Anda di halaman 1dari 15

1.

0 Pengenalan

Psikologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani Psychology yang merupakan gabungan
dan kata psyche dan logos. Psyche bermaksud jiwa dan logos bermaksud ilmu. Secara
psikologi dimaksudkan sebagal ilmu jiwa. Sedangkan keluarga berasal dari bahasa Sanskrit
iaitu kula dan warga yang kemudian digabungkan menjadi kulawarga.

Menurut Hill (Sri Lestari, 2012) keluarga adalah rumah tangga yang memiliki hubungan
darah atau perkhawinan atau memeliharakan fungsi-fungsi ekspresif keluarga bagi para
anggotanya yang berada dalam suatu jaringan.

Menurut Burgess & Locke (Duvall & Miller, 1985), Keluarga adalah sekelompok orang
dengan ikatan perkawinan, darah, atau adopsi; terdiri dari satu orang kepala rumah tangga,
interaksi dan komunikasi antara satu sama lainnya dalam peranan suami isteri yang saling
menghormati, ibu dan ayah, anak lelaki dan perempuan, saudara lelaki dan perempuan, dan
menciptakan serta mempertahankan kebudayaannya.

Keluarga merupakan suatu kelompok sosial yang bersifat langgeng berdasarkan


hubungan pernikahan dan hubungan darah. Keluarga adalah tempat pertama bagi anak,
lingkungan pertama yang memberi penampungan baginya, tempat anak akan memperoleh
rasa aman (Gunarsa, 2002). Dengan demikian dapat kita simpulkan dari beberapa tokoh
diatas adalah bahwa psikologi keluarga adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala jiwa
dalam sebuah rumah tangga atau keluarga.

Keluarga merupakan suatu sistem sosial yang terbuka, kerana sistem yang berada di luar
keluarga sangat berpengaruh terhadap kehidupan keluarga, baik berpengaruh terhadap
struktur keluarga mahupun pola interaksi yang berada di dalamnya. Sebagai suatu sistem
sosial, keluarga merupakan subsistem dari sitem-sistem yang lebih luas, iaitu lingkungan
tetangga, komuniti, dan masyarakat yang lebih besar (Bronferenbrenner, 1979).

Keluarga sebagai kesatuan sosial terbentuk dari dua orang dewasa yang berlainan
kelamin, iaitu lelaki dan wanita serta anak-anak yang dilahirkan mahupun yang diterima.
Kelurarga adalah satu-satunya situasi yang pertama dikenal anak baik semasa prenatal
maupun post-natal. Keluarga inti (nuclear family) terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka.

1
1.1 Konsep Keluarga

Keluarga merupakan unit asas dalam masyarakat di mana setiap ahli keluarga
menjalankan peranan dan tanggungjawab sendiri serta tanggungjawab bersama, demi untuk
mencapai kesejahteraan dan keharmonian keluarga. Setiap ahli keluarga saling berinteraksi
dan bergantung sesama sendiri dan dengan ahli masyarakat yang lain. Keluarga Asas
(Nuclear Family) merupakan unit keluarga yang paling kecil dan asas. Keluarga asas terdiri
daripada suami, isteri dan anak. Lazimnya adalah bersaiz kecil sebagai penyambung tradisi
dan budaya bagi generasi akan datang. Keluarga Luas (Extended Family) pula merujuk
kepada keluarga asas dan ahli keluarga yang lain yang mempunyai hubungan darah yang
sah. Keluarga luas terdiri daripada ibu, bapa, anak-anak, datuk, nenek, dan saudara mara.
Lazimnya mereka tinggal dalam rumah yang sama atau berdekatan atau saling berhubungan.
Keluarga jenis ini sering terdiri daripada dua atau lebih generasi.

Duvall (1977) mengemukakan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang


dihubungkan oleh ikatan perkahwinan, adopsi dan kelahiran, yang bertujuan menciptakan
dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosi, dan sosial setiap anggota. Menurut Bailon dan Maglaya (1978) mengemukakan bahwa
keluarga adalah sebagai dua atau lebih individu yang berhubungan berdasarkan hubungan
darah, ikatan perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu
sama lain dalam persekitarannya, menciptakan dan mempertahankan suatu budaya (dalam
Supartini, 2004).

