Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERAN KELUARGA DAN MASYARAKAT DALAM


PENDIDIKAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Hadits

Dosen Pengampu : Ummi Nur Rokhmah, M.Pd.I

Di Susun Oleh

Kelompok 7 :

PGMI 1/D
PROGRAM iSTUDI iPENDIDIKAN iGURU iMADRASAH iIBTIDAIYAH
FAKULTAS iILMU iTARBIYAH iDAN iKEGURUAN
IAIN iSYEKH iNURJATI iCIREBON
1. 2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, isegala ipuji ibagi iAllah, iatas irahmat idan


ikarunia-Nya ikamiidapat imenyelesaikan itugas imakalah pembahasan tentang Peran Keluarga
dan Masyarakat dalam Pendidikan Shalawat iserta isalam itercurah ikepada iRasullah iSAW,
iyang isyafaatnya ikita inantikan ikelak.

Penulisan imakalah iini ibertujuan iuntuk imemenuhi i isalah isatu itugas imata ikuliah
iPendidikan iMultikultural, iDalam ipenyelesain imakalah iini, ikami imendapatkan ibantuan
iserta ibimbingan idari iberbagai ipihak. iOleh ikarena iitu, isudah isepantasnya ijika ikami
imengucapkan iterima ikasih ikepada Ibu Ummi Nur Rokhmah, M.Pd.I.iselaku iDosen
iMata kuliah Ushul Tarbiyah iyang itelah imemberikan itugas iini isehingga idapat imenambah
ipengetahuan idan iwawasan isesuai idengan ibidang istudi iyang ikami itekuni.

Kami ijuga imengucapkan iterima ikasih ikepada isemua ipihak iyang itelah imembagi
isebagian ipengetahuannya isehingga ikami idapat imenyelesaikan imakalah iini. iKami
imenyadari, imakalah iyang ikami itulis iini imasih ijauh idari ikata isempurna. iOleh ikarena
iitu, ikritik idan isaran iyang imembangun iakan ikami inantikan idemi ikesempurnaan imakalah
iini.

2.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Pembahasan

BAB II PEMBAHASAN

A.

B.

C.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR ISI
BAB I

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah
anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan. Tugas utama dari keluarga bagi
pendidikan anak adalah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan hidup keagamaan,
karena sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orangtuanya dan dari anggota
keluarga yang lain.

Selain peran dari keluarga ada juga peran pendidikan sekolah dan masyarakat, karena itu
semua sangat berkaitan erat, karna sama-sama membimbing dan mendidik. Seperti pendidikan
sekolah, pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diperoleh seseorang disekolah secara
teratur, sistematis, bertingkat dan dengan mengikuti sarat-sarat yang ketat dan jelas.

Sedangakan masyarakat adalah sekumpulan orang yang menempati sesatu daerah, diikat
oleh pengalaman-pengalaman yang sama, serta dapat bertindak bersama untuk mencukupi krisis
kehidupan. Adapun fungsi pendidikan dalam masyarakat yaitu menyiapkan generasi muda untuk
memegang peranan-peranan tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang,
memindahkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan peranan- peranan tersebut dari generasi
tua kepada generasi muda, dan memindahkan nilai-nilai yang bertujuan untuk memelihara
keutuhan dan kesatuan masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup suatu
masyarakat dan peradaban.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari peran keluarga ?


2. Bagaimana kerjasama antara Keluarga dan Sekolah ?
3. Bagaimana hubungan Masyarakat dengan Sekolah ?
4. Apa peran Masyarakat terhadap Pendidikan ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa Peran Keluarga


2. Untuk mengetahui Bagaimana Kerjasama antara Keluarga dan Sekolah
3. Untuk mengetahui Bagaimana Hubungan Masyarakat dengan Sekolah
4. Untuk mengetahui Apa peran Masyarakat terhadap Pendidikan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Peran Keluarga

Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah, masyarakat


atau pemerintah. Sekolah sebagai pembentuk kelanjutan pendidikan dalam keluarga,
sebab pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak adalah dalam keluarga.

