Anda di halaman 1dari 10

TUGAS UAS FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

PROBLEMATIKA PENDIDIKAN ISLAM DIDALAM RUMAH

DISUSUN OLEH:

Rina Veronika 19531143

Dosen Pengampu:
Dr. Amrullah, M. Pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUSI AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) CURUP
2021
Kata Pengantar

Puji dan syukur hanya bagi Allah Swt semesta alam tidak ada daya dan upaya selain
darinya semoga kita selalu di limapahkan rahmat dan karunianya dalam mengarungi
kehidupan ini. Shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada nabi muhammad Saw beserta
keluarga sahabat dan orang-orang mengikutinya sampai akhir zaman di manapun mereka
berada, Alhamdulillah dari izin dan kehendak darinyalah sehingga dapat terselesaikan tugas
“UAS FILSAFAT PENDIIKAN ISLAM”. Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen
pengampu yang telah memberikan gambaran tentang materi yang harus diselesaikan dalam
tugas ini. Terakhir saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah ini agar makalah ini lebih sempurna pada masa yang akan
datang.

Permasalahan dan tantangan yang ada dalam Pendidikan Agama Islam baik dalam
pembelajarannya maupun dalam penerapannya multidimensi. Segala sesuatu pasti memiliki
problematika yang menjadi permasalahan dan tantangan yang harus dihadapi dan dicari
solusinya, terutama dalam pendidikan. Banyak sekali problematika dalam pedidikan yang
harus diselesaikan. Permasalahan Pendidikan Agama Islam adalah permasalahan bagi
seluruh elemen masyarakat.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………. i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………......ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………… 1

BAB II………………………………………………………………………………………2

PEMBAHASAN………………………………………………………………………….. 2

BAB III………………………………………………………………………………. 10

PENUTUP…………………………………………………………………………… 10

A. Kesimpulan …………………………………………………………………… 10

B. Saran…………………………………………………………………………. 10

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………. 11
BAB I

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan


sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan seing terjadi dibawah
bimbinganorang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Dalam arti yang
sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina
kepribadiannaya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Pengertian
pendidikan mengalami perkembangan, meskipun secara essensial tidak jauh berbeda.

Pendidikan islam merupakan sebuah proses transformasi dan internalisasi nilai-nilai


ajalan islam terhadap peserta didik. Proses tersebut bersandar pada prinsip pengembangan
fitrah manusia agar memperoleh kesmpurnaan hidup dalam semua aspeknya. Berarti fungsi
pendidikan islam pada hakikatnya adalah proses pewarisan nilai-nilai budaya islam untuk
mengembangkan potensi manusia, sekaligus proses produksi nilai-nilai budaya islam baru
sebagai hasil interaksi potensi dengan lingkungan dan konteks zamannya.oleh karena itu,
kunci keberhasilan umat islam, agar mampu menangkap ruh ajran islam yang sesungguhnya
dan selalu kontekstual dengan kehidupan, tiada lain, adalah melalui proses pendidikan.
Fazlur Rahman (1996: 36-37), mengatakan bahwa setiap reformasi dan pembaharuan dalam
islam harus dimulai dari pendidikan. Mastuhu (1994: 1) berpendapat bahwa manusia adalah
makhluk yang memiliki daya akal dan kehidupan. Melalui proses pendidikan (belajar
mrngajar) , dengan segenap dayanya, manusia dituntun untuk membangun peradaban dan
memajukan kehidupan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Keluarga sebagai Lembaga Pertama Pendidikan Islam


Dalam islam, keluarga dikenal dengan istilah usrah, nasl,’ali, dan nasb. Garis
keluarga dapat diperoleh melalui keturunan, perkawinan, persusuan dan
pemerdekaan.1 Dalam pandangan antropologis, keluarga adalah suatu kesatuan
social terkecil manusia sebagai makhluk social yang memiliki tempat tinggal dan
ditandai oleh kerja sama, saling asah, asih dan asuh, mendidik, melindungi, dan
merawat. Inti keluarga adalah ayah,ibu dan anak.2
Pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama,
di mana pendidik yang paling bertanggung jawab untuk perkembangan anak
tentulah orang tua. Kaidah ini ditetapkan secara kodrati, karena mereka ditakdirkan
menjadi orang tua anak yang dilahirkan. Oleh sebab itu dimana dan dalam keadaan
bagaimanapun mereka harus menempati posisinya yaitu, yakni orang paling
bertanggung jawab dalam mendidik anak.
Pendidikan agama bagi anak-anak pada keluarga merupakan pendidikan yang
harus mendapat perhatian penuh oleh orang tua. Menurut Qaimi keluarga
merupakan organisasi atau komunitas social yang terbentuk dari hubungan absah