2.0 Fungsi Keluarga

Menurut Soelaeman (1994), fungsi keluarga adalah sangat penting sehingga tidak dapat
dipisah-pisahkan satu dengan yang lainnya. Jenis-jenis fungsi keluarga adalah:

a. Fungsi edukatif

Fungsi ini berkaitan dengan pendidkan anak serta pembinaan anggota keluarga. Keluarga
merupakan sumber pembelajaran lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak.
Contoh orang tua bertugas untuk memberikan pembelajaran tentang bagaimana cara makan
menggunakan sendok dengan baik
.

2
b. Fungsi sosialisasi

Tugas keluarga dapat membantu menyiapkan diri anaknya agar dapat menempatkan
dirinya sebagai peribadi yang menyumbang dalam masyarakat serta ibu bapa membantu
menyiapkan anak agar menjadi peribadi yang mapan dan menjadi anggota masyarakat yang
baik.

c. Fungsi lindungan

Keluarga pada hakikatnya harus melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik
dari hidup yang menyimpang dari norma-norma. Fungsi lindungan dapat dilakukan dengan
cara melarang anak-anak untuk melakukan perbuatan yang tidak diharapkan dan orang tua
selalu menjadi contoh teladan dalam berbagai hal yang diharapkan oleh anak.

d. Fungsi afeksi

Pada saat anak masih kecil anak peka akan suasana emosi orang tuanya pada saat
berkomunikasi dengan mereka. Kehangatan yang terpancar dari keseluruhan gerakan,
ucapan, mimik serta perbuatan orang tua, juga rasa kehangatan dan keakraban itu
menyangkut semua pihak yang tergolong anggota keluarga.

e. Fungsi agama

Keluarga bertugas untuk memperkenalkan anggota keluarganya pada kehidupan


beragama. Dengan harapan anggota keluarga mengetahui kaedah dan ajaran yang berada
dalam agama dan menjadikannya insan yang beragama.

f. Fungsi ekonomi

Pelaksanaan fungsi ekonomi keluarga oleh dan untuk semua anggota keluarga
mempunyai kemungkinan menambah saling mengerat, perpaduan, tanggung jawab bersama
keluarga itu serta meningkatkan rasa kebersamaan dan keikatan antara sesama anggota
keluarga.

3
g. Fungsi rekreasi

Fungsi ini dapat terlaksanakan apabila dalam sebuah keadaan keluarga dapat
mewujudkan suasana yang tenang, damai, jauh dari ketegangan batin, dan menjadi tempat
untuk melepaskan kepenatan dan ketegangan sehari-hari.

h. Fungsi biologis

Fungsi itu berkaitan dengan dipenuhi keperluan-keperluan biologi ahli keluarga.


Diantaranya keperluan akan keterlindungan fizikal, kesihatan, rasa lapar, haus, kedinginan,
kepanasan, keletihan bahkan juga kemudahan dan fizikal.

Tidak berbeza jauh dengan pendapat tokoh diatas, menurut Rog & Baber fungsi keluarga
meliputi:
a. Fungsi biologis
b. Fungsi ekonomis
c. Fungsi pendidkan
d. Fungsi agama
e. Fungsi sosial
f. Fungsi rekreasi
g. Memberi rasa aman; kasih sayang yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya berakibat
memberikan rasa aman pada anak yang menimbulakan kejayaan dari hidup dalam keluarga.
Sebaliknya, kerana kasih sayang yang didapat dari orang tuanya maka akan timbul rasa
tanggung jawab dan perasaan berbakti kepada orang tua.

Sistem kefungsian keluarga

1. Nilai keluarga iaitu nilai-nilai yang dianut dan yang diamalkan oleh semua anggota keluarga.
Nilai-nilai keluarga tersebut diantaranya;

a. Percaya dan mempunyai komitmen terhadap meningkatkan kesejahteraan dan


perkembangan anggota keluarga dan juga unit keluarga itu sendiri.

b. Nilai, peraturan dan sistem kepercayaan yang jelas dan menerangkan tingkah laku yang
boleh dan tidak boleh diterima.

