Anda di halaman 1dari 12

JURNAL PENCERAHAN INTELEKTUAL MUSLIM

URGENSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA


Oleh : Lenawati Asry

Abstraks
Agama merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan dunia
maupun akhirat. Agama dapat menjadi status sekaligus pegangan
hidup bagi pemeluknya. Sedangkan Pendidikan merupakan sebagai
pembina dan pengembang kepribadian manusia. Setiap orang berhak
mendapatkan pendidikan, namun dewasa ini hampir semua orang
menganggap bahwa pendidikan menjadi kewajiban yang harus
dituntut. Pendidikan agama Islam merupakan bagian terpenting
dalam pendidikan keluarga untuk membentuk insan kamil. keluarga
adalah jenis pendidikan informal yang sangat urgen fungsinya.Islam
memandang bahwa anak mempunyai potensi untuk dikembangkan,
tergantung dari cara orang tua/pendidik memberi warna kepada anak
didiknya.
Key words : Pendidikan agama, pembinaan keluarga

A. Pendahuluan menyampaikan risalah tersebut


Pada zaman global seperti kepada keluarga dekat yang lain baru
saat ini, banyak tantangan yang kemudian masyarakat sekitarnya.
dihadapi oleh para pendidik yaitu Pendidikan Agama Islam
khususnya orang tua di lingkungan memiliki peran yang sangat penting
keluarga. Semakin cangihnya dalam pembentukan serta
teknologi dan luasnya pergaulan pengembangan pribadi manusia yang
anak sangat berpengaruh pada luhur. Karena selain sebagai petunjuk
pandangan hidup, kepribadian serta agar hidup manusia lebih terarah,
perilaku anak itu sendiri saat mereka Pendidikan Agama Islam juga
beranjak dewasa. Oleh karena itu sebagai pengatur berdasarkan
anak harus diberi bekal pendidikan hukum-hukum yang ada di dalam
agama terutama pendidikan agama islam, sehingga segala tingkah laku
Islam sejak dini. Nabi Muhammad manusia bisa teratur dengan baik dan
shallahu a’laihi wassalam sebagai benar. Melalui Pendidikan Agama
penegak risalah Islam, memberi Islam manusia juga dapat
contoh dalam menyampaikan risalah meningkatkan derajatnya, makin
terlebih dahulu kepada keluarganya berilmu seseorang, maka seseorang
yaitu Siti khadijah radiallahu anhu tersebut akan semakin dipandang
yang tanpa ragu-ragu menerima baik oleh orang sekitarnya.\
risalah tauhid yang disampaikan Nabi Pendidikan yang pertama kali
Muhammad shalallahu a’laihi didapatkan oleh anak yaitu
wassalam. Demikian juga halnya pendidikan dari keluarganya. Baik-
puta-putri beliau dan seorang anak buruknya perilaku anak pasti
laki-laki yang sejak kecil berada di dipengaruhi oleh pendidikan yang
bawah asuhannya. Setelah itu. beliau diberikan keluarganya. Pendidikan