1
Muhaimin, 1993: 289
2
Wahyu, 1986: 57
antara pria dengan wanita, dimana para anggota keluarga itu, suami-istri dan anak-
anak, terkadang kakek, nenek, cucu, paman, atau bibi hidup bersama berdasarkan
rasa saling mencintai, toleransi, menyayangi, menolong, dan bekerjasama. 3
Anak merupakan anugrah sekaligus amanat dari Allah kepada orang tua. Tiap
anak adalah anugrah karena tidak setiap orang dapat memilki anak. Setiap anak
adalah amanat karena anak dilahirkan ke dunia dan memilih orang tuanya sebagai
orang yang tepat untuk merawat, mengasuh, dan membesarkannya sebagai calon
pelanjut generasi. Dengan demikian, anak mempunyai kedudukan yang vital
ditengah keluarga, masyarakat, dan bangsa, karena ia tidak saja sebagai perhiasan
hidup bagi keluarga, tetapi lebih jauh dari itu ia merupakan estafet khalifah fil ardh.
Setiap orang tua pasti mendamakan anaknya menjadi manusia atau generasi
penerus yang shalih, berkepribadian baik, patuh pada orang tua, santun kepada
sesame, dan diredhoi oleh Allah SWT. Atau dengan kata lain, membawa kebahagiaan
didunia dan akhirat. Untuk menggapai harapan itu, maka pendidikan agama pada
usia dini merupakan satu upaya yang sangat penting untuk dilakukan oleh setiap
orang tua ditengah keluarga dimana anak iyutumbuh dan berkembang, sehingga
mereka mampu menjadi anak dambaan orang tua.
Penerapan pendidikan dirumah sangat tergantung kepada para pemegang
peran yang dominan yaitu orang tua yang didalam Al-Qur’an dikatakan sebagai
penegak hukum Allah dalam lingkungan keluarga, terutama ayah sebagai kepala
rumah tangga. Sebagai pemegang kepemimpinan dalam keluarga seorang ayah
haruslah dapat membentuk lingkungan keluarga dengan baik, terutama dalam
menerapkan nilai-nilai agama islam, inilah yang dikatakan sebagai penegak hukum
Allah. Apabila peran seorang ayah sudah maksimal dalam membentuk lingkungan
keluarga yang baik maka sudah dapat dipastikan bahwa problematika pendidikan
agama islam dalam ruang lingkup keluarga akan dapat terselesaikan. Apalagi ada
rekan yang membantunya yaitu ibu sebagai pendidik pertama bagi sang anak.
Semakin sempurna apabila kedua ayah dan ibu ini bekerja sama dalam membentuk
keluarga yang sakinah mawaddah warrrahmah.4
Tetapi dalam realitanya masih banyak orang tua yang yang kurang perduli
dengan penerapan pendidikan agama anaknya dirumah karena mereka lupa peran
mereka sebagai penegak hukum Allah. Masih ada orang tua yang lebih
mementingkan nilai kognitigf anak dibanding nilai-nilai agama. Padahal apabila
dibahas lebih dalam peran utama orang tua dirumah adalah pembentukan
kepribadian dan akhlak yang baik bagi anak. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits
berikut :

3
Ali Qaimi.Penerjemah Mj. Bafaqih. Op-Cit, H. 2
4
Abdurrahman An-nahlawi, op.cit.hal 122
Artinya : “Nabi SAW bersabda: “ tidak pemberian seorang ayah untuk anaknya yang
lebih utama daripada pendidikan tata krama yang baik”. ( HR At-Tirmidzi dan Al-
Hakim)
Pada hadits tersebut dijelaskan bahwa pendidikan akhlak yang paling utama
dirumah. Dan tidak ada akhlak tanpa pendidikan agama yang baik.

Penerapan nilai-nilai agama dalam membentuk akhlak dirumah dapat


mempengaruhi kenyamanan anak pada tempat tinggalnya dan dapat sangat
membantu pendidikan anak disekolah, baik pendidikan agamanya maupun
pendidikan eksaknya, karena anak sudah dibekali dengan akhlak dan sikap yang baik.
Selain itu orang tua juga harus lebihsering berkomunikasi dengan pihak institusi
pendidikan agar terjalin hubungan dan tercapai tujuan pendidikan yang jelas yang
ingin dicapai bersama.