4
c. Hidup dengan penuh tujuan baik dalam waktu senang maupun susah

d. Berbagi tanggungjawab

e. Menghormati hak pribadi anggota keluarga

f. Mempunyai ritual dan tradisi keluarga

g. Mempercayai kepentingan untuk menjadi aktif dan mempelajari persoalan baru

h. Mempercayai bahwa segala sesuatu masalah bisa diselesaikan jika anggota keluarga
bekerjasama.

i. Mempertimbangkan tentang integrasi dan kesetiaan keluarga

2. Keterampilan Keluarga memilik kemampuan keluarga dan anggotanya bertahan dalam


berbagai situasi yang dihadapinya. Kemampuan tersebut diantaranya;

a. Mempunyai strategi daya tindak (coping strategy) yang berbagai bagi menangani
peristiwa kehidupan yang normal dan bukan normal.

b. Mengamalkan ciri fleksibelitas dan adaptif dalam mengindentifikasi dan mendapatkan


sumber bagi memenuhi kebutuhan.

c. Ilmu dan keterampilan yang digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan


menetapkan hasil

d. Kemampuan untuk mengekalkan ciri positif dalam semua aspek kehidupan termasuk
melihat krisis dan tantangan sebagai peluang untuk berkembang.

e. Kemampuan untuk menggerakkan anggota keluarga untuk memperoleh sumber-sumber


yang diperlukan

f. Kemampuan mewujudkan dan mengekalkan hubungan harmonis di dalam dan di luar


sistem keluarga

3. Pola interaksi merujuk pada kemampuan keluarga dan anggotanya membangun dan
mengembangkan pola-pola interkasi sosial baik di dalam keluarga maupun di luar keluarga.
Pola interaksi ini terdiri dari;

a. Anggota keluarga saling bersetuju mengenai nilai dan kepentingan menggunakan waktu
dan tenaga keluarga dalam menetapkan tujuan, mengidentifikasi kebutuhan dan
melaksanakan fungsi.

5
b. Menghargai sumbangan dan pencapaian besar dan kecil anggota keluarga dan
mendorong anggota keluarga untuk terus berusaha memperbaikinya

c. Bersatu dalam menjalankan aktivitas keluarga

d. Berkomunikasi secara efektif dan sentiasa menggalakkan sumbangan ide dan kritik positif
dari anggota

e. Mengamalkan praktek mendengarkan secara efektif terhadap masalah, kehendak,


kekecewaan, aspirasi, ketakutan dan harapan anggota keluarga dengan penuh dukungan

f. Meluahkan pengukuhan dan dukungan terhadap dan sesama anggota keluarga

Kefungsian keluarga akan menjamin keluarga menjalankan fungsi-fungsinya dalam kehidupan


sehari-hari. Perpaduan dan interaksi nilai keluarga, keterampilan dan pola interaksi yang positif
menjadikan keluarga memiliki kefungsian dalam menghadapi sebarang persoalan, mampu
mengurus sumber menyusun tujuan dan melihat tantangan sebagai peluang untuk
mempertahankan dan meningkatkan kualitas kehidupan dan kesejahteraan anggota-
anggotanya.
Ahli studi keluarga seperti Brock dan Barnard (1999) dan Walsh (1982) melihat kefungsian
keluarga sebagai sistem keluarga yang sehat yang bisa dilihat dari struktur dan proses interaksi
dalam keluarga. Penyelidikan tentang keluarga yang sehat merujuk kepada kefungsian primer
keluarga tersebut. Penyelidikan mengenai konsep dan instrumentasi kefungsian keluarga telah
memperoleh perhatian luas sejak kebelakangan ini, dan penjelasan konsep serta indikator
kefungsian tersebut kini oleh Walker (1978) telah dibagi ke dalam enam bahagian kefungsian
iaitu;

1. Peranan keluarga (roles)

Peranan adalah pola perilaku individu yang berulang dan dijalankan sesuai dengan fungsi dalam
kehidupan keluarga hari ke hari. Peranan menggambarkan stuktur keluarga dan memelihara
proses interaksi dalam keluarga.

Wujud diferensiasi yang jelas antara peranan orang tua, anak, dan pasangan


Peranan mungkin dibagi, kebalikan atau perubahan, tergantung pada situasi


Peranan baru dapat dicoba dan peranan lama dimodifikasi


Peranan ini juga selaras merentasi situasi dan anggota-anggota keluarga

6

Orang tua berbagi dalam perawatan dan pengasuhan anak

2. Ekspresi emosi keluarga (emotional-expression)

Ekspresi emosi merujuk kepada ide bahwa setiap keluarga mempunyai suasana emosi yang
akan menentukan derajat emosi yang ekspresif, sensitivitas, dan kebertanggungjawaban
anggota keluarga dengan anggota yang lainnya. Keluarga juga menciptakan norma timbal balik
yang mengatur pola refleksi dari ekspresi emosi.