SARWAH,VOLUME XV (I), JANUARI – JUNI 2016 131


JURNAL PENCERAHAN INTELEKTUAL MUSLIM
agama merupakan pelajaran penting fungsi kekhalifahannya.
yang harus diberikan orang tua d Membina dan mengarahkan
kepada anak, mulai dari potensi akal, jiwa dan
mengenalkan hingga mengamalkan jasmaninya, sehingga ia
ajarannya. Oleh karena itu orang tua memiliki ilmu, akhlak, dan
harus menguasai apa yang akan keterampilan yang semua ini
diajarkan kepada anak, supaya orang dapat digunakan guna
tua dapat mendidik anak dengan baik mendukung tugas pengabdian
dan benar. dan kekhalifahannya.
Dengan demikian pendidikan d. Mengarahkan manusia agar
agama merupakan suatu usaha dapat mencapai kebahagiaan
bimbingan dan asuhan terhadap hidup di dunia dan di akhirat.
anak didik agar nantinya dapat Apabila perumusan tersebut
mengamalkan ajaran agamanya. Jadi dikaitkan dengan ayat-ayat al-quran
dalam pendidikan agama yang lebih dan hadits maka tujuan pendidikan
dipentingkan adalah sebagai Islam adalah sebagai berikut:
pembentukan kepribadian anak, yaitu a. Menumbuhkan dan
menanamkan tabiat yang baik agar mengembangkan ketakwaan
anak didik mempunyai sifat yang baik kepada allah swt.
dan berkepribadian yang utama. b. Menumbuhkan sikap dan jiwa
tujuan pendidikan Islam adalah yang selalu beribadah kepada
merealisasikan penghambaan allah swt.
kepada allah dalam kehidupan c. Membina dan memupuk
manusia baik secara individual akhlakul karimah.
maupun secara kelompok. Kunci pendidikan dalam
Menurut pendapat prof. H. rumah tangga sebenarnya terletak
Abuddin Nata, ma., bahwa tujuan pada pendidikan agama. Karena
pendidikan islam memiliki ciri-ciri pendidikan agamalah yang berperan
sebagai berikut: penting dalam membentuk
a. Mengarahkan manusia agar pandangan hidup seseorang.
menjadi khalifah tuhan di Ada dua arah mengenai
muka bumi dengan sebaik- kegunaan pendidikan agama dalam
baiknya, yaitu melaksanakan keluarga, yaitu
tugas-tugas memakmurkan 1. Menanamkan nilai
dan mengolah bumi sesuai pengetahuan pada anak
dengan kehendak tuhan. Pendidikan jasmani dan akal
b. Mengarahkan manusia agar yang diberikan di sekolah
seluruh pelaksanaan tugas sekarang mempunyai banyak
kekhalifahannya di muka bumi teori. Belum tentu semua teori
dilaksanakan dalam rangka itu sesuai dengan ajaran
beribadah kepada allah swt, agama. Bila anak sudah
sehingga tugas tersebut memiliki basis nilai agama
terasa ringan dilaksanakan. yang dibawa dari rumah,
c. Mengarahkan manusia agar secara sederhana ia dapat
berakhlak mulia, sehingga ia memberikan nilai terhadap
tidak menyalahgunakan teori-teori yang diajarkan di

132 SARWAH,VOLUME XV (I), JANUARI – JUNI 2016


JURNAL PENCERAHAN INTELEKTUAL MUSLIM
sekolah. Misalnya, saat guru Menurut Thohari Musnamar
mengajarkan bahwa dalam bukunya Dasar dasar
materialisme itu menolak Konseptual Bimbingan dan Konseling
tuhan dan itu baik, maka Islami mendefinisiakan keluarga
murid akan segera bereaksi adalah “komunitas terkecil dalam
kalau teori itu salah. Dari masyarakat ( Thohari Musnamar,
mana ia tahu kalau itu salah? 1992 : 55) “, Definisi ini sesuai
Ia tahu dari nilai agama yang dengan pendapat William J. Goode
telah diperolehnya di rumah yang mengatakan bahwa keluarga
atau dari guru agamanya di merupakan unsur inti dalam struktur
sekolah. Kemampuan sosial yang lebih besar (masyarakat).
menyaring dan memberi nilai Melalui keluarga, masyarakat dapat
teori pengetahuan seperti ini memperoleh dukungan yang
sangat penting artinya bagi diperlukan dari pribadi-pribadi.
anak itu dalam perkembangan Sebaliknya, keluarga hanya dapat
pengetahuannya di kemudian terus berjalan jika didukung oleh
hari. masyarakat yang lebih luas. Jika
2. Penanaman sikap masyarakat itu sebagai sistem
menghargai guru dan apa kelompok sosial yang lebih besar,
yang dididikannya. maka keluarga adalah suatu sistem
Keberhasilan pendidikan di terkecil dari masyarakat. (William J.
sekolah bisa di dapat jika Goode, 1995 : 4), Pada lingkungan
murid bisa menghormati guru ini, pembentukan kepribadian anak
dan menghargai pengetahuan mulai dibangun. Selain itu, keluarga
gurunya. Untuk menanamkan adalah sebagai proses pendidikan
sikap itu sebenarnya orang tua untuk penanaman nilai-nilai
pendidikan agama (islam)-lah moral.
yang merupakan kunci utama. Pengertian keluarga menurut
Pendidikan agama islam itu A.M. Rose tersebut hampir sama
dilakukan di rumah sebagai dengan pengertian keluarga menurut
lembaga pertama dan utama. George S. Morrison, yang
menyatakan bahwa: “A family is
B. Tanggung Jawab Keluarga defined as two or more persons living
dalam Pendidikan Agama together who are related by birth,
Islam Anak marriage or adoption”. (George S.
Morrison, 1988 : 44) Jadi, keluarga
1. Pengertian Keluarga adalah dua orang atau lebih yang
Keluarga merupakan unit tinggal bersama yang mempunyai
sosial terkecil dalam kehidupan hubungan kelahiran, perkawinan,
manusia sebagai makhluk sosial dan ataupun adopsi.
merupakan unit pertama dalam Menurut Zakiah Darajat
masyarakat. Dalam keluarga pulalah Keluarga adalah wadah pertama dan
proses sosialisasi dan perkembangan utama bagi pertumbuhan dan
individu mulai terbentuk. (Ramayulis pengembangan anak. Jika suasana
Tuanku Khatib, 2001 : 1). dalam keluarga itu baik dan
menyenangkan, maka anak akan