B. Solusi Problematika Pendidikan Agama Islam dirumah


Didalam keluarga, orang tua berperan sebagai pendidik yang utama bagi
anak-anaknya. Jadi orang tua dapat diharapkan dapat membimbing, mendidik,
melatih dan mengajar anak-anak dalam hal menyangkut pementukan kepribadian
dan kegiatan belajar anak.
Nabi Muhammad juga telah mengajarkan interaksi antara orang tua dan anak
harus diisi dengan penanaman moral Islam pengalaman agama, pemberian contoh
tauladan.
Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikn agama anak juga dilukiskan
oleh Al-Qur’an dalam bentuk kisah. Hal ini dapat dilihat , umpamanya, bagaimana
tanggung jawab seorang ayah terhadap anaknya yang ditunjukkan kisah lukman,
seorang bapak yang bijak. Al-Qur’an menggambarkan bagaimana lukman
menanamkan arti penting ketuhidan kepada anaknya, dan syirik itu adalah kezaliamn
yang besar. Begitu juga, mengapa naka harus menghormati orang tua , perlunya
membiasakan diri berbuat baik kepada orang lain, mendirikan sholat, berbuat amar
ma’ruf, dan nahi mungkar, berlaku sabar, tidak berlaku sombong, sederhana dan
bertutur kata yang bagus. Perlunya orang tua mempunyai tanggung jawab agar anak
tetap melaksanakan ajaran agama diutarakan oleh Al-Qur’an seperti yang disebutkan
dalam hadits berikut:
Artinya : “Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah
guru-gurumu, serta berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarmu” (HR Tabrani).

Dalil tentang tanggung orang tua terhadap anak :

Artinya : “ Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua taun penuh,
bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah
dan pakaian mereka dengan cara yang patut . seseorang tidak dibebani lebih dari
kesanggupannya. Jangan pula seorang ayah (menderita ) karena anaknya. Ahli waris
pun (berkewajiban seperti itu pula. Apabila keduanya ingin menyapih dengan
persetujuan dan permusyawaratan antara keduanya, maka tidak ada dosa atas
keduanya. Dan jika kamu ingin menyusukan anakmu kepada orang lain, maka tidak
ada dosa bagimu memberikan pembayaran dengan cara yang patut. Bertawakalah
kepada Allah dan ketahuilah bahawa Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan.”.

Pelaku pendidikan driumah juga harus juga harus peduli dengan


pembentukan lingkungan Pendidikan Agama Islam di lingkungan masyarakatnya.
Karena anaknya adalah bagian dari masyrakat disekitarnya. Apabila baik lingkunagn
bermain anak didalam masyarakat dan keluarga maka perkembangan pendidikan
agama islamnya pun akan baik.
Apabila disimpulkan secara ringkas maka peran orang tua dalam membentuk
lingkungan keluarga yang baik dirumah adalah sebagai penegak hukum Allah,
sebagai pencipta ras aman dan nyaman khususnya dilingkungan keluarga, sebagai
pembentuk generasi yang soleh, dan sebagai pendidik pertama bagi anak-anaknya.
BAB III

KESIMPULAN

Tempat belajar pertam seorang anak adalah rumah. Seorang anak paling banyak
menghabiskan waktu bersama orang tuanya dimana mereka belajar dari orang tua dan
lingkungan rumah. Orang tua memainkan peran penting dalam pendidikan agama anak
mereka, berapa pun usianya mauun tingkat pendidikannya. Jika orang tua memberikan
perhatian pada anak mereka, anak-anak akan memiliki kecenderungan untuk meraih
prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan anak-anak yang diabaikan orang tua.

Orang tua dan keluarga secara keseluruhan adalah pengaruh yang paling penting
dalam kehidupan seorang anak. Dukungan mereka dapat memainkan peran vital dalam
ssetiap tahap pendidikan. Orang tua yang berperan mendukung dalam pembelajaran anak
mampu membuat perbedaan dalam meningkatnya prestasi dan tingkah laku.
Daftar Pustaka

Djaelani, S,(2011): Peran Pendidikan Agama Dalam Keluarga, Jurnal Widya

Fachrudun, M.(2012): Peran Pendidikan Agama Dalam Keluarga Terhadap


Pembentukan Kepribadian Anak. Jurnal UPI Bandung

Abdullah, Amin, 1998, Religiusitas iplek, Yogyakarta: Fak.Tarbiyah Suka dan Pustaka
Pelajar

An-nahlawi, Abdurrahman, Ushul At-Tarbiyah Al-Islamiyah Wa Asalibaha Fil Bait Wal


Madrosah Wal Mujtama’, (Damaskus: Darul Fkri, 1979)

Anda mungkin juga menyukai