Keseluruhan suasana emosi keluarga adalah positif


Anggota keluarga sensitif dengan perasaan anggota keluarga yang lain


Aturan untuk mengekspresikan emosi adalah jelas, dan ekspresi emosi
cenderung bersifat spontan


Ekspresi emosi yang negatif dibenarkan sepanjang sensitif terhadap orang lain


Rasa ekspresi adalah tinggi, dengan ketawa, humor dan hangat


Keluarga toleransi dan mendorong ekspresi perasaan anggotanya

3. Saling ketergantungan/individuasi keluarga (interdependence/individuation)

Saling ketergantungan/individuasi merujuk kepada besarnya otonomi atau individuasi yang


diberikan kepada invididu oleh keluarga.

Setiap individu mempunyai aktivitas sosial dan rekreasi sendiri


Anggota keluarga mendiskusikan masalah individu dan memahami serta memberi
dukungan kepada yang lain


Perbedaan sistem nilai ditoleransi oleh keluarga; bagaimanapun nilai utama
berkaitan dengan seks, uang, agama, etika kerja, kesetiaan keluarga dipegang
bersama.


Kerjasama bukan kompetisi adalah nilai keluarga


Hubungan interpersonal dengan anggota bukan keluarga dihargai sepanjang
rutinitas keluarga tidak terganggu.

7

Anggota keluarga mengambilalih tanggungjawab bagi perasaan dan tingkah laku


Perbezaan pendapat dihargai, dan kesepakatan bersama selalunya hasil dari
perbincangan

4. Distribusi kekuasaan keluarga (power distribution)

Kekuasaan dapat diartikan sebagai derajat pengaruh atau kontrol anggota keluarga terhadap
anggota keluarga yang lain. Penggunaan kekuasaan dan distibusi dikalangan anggota keluarga
sangat penting untuk memahami dan perubahan pola-pola interaksi yang dysfunctional.

Semua orang dapat memberi input dalam keputusan keluarga


Anggota keluarga melihat dan mengambil kepemimpinan dalam aspek
kehidupan keluarga yang berbeda dan anggota keluarga yang lain mengikuti
kepemimpinan itu


Kekuasan dalam keluarga adalah terpusat pada kedua orang tua


Peraturan keluarga dilaksanakan melalui persuasi daripada intimidasi.
Kekerasan tidak ditoleransi


Konflik cenderung terbuka dan penyelesaian perlu diambil secepatnya

4. Komunikasi keluarga (communication)

Komunikasi berkaitan dengan penyampaian dan penerimaan informasi verbal dan non verbal
antara anggota-anggota keluarga. Ini termasuk keterampilan-keterampilan dalam pola-pola
pertukaran informasi dalam sistem keluarga.

Informasi didapat dan dibagi antara anggota keluarga


Pesan verbal dan non verbal adalah congruent dan intensitas setiap pesan
jelas dan terbuka


Konflik diselesaikan melalui diskusi


Kebanyakan komunikasi keluarga dengan nada yang positif


Semua anggota keluarga mempunyai kemampuan menggunakan
pemecahan masalah yang dapat menyelesaikan konflik secara efisien.

8
5. Sub sistem keluarga (subsystem).

Komponen yang juga penting adalah sub sistem atau sub kelompok dalam keluarga dan
bagaimana mereka memelihara sistem keluarga. Jenis-jenis sub sistem termasuk orang tua,
pasangan (suami atau isteri), dan kelompok adik beradik, dan aliansi antara dan di kalangan
anggota kelompok.

Kejelasan sempadan antara sub sistem orang tua, pasangan dan adik
beradik.


Setiap sub sistem melaksanakan fungsinya dengan tepat


Ikatan emosional yang kuat antara sub sistem-sub sistem dan antara
individu-individu dalam sub sistem tersebut.


Sub sistem orang tua memimpin keluarga dan kebanyakannya memegang
kuasa


Individu-individu dalam sub sistem berpartisipasi dalam aktivitas bersama


Koalisi antara sub sistem terjalin tetapi jangka pendek sifatnya.

Selain itu, Moore dan Vandivere (2005) memaparkan aspek-aspek kefungsian keluarga
antara lain; rutinitas keluarga, kualiti hubungan perkawinan orang tua, kualiti hubungan anak-
orang tua, mengawasi dan supervisi anak, dan komunikasi keluarga. Dari perspektif rentang
kehidupan, aspek-aspek kefungsian keluarga terus berlangsung sehingga memerlukan komitmen
sepanjang waktu. Untuk keperluan penulisan ini, saya sepakat kalau ukuran kefungsian keluarga
menggunakan indikator kefungsian keluarga yang disarankan oleh Epstein, Baldwin, dan Bishop
(1983). Hal ini karena indikator kefungsian ini lebih sering digunakan dalam banyak literatur
pekerjaan sosial. Selain itu pengukuran indikatornya lebih mudah dilakukan.