SARWAH,VOLUME XV (I), JANUARI – JUNI 2016 133


JURNAL PENCERAHAN INTELEKTUAL MUSLIM
tumbuh dengan baik pula. Jika tidak, untuk perkembangan selanjutnya. Di
tentu akan terhambatlah dalam keluargalah, seseorang
pertumbuhan anak tersebut. Peranan pertama kali mendapat kesempatan
orang tua dalam keluarga amat mengayati penemuan-penemuan
penting, terutama ibu. Dialah yang dengan sesama manusia, malahan
mengatur, membuat rumah dalam memperoleh perlindungan
tangganya menjadi surga bagi pertama. (Marhaeni : 1996).
anggota keluarga, menjadi mitra
sejajar yang saling menyayangi 2. Kewajiban Mendidik Anak
dengan suaminya (Daradjat, 1995: Setiap rumah tangga haruslah
47). memiliki keinginan untuk
Menurut Anita Taylor ( dalam mewujudkan keluarga yang sakinah,
Marhaeni, 1996) dijelaskan mawaddah wa rahmah. Sehingga
pengertian keluarga adalah kelompok setiap anggota keluarga harus
sosial yang terkecil dalam memiliki peran dan menjalankan
masyarakat yang mempunyai cirri amanah tersebut. Sang suami
dan bentuk komunikasi yang berbeda sebagai kepala rumah tangga
dengan kelompok social lainnya. haruslah memberikan teladan yang
Perbedaan utama adalah pada baik dalam mengemban tanggung
situasi komunikasi yang terjadi jawabnya karena Allah ‘Azza wa Jalla
dengan sangat akrab, keluarga akan mempertanyakannya di hari
merupakan kelompok dimana Akhir kelak. Hal ini berdasarkan
seseorang belajar tentang pola dasar Sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi
untuk berhubungan dengan orang wa sallam: “Kamu sekalian adalah
lain, sehingga berfungsi dalam satu pemimpin, dan kamu sekalian
kesatuan social. bertanggung jawab atas orang yang
Marhaeni menjelaskan fungsi dipimpinnya. Seorang Amir (raja)
utama keluarga yaitu merupakan adalah pemimpin, seorang suami pun
suatu lembaga social yan pemimpin atas keluarganya, dan
membentuk kepribadian seseorang isteri juga pemimpin bagi rumah
yang tercermin dalam pola suaminya dan anak-anaknya. Kamu
prilakunya. Dalam artian, bahwa sekalian adalah pemimpin dan kamu
interaksi yang selalu terjadi antara sekalian akan diminta
anggota keluarga akan membentuk pertanggungjawabannya atas
pribadi seseorang, yaitu bentuk kepemimpinannya.” (HR Buhari,
relative dari tingkah laku, sikap dan Muslim dan Ibnu Majah) Juga sabda
nilai-nilai seseorang yang diakui oleh beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam,
dirinya maupun orang lain yang “Sesungguhnya Allah akan bertanya
berbentuk dari pengalaman individu kepada setiap pemimpin tentang apa
dalam lingkungan kebudayaan dari yang dipimpinnya. Apakah ia pelihara
interaksi sosialnya dengan orang lain. ataukah ia sia-siakan, hingga
Keluarga merupakan pendidikan seseorang ditanya tentang
primer dan bersifat fundamental bagi keluarganya.”(HR An-Nasa’i)
individu. Di situ seorang anak Seorang suami harus
dibesarkan, memperoleh penemuan- berusaha dengan sungguh-sungguh
penemuan, belajar hal-hal yang perlu untuk menjadi suami yang shalih,

