidikan Sekolah………………………………………………………
C. Lingkungan Pendidikan Masyarakat…………………………………………………….

BAB III PENUTUP......................................................................................................................


A. Kesimpulan.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapatdipisahkan dari
kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia sebagai
negara berkembang dalam pembangunan membutuhkan sumber daya manusia yang
berkualitas yang dapat diandalkan.Salah satu usaha menciptakan sumber daya manusia
berkualitas yang dapat diandalkan adalah melalui pendidikan sekolah sebagai salah satu
lembaga pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional pada UU No. 20
tahun 2003 melalui proses belajar mengajar.

Lingkungan atau tempat berlangsungnya proses pendidikan yang


meliputi pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sebab bagaimanapun bila berbicara
tentang lembaga pendidikan sebagai wadah berlangsungnya pendidikan, maka tentunya akan
menyangkut masalah lingkungan dimana pendidikan tersebut dilaksanakan.

Manusia mempunyai kemampuan-kemampuan yang dapat dan perlu


dikembangkan melalui pengalaman yang terbentuk dalam berinteraksi antar individu
dengan lingkungan tempat tinggalnya yang dapat mempengaruhi tingkah laku,
pertumbuhan, perkembangan, serta proses dalam menjalani kehidupannya melalui
lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya.

Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan


mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai nilai-
nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Maka dari itu, pendidikan perlu di
tunjang dengan lingkungan pendidikan yang baik. Karena lingkungan pendidikan
merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dalam berinteraksi baik berupa
benda mati, makhluk hidup, maupun hal-hal yang terjadi dan sebagai tempat dalam
menyalurkan kemampuan-kemampuan untuk membentuk perkembangan setiap individu
yang mempunyai pengaruh kuat kepada individu.

Setiap orang yang berada dalam lembaga pendidikan tersebut (keluarga,


sekolah, dan masyarakat), past! akan mengalami perabahan dan perkembangan menurut
wama dan corak institusi tersebut. Berdasarkan kenyataan dan peranan ketiga lembaga ini, Ki
Hajar Dewantara menganggap ketiga lembaga pendidikan tersebut sebagai Tri Pusat
Pendidikan. Maksudnya, tiga pusat pendidikan yang secara bertahap dan terpadu mengemban
suatu tanggung jawab pendidikan bagi generasi mudanya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Pengertian Pendidik dan Lingkungan Keluarga ?
2. Apa Saja Pengertian Lingkungan Pendidikan Sekolah ?
3. Apa Saja Pengertian Lingkungan Pendidikan Masyarakat ?

C. Manfaat dan Tujuan


1. Mengetahui apa saja Pengertian Pendidik dan Lingkungan Keluarga
2. Mengetahui apa saja Pengertia Lingkungan Pendidikan Sekolah
3. Mengetahui apa saja Lingkungan Pendidikan Masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendidikan dan lingkungan keluarga

Lingkungan keuarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena


daam lingkungan inilah anak pertama – tama mendapatkan dan bimbingan.juga di
katakana lingkungan yang utama, karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah
di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak di terima oleh anak
adalah dalam keluarga. Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan akhlak dan
pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua
orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain.

Dengan demikian jelaslah bahwa orang yang pertama dan utama bertanggung
jawab terhadap kelangsungan hidup dan pendidikan anak adalah orang tua.
Sebagaimana dikemukakan terdahulu, bahwa pendidikan keluarga adalah yang
pertama dan utama. Pertama, maksudnya bahwa kehadiran anak di dunia ini
disebabkan hubungan kedua eksistensi anak untuk menjadikannya kelek sebagai
seorang pribadi, tetapi juga memberikan pendidikan anak sebagai individu yang
tumbuh dan berkembang.

1. Keluarga sebagai Lingkungan Pendidikan


Lingkungan pertama dan utama di mana pendidikan dalam segala hal tiada
lain adalah lingkungan keluarga. Keluarga adalah “sebagai institusi yang
terbentuk karena ikatan perkawinan” (Djamarah, 2004: 16). Di dalamnya hidup
bersama pasangan suami istri secara sah karena perkawinan. Mereka hidup
bersama sehidup semati, ringan sama dijinjing, berat sama dipikul, selalu rukun
dan damai dengan suatu tekad dan cita-cita untuk membentuk keluarga bahagia
dan sejahtera lahir dan batin.