9
3.0 Isu Dan Cabaran Dalam Bimbingan Dan Kaunseling Keluarga

Dalam memperkatakan isu-isu dan cabaran keluarga pada masa kini sangat luas.
Pelbagai isu dapat dilihat dalam situasi sekarang sehingga memberi kesan yang besar dalam
proses pembinaan sesebuah keluarga dan Negara khususnya. Antaranya ialah isu pengabaian
nafkah kepada isteri dan anak-anak. Seramai 12,300 suami ingkar membayar nafkah kepada
isteri (berita Harian, 20 Mac 2010). Di dalam agama Islam suami dituntut memberi nafkah untuk
meneruskan kelangsungan hidup isteri dan anak-anak dibawah tanggungan mereka. Dalam
Alquran jelas menunjukkan bahawa suami wajib memberi nafkah seperti dalam surah An-Nisa’
ayat 34, Suami wajib memberikan nafkah kepada isteri apabila isteri telah menyerahkan dirinya
untuk suami (tidak menolak permintaan suami untuk melakukan istimta dan isteri mengikut/tinggal
ditempat/kediaman yang dipilih suami.

Pengerusi Majlis Perunding Wanita Islam Malaysia (MPWIM) Prof Madya Datin Noor
Aziah Mohd Awal berkata maklumat itu diperoleh daripada kajiannya terhadap statistik
penceraian Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) bagi tahun 2011. Ini berikutan terdapat
purata 70 kes penceraian dilaporkan sehari, 2,000 kes dilaporkan sebulan dan 25,000 kes
setahun di seluruh negara bagi tahun 2011. Isu kes penceraian ini boleh dikatakan telah
meningkat setiap tahun. Statistik perceraian daripada Jakim dari tahun 1990 hingga 2010
sentiasa menunjukkkan peningkatan kes penceraian setiap tahun," katanya kepada Bernama.
Menteri Pembangunan Wanita, Keluarga dan Masyarakat, Datuk Seri Rohani Abdul Karim
berkata, dalam tempoh antara Januari hingga Jun lalu, sebanyak 22,306 kes perceraian
direkodkan Jabatan Pendaftaran Negara. Daripada 22,306 kes perceraian itu, 22,165 kes
merupakan perceraian kalangan pasangan yang beragama Islam. Ini satu petanda yang tidak
berapa baik. Bukan Islam pula pada 2012, 1,062 kes. Januari hingga Jun tahun ini 141 kes,”
katanya. Beliau menyatakan demikian selepas merasmikan progam.

Keluarga 1Malaysia dengan tema ‘Jom Pentingkan Keluarga’ di ibu negara.


Statistik tahunan pula kata Rohani didapati terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2012,
jumlah kes perceraian adalah sebanyak 47, 779 kes, 43,137 kes (2011) dan 38,000 kes pada
2010. Datuk Seri Rohani menjelaskan, terdapat pelbagai punca kepada kes perceraian dan
antara yang paling ketara ialah tiada kesefahaman, tidak bertanggungjawab, curang, campur
tangan keluarga mentua juga faktor kahwin muda dan enggan dimadukan suami.

10
Di dalam kes penceraian ini terdapat beberapa faktor yang boleh menyumbang kepada
kes ini berlaku. Antaranya ialah Tingkah laku dan sikap yang tidak sesuai dengan alam
perkahwinan. Tahap kefahaman agama berhubung dengan kehidupan suami isteri kurang atau
keluar dari tuntutan Islam yang sebenar (kesan kepada nilai dan personaliti). Pengurusan
ekonomi rumahtangga tidak ikut lunas yang betul. Pengurusan cara hidup keluar dari kawalan
sosial dan syariat Islam spt minum arak, judi, berzina dan lain-lain. Pengurusan hubungan dan
komunikasi pasangan & keluarga tidak lancar. Tidak ambil berat tentang kesihatan, pendidikan,
dan keperluan emosi dalam keluarga. Menghadapai masalah peribadi yang tidak boleh dikongsi
bersama pasangan spt emosional, cemburu buta, mendera, & pentingkan perasaan sendiri.