134 SARWAH,VOLUME XV (I), JANUARI – JUNI 2016


JURNAL PENCERAHAN INTELEKTUAL MUSLIM
dengan mengkaji ilmu-ilmu agama, kezhaliman yang besar.’”
memahaminya serta mengamalkan [Luqman: 13]
apa-apa yang diperintahkan oleh 2. Pada usia balita (sekitar 2-5
Allah ‘Azza wa Jalla dan Rasul-Nya, tahun), kita ajarkan kepada
serta menjauhkan diri dari setiap mereka kalimat-kalimat yang
yang dilarang oleh Allah ‘Azza wa baik serta bacaan Al-Qur-an,
Jalla dan Rasul-Nya. Kemudian dia sebagaimana yang
mengajak dan membimbing sang dicontohkan oleh para
isteri untuk berbuat demikian juga, Shahabat dan generasi
sehingga anak-anaknya akan Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in,
meneladani kedua orang tuanya sehingga banyak dari mereka
karena tabiat anak memang yang sudah hafal Al-Qur-an
cenderung untuk meniru apa-apa pada usia sangat belia. Allah
yang ada di sekitarnya. telah memberikan kelebihan
Hal-hal yang perlu kepada manusia pada masa
diperhatikan dalam mendidik anak, di kecilnya dengan kemampuan
antaranya: menghafal yang luar biasa.
1. Mendidik anak dengan cara- Oleh karena itu, orang tua
cara yang baik dan sabar harus pandai memanfaatkan
agar mereka mengenal dan kesempatan untuk
mencintai Allah, yang mengajarkan anak-nya
menciptakannya dan seluruh dengan hal-hal yang
alam semesta, mengenal dan bermanfaat pada usia-usia
mencintai Rasulullah balita. Usaha ini harus terus
shallallaahu ‘alaihi wa sallam, dijalankan, meskipun mungkin
yang pada diri beliau terdapat di sekitar tempat tinggal kita
suri tauladan yang mulia, tidak ada sekolah semacam
serta agar mereka mengenal tahfizhul Qur-an. Kita dapat
dan memahami Islam untuk mengajarkannya di rumah
diamalkan. Ajarkanlah Tauhid, kita, dengan kemampuan kita,
yaitu bagaimana karena pada dasarnya Al-Qur-
mentauhidkan Allah, dan an itu mudah.
jauhkan serta laranglah anak 3. Perhatian terhadap shalat
dari berbuat syirik. juga harus menjadi prioritas
Sebagaimanan nasihat utama bagi orang tua kepada
Luqman kepada anaknya. Shalat merupakan
anaknya,Sebagaimana Sabda tiang agama, jika seseorang
NAbi “Dan (ingatlah) ketika melalaikannya niscaya agama
Luqman berkata kepada ini tidak bisa tegak pada
anaknya, ketika ia memberi dirinya. Shalat ini pulalah
pelajaran kepadanya, ‘Wahai yang pertama kali akan
anakku! Janganlah engkau dihisab oleh Allah di akhirat.
memperskutukan Allah, Untuk itulah, hendaknya
sesungguhnya orang tua dengan tiada bosan
mempersekutukan (Allah) senantiasa memberikan
adalah benar-benar contoh dengan shalat di awal

SARWAH,VOLUME XV (I), JANUARI – JUNI 2016 135


JURNAL PENCERAHAN INTELEKTUAL MUSLIM
waktu dengan berjama’ah di akan tertanam kebiasaan dan
masjid, mengajaknya serta perhatian yang mendalam
menanyakan kepada anaknya tentang kewajiban yang
apakah dia telah menunaikan sangat mulia ini. Terdapat
shalatnya ataukah belum. banyak sekali hikmah dan
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi manfaat yang terkandung di
wa sallam bersabda: dalamnya. Seseorang yang
“Suruhlah anak kalian shalat lalai dalam shalatnya, maka ia
ketika berumur 7 tahun, dan akan mengikuti hawa
kalau sudah berusia 10 tahun nafsunya, sebagaimana
meninggal-kan shalat, maka firman Allah : “Kemudian
pukullah ia. Dan pisahkanlah datanglah setelah mereka,
tempat tidurnya (antara anak pengganti yang mengabaikan
laki-laki dan anak wanita).” shalat dan mengikuti
(HR Abu Daud) Mengajak keinginannya, maka mereka
isteri dan anak kita untuk kelak akan tersesat.” [Maryam
melaksanakan shalat di awal (19): 59] Bentuk menyia-
waktu, merupakan salah satu nyiakan shalat di antaranya
perintah dari Rasulullah adalah melalaikan kewajiban
shallallaahu ‘alaihi wa sallam. shalat, menyia-nyiakan waktu
Allah ‘Azza wa Jalla shalat dengan tidak
memerintahkan kita untuk melaksanakannya di awal
tetap sabar dalam waktu. Yang dengan sebab
menunaikan kewajiban ini, itu, mereka akan menemui
termasuk sabar dalam kesesatan, kerugian dan
mengingatkan isteri dan anak keburukan.
kita untuk tetap 4. Perhatian orang tua kepada
menegakkannya. “Dan anaknya juga dalam hal
perintahkanlah keluargamu akhlaknya.
melaksanakan shalat dan Anak harus diajarkan akhlak
sabar dalam mengerjakannya. yang mulia, jujur, berkata baik
Kami tidak meminta rizki dan benar, berlaku baik
kepadamu, Kami-lah yang kepada keluarga, saudara,
memberi rizki kepadamu. Dan tetangga, juga menyayangi
akibat (yang baik di akhirat) yang lebih kecil serta
adalah bagi orang yang menghormati yang lebih tua,
bertaqwa.” [Thaahaa : 132] dan yang harus menjadi
Jika anak kita sudah berumur penekanan utama adalah
10 tahun, hendaknya sang akhlak (berbakti) kepada
ayah mengajaknya untuk orang tua. Durhaka kepada
menunaikan kewajiban shalat kedua orang tua termasuk
dengan berjama’ah di awal dosa besar yang paling besar
waktu di masjid. Ini setelah syirik (menyekutukan
merupakan pendidikan praktis Allah). Orang tua haruslah
yang sangat bermanfaat, memberikan teladan kepada
karena dalam benak si anak anaknya dengan cara dia pun