Perspektif Sosiologi, menurut Soelaeman dikutif oleh Taqiyuddin (2008:


72—73) keluarga dapat diartikan ke dalam dua macama, yakni: “Pertama dalam
arti luas keluarga meliputi semua pihak yang ada hubungan darah atau
keturunan. Dalam arti lebih sempit, keluarga meliputi orangtua dengan anak-
anak. Ditinjau dari sudut paedagogies, keluarga merupakan satu persekutuan
hidup yang dijalin kasih sayang, antara dua jenis manusia, yang bermaksud
untuk saling menyempurnakan diri”.

Fungsi keluarga menurut Ahmad Tafsir (2004), dikutif oleh Helmawati


(2014: 44) bahwa fungsi keluarga: “fungsi biologis, fungsi ekonomi, fungsi
kasih saying, fungsi pendidikan, fungsi perlindungan, fungsi sosialisasi, fungsi
rekreasi, fungsi status keluarga dan fungsi agama”.
Selain itu, keluarga juga merupakan satuan kekerabatan yang sangat
mendasar dalam masyarakat. Keluarga dalam sosiologi adalah batih. Batih ini
dimana-mana menjadi sendi masyarakat yang terutama. Batih adalah tempat
lahir, tempat pendidikan, tempat perkembangan budi pekerti si anak. Batih juga
lambang, tempat dan tujuan hidup bersama isteri sehingga ahli sosiologi dan ahli
paedagogik sosial, ahli negara dan sebagainya sama berpendapat bahwa sendi
masyarakat yang sehat dan kuat adalah batih yang kukuh sentosa (Miharso
Mantep, 2004: 13).

Dengan demikian, keluarga suatu kesatuan dan pergaulan hidup terkecil di


dalam masyarakat. Dikatakan sebagai kesatuan hidup karena keluarga adalah
kumpulan orang-orang yang diikat oleh tujuan bersama. Tujuan bersama yang
tidak pernah dirumuskan namun terpatri dihati setiap anggotanya. Interaksi
diantara anggota berlangsung secara tidak resmi sehingga jauh dari hal-hal yang
bersifat formalitas.

Djudju Sudjana (1996), dikutif oleh Taqiyuddin M. (2008: 153) mengatakan


bahwa, terdapat limi ciri khas yang dimiliki keluarga yaitu:
a. adanya hubungan berpasangan antara dua jenis kelamin
b. adanya perkawinan yang mengokohkan hubungan tersebut
c. adanya pengakuan terhadap keturunan
d. adanya kehidupan ekonomi bersama
e. adanya kehidupan berumah tangga

Pribadi (1981) mengkategorikan keluarga kepada dua jenis, yakni keluarga


besar (extended family) dan keluarga inti (nuclear family). Keluarga ketegori
pertama biasanya terdiri dari orangtua dan anak-anak ditambah dengan anggota
family lain seperti kakek dan nenek, paman dan bibi, cucu dan seterusnya.
Sedangkan keluarga kategori kedua hanya terdiri dari orangtua dan anak-anak
yang belum menikah.terlepas dari jenis tersebut di atas, keluarga memegang
peranan penting dalam kehidupan seseorang.

Bagian terdahulu telah dikemukakan bahwa salah satu komponen penting


dari proses pendidikan adalah masukan lingkungan dan salah satu dari masukan
lingkungan tersebut adalah keluarga. Dalam kerangka pendidikan, keluarga
merupakan sekolah (baca: tempat pendidikan) kita yang pertama. Keluarga
adalah lingkungan pendidikan yang teramat penting, karena pendidikan pertama
dan utama berada dan terjadi di dalam keluarga. Dengan demikian bahwa
masukan lingkungan keluarga punya andil besar dalam mencapai tujuan
pendidikan, terlebih lagi dalam rangka mewujudkan kemandirian sasaran didik.
2. Fungsi Lingkungan Keluarga dalam Pendidikan
Beberapa hal yang memegang peranan penting keluarga sebagai fungsi
pendidikan dalam membentuk pandangan hidup seseorang meliputi pendidikan
berupa pembinaan akidah dan akhlak, keilmuandan atau intelektual dan
kreativitas yang mereka miliki serta kehidupan pribadi dan sosial.