Salah seorang pasangan menghadapi masalah kesihatan spt penyakit yang


menghalang hubungan jenis terlalu lama, mempunyai nafsu seks yang terlalu tinggi dan rendah.
Gagal mengimbangi tumpuan perhatian serta masa kpd pasangan dan rumah tangga, lebih
mementingkan kerja dan kegiatan luar rumah serta tidak memahami budaya kerja pasangan.
Pasangan juga tidak dapat mengawal pengaruh luaran daripada pergaulan mereka. Factor
kecurangan juga memainkan peranan penting dalam usaha merosakkan hubungan dalam
keluarga. Kecurangan bermaksud perbuatan seseorang suami atau isteri dalam bentuk menjaling
hubungan secara diam-diam dengan seseorang di luar perkahwinan dengan alasan untuk
memperolehi perlakukan atau cinta dari orang lain yang bukan pasangan sahnya. Merasaai tidak
dicintai, tidak dihargai, tidak difahami lagi oleh suami atau isteri. Mengikut Asnawi (2002)
berlakunya kecurangan adalah disebabkan kehilangan ghairah untuk berhubung rapat dengan
suami atau isteri, adanya kekerasan dalam keluarga , sarana untuk membalas dendam, suami
tidak mampu memberi keturunan, gangguan seksual pada suami, mencari variasi hubungan
seksual dan adanya masalah ekonomi.

Keperluan hidup bersama orang lain (pasangannya). Individu hidup dengan orang lain
untuk mendapat kegembiraan, memperolehi pertolongan, menjalinkan keakraban, berbagi
keintiman seksual, mendapat pujian dan lain-lain (Baron , 2007). Masih mendapat perhatian
orang lain, menguji pasaran, mudah terpikat dan tidak segan melayan orang lain ( Datuk Zaidi
Zain, Peguam Syari’ e,2011).

Masalah poligami juga merupakan isu yang sangat hangat diperkatakan. Boleh
dikatakan keseluruhan golongan wanita tidak dapat menerima konsep poligami dalam kehidupan
mereka berkeluarga. Suami yang ingin berpoligami semestinya menghadapi msaslah yang rumit
untuk memenehui keperluan mereka terutamanya yang kurang berkemampu untuk berpoligami.

11
Dalam konteks Islam, poligami satu keharusan seperti mana dalam Alquran menyatakan poligami
satu keharusan bersyarat dalam Islam (Surah An-Nisa’ : 3). Poligami mempunyai syarat-syarat
tertentu seperti kemampuan dalam soal nafkah zahir (makan minum, pakaian, kediaman) dan
nafkah batin (kasih sayang & hubungan kelamin). Konsep keadilan seperti menyediakan tempat
kediaman, giliran bermalam, dan giliran bermusafir.

Isu sumbang mahram juga merupakan factor penting yang mempengaruhi keruntuhan
institusi keluarga. Ia ikenali juga dengan istilah inses iaitu perbuatan zina yang dilakukan oleh
seseorang yang ada pertalian atau nasad (keturunan) dengan mangsa. Hubungan jenis antara
mereka yang ada tali persaudaraan dan perkahwinan antara mereka adalah tidak sah di sisi
undang-undang atau dilarang oleh adat resam dan agama. Faktor yang mendorong berlakunya
sumbang mahran ialah Kegagalan isteri memenuhi kehendak suami, tahap iman yang lemah,
pengaruh bahan lucah, tidak menjaga batas pergaulan antara ahli keluarga, keruntuhan institusi
keluarga atau perkahwinan dan pakaian tidak menutup aurat.