136 SARWAH,VOLUME XV (I), JANUARI – JUNI 2016


JURNAL PENCERAHAN INTELEKTUAL MUSLIM
berbakti kepada orang tuanya sia hanya karena anak kita
dan berakhlak mulia. salah memilih teman bermain
5. Juga perlu diperhatikan teman atau teman di sekolah. Untuk
pergaulan anaknya, karena itu, haruslah diperhatikan
sangat bisa jadi pengaruh akhlak teman anak kita,
jelek temannya akan apakah temannya itu memiliki
berimbas pada perilaku dan pemahaman agama yang
akhlak anaknya. baik, apakah shalatnya baik,
Sebagaimana yang apakah dia senan-tiasa
disampaikan oleh Rasulullah nasihat-menasihati dan
shallallaahu ‘alaihi wa sallam: tolong-menolong dalam
“Seseorang bergantung pada kebajikan??
agama temannya. Maka 6. Berdo’a kepada Allah ‘Azza
hendaknya ia melihat dengan wa Jalla pada waktu-waktu
siapa dia berteman.” (HR Abu yang mustajab
Daud, at-Tirmidzi dan Ahmad) Di samping ikhtiar yang
Apalagi kita mengetahui dilakukan untuk menjadikan
bahwa sesuatu yang jelek isterinya sebagai isteri yang
akan mudah sekali shalihah, hendaknya sang
mempengaruhi hal-hal yang suami juga memanjatkan do’a
baik, namun tidak sebaliknya, kepada Allah ‘Azza wa Jalla
terlebih dalam pergaulan pada waktu-waktu yang
muda-mudi seperti sekarang mustajab (waktu
ini yang cenderung melanggar terkabulkannya do’a), seperti
batas-batas etika seorang sepertiga malam yang
muslim. Mereka saling terakhir, agar keluarganya
berkhalwat (berdua-duaan dijadikan keluarga yang
antara lawan jenis), sehingga sakinah, mawaddah wa
bisikan syaitan mudah sekali rahmah, agar dia, isterinya,
menjerumuskan dirinya ke dan anak-anaknya dijadikan
jurang kenistaan. Atau orang-orang yang shalih dan
pengaruh obat-obat terlarang shalihah.
yang dapat menjadikan
dirinya bergantung dan 3. Tanggung Jawab Orang Tua
merasa ketagihan terhadap dalam Pendidikan Agama
obat-obat penenang yang Islam anak
diharamkan oleh Allah. Orang tua adalah menjadi
Penyalahgunaan narkotika kepala keluarga berkewajiban
dan obat-obatan (NARKOBA) mendidik anak dan keluarganya.
yang dilakukan generasi Pangkal ketentraman dan kedamaian
muda kaum muslimin telah hidup adalah terletak dalam keluarga.
banyak menjeremuskan Mengingat pentingnya keluarga yang
mereka kepada kehinaan dan demikian itu maka Islam memandang
kesengsaraan. Usaha yang keluarga bukan hanya sebagai
telah kita curahkan beberapa persekutuan hidup terkecil saja,
tahun bisa saja menjadi sia- tetapi lebih dari itu yakni sebagai