a. Pembinaan Intelektual
Pembinaan intelektual dalam keluarga memegang peranan penting dalam
upaya meningkatkan kualitas manusia, baik intelektual, spiritual maupun
sosial. Karena manusia yang berkualitas akan mendapat derajat yang tinggi.
Dengan adanya pendidikan melalui pembinaan intelektual maka kehidupan
dalam keluarga dapat berjalan secara logis dan benar.

b. Pembinaan Akidah dan Akhlak


Mengingat keluarga dalam hal ini lebih dominan adalah seorang anak
dengan dasar-dasar keimanan, sejakmulai mengerti dan dapat memahami
sesuatu, maka seorang tokoh terkemuka yaiu al-Ghazali memberikan beberapa
metode pendidikan dalam rangka menanamkan aqidah dan keimanan yaitu
dengan cara memberikan pemahaman lewat hafalan. Sebab proses
pemahaman diawali dengan hafalan terlebih dahulu. Ketika mau
menghafalkan dan kemudian memahaminya, akan tumbuh dalam dirinya
sebuah keyakinan dan pada akhirnya membenarkan apa yang diayakini. Inilah
proses yang dialami anak pada umumnya.
Akidah adalah bentuk penyaksian dari sebuah keimanan atas keesaan
Tuhan. Sedangkan Akhlak adalah implementasi dari iman dalam segala
bentuk perilaku, pendidikan dan pembinaan akhlak anak. Dalam keluarga
pendidikan yang berupa pembinaan akidah dan akhlak dilaksanakan dengan
memberi contoh dan teladan dari orang tua.

c. Pembinaan Kepribadian dan Sosial


Pembentukan kepribadian terjadi melalui proses yang panjang. Proses
pembentukan kepribadian ini akan menjadi lebih baik apabila dilakukan mulai
pembentukan produksi serta reproduksi nalar tabiat jiwa dan pengaruh yang
melatar belakanginya.

Mengingat hal ini sangat berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat


menjaga emosional diri dan jiwa seseorang. Dalam hal yang baik ini adanya
kewajiban orang tua untuk menanamkan pentingnya memberi support
kepribadian yang baik bagi anak didik yang relative masih muda dan belum
mengenal pentingnya arti kehidupan berbuat baik, hal ini cocok dilakukan
pada anak sejak dini agar terbiasa berprilaku sopan santun dalam bersosial
dengan sesamanya. Untuk memulainya, orang tua bisa dengan mengajarkan
agar dapat berbakti kepada orang tua agar kelak anak dapat menghormati
orang yang lebih tua darinya.
Disamping itu, dalam pembinaan kepribadian dan sosial tersebut akan
menciptakan fungsi pendidikan yang bersifat kultural, sehingga budaya dan
adat yang dipegang dalam kelurga dapat tetap lestari dan terjaga.

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,


sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.

3. Tanggung Jawab Keluarga dalam Pendidikan Anak


Dasar – dasar tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya meliputi
hal –  hal berikut:
a. Adanya motivasi dan dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang
tua dan anak.
b. Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orang
tua terhadap keturunannya.
c. Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya
akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan negara.
d. Memelihara dan membesarkan anaknya
e. Memberikan pendidikan dengan berbagai imu pengetahuan dan keterampilan
yang berguna bagi kehidupan anak kelak, sehingga bila dia telah dewasa
akan mampu mandiri.

B. Lingkungan Pendidikan Sekolah


1. Pengertian Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah merupakan tempat seseorang siswa dalam
menjalankan kegiatan-kegiatan pendidikan untuk memperoleh ilmu
pengetahuan, perubahan sikap, dan keterampilan hidup baik didalam kelas
maupun diluar kelas dengan mengikuti dan mentaati peraturan dan sistematika
pendidikan yang telah ditetapkan, sehingga proses belajar dapat mencapai tujuan
yang diharapkan.