Menurut Sayyidina Ali bin Abi Thalib (RA), seorang sahabat utama Rasulullah
Muhammad (SAW) menganjurkan: Ajaklah anak pada usia sejak lahir sampai tujuh
tahun bermain, ajarkan anak peraturan atau adab ketika mereka berusia tujuh sampai
empat belas tahun, pada usia empat belas sampai dua puluh satu tahun jadikanlah anak
sebagai mitra orang tuanya. Ketika anak masuk ke sekolah mengikuti pendidikan formal,
dasar-dasar karakter ini sudah terbentuk. Anak yang sudah memiliki watak yang baik
biasanya memiliki achievement motivation yang lebih tinggi karena perpaduan antara
intelligence quotient, emosional quotient dan spiritual quotient sudah terformat dengan
baik.

Peran orang tua dalam mewujudkan kepribadian anak antara lain:

1. Kedua orang tua harus mencintai dan menyayangi anakanaknya

2. Kedua orang tua harus menjaga ketenangan lingkungan rumah dan menyiapkan

ketenangan jiwa anak-anak

3. Saling menghormati antara kedua orang tua dan anak-anak

4. Mewujudkan kepercayaan

5. Mengadakan kumpulan dan rapat keluarga (kedua orang tua dan anak)

Selain itu kedua orang tua harus mengenalkan mereka tentang masalah keyakinan, akhlak
dan hukum-hukum fikih serta kehidupan manusia. Yang paling penting adalah bahwa ayah dan
ibu adalah satusatunya teladan yang pertama bagi anak-anaknya dalam pembentukan
kepribadian, begitu juga anak yang secara tidak sadar mereka akan terpengaruh, maka kedua
orang tua di sisni berperan sebagai teladan bagi mereka baik teladan pada tataean teoritis maupun
praktis.

Seperti yang telah dijelaskan, bahwa lingkungan rumah dan keluarga memiliki andil yang
sangat besar dalam pembentukan perilaku anak. Untuk itu pastilah ada usaha yang harus
dilakukan terutama oleh pihak-pihak yang terkait didalamnya sehingga mereka akan memiliki
tanggung jawab dalam hal ini. Beberapa contoh kebiasaan yang dapat dilakukan di lingkungan
keluarga:

1. Membiasakan anak bangun pagi, mengatur tempat tidur dan berolahraga

2. Membiasakan anak mandi dan berpakaian bersih

3. Membiasakan anak turut membantu mengerjakan tugas–tugas rumah

4. Membiasakan anak mengatur dan memelihara barang–barang yang dimilikinya

5. Membiasakan dan mendampingi anak belajar/mengulang pelajaran/ mengerjakan tugas

sekolahnya

6. Membiasakan anak pamit jika keluar rumah

7. Membiasakan anak mengucap salam saat keluar dari dan pulang ke rumah

8. Menerapkan pelaksanaan ibadah shalat sendiri dan berjamaah

9. Mengadakan pengajian Alquran dan ceramah agama dalam keluarga

10. Menerapkan musyawarah dan mufakat dalam keluarga sehingga dalam diri anak akan

tumbuh jiwa demokratis

11. Membiasakan anak bersikap sopan santun kepada orang tua dan tamu

12. Membiasakan anak menyantuni anak yatim dan fakir miskin

Kendala–kendala yang dihadapi dalam keluarga :


1. idak ada/kurangnya keteladanan/contoh penerapan yang diberikan oleh orang tua.

2. Orang tua atau salah satu anggota keluarga (orang dewasa) yang tidak konsisten dalam

melaksanakan usaha yang sedang diterapkan

3. Kurang terpenuhinya kebutuhan anak dalam keluarga, baik secara fisik maupun psikhis

sebab ada ungkapan yang menyatakan bahwa ’kepatuhan anak berbanding sama

dengan kasih sayang yang diterimanya.

4. Tempat tinggal yang tidak menetap

Rumah tangga dan keluarga sebagai lingkunganpembentukan watak dan pendidikan


karakter pertama dan utama mestilah diberdayakankembali. Sebagaimana disarankan Phillips,
keluarga hendaklah kembali menjadi “school of love”, sekolah untuk kasih sayang (Phillips
2000: 11). Dalam perspektif Islam,keluarga sebagai “school of love” dapat disebut sebagai
“madrasah mawaddah wa rahmah, tempat belajar yang penuh cinta sejati dan kasih sayang.

Islam memberikan perhatian yang sangat besar kepada pembinaan keluarga (usrah).
Keluarga merupakan basis dari (ummah) bangsa; dan karena itu keadaan keluarga sangat
menentukan keadaan ummah itu sendiri. Bangsa terbaik (khayr ummah) yang merupakan
(ummah wahidah) bangsa yang satu dan (ummah wasath) bangsa yang moderat, sebagaimana
dicita-citakan Islam hanya dapat terbentuk melalui keluarga yang dibangun dan dikembangkan
atas dasar mawaddah warahmah.