Isu seterusnya ialah isu anak tidak sah taraf atau anak luar nikah yang semakin
bertambah berlaku dinegara ini. Anak tidak sah taraf dalam istilah bahasa Arab disebut walad al
zina yang bermaksud anak zina atau luar nikah. Para Fuqaha’ berpendapat bahawa anak zina
ialah merujuk kepada anak yang dilahirkan hasil perzinaan dan bukan dari perkahwinan yang sah
atau persetubuhan syubhah. Mengikut Berdasarkan laporan rasmi, Jabatan Pendaftaran Negara,
melaporkan terdapat lebih 257,000 sijil kelahiran didaftar tanpa catatan nama bapa sejak tahun
2000 hingga pada bulan Julai 2008. Ini bermakna secara purata 2,500 kes anak luar nikah direkod
pada setiap bulan. Timbalan Menteri Pembangunan Wanita, Keluarga dan Masyarakat, Datuk
Heng Seai Kie telah menyatakan bahawa antara tahun 2008 hingga 2010 terdapat seramai 152,
182 orang anak luar nikah diseluruh Malaysia. Negeri Sabah antara yang paling tinggi
mencatatkan kelahiran anak luar nikah iaitu 41,490 orang diikuti Selangor (18,983 orang),
Sarawak (17,570 orang), Johor (16,298 orang) dan Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur (12,095
orang). ntara punca timbulnya gejala tersebut disebabkan beberapa faktor antaranya menonton
video dan laman web lucah, kurang didikan agama, ingin mencuba, pengaruh rakan sebaya dan
rela melakukan hubungan seks. Faktor-faktor lain ialah tidak mempunyai pengetahuan
berhubung kesihatan repoduktif dan seksual, kurangnya perhatian ibu bapa serta diperkosa
saudara sendiri dan kesemua faktor ini adalah hasil daripada kerja kes yang dijalankan oleh pihak
Pegawai Kebajikan (Utusan Melayu, November 2011).

12
Isu keibubapaan juga merupakan isu yang sangat penting dan banyak cabarannya
serta perlu diberi perhatian oleh semua pihak. Rata-rata hasil penyelidikan berkaitan dengan
keruntuhan moral dan gejala sosial sejak tahun 1980 an hingga kini membuktikan bahawa faktor
utama keruntuhan moral dan pelbagai gejala sosial berpunca daripada krisis keluarga.
Kegagalan ibu bapa menyempurnakan amanah, tugas, dan tanggungjawab masing-masing
menjadi titik tolak keruntuhan institusi kekeluargaan.

4.0 Langkah – Langkah Mengatasi Isu Dan Cabaran Kaunseling Keluarga

Sejak akhir-akhir ini, terdapat lebih banyak masalah keluarga yang dikaitkan dengan
kepincangan dalam hubungan kekeluargaan. Terdapat beberapa langkah yang dapat mengatasi
isu dan cbaran masalah keluarga.

Kaunseling merupakan sebagai suatu proses hubungan menolong yang sistematik


berasaskan prinsip psikologi yang dilakukan oleh kaunselor profesional bagi menghasilkan
perubahan, perkembangan dan penyesuaian peribadi klien, yang baik, dan menyeluruh secara
sukarela sepanjang hayat berlandaskan etika kaunseling (PERKAMA). Mengikut akta kaunselor
1998 (Akta 580) kaunseling merupakan proses sistematik untuk membantu perhubungan
berdasarkan prinsip-prinsip psikologi yang dilaksanakan oleh kaunselor berdaftar mengikut kod
etika kaunseling untuk mencapai suatu perubahan, kemajuan dan penyesuaian secara holistik,
baik dan sukarela pada diri klien supaya perubahan, kemajuan dan penyesuaian itu akan
berterusan sepanjang hayat klien.

Goldenberg & Goldenberg (2002) mengatakan bahawa kaunseling keluarga adalah satu
teknik psiko terapeutik untuk meneroka dan cuba mengubah masalah emosi masa kini yang
saling berkait dalam sesebuah keluarga dengan membantu ahli-ahli dalam sistem keluarga untuk
mengubah corak interaksi mereka yang tidak berfungsi. Boleh ditakrifkan sebagai satu
perjumpaan bersemuka antara seorang kaunselor keluarga dengan ahli-ahli keluarga dalam satu-
satu sesi tertentu

Di luar negara kaunseling keluarga merupakan perkhidmatan kaunseling keluarga yang


dapat meningkatkan daya saing sesebuah keluarga, membantu mengurangkan salah laku pelajar
sekolah dan membantu proses pemulihan pelajar (Milliren & Barrett-Kruse, 2002).

Langkah seterusnya antaranya adalah dengan makan bersama-sama. Semasa


penyediaan makanan, anak-anak boleh membantu ibu bapa selain mengurangkan jumlah masa
makan di luar seperti di restoran makanan segera. Misalnya, anak-anak perempuan membantu

13
ibu di dapur, sementara anak-anak lelaki menolong bapa mempersiapkan keperluan di meja
makan. Dengan cara ini, ibu bapa dapat memupuk perasaan saling bergantung antara satu sama
lain, sandar-menyandar ‘bagai aur dengan tebing’. Amalan ini juga membolehkan hubungan
anak-anak dan ibu bapa menjadi bagai isi dengan kuku.