Menurut Tu’u (2004:18) sekolah merupakan wahana kegiatan dan proses


pendidikan, pembelajaran dan latihan. Di sekolah nilainilai etik, moral, mental,
spiritual, perilaku, disiplin, ilmu pengetahuan dan ketrampilan ditabur, ditanam,
disiram, ditumbuhkan dan dikembangkan. Oleh karena itu, sekolah menjadi
wahana yang 17 sangat dominan bagi prestasi belajar.
Jadi jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi dalam lingkungan
sekolah dapat mempengaruhi perkembangan potensi dan pola pikir anak dengan
pendidikan yang terencana dan sistematis.
Pengertian lembaga pendidikan adalah organisasi atau kelompok manusia
yang karena satu dan hal lain memikul tanggung jawab atas terlaksananya
pendidikan. Badan pendidikan itu bertugas memberi pendidikan kepada si
terdidik (Marimba, 1980) secara umum fungsi lembaga-lembaga pendidikan
adalah menciptakan situasi yang memungkinkan proses pendidikan dapat
berlangsung sesuai tugas yang bebankan kepadanya karena situasi lembaga
pendidikan harus berbeda dengan situasi lembaga lain (Azra, 1998).

2. Unsur Lingkungan Sekolah


Sebagaimana halnya dengan keluarga dan institusi sosial lainnya, sekolah
merupakan salah satu institusi sosial yang mempengaruhi proses sosialisasi dan
berfungsi mempengaruhi sosialisasi dan berfungsi mewariskan kebudayaan
masyarakat kepada anak. Sekolah merupakan suatu sistem sosial yang
mempunyai organisasi yang unik dan pola relasi sosial diantara para anggotanya
yang bersifat unik pula. Ini kita sebut sebagai kebudayaan sekolah.
Ahmadi (2007:187) menyatakan bahwa kebudayaan sekolah itu mempunyai
beberapa unsur penting, yaitu :
a. Letak lingkungan dan prasarana fisik sekolah (gedung, sekolah,
perlengkapan yang lain).
b. Kurikulum sekolah yang memuat gagasan-gagasan maupun faktafakta yang
menjadi keseluruhan program pendidikan.
c. Pribadi-pribadi yang merupakan warga sekolah yang terdiri atas siswa, guru,
non teaching spesialis dan tenaga administrasi.
d. Nilai-nilai norma, sistem peraturan dan iklim kehidupan sekolah.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Siswa di Sekolah


Menurut Slameto (2003:64) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
belajar siswa di sekolah antara lain:
a. Metode Mengajar
Metode mengajar itu mempengaruhi belajar. Metode mengajar guru yang
kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode
mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang
persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut
menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa dan atau terhadap
mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap
pelajaran atau gurunya, akibatnya siswa malas untuk belajar.
b. Kurikulum
Diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan
ini sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima,
menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah bahan
pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa. Begitu pula mengenai pengaturan
waktu sekolah dan standar pelajaran yang harus ditetapkan secara jelas dan
tepat.
c. Relasi Guru dengan Siswa
Dalam relasi guru dengan siswa yang baik, siswa akan menyukai gurunya,
juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehinga siswa
berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Hal tersebut juga terjadi sebaliknya,
jika siswa membenci gurunya. Maka ia segan mempelajari mata pelajaran
yang diberikannya, akibatnya pelajarannya tidak maju.
d. Relasi Siswa dengan Siswa
Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang
menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau sedang
mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari kelompoknya.
Akibatnya makin parah masalahnya dan akan mengganggu belajarnya.
e. Disiplin Sekolah
Kedisiplinan sekolah erat kaitannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah
dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru
dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan
pegawai/karyawan dalam pekerjaan administrasi dan kebersihan/keteraturan
kelas, gedung sekolah, halaman, dan lain-lain, kedisiplinan Kepala Sekolah
dalam mengelola seluruh staf beserta siswa-siswanya, dan kedisiplinan BP
dalam pelayanannya kepada siswa.
f. Fasilitas Sekolah
Instrumen pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena
instrumen pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai
pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkannya itu. Instrumen
pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan
pelajaran yang diberikan kepada siswa.