Berdasarkan sebuah hadis yang diriwayatkan Anas r.a, keluarga yang baik memiliki
empat ciri. Pertama; keluarga yang memiliki semangat (ghirah) dan kecintaan untuk mempelajari
dan menghayati ajaran-ajaran agama dengan sebaik-baiknya untuk kemudian mengamalkan dan
mengaktualisasikannya dalam kehidupan seharihari. Kedua, keluarga di mana setiap anggotanya
saling menghormati dan menyayangi; saling asah dan asuh. Ketiga, keluarga yang dari segi
nafkah (konsumsi) tidak berlebih-lebihan; tidak ngoyo atau tidak serakah dalam usaha
mendapatkan nafkah; sederhana atau tidak konsumtif dalam pembelanjaan. Keempat, keluarga
yang sadar akan kelemahan dan kekurangannya; dan karena itu selalu berusaha meningkatkan
ilmu dan pengetahuan setiap anggota keluarganya melalui proses belajar dan pendidikan seumur
hidup (life longlearning), min al-mahdi ila al-lahdi.

a. Pembinaan karakter anak yang dilakukan oleh keluarga

Secara etimologi pengasuhan berasal dari kata “asuh” yang artinya, pemimpin, pengelola,
membimbing. Oleh kerena itu mengasuh disini adalah mendidik dan memelihara anak itu,
mengurus makan, minum, pakaiannya dan keberhasilannya dari periode awal hingga dewasa.
Pada dasarnya, tugas dasar perkembangan anak adalah mengembangkan pemahaman yang benar
tentang bagaimana dunia ini bekerja. Dengan kata lain, tugas utama seorang anak dalam
perkembangannya adalah mempelajari “aturan main” segala aspek yang ada di dunia ini
Berbagai pola asuh orang tua dapat mempengaruhi kreativitas anak antara lain, lingkungan fisik,
lingkungan sosial pendidikan internal dan eksternal. Intensitas kebutuhan anak untuk
mendapatkan bantuan dari orang tua bagi kepemilikan dan pengembangan dasar-dasar kreativitas
diri, menunjukan adanya kebutuhan internal yaitu manakala anak masih membutuhkan banyak
bantuan dari orang tua untuk memiiliki dan mengembangkan dasardasar kreativitas diri
(berdasarkan naluri), berdasarkan nalar dan berdasarkan kata hati. Dari hasil penelitian bahwa
bila orang tua berperan dalam pendidikan, anak akan menunjukan peningkatan prestasi belajar,
diikuti dengan perbaikan sikap, stabilitas sosioemosional, kedisiplinan, serta aspirasi anak untuk
belajar sampai ke jenjang paling tinggi, bahkan akan membantu anak ketika ia telah bekerja dan
berkeluarga.

b. Keluarga sebagai wahana pertama dan utama pendidikan

Para sosiolog meyakini bahwa keluarga memiliki peran penting dalam menentukan
kemajuan suatu bangsa, sehingga mereka berteori bahwa keluarga adalah unit yang penting
sekali dalam masyarakat. Oleh karena itu para sosiolog yakin, segala macam kebobrokan
masyarakat merupakan akibat lemahnya institusi keluarga. Bagi seorang anak keluarga
merupakan tempat pertama dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangnnya. Menurut resolusi
Majelis Umum PBB, fungsi utama keluarga adalah sebagai wahana untuk mendidik, mengasuh
dan mensosialisasikan anak, mengembangkan kemampuan seluruh anggotanya agar dapat
menjalankan fungsinya di masyarakat dengan baik, serta, memberikan kepuasan dan lingkungan
yang sehat guna tercapainya keluarga sejahtera”. Keluarga merupakan tempat yang paling awal
dan efektif untuk menjalankan fungsi departemen kesehatan, pendidikan adan kesejahteraan. Jika
keluarga gagal untuk mengajarkan kejujuran, semangat, keinginan untuk menjadi yang terbaik,
dan menguasai kemampuan- kemampuan dasar, maka akan sulit sekali bagoi institusi lain untuk
memperbaiki kegagalannya. Karena kagagalan keluarga dalam membentuk karakter anak akan
berakibat pada tumbuhnya masyarakat yang berkarakter buruk atau tidak berkarakter. Oleh
karena itu setiap keluarga harus memiliki kesadaran bahwa karakter bangsa sangat tergantung
pada pendidikan karakter anak di rumah.