SARWAH,VOLUME XV (I), JANUARI – JUNI 2016 137


JURNAL PENCERAHAN INTELEKTUAL MUSLIM
lembaga hidup manusia yang dapat Shallallahu ‘alaihi wa sallam
memberi kemungkinan celaka dan bersabda : “Tidaklah seorang anak
bahagianya anggota-anggota lahir melainkan dalam keadaan
keluarga tersebut dunia dan akhirat. fithrah, maka kedua orang tualah
Nabi Muhammad Shalallahu alaihi yang menjadikannya,
wassalam sendiri diutus oleh Allah menasranikannya, dan yang
pertama-tama diperintahkan untuk memajusikannya, sebagaimana
mengajarkan Islam lebih dahulu binatang melahirkan anak yang
kepada keluarga sebelum selamat dari cacat, apakah kamu
masyarakat luas. Keluarga harus menganggap hidung, telinga, dan
diselamatkan terlebih dahulu anggota binatang terpotong” (HR
sebelum keselamatan masyarakat Muslim : 4803)
Keluarga harus mendapat Dalil diatas menunjukkan
pimpinan ayah dan ibu sebagai bahwa yang bertanggung jawab dan
kepala dwitunggal yang mempunyai yang paling utama atas pendidikan
tanggung jawab, demikian juga Islam anak adalah orang tua, terutama
memperintahkan kepada orang tua pendidikan aqidah yang
untuk berlaku sebagai kepala dan menyelamatkan manusia dari api
pemimpin keluarganya. Keluarga neraka. Dan yang penting lagi, dalil
harus mendapat pimpinan ayah dan diatas tidak menyinggung sedikitpun
ibu sebagai kepala dwitunggal yang bahwa ilmu dunia lebih penting
mempunyai tanggung jawab Islam daripada ilmu syariat Islam. Dalil ini
memperintahkan kepada orang tua hendaknya menjadi pegangan orang
untuk berlaku sebagai kepala dan tua pada saat menyekolahkan
pemimpin keluarganya. Fungsi orang anaknya ketika dirinya berhalangan
tua ini terwujud karena langsung mendidiknya.
diberikan oleh Allah sendiri sebagai Karena pentingnya
yang tergambar dalam firmannya : pendidikan anak ini, sampai umur
“Hai orang-orang yang beriman, dewasa pun orang tua hendaknya
peliharalan dirimu dan keluargamu tetap memperhatikan pendidikan
dari api neraka…” (At-Tahrim : 66) anaknya, sebagaimana yang
Dan juga firman-Nya. “Dan berilah dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu
peringatan kepada kerabat- ‘alaihi wa sallam bahwa beliau
kerabatmu yang terdekat” (Asy- mengetuk pintu rumah sahabat Ali
Syu’ara : 214) bin Abu Thalib Radhiyallahu ‘anhu
Disebutkan di dalam riwayat dan putrinya Fathimah Radhiyallahu
yang shahih bahwa tatkala turun ayat ‘anha sambil menanyakan sudahkah
ini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa mereka berdua menunaikan shalat?
sallam memanggil sanak kerabat dan [HR Bukhari 1059 bersumber dari
keluarganya, bahkan beliau naik ke sahabat Ali Radhiyallahu ‘anhu]
bukit Shafa memanggil khalayak
ramai agar masing-masing C. Hubungan Timbal Balik
menyelamatkan dirinya dari api Antara Pendidikan Agama
neraka. Di Sekolah Dan Di Rumah
Dari Abu Hurairah Suatu prinsip dari
Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah perkembangan hidup manusia antara