4. Fungsi Lingkungan Sekolah Menurut Musaheri Fungsi


Menurut Musaheri fungsi lingkungan sekolah antara lain:
a. Meneruskan, mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan suatu
masyarakat melalui kegiatan pembelajaran untuk membentuk kepribadian
peserta didik agar menjadi manusia dewasa dan mandiri sesuai dengan
kebudayaan dan masyarakat sekitarnya.
b. Pada dasarnya juga memberi layanan kepada peserta didik agar mampu
memperoleh pengetahuan atau kemampuan-kemampuan akademik yang
dibutuhkan dalam kehidupan, dapat mengembangkan keterampilan peserta
didikyang dibutuhkan dalam kehidupannya, dan hidup bersama maupun
bekerja sama.
c. dengan orang lain dan dapat mewujudkan cita-cita atau mengaktualisasikan
dirinya sendiri secara bermatabat dan memberi makna bagi kehidupan dan
penghidupan serta dapat membangun peradapan sesuai dengan tantangan dan
tuntutan kebutuhan.

5. Macam-Macam Lingkungan Sekolah yang Mempengaruhi Belajar Siswa


Menurut Sukmadinata, Lingkungan sekolah meliputi :
a. Lingkungan fisik sekolah seperti sarana dan prasarana belajar, sumber-
sumber belajar, dan media belajar.
b. Lingkungan sosial menyangkut hubungan siswa dengan temantemanya,
guru-gurunya, dan staf sekolah yang lain.
c. Lingkungan akademis yaitu suasana sekolah dan pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar, berbagai kegiatan kurikuler dan sebagainya.

C. Lingkungan Pendidikan Masyarakat

1. Pengertian Lingkungan Pendidikan Masyarakat


Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan di luar lingkungan
keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah dimulai
beberapa waktu ketika anak-anak telah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar
dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut
tampaknya lebih luas.
Masyarakat merupakan sekelompok mahluk hidup yang terjalin erat karena
sistem tertetu, tradisi tertentu, konvensi dan hukum tertentu yang sama, serta
mengarah pada kehidupan kolektif. Sistem dalam masyarakat saling berhubungan
antara satu manusia dengan manusia lainnya yang membentuk suatu kesatuan
(Wikipedia).
Masyarakat berfungsi sebagai khalifah dimuka bumi. Masyarakat terbagi
menjadi dua golongan utama yaitu penguasa atau pengeksploitasi dan yang dikuasai
atau dieksploitasi. Kepribadian masyarakat terbentuk melalui penggabungan individu-
individu dan aksi-reaksi budaya mereka.
Pendidikan Masyarakat diartikan sebagai layanan pendidikan yang diperuntukan
bagi masyarakat tanpa melihat perbedaan tingkat pendidikan, usia, status sosial,
ekonomi, agama, suku dan kondisi mental fisiknya, yang mempunyai keinginan untuk
menambah dan atau meningkatkan kompetensi untuk meningkatkan kesejahteraan
hidupnya.
Manusia satu yang bersatu dengan manusia lainnya dalam suatu wilayah tertentu
akan membentuk sebuah masyarakat. Dari masyarakat inilah akan lahir nilai-nilai
bermasyarakat yang berkembang menjadi kebudayaan. Kebudayaan masyarakat di
daerah tertentu akan berbeda dengan kebudayaan masyarakat di daerah lain. Karena
setiap kelompok masyarakat memiliki aspek nilai yang berbeda. Dan kebudayaan
juga dipengaruhi oleh faktor bahasa, keadaan geografis dan kepercayan.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan
Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.
Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang
kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang
lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink,
kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan
serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala
pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
2. Pengertian Kebudayaan
Kata "Kebudayaan" berasal dari bahasa sangsekerta yang merupakan
jamak kata "buddhi" yang berarti budi dan akal. Kebudayaan diartikan sebagai
hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Adapun istilah culture yang
merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan berasal
dari kata latin colore  yang artinya mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah
tanah atau bertani. Dari asal arti tersebut, yaitu colore kemudian colture diartikan
sebagai daya dan kegiatan manusia untuk mengubah alam.

Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,


kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta
kebiasaan-kebiasaanya. Dengan kata lain kebudayaan mencakup semuanya yang
didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan
terdiri dari segala suatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normative.
Artinya mencakup segala cara-cara atau pola-pola berpikir.

a. Unsur-Unsur Kebudayaan
Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri unsur-unsur besar
maupun kecil yang merupakan bagian dari sesuatu kebulatan yang bersifat
kesatuan. Misalnya kebudayaan Indonesia dapat dijumpai unsur besar seperti
umpamanya majilispermusrawatan rakyat, disamping adanya unsur-unsur
kecil seperti sisir, kancing, baju, peniti dan lainnya yang dijual dipinggir jalan
(Indrawardana, 2012).

Beberapa orang sarjana yang mencoba merumuskan unsur-unsur pokok


kebudayaan tadi. Misalnya, Melville J. Horskovit magajukan empat unsur
pokok kebudayaan yaitu : alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga, dan
kekuasaan politik.

Beberapa unsur-unsur kebudayaan dipergunakan untuk kepentingan ilmiah


dan analisisnya dikalsifikasikan kedalam unsur-unsur pokok atau besar
kebudayaan, lazimnya tersebut cultural universal. Istilah ini menunjukkan
bahwa unsur-unsur tersebut bersifat universal, yaitu antroplog yang
membahas persoalan tersebut secara dunia. Para antroplog yang membahas
persoalan tersebut secara lebih mendalam belum mempunyai pandangan
seragam yang dapat diterima. Antopolog C. Klukckhohn didalam sebuah
karyanya yang bejudul universal catefories of culture telah menguraikan
ulasan para sarjana menganai hal itu.

b. Fungsi Kebudayaan Bagi Masyarakat


Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan
masyarakat. Bermacam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan
anggota-anggotanya seperti kekuatan alam, maupun kekuatan-kekuatan
lainnya dalam masyarakat itu sendiri tidak selalu baik baginya.

Selain itu, manusia dan masyarakat memerlukan pula kepuasan, baik


dibidang spritural maupun material. Kebutuhan masyarakat tersebut diatas
untuk sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada
masyarakat itu sendiri. Dikatakan sebagian besar karena kemampuan manusia
terbatas sehingga kemampuan kebudayaan merupakan hasil ciptaannya juga
terbatas didalam memenuhi segala kebutuhan (Indrawardana, 2012).

Dalam tindakan-tindakan untuk melindungi diri terhadap lingkungan alam,


pada taraf permulaan, manusia bersikap menyerah dan semata-mata bertindak
didalam batas-batas untuk melindungi dirinya Taraf tersebut masih banyak
dijumpai pada masyarakat-masyarakat yang hingga kini masih rendah taraf
kebudayaanya.

Misalnya suku bangsa kubu yang tinggal dipedalaman daerah jambi masih
bersikap menyerah terhadap lingkungan alamnya. Rata-rata mereka itu masih
merupakan masyarakat yang belum mempunyai tempat tinggal tetap kerena
persedian bahan pangan semata-mata tergantung dari lingkungan alam. Taraf
teknologi mereka belum mencapai tingkatan dimana manusia diberikan
kemungkinan-kemungkinan untuk memanfaatkan dan menguasai lingkungan
alamnya.

c. Hubungan Masyarakat, Kebudayaan dan Pendidikan


1. Hubungan Kebudayaan dengan Pendidikan
Dalam pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan
adalah sebagai usaha sadar manusia untuk menumbuhkan dan
mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani
sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Dari sudut pandang
kemasyarakatan, pendidikan merupakan usaha pewarisan nilai-nilai
budaya dari generasi tua kepada generasi muda, agar nilai-nilai budaya
tersebut tetap terpelihara.

Pendidikan tak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai budaya.


Transfer nilai-nilai budaya dimiliki paling efektif adalah melalui proses
pendidikan. Keduanya sangat erat sekali hubungannya karena saling
melengkapi dan mendukung antara satu sama lainnya. Tujuan pendidikan
pun adalah melestarikan dan selalu meningkatkan kebudayaan itu sendiri,
dengan adanya pendidikan kita bisa mentransfer kebudayaan dari generasi
ke generasi selanjutnya. Kebudayaan yang maju akan menghaslkan
pendidikan yang maju pula dengan kualitas yang tinggi, begitu juga
pendidikan yang maju akan menghasilkan kebudayaan yang maju.