c. Pola asuh menentukan keberhasilan pendidikan anak dalam keluarga

Keberhasilan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai kebijakan pada anak sangat


tergantung pada jenis pola asuh yang diterapkan orang tua pada anaknya. Pola asuh dapat
didefinisikan sebagai pola interaksi antara anak dengan orang tua yang meliputi pemenuhan
kebutuhan fisik dan kebutuhan psikologis, serta normanorma yang berlaku di masyarakat.agar
anak dapat hidup selaras dengan lingkungannya. Beberapa macam contoh pola asuh:

1. Pola asuh otoriter, yaitu mempunyai ciri, kekuasan orang tua dominan, anak tidak

diakui sebagai pribadi, control terhadap tingkah laku anak sangat ketat, orang tua

menghukum anak jika tidak patuh.

2. Pola asuh demokratis, kerjasama antara orang tua- anak, anak diakui sebgai pribadi,

ada bimbingan dan penngarahan dari orang tua, control orang tua tidak kaku.

3. Pola asuh permisif, mempunyai ciri, dominasi oleh anak, sikap longgar atau kebebasan

dari orang tua, kontrol dan perhatian orang tua sangat kurang. Melalui pola asuh yang

dilakukan orang tua anak akan belajar banyak hal, termasuk karakter. Artinya jenis pola

asuh yang ditetapkan orang tua terhadap anaknya menentukan keberhasilan pendidikan

karakter anak oleh keluarga.

d. Kesalahan keluarga dalam mendidik anak mempengaruhi perkembangan kecerdasan emosi


anak
Kesalahan dalam pengasuhan anak akan berakibat pada kegagalan dalam pembentukan
karakter yang baik. Beberapa kesalahan orang tua dalam mendidik anak dapat mempengaruhi
kecerdasan emosi anak, diantaranya adalah:

1. Orang tua kurang menunjukan ekspresi kasih sayang baik secara verbal maupun fisik

2. Kurang meluangkan waktu untuk anak

3. Orang tua bersikap kasar secara verbal, misalnya, menyindir anak, mengecilkan anak

dan berkata kata kasar

4. Bersikap kasar secara fisik, misalnya memukul, mencubit atau memberikan hukuman

badan lainnya.

5. Orang tua terlalu memaksa anak untuk menguasai kemampuan kognitif secara dini

6. Orang tua tidak menanamkan karakter yang baik pada anak

Dampak salah asuh diatas akan menimbulkan anak yang mempunyai kepribadian yang

bermasalah atau kecedasan emosi yang rendah, seperti:

1. Anak menjadi tak acuh, tidak menerima persahabatan, rasa tidak percaya pada orang

lain dll.

2. Secara emosionil tidak responsif

3. Berprilaku agresif

4. Menjadi minder

5. Selalu berpandangan negatif

6. Emosi tidak stabil

7. Emosional dan intelektual tidak seimbang dan lain-lain.

B. kerjasama antara Keluarga dan Sekolah


Sekolah adalah tempat anak belajar akan banyak hal. Salah satu faktor keberhasilan anak
secara akademik maupun emosi adalah adanya kerja sama yang baik antara sekolah dan
orangtua. Pada masa pendidikan anak, orangtua tidak seharusnya acuh terhadap perkembangan
anak di sekolah karena merasa anak sudah dalam pengawasan guru atau merasa “sudah
membayar mahal sekolah”. Dalam hal ini, orangtua dan guru perlu menjaga kerjasama dalam
memantau sudah sejauh apakah perkembangan yang ditampilkan anak sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Berikut hal-hal yang sekiranya dapat dilakukan sekolah dan
orangtua dalam mendampingi perkembangan anak:

1. Komunikasi efektif
Terkadang anak memperlihatkan perilaku yang berbeda saat di sekolah dan di rumah. Misalnya
di sekolah anak sudah mulai mandiri, mampu mengurus dirinya sendiri namun di rumah anak
kembali menjadi manja karena orangtua yang mungkin kerap kembali mengambil alih tugas-
tugas yang harusnya anak dapat lakukan sendiri dengan alasan ingin mempercepat waktu, takut
berantakan, kotor dan sebagainya. Adanya ketidakkonsistenan ini dapat membuat anak bingung
perihal sikap apa yang seharusnya ia tunjukkan baik di rumah, sekolah maupun lingkungan luar.
Anak seolah tidak memiliki role model yang jelas. Dengan adanya komunikasi yang efektif,
orangtua dan guru dapat saling bertukar informasi bagaimana keseharian anak di rumah dan di
sekolah. Tidak hanya saling bertukar informasi, orangtua dan guru juga dapat mencari jalan
keluar bersama bila anak membutuhkan penanganan lebih lanjut.