138 SARWAH,VOLUME XV (I), JANUARI – JUNI 2016


JURNAL PENCERAHAN INTELEKTUAL MUSLIM
lain adalah terjalinnya hubungan ibu sebagai pengendali dan
timbal balik antara satu potensi penanggungjawab dalam keluarga.
dengan potensi yang lainnya. Pendidikan yang baik bukanlah
Dengan terciptannya hubungan hanya pendidikan yang di sengaja,
timbal balik antara potensi yang latihan, kebiasaan-kebiasaan yang
saling dibutuhkan itu maka akan baik, tetapi yang jauh lebih penting
memudahkan dicapai segala sesuatu adalah sikap dan cara orang tua
yang di cita-citakan. Dalam dalam menghadapi hidup pada
pelaksanaan pendidikan, khususnya umumnya dan cara memperlakukan
pendidikan agama dimana objeknya anak.
adalah pribadi anak yang sedang Orang tua sebagai pendidik
berkembangnya, maka adanya yang pertama dan utama atas
hubungan timbal balik antara instansi anaknya bertanggungjawab atas
penanggung jawab pendidikan yaitu kelakuan, pembentukan kesusilaan,
pemerintah dan keluarga mutlak watak dan kepribadian anaknya.
diperlukan, bukan hanya karena anak Orang tua harus mampu
didik masih memerlukan menanamkan kebiasaan yang baik
perlindungan dan bimbingan dari tentang kesehatan, makanan dan
kedua instansi tersebut, akan tetapi minuman yang halal, menahan
juga pengaruh pendidikan dan kecendrungan mementingkan diri
perkembangan kejiwaan yang sendiri, menanamkan sifat suka
diterima anak didik di dalam kedua menolong, disiplin dan
lingkungan tersebut kontradiksi bertanggungjawab serta berkasih
psikologis di dalam dirinya. sayang dengan sesamanya.
Kontradiksi (pengaruh yang Sikap dan cara orang tua
berlawanan) tersebut kecuali bisa memperlakukan anak sebagai mana
mengakibatkan frustasi (rasa gagal) kata terakhir dari pernyataan Zakiah
pada anak, juga komplikasi psikologis Darajat, selain berakibat terhadap
tersebut yang dapat menghambat pembentukan kepribadian anak, juga
perkembangan jiwa anak didik. terhadap pendidikan. Di dalam ajaran
Lingkungan keluarga yang islam terdapat lima faktor yang
pertama dan utama mempengaruhi menjadi dasar pembangunan rumah
seluruh aspek tingkah laku dan tangga yang stabil, bahagia dan
perkembagan anak. Dalam rangka sejahtera sebagai berikut:
menciptakan pendidikan yang baik 1. Suami istri mempunyai niat yang
untuk anak maka peranan orang tua ikhlas dalam membangun rumah
sangat penting, karena keluarga tangganya.
merupakan dasar utama 2. Terciptanya suasana keagamaan
pembentukan manusia. Keluargalah dalam kehidupan sehari-hari.
yang memberi arah dan corak serta 3. Setiap anggota keluarga
pandangan hidup yang akan dialami memahami tugas dan perannya
anak pada masa selanjutnya. dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, keluarga 4. Terpeliharanya kesehatan dan
perlu menjaga stabilitas, ketenangan terpenuhinya kebutuhan ekonomi
dan ketentraman di antara semua keluarga.
anggota keluarga, terutama ayah dan

SARWAH,VOLUME XV (I), JANUARI – JUNI 2016 139


JURNAL PENCERAHAN INTELEKTUAL MUSLIM
5. Tercapainya fungsi pendidikan (keluarga) dengan sekolah juga
keluarga terutama anak-anak. memegang peranan penting dalam
Karena keluarga adalah pencapaian prestasi siswa sebab
lapisan mikrosistem yang terpenting, anak yang cerdas di sekolah tetapi
maka islam mengajarkan untuk berasal dari keluarga yang tidak
membina kasih sayang dan harmonis, maka ia tidak akan mampu
hubungan positif di dalam keluarga. mengeksplo kemampuan
Hubungan ini bersifat timbal balik intelegensinya secara optimal.
yakni orang tua berkewajiban untuk Peralihan bentuk pendidikan
menyayangi dan mendidik anak- dari jalur luar sekolah ke jalur
anaknya dengan adil untuk pendidikan sekolah (formal)
mendapatkan perkembangan yang memerlukan “kerjasama” antara
optimal. Sebaliknya anak memiliki orang tua dan pendidik. Sikap anak
kewajiban untuk hormat dan berbakti terhadap sekolah akan dipengaruhi
kepada kedua orang tuanya. Apabila oleh sikap orang tuanya. Olehnya itu
ayah, ibu dan anak-anak dapat sangat diperlukan kepercayaan orang
memahami dan menyadari peran dan tua terhadap sekolah (pendidik) yang
tugasnya masing-masing maka menggantikan tugasnya selama di
keluarga tersebut akan harmonis. ruangan sekolah. Hal ini sangat
Anak yang hidup dalam penting untuk diperhatikan,
rumah tangga yang harmonis akan mengingat akhir-akhir ini sering
tumbuh dan berkembang dengan terjadi tindakan-tindakan kurang
optimal, baik dari segi fisik dan terpuji yang dilakukan anak didik,
mentalnya. Anak ini akan siap sementara orang tua seolah-olah
memasuki dunia sekolah yang jelas tidak mau tahu, bahkan cendrung
pergaulannya akan menjadi luas menimpakan kesalahan kepada
sebab interaksi yang dilakukannya sekolah.
berhubungan dengan orang banyak, Orang tua harus
yakni teman-teman, guru, dan semua memperhatikan sekolah anaknya
komponen yang berhubungan yaitu dengan memperhatikan
dengan sekolah. pengalaman-pengalamannya dan
Anak ini lebih siap dalam menghargai segala usahanya. Orang
menerima perubahan-perubahan dan tua harus menunjukkan
pelajaran yang diberikan guru. kerjasamanya dalam mengarahkan
Banyak penelitian yang membuktikan cara anak belajar di rumah,
bahwa anak yang cerdas dan mengarahkan anaknya untuk
berpotensi disekolah ternyata berasal menyelesaikan pekerjaan rumahnya,
dari keluarga yang harmonis. Begitu tidak menyita waktu anak dengan
juga sebaliknya anak yang kurang mengerjakan pekerjaan rumah
berprestasi bahkan cendrung menjadi tangga, orang tua memotivasi dan
anak “nakal” disekolah kebanyakan membimbing anak dalam belajar.
berasal dari keluarga yang Untuk menjalin kerjasama
berantakan (broken home), penuh antara keluarga dengan sekolah,
dengan konflik-konflik internal antar maka ada beberapa hal yang perlu
anggota keluarga. Hubungan yang dilakukan yaitu:
baik antara pihak orang tua