2. Hubungan Pendidikan dan Masyarakat


Pendidikan dan masyarakat juga saling berhubungan satu sama
lainnya. Masyarakat atau sekelompok manusia merupakan peran yang
sangat penting dalam pendidikan. Masyarakat merupakan objek yang
menjadi tujuan pendidikan. Pendidikan menjadi perantara antara
kebudayaan dan masyarakat. Pendidikan menjadi sarana transfer
kebudayaan kepada masyarakat dari generasi ke generasi secara turun
temurun. Pendidikan menjadi alat untuk mengubah pola pikir masyarakat
yang berdasar pada kebudayaan. Pendidikan yang baik akan menghasilkan
masyarakat yang maju dan berkualitas, begitu pula masyarakat yang maju
dengan tingkat kebudayaan tinggi akan menghasilkan system pendidikan
yang baik dan berkualitas pula.

3. Hubungan Masyarakat dengan Kebudayaan


Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah
sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Dari definisi tersebut, dapat
diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan
yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-
hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang
berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya
pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni,
dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Kebudayaan dapat menjadi
indicator majunya suatu kehidupan masyarakat. Masyarakat yang maju
akan menghasilkan kebudayaan yang bernilai tinggi. Kebudayaan
menggambarkan pola perilaku masyarakat. Kebudayaan setiap daerah
berbeda-beda karena kondisi masyarakat setiap daerah berbeda-beda,
sehingga kebudayaan dapat menjadi identitas bagi masyarakat.
Kebudayaan yang maju juga dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat
karena kebudayaan mempengaruhi pola pikir masyarakat, sehingga
kebudayaan yang maju dapat pula membentuk masyarakat yang maju.
Antara kebudayaan dan masyarakat, keduanya saling berkaitan dan
memberikan hubungan yang saling mempengaruhi satu sama lainnya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapatdipisahkan dari
kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia sebagai
negara berkembang dalam pembangunan membutuhkan sumber daya manusia yang
berkualitas yang dapat diandalkan.Salah satu usaha menciptakan sumber daya manusia
berkualitas yang dapat diandalkan adalah melalui pendidikan sekolah sebagai salah satu
lembaga pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional pada UU No. 20
tahun 2003 melalui proses belajar mengajar.

Lingkungan keuarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena daam


lingkungan inilah anak pertama – tama mendapatkan dan bimbingan.juga di katakana
lingkungan yang utama, karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga,
sehingga pendidikan yang paling banyak di terima oleh anak adalah dalam keluarga. Tugas
utama dari keluarga bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat
anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain.

Lingkungan sekolah merupakan tempat seseorang siswa dalam menjalankan kegiatan-


kegiatan pendidikan untuk memperoleh ilmu pengetahuan, perubahan sikap, dan keterampilan
hidup baik didalam kelas maupun diluar kelas dengan mengikuti dan mentaati peraturan dan
sistematika pendidikan yang telah ditetapkan, sehingga proses belajar dapat mencapai tujuan
yang diharapkan.

Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan di luar lingkungan


keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah dimulai
beberapa waktu ketika anak-anak telah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar
dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut
tampaknya lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA

http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?
article=1074666&val=9452&title=KELUARGA%20DALAM
%20LINGKUNGAN%20PENDIDIKAN%20%20MANUSIA
%20MAN
http://repository.uin-suska.ac.id/14164/7/7.%20BAB
%20II_2018991PIPS-E.pdf
http://www.makalah.co.id/2013/01/makalah-lingkungan-
pendidikan.html
https://bppauddikmaslampung.kemdikbud.go.id/berita/read/perk
embangan-pendidikan-dalam-masyarakat
https://safiraspd.blogspot.com/2016/10/pengertian-pendidikan-
masyarakat-dan.html?m=1
https://m.merdeka.com/jabar/7-unsur-unsur-kebudayaan-dalam-
masyarakat-berikut-penjelasannya-kln.html
https://www.panehutan.com/2020/03/makalah-masyarakat-dan-
kebudayaan.html?m=1
http://furuhitho.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/32257/P
enduduk+Masyarakat+dan+kebudayaan+pdf.pdf
https://ikhlasia.wordpress.com/2012/05/21/hubungan-
kebudayaan-pendidikan-dan-masyarakat/

Anda mungkin juga menyukai