Anda di halaman 1dari 13

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah.


Manusia sebagai makhluk individu, keluarga, dan masyarakat oleh karena
nya manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial yang selalu hidup
berkelompok atau berorganisasi dan membutuhkan orang lain.
Keluarga merupakan sosialisasi primer yang artinya lingkungan
masyarakat pertama yang dikenal seseorang ketika lahir. Sebagai media
sosialisasi primer, sudah tentu keluargalah yang paling berpengaruh
membentuk karakter dalam diri seseorang. Bagaimana orang itu hidup,
bagaimana cara bersosialisasi dengan masyarakat, bagaimana menyelesaikan
masalah, dan semua hal lain yang berkaitan langsung dengan kehidupan kita
adalah karena faktor keluarga.
Banyak orang yang sukses dalam hidupnya adalah karena pendidikan
dalam keluarganya yang selalu mengajarkan cara-cara yang baik dan benar
dalam menjalani hidup. Namun banyak pula orang yang hidupya hancur dan
berantakkan juga karena pendidikan dalam keluarganya yang mengajarkan
cara-cara yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Keluarga
pulalah yang mengajarkan seseorang untuk hidup bermasyarakat.
1.2. Rumusan Masalah.
1. Pengertian keluarga?
2. Peranan keluarga sebagai fondasi masyarakat?
3. Pengertian masyarakat?
4. Bagaimana cara terbentuk sebuah masyarakat?
1.3. Tujuan.
1. Memahami pengertian keluarga.
2. Memahami peranan keluarga sebagai fondasi masyarakat.
3. Memahami pengertian masyarakat.
4. Memahami cara terbentuknya sebuah masyarakat.

1
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Keluarga.
2.1.1. Pengertian keluarga.
Menurut Anton Meolino, keluarga (Arab: al-usrah, Inggris: family)
adalah satuan kekerabatan yang sangat mendasar di masyarakat yang
terdiri atas ibu, bapak, dan anak. Sedangkan Hasan Ayub menjelaskan
bahwa keluarga adalah suatu kumpulan manusia dalam kelompok kecil
yang terdiri atas suami, istri, dan anak-anak. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa keluarga merupakan organisasi terkecil dari suatu
masyarakat terus berkembang, baik secara horizontal maupun vertical
menjadi suku dan bangsa.
Keluarga muslim adalah keluarga yang terikat dengan norma-norma
islam dan berusaha menjalankan fungsi keluarga sesuai norma-norma
tersebut.

2.1.2. Peranan, tugas, dan fungsi keluarga.


a. Peranan keluarga.
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar
pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam
posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari
oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Peranan yang terdapat dalam keluarga yaitu ayah sebagai suami
dari isteri dan ayah dari anak-anaknya, berperan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai
kelompok masyarakat dari lingkungannya. Sebagai istri dan ibu dari
anak-anaknya. Ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah

2
tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung
dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. Disamping itu
juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya. Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai
dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, social, dan
spiritual.

b. Tugas keluarga.
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing.
4. Sosialisasi antar anggota keluarga.
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang
lebih luas.
8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.

c. Fungsi keluarga.
1. Fungsi Ekonomis.
Fungsi ekonomis disini merupakan pencarian nafkah,
perencanaan dan pembelanjaannya, pelaksanaannya dilakukan
oleh dan untuk semua anggota keluarga, sehingga akan
menambah saling mengerti, solidaritas dan tanggung jawab
bersama.
2. Fungsi Sosialisasi.
Fungsi sosial disini merupakan dimana anak mempelajari pola-
pola tingkah laku, sikap, keyakinan serta nilai-nilai dalam

3
masyarakat dalam rangka pengembangan kepribadiannya.
Keluarga mempunyai kedudukan sebagai penghubung antara
anak dengan kehidupan sosial dan norma-norma sosial meliputi
penerangan, penyaringan, dan penafsiran kedalam bahasa yang
dimengerti anak.
3. Fungsi Edukatif.
Fungsi edukatif disini merupakan lingkungan pendidikan yang
pertama bagi anak, orang tua mengarahkan pada perbuatan-
perbuatan yang mendidik.
4. Fungsi Protektif.
Fungsi protektif disini merupakan penekanan atau lebih menitik
beratkan kepada rasa aman dan terlindungi, apabila anak
merasa aman dan terlindungi, barulah anak dapat bebas
melakukan penjajagan terhadap lingkungan.
5. Fungsi Religius.
Fungsi religius disini keluarga berkewajiban memperkenalkan
dan mengajak anak, serta keluarga pada kehidupan beragama,
sesuai dengan keyakinan keluarga tersebut.
6. Fungsi Rekreatif.
Fungsi rekreatif disini merupakan suasana keluarga yang
tentram dan damai diperlukan guna mengembalikan tenaga
yang telah dikeluarkan dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.3. Keluarga sebagai fondasi masyarakat.