2. Menyampaikan ide
Sekolah memang sudah mempersiapkan sistem pembelajaran tersendiri untuk anak tapi bukan
artinya orangtua tidak dapat memberikan ide atau saran tentang pendidikan di sekolah itu sendiri.
Sudah seharusnya sekolah mau mendengarkan dan terbuka dengan ide-ide positif orangtua yang
sekiranya bisa melengkapi apa kebutuhan anak. Misalnya anak terlalu diberikan PR dan ulangan
yang sangat banyak sehingga anak merasa stres dan kelelahan di rumah. Melihat hal ini, orangtua
berhak untuk menyampaikan pendapat dan memberikan alternatif metode lain untuk
dikolaborasikan dengan metode yang ada di sekolah.

3. Menghargai kapasitas masing-masing


Orangtua dan guru biasanya memiliki perbedaan pendapat dalam memandang proses belajar
anak. Faktor yang mempengaruhi perbedaan ini adalah latar belakang dan pengalaman yang
berbeda dari masing-masing guru dan orangtua. Hal ini sangat wajar terjadi. Oleh karena itu baik
orangtua maupun guru harus tetap menghargai pendapat dan usaha satu sama lain serta tetap
berada pada kapasitasnya sendiri.

Jika orangtua sudah berusaha dengan baik untuk membantu guru dalam mengoptimalkan
pembelajaran anak di sekolah maka langkah selanjutnya adalah memberikan kesempatan pada
guru untuk menerapkan metode yang sudah disepakati bersama untuk diterapkan di dalam kelas.
Sebaliknya, guru juga perlu memberikan kesempatan pada orangtua untuk melanjutkan dan
melengkapi proses pembelajaran anak di dalam rumah. Dengan kata lain, orangtua dan guru
dapat bekerja sama semaksimal mungkin untuk mencapai yang terbaik untuk anak tanpa
melanggar kebijakan sekolah atau melanggar hal-hal privacy dari orangtua dan anak.
C. hubungan Masyarakat dengan Sekolah
Hubungan sekolah dan masyarakat meruapakan fungsi yang sangat penting dalam pengelolaan
pendidikan, karena keberhasilan suatu lembaga pendidikan juga sangat ditentukan oleh berfungsi
atau tidaknya humas pendidikan. Sekolah berada di tengah-tengah masyarakat yang menjadi
tumpuan harapan masyarakat untuk kemajuan mereka. Untuk dapat menjalankan fungsi ini
hubungan sekolah dengan masyarakat harus selalu baik. Dengan demikian terdapat kerja sama serta
situasi saling membantu antara sekolah, pemerintah, dan masyarakat. Relasi tanggung jawab itu
tidak dapat dilaksanakan apabila hubungan sekolah dan masyarakat tidak terjalin dengan baik.
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan berpengaruh besar terhadap kehidupan
masyarakat. Oleh karena itu sangat diperlukan hubungan yang baik antara pihak sekolah dengan
masyarakat. Lingkungan masyarakat yang terjadi di sekitar lingkungan pendidikan ini berpengaruh
terhadap kualitas pendidikan. Sehingga pihak sekolah sangat berkontribusi besar untuk
penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas dengan membangun relasi antara masyarakat sekitar
dengan pihak sekolah. Masyarakat merupakan orang-orang yang terdiri dari berbagai ragam kualitas
pendidikan, masyarakat ini terdiri dariyang tidak berpendidikan sampai yang berpendidikan.
Masyarakat ini juga bisa disebut lingkungan non formal.
Hubungan sekolah dengan masyarakat ini dikenal dengan istilah “Husemas”. Husemas
ini adalah salah satu bagian dari administrasi pendidikan yang mengatur hubungan antara
masyarakat sekitar dengan lingkungan sekolah. Berdasarkan penjelasan diatas, maka artikel ini
bertujuan untuk menjelaskan kepada pembaca mengenai hubungan sekolah dengan masyarakat,
prinsip administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat, proses administrasi sekolah dengan
masyarakat serta personil sekolah dalam administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat.