Selain itu, ibu bapa boleh pergi bercuti ke lokasi menarik ketika cuti sekolah. Selain
memanfaatkan masa senggang dan mengelakkan anak-anak daripada melakukan kebejatan
moral seperti melepak, vandalisme dan gengsterisme, percutian dalam mengurangkan kadar
stres anak-anak di sekolah dan ibu bapa di pejabat. Sepanjang percutian, buatlah aktiviti
sekeluarga yang menarik seperti berkelah, bermandi-manda di pantai, mendaki gunung, berfoto,
menyelam di laut dan sebagainya, Melalui cara ini, anak-anak akan lebih rasa dihargai kerana
kehadiran mereka disedari dan mempunyai fungsi dalam membahagiakan ibu bapa.

Malahan, ibu bapa perlu menemani anak-anak belajar dan mengulang kaji pelajaran.
Walaupun sudah penat bergelut dengan kerja dan masalah di pejabat, ibu bapa harus
meluangkan masa bagi tujuan ini. Anak-anak yang tidak faham sudah tentu akan mahu mencari
rujukan. Bagi abang dan kakak yang mempunyai ilmu, maka boleh membantu adik-adik bagi
menyiapkan tugasan. Apabila perkara ini berlaku, sudah tentu ibu bapa berjaya menzahirkan
teladan yang baik terhadap keprihatinan dan keperluan anak-anak. Kajian menunjukkan ibu bapa
yang menemani anak-anak belajar menunjukkan tahap motivasi untuk mereka belajar dengan
tekun lebih tinggi.

Bukan itu sahaja, ibu bapa boleh meluangkan masa bagi menyelesaikan masalah anak-
anak. Tidak dapat dinafikan, zaman remaja merupakan era penuh konflik bagi diri mereka, sama
ada konflik dalam atau konflik luaran. Semua orang menyakini bahawa sifat ibu bapa ibarat
‘sekilas ikan di air, sudah tahu jantan betinanya’. Perubahan dalam diri anak-anak perlu usah
dipandang enteng. Untuk itu, ibu bapa perlu memiliki kemahiran komunikasi dan pendekatan
psikologi dalam memastikan anak-anak tidak takut dan malu untuk berkongsi masalah. Dengan
cara ini, hubungan anak dan ibu bapa semakin erat kerana kepercayaa anak terhadap
kemampuan ibu bapa dalam menyelesaikan masalah mereka.

14
5.0 Kesimpulan

Keluarga sememangnya mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukan


keperibadian dan mental yang sihat di dalam sesebuah masyarakat. Oleh sebab itu kefungsian
keluarga dalam masyarakat amatlah penting. Indikator kefungsian keluarga bisa diidentifikasi
antara lain; kemampuan keluarga dalam pemecahan masalah, kompetensi komunikasi dalam
keluarga, peranan, rasa kebertanggungjawaban, penglibatan perasaan, dan kontrol perilaku
anggota keluarga. Untuk mencapai kefungsian keluarga tersebut maka terdapat lima peranan
esensial keluarga untuk mencapai kefungsian keluarga secara efektif iaitu pemberian sumber-
sumber, dalam bentuk memenuhi keperluan dasar bagi anggota keluarga, dukungan
kenyamanan, kehangatan, pemberian jaminan bagi anggota-anggota keluarga, membantu
anggota keluarga dalam pengembangan keterampilan hidup termasuk fizikal, emosional,
pendidikan, dan perkembangan sosial, peranan pemeliharaan dan pengaturan sistem keluarga,
dan kepuasan dalam kehidupan perkawinan. Kesimpulannya ialah kaunseling keluarga sangat
penting perlu diberikan penekanan dalam usaha pihak tertentu untuk menangani atau mencegah
isu-isu yang berkaitan dengan keluarga dapat dikurangkan dalam masyarakat bekeluarga
khususnya dan amnya pada sesebuah Negara. Memandangkan isu dan masalah keluarga telah
meningkat setiap masa walaupun beberapa aktiviti dan program telah dilaksanakan oleh pihak
kerajaan. Namun begitu untuk meningkatkan lagi keberkesanan bagi mencegah dan
mengurangkan permasalahan dalam sesebuah keluarga dan sekaligus meningkatkan kualiti
keluarga maka perkhidmatan kaunseling keluarga sangat penting harus diberi perhatian oleh
semua pihak.

15

Anda mungkin juga menyukai