Masyarakat diterjemahkan dengan istilah society, adalah
sekelompok orang yang membentuk sebuah system semi tertutup (atau
semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-
individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata-kata masyarakat
sendiri berakar dari kata dalam bahasa arab, musyarak. Lebih abstraknya
sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar

4
entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interpenden
(saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat
digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama
dalam satu komunitas yang teratur.
Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabbani, sekelompok manusia
dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran,
perasaan, serta system/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan
tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan
kemaslahatan.
a. Keluarga sebagai fondasi masyarakat Indonesia.
Dalam suatu wadah kecil dimana orang-orang dapat berkumpul
dan berbagi cerita, keluarga memiliki peranan yang sangat kuat
dalam masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia sendiri.
Sebagian besar warga Indonesia memiliki jiwa social dan gotong
royong yang kuat. Sebagai salah satu contohnya dalam merayakan
hari raya idul fitri dimana orang-orang /para tetangga saling
bermaaf-maafan dengan keliling kampong tanpa adanya perbedaan
tahta.
b. Keluarga sebagai fondasi masyarakat muslim.
Dalam proses pendidikan seorang manusia ada sebuah tempat
belajar terindah yang setiap orang memilikinya. Tempat dimana
ruang-ruang kelasnya hanya terdiri dari beberapa orang dan
tentunya tidak sebesar kelas-kelas formal disekolah. Didalamnya
tidak terdapat raport sebagai media pengukur kemampuan setiap
peserta didik, yang ada hanya kasih sayang dan kesabaran 2 orang
pria dan wanita. Buku-bukunya tidak wajib ada, yang ada hanya
konsistensi luar biasa untuk saling mengingatkan dalam kebaikan,
kurikulumnya pun cenderung tidak sistematis tetapi abstrak dan
tidak berbentuk, terkadang mengajarkan matematika, tetapi
beberapa saat mengajarkan biologi, beberapa saat kemudian

5
mengajarkan kehidupan dan agama. Termpat terindah yang dimiliki
oleh seorang manusia dari pertama kali dia menghirup udara dunia
sampai akhir hayatnya, keluarga.
Rasulullah SAW mencontohkan sebuah tauladan yang luar
biasa mengenai utamanya sebuah keluarga. Hal ini dikuatkan dalam
hadits yang menceritakan bahwa aisyah menangis ketika beliau
menceritakan kisah hidup Rasulullah dalam keluarganya. Beliau
menangis karena tidak sanggup mengingat kenangan indah seorang
suami baik hati seperti Rasulullah. Dimana dia menambal sendri
sepatu yang bolong, menjahit sendiri baju yang robek, ikut
membersihkan rumah bersama-sama istrinya, dan bahkan
membantu memasak untuk keluarganya.
Keluarga memang memiliki peran yang sangat viral dalam
perkembangan kehidupan masyarakat muslim. Penyebabnya karena
keluarga menjadi bekal pembelajaran pertama seorang muslim
sebelum dia terjun kedalam realita masyarakat yang lebih
kompleks.

c. Peranan keluarga sebagai fondasi masyarakat madani.


1. Konsep Masyarakat Madani
 Menurut M. Hasyim Hanan, masyarakat Madani adalah
masyarakat yang selalu memelihara perilaku yang bradab,
sopan santun, berbudaya tinggi, baik dalam menghadapi
sesama manusia atau alam lainnya.
 Menurut Nurcholis Madjid, masyarakat Madani adalah suatu
tatanan masyarakat yang mengedepankan toleransi demokrasi
dan keberadaban serta menghargai akan adanya pluralisme
(kemajemukan).
 Menurut AW. Munawir, masyarakat Madani berasal dari
Bahasa ArabMadaniy yang berakar dari kata Madana, yang