D. Apa peran masyarakat dalam pendidikan
Peran masyarakat yaitu aktivitas yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam bidang
pendidikan dengan tujuan untuk memajukan pendidikan dengan cara-cara tertentu. Kelompok orang
yang dimaksud adalah masyarakat yang berhubungan langsung dengan pendidikan seperti orang tua
siswa yang tergabung dalam komite sekolah pada madrasah, masyarakat luas yang tergabung dalam
dewan pendidikan, dunia usaha seperti badan-badan usaha yang dapat berpartisipasi dalam program
MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), penyelenggara pendidikan non pemerintah, dan sebagainya.
Peran masyarakat sangat diperlukan untuk peningkatan mutu pendidikan madrasah.nDalam UU
Sisdiknas, pendidikan harus dilakukan secara demokratis dengan melibatkan peran masyarakat
dalam proses pendidikan dari awal sampai akhir. Wujud dari peran masyarakat yaitu upaya
pengawasan madrasah,penciptaan suasana yang kondusif bagi pendidikan, serta menghadirkan
keteraturan sosial di masyarakat. Masyarakat dapat berperan sebagai sumber,pelaksana,
penyelenggara, pengendalian mutu dan pengguna dalam meningkatkan kualitas hasil
pendidikan.Pendidikan adalah tanggungjawab bersama antara pemerintah,orangtua, dan masyarakat.
Tanpa dukungan masyarakat, pendidikan tidak akan berhasil dengan maksimal. Sekarang hampir
semua madrasah telah mempunyai komite sekolah yang merupakan wakil masyarakat dalam
membantu madrasah, sebab masyarakat dari berbagai lapisan sosial ekonomi sudah sadar betapa
pentingnya peran dan dukungan mereka untukkeberhasilan pembelajaran di madrasah. Sebetulnya
banyak sekali jenis-jenis dukungan masyarakat pada madrasah. Namun sampai sekarang dukungan
tersebut lebih banyak pada bidang fisik dan materi, seperti membantu pembangunan gedung,
merehabilitasi sekolah, memperbaiki atap, dan lain sebagainya. Padahal masyarakat juga dapat
membantu dalam bidang teknis edukatif antara lain menjadi guru bantu, sumber informasi lain, guru
pengganti, mengajar kebudayaan setempat, keterampilan tertentu, atausebagai pengajar tradisi
tertentu.Pada dasarnya masyarakat baik yang mampu maupun yang tidakmampu, golongan atas,
menengah maupun yang bawah, memiliki potensiyang sama dalam membantu madrasah untuk
memberikan pembelajaran bagianak-anak mereka. Akan tetapi hal ini bergantung pada bagaimana
caramadrasah mendekatimasyarakat tersebut. Oleh karena itu, madrasah harus memahami cara
mendorong peran serta masyarakat agar mereka membantu madrasah.

BAB III
PENITUP

A. Kesimpulan

Keluarga merupakan wadah bagi anak dalam konteks proses belajarnya untuk
mengembangkan dan membentuk diri dalam fungsi sosial. Disamping itu juga sebagai tempat
belajar bagi anak dalam segala sikap untuk berbakti kepada Tuhan sebagai perwujudan nilai
hidup yang tertinggi.Kerja sama antara keluarga dan sekolah sangat di butuhkan, karena tidak
mungkin keluarga dapat mendidik anak secara detail dan rinci, sebab jika orang tua saja yang
mendidik anak akan ketinggalan pengetahuan, baik dari intelektualnya maupun sosialnya. Perlu
kita ketahui pendidikan disekolah akan lebih efektif karena sekolah memiliki program tertentu
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan visi misi sekolah.Oleh sebab itu dengan adanya
kerja sama dari sekolah, masyarakat, guru dan keluarga khusunya dibidang pendidikan peserta
didik, maka akan menghasilkan anak didik yang tidak hanya unggul dalam bidang akademik
tetapi juga mampu hidup bermasyarakat.

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

https://klikpsikolog.com/pentingnya-kerjasama-orangtua-dan-sekolah-terhadap-perkembangan-
anak/

Anda mungkin juga menyukai