140 SARWAH,VOLUME XV (I), JANUARI – JUNI 2016


JURNAL PENCERAHAN INTELEKTUAL MUSLIM
1. Melakukan kunjungan ke rumah termasuk amal kebaikan yang
anak didik diwajibkan kepada kita oleh Allah.
2. Mengundang orang tua ke sekolah Dalam pelaksanaan amal baik kita
3. Mengadakan rapat atau konferensi dianjurkan oleh Allah untuk
tentang kasus mengadakan kerjasama antara guru
4. Membentuk organisasi badan dan orang tua agar mendapat hasil
pembantu sekolah (komite sekolah) baik untuk kepentingan pribadi
5. Mengadakan surat menyurat antara maupun masyarakat.
sekolah dengan keluarga
6. Adanya daftar nilai atau raport anak
didik yang disampaikan kepada
orang tua
Dengan demikian, interaksi
antara pendidikan formil dan non
formil tetap akan dapat di control oleh
mekanisme hubungan kerjasama
tersebut demi untuk kepentingan
perkembangan anak didik yang
berlangsung secara harmonis.
Beberapa hal yang dapat dilakukan
untuk menjalin kerjasama antara
sekolah dengan keluarga. Semua
bentuk kerjasama tersebut sangat
besar manfaatnya dalam memajukan
pendidikan sekolah pada umumnya
dan anak didik pada khususnya

D. Kesimpulan
Pendidikan agama Islam
adalah suatu usaha untuk membina
dan mengasuh peserta didik agar
senantiasa dapat memahami ajaran
Islam secara menyeluruh. Lalu
menghayati tujuan, yang pada
akhirnya dapat mengamalkan serta
menjadikan Islam sebagai
pandangan hidup. Orang tua sebagai
pendidik utama mempunyai pengaruh
lebih besar atas anak daripada
pendidik-pendidik lainnya. Semua
pengaruh dari pendidik-pendidik
tersebut harus digunakan sebaik-
baiknya bagi keuntungan
perkembangan anak. Pendidikan
agama termasuk suatu usaha yang
bernilai ibadah kepada Allah, jadi

SARWAH,VOLUME XV (I), JANUARI – JUNI 2016 141


JURNAL PENCERAHAN INTELEKTUAL MUSLIM

Daftar Pustaka

Darajat, Zakiah , Kesehatan Mental,


Yogyakarta: PT. Gunung
Agung, 1975

Ramayulis Tuanku Khatib,


Pendidikan Islam dalam
Rumah Tangga, Jakarta:
Kalam Mulia, 2001

Thohari Musnamar, Dasar-dasar


Konseptual Bimbingan dan
Konseling Islami, Yogyakarta:
UII Press, 1992)

William J. Goode, Sosiologi Keluarga,


Yogyakarta: Kanisius, 1995)

St. Vembriarto, Sosiologi Pendidikan,


Jakarta: Gramedia, 1993)

George S. Morrison, Early Childhood


Education Today, London:
Merrill Publishing Company,
1988

Daradjat, Zakiah, Pendidikan Islam


dalam Keluarga dan Sekolah,
Bandung: CV Ruhama, 1995

Arifin M ED, Hubungan Timbal Balik


Pendidikan Agama di
Lingkungan Sekolah dan
Keluarga, Jakarta : Bulan
Bintang.

Marhaeni, Faried Ma’ruf. Menuju


Keluarga Sejahtera dan
Bahagia. Bandung PT
Alma’arif : 1983

142 SARWAH,VOLUME XV (I), JANUARI – JUNI 2016

Anda mungkin juga menyukai