6
artinya mendiami, tinggal, atau membangun). Istilah ini
kemudian berkembang menjadi Madaniy, yang artinya beradab
orang kota, orang sipil.
2. Keluarga Sakinah dan Masyarakat Madani.
Dengan mencermati hakekat Msyarakat Madani, maka pilar
utamanya adalah terciptanya keluarga-keluarga Sakinah, yakni
dengan berfungsinya fakta : Ekonomi, sosial edukatif, protektif,
religius, dan rekreatif bagi setiap warga.
Sebagian dari para ahli telah mencoba mengklasifikasikan
masyarakat berdasarkan ciri-ciri tertentu. Endang Saifuddin
Anshari, dengan menggunakan paradigma al-qur`an,
mengelompokkan masyarakat menjadi 10 macam, yaitu:
 Masyarakat muttaqun; yaitu masyarakat yang takut dan
cinta serta hormat kepada Allah Swt, melaksanakan segala
perintahnya serta menjauhi segala larangannya. Mereka
juga berhati-hati dan waspada menjaga diri dari segala
perbuatan agar tidak terperosok kepada kenistaan.
 Masyarakat mukmin; yaitu masyarakat yang beriman
kepada Allah yang dinyatakan dengan pengikraran secara
lisan yang bertolak dari hati atau kalbu, kemudian
diwujudkan dalam amal perbuatan.
 Masyarakat muslim; yaitu masyarakat yang pasrah kepada
ketentuan Allah dengan penuh keiklasan dan kesadaran.
 Masyarakat muhsin; yaitu masyarakat yang selalu berbuat
baik dan beribadah kepada Allah. Mereka selalu berkarya
seolah-olah akan hidup sepanjang masa.
 Masyarakat kafir; yaitu masyarakat yang mengingkari dan
menolak kebenaran Allah.
 Masyarakat musyrik; yaitu masyarakat yang
menyekutukan Allah Swt, karena menganggap ada Tuhan

7
lain selain Allah, menganggap Allah itu punya anak dan
orang tua, serta menjadikan Allah sebagai tujuan akhir
hidupnya.
 Masyarakat munafik; yaitu masyarakat yang bermuka dua
dengan tanda-tanda suka berbuat dusta, tidak menepati
janji, dan suka berkhianat.
 Masyarakat fasik; yaitu masyarakat yang suka berbuat
kerusakan dengan cara melanggar batas-batas ketentuan
Tuhan.
 Masyarakat zalim; yaitu masyarakat yang suka menganiaya
termasuk terhadap dirinya. Masyarakat ini juga biasa
menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya atau tidak
berlaku adil dan mempergunakan hukum tidak secara adil.
 Masyarakat mutraf; yaitu masyarakat yang tidak
mensyukuri nikmat dan anugerah Allah Swt.

3. Karakteristik Masyarakat Madani.


 Ruang publik yang bebas (free public sphere).
Sebagai sarana untuk mengemukakan pendapat. Pada
ruang publik yang bebaslah individu mampu melakukan
transaksi-transaksi wacana tanpa merasakan tekanan.
 Demokratis.
Masyarakat dapat berlaku santun dalam pola hubungan
interaksi dengan masyarakat sekitarnya dengan tidak
mempertimbangkan suku, ras, dan agama. Penekanan
demokratis disini mencakup sebagai bentuk aspek
kehidupan seperti politik, sosial, budaya, pendidikan,
ekonomi, dan sebagainya.
 Toleransi.

8
Toleransi ( tasamuh ), yaitu sikap saling menghargai dan
menghormati aktivitas yang dilakukan oleh orang lain.
Sikap toleransi merupakan suatu keharusan sekaligus
cermin masyarakat yang cerdas dan beradab.
 Pluralisme.
Pluralisme disini harus dipahami secara mengakar dengan
menciptakan sebuah tatanan kehidupan yang menghargai
dan menerima kemajemukan dalam konteks kehidupan
sehari-hari.
 Keadilan social.
Keadilan dimaksudkan untuk mewujudkan keseimbangan
dan pembagian yang proposional terhadap hak dan
kewjiban setiap warga Negara yang mencakup seluruh
aspek kehidupan.

2.2. Masyarakat.
2.2.1. Pengertian masyarakat.
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah
sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau
semi terbuka), di mana sebagian besar interaksi adalah antara individu-
individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata “masyarakat”
sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih
abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan –
hubungan antar entitas - entitas.
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling
tergantung satu sama lain). 
Masyarakat merupakan sebuah gabungan dari beberapa individu.
Masyarakat juga panggilan lain dari penduduk dimana setiap individu
bertempat di suatu daerah yang saling membantu dan bergotong royong.

9
Makna Masyarakat : makna masyarakat merupakan istilah yang
digunakan untuk menerangkan suatu komuniti manusia yang tinggal
bersama-sama. Dapat juga dikatakan bahwa masyarakat merupakan
jaringan perhubungan antara berbagai individu. Dari segi pelaksanaan,
ia bermaksud sesuatu yang dibuat – atau tidak dibuat – oleh kumpulan
orang itu. Masyarakat merupakan subjek utama dalam pengkajian sains
sosial.

2.2.2. Golongan – Golongan Masyarakat.


Masyarakat terbagi menjadi 2 golongan, yaitu :
1. Masyarakat sederhana. Dalam lingkungan masyarakat sederhana
(primitive) pola   pembagian kerja cenderung dibedakan menurut
jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin,
nampaknya berpangkal tolak dari latar belakang adanya kelemahan
dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam
menghadapi tantangan-tantangan alam yang buas saat itu.
2. Masyarakat Maju. Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelomok
sosial, atau lebih dikenal dengan sebutan kelompok organisasi
kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan
kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Dalam
lingkungan masyarakat maju, dapat dibedakan.

2.2.3. Cara Terbentuk Masyarakat.


1. Masyarakat paksaan, misalnya negara, masyarakat, tawanan.
2. Masyarakat Merdeka.
 Masyarakat natur, yaitu masyarakat yang terjadi dengan
sendirinya, seperti: gerombolan (harde), suku (stam), yang
bertalian karena hubungan darah atau keturunan.
 Masyarakat kultur, yaitu masyarakat yang terjadi karena
kepentingan kedunian atau kepercayaan.

10
2.2.4. Perubahan Masyarakat.
Proses perubahan masyarakat dan kebudayaan yang dikehendaki
dan direncanakan, biasanya dinamakan modernisasi. Proses ini pada
intinya berarti meningkatkan kemampuan dari masyarakat yang
bersangkutan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup :
 Kebutuhan akan sandang.
 Keselamatan terhadap harta benda dan jiwa.
 Kesempatan yang wajar untuk dihargai.
 Mendapat kasih sayang dari sesamanya.
 Kesempatan untuk dapat mengembangkan kemampuan atau
potensi.

Pada dasarnya, dalam pengertian modernisasi mencakup suatu


transformasi total dari kehidupan yang tradisional atau pra modern
dalam arti teknologi serta organisasi sosial kearah pola-pola ekonomis
dan politis yang menandai negara-negara barat yang stabil. Modernisasi
juga merupakan bentuk sari perubahan sosial biasaya merupakan
perubahan sosial yang terarah yang didasar pada suatu perencanaan
yang biasanya dinamakan ’social planing’.

11
BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan.
3.1.1. Keluarga merupakan organisasi terkecil dari suatu masyarakat terus
berkembang, baik secara horizontal maupun vertical menjadi suku dan
bangsa.
3.1.2. Tugas keluarga yaitu Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
dan Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
3.1.3. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling
tergantung satu sama lain). 
3.1.4. Golongan masyarakat ada 2 yaitu golongan masyarakat sederhana dan
golongan masyarakat maju.

3.2. Saran.
Dari penjelasan di atas mengenai keluarga dan masyarakat sebagai
mahkluk sosial sangat banyak hal yang perlu diperhatikan seperti pentingnya
keluarga perlu bermasyarakat oleh karena itu kita sebagai manusia harus saling
menjaga, mengerti dan harus lebih mementingkan kepentingan bersama, kita
juga melihat banyak kendala dalam bermasyarakat banyaknya masalah yang di
timbulkan sehingga masyarakat dan pemerintah itu sendiri ikut berperan dalam
membantu agat terjadi kesenjangan terbentuknya kesejahteraan sosial

12
DAFTAR PUSTAKA
ABD Hakim, Atang dan Jaih Mubarok. 1999.Metodologi Studi Islam, Bandung:
Remaja Rosdakarya.

Bahudji. 2012. Metodologi Studi Islam, Metro: STAIN Jurai Siwo.

Ubaidillah, A.2000. Pendidikan Kewargaan.Jakarta: IAIN Jakarta Pers.

Atang ABD Hakim, Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, (Bandung: Remaja


Rosdakarya , 1999), Hal. 213.

Bahudji, Metodologi Studi Islam, (Metro: STAIN Jurai Siwo, 2012), hal. 35.

A.Ubaidillah, Pendidikan Kewargaan, (Jakarta: IAIN Jakarta Pers, 2000), hal. 137.

https://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga

https://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat

13

Anda mungkin juga